Potensi Pelepah Sawit TINJAUAN PUSTAKA

sawit juga berperan terutama dalam penyerapan unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman Ginting,1975. Adapun karakter akar tanaman ini antara lain adalah : 1. tidak berbuku atau asesori lain; 2. berwarna putih atau kekuningan; 3. bentuk ujungnya meruncing sehingga mudah menerobos ke dalam tanah; 4. ujung akar tumbuh terus, namun tidak secepat pertumbuhan batang. Daun tanaaman sawit bersirip gelap, bertulang sejajar, panjangnya mencapai 3--5 meter. Daun mempunyai pelepah yang pada bagian kiri maupun kanannya tumbuh anak-anak daun, panjang pelepah dapat mencapai 9 meter. Tanaman kelapa sawit yang sudah dewasa mempunyai anak daun yang jumlahnya dapat mencapai 100-- 160 pasang. Pada bagian pangkal pelepah daun tumbuh duri dan bulu-bulu kasar dan halus. Duduknya pelepah daun pada batang tersusun teratur, melingkari batang membentuk konfigurasi spiral. Arah spiral ada yang kekiri dan ada pula yang kekanan, hal ini tampaknya merupakan pancaran ragam genetis. Produksi daun per tahun tergantung pada iklim setempat, terutama pada saat tanaman tersebut tumbuh Syamsulbahri, 1996

B. Potensi Pelepah Sawit

Perkebunan kelapa sawit merupakan tanaman tropik yang penting dan berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 4.686.000 ha dengan produksi 5.456.700 ton pada tahun 2004 Direktorat Jenderal Perkebunan, 2004. Jumlah ini akan terus meningkat dengan bertambahnya permintaan dunia, akan minyak sawit CPO. Produksi tandan buah segar TBS akan makin bertambah pada masa mendatang seiring dengan makin luasnya area perkebunan kelapa sawit yang berproduksi. Menurut Aritonang 1986, produksi tandan buah segar kelapa sawit per hektar per tahun sebesar 12,60--27,00 ton, bungkil inti sawit sebesar 0,30--0,60 ton, dan lumpur minyak sawit sebesar 0,60--1,40 ton. Pelepah daun kelapa sawit merupakan hasil sampingan dari pemanenan buah kelapa sawit. Bila dilihat dari segi ketersediaannya maka pelepah dan daun kelapa sawit sangat potensial digunakan sebagai pakan ternak. Sesuai pernyataan Devendra 1990, siklus pemangkasan setiap 14 hari, tiap pemangkasan sekitar 3 pelepah daun dengan berat 1 pelepah mencapai 10 kg. Satu ha lahan ditanami sekitar 148 pohon sehingga setiap 14 hari akan dihasilkan ±4.440 kg atau 8.880 kgbulanha. Kandungan bahan kering dari pelepah daun sawit sebesar 35 sehingga jumlah bahan kering pelepah sawitbulanha sebesar 3.108 kg. Hasil analisis Laboratorium Ilmu Nutrisi Makanan Ternak, Departemen Peternakan FP USU 2000, pelepah daun kelapa sawit mengandung 6,50 protein kasar, 32,55 serat kasar, 4,47 lemak kasar, 93,4 bahan kering dan 56,00 TDN. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kandungan protein kasar pelepah daun kelapa sawit cukup rendah yaitu sebesar 6,5 dengan serat kasar yang cukup tinggi sebesar 32,55. Kandungan serat kasar yang cukup tinggi akan mempengaruhi kecernaan bahan pakan pada ternak. Dari analisa kimia dinyatakan bahwa daun kelapa sawit tersusun dari 70 serat dan 22 karbohidarat yang dapat larut dalam bahan kering. Ini menunjukkan bahwa daun kelapa sawit dapat diawetkan sebagai silase dan telah diindikasikan bahwa kecernaan bahan kering akan bertambah 45 dari hasil silase daun kelapa sawit Ishida dan Hassan, 1992. Tabel 1. Perbandingan kandungan nutrien pelepah daun sawit dengan rumput No Nutrien Pelepah Daun Sawit Rumput ------------------------------------------- 1 Bahan Kering BK 29,81 24,4 2 Abu 4,48 14,5 3 Protein Kasar PK 9,22 8,2 4 Lemak Kasar LK 3,34 1,44 5 Serat Kasar SK 31,09 31,7 6 BETN 51,87 44,2 7 TDN 58,5 56,2 Sumber : Fakhri 2010 Tingkat kecernaan bahan kering pelepah dan daun kelapa sawit pada sapi mencapai 45. Demikian pula daun kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber atau pengganti pakan hijauan. Namun adanya lidi pada pelepah daun kelapa sawit akan menyulitkan ternak dalam mengkonsumsinya. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara pencacahan yang dilanjutkan dengan cara penggilingan. Pemanfaatan pelepah daun kelapa sawit disarankan tidak lebih dari 30. Untuk meningkatkan konsumsi dan kecernaan pelepah daun kelapa sawit, dapat ditambahkan produk sampingan lain dari kelapa sawit. Pemberian pelepah daun kelapa sawit sebagai bahan pakan dalam jangka panjang menghasilkan kualitas karkas yang baik Balai Penelitian Ternak, 2003. Penggunan daun kelapa sawit dalam pakan telah dicobakan pada sapi pedaging dan sapi perah. Pada sapi pedaging dan sapi perah, daun kelapa sawit dapat diberikan 30--40 dari makanan Ishida dan Hassan, 1992.

C. Pendegradasian Lignin

Dokumen yang terkait

Penggunaan Pelepah Kelapa Sawit Fermentasi dengan Berbagai Level Biomol+ pada Pakan terhadap Bobot Non Karkas Domba Lokal Jantan

0 39 56

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp.

0 11 42

PERANAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp. TERHADAP KANDUNGAN HEMISELULOSA SERTA SELULOSA PELEPAH DAUN SAWIT SEBAGAI PAKAN HIJAUAN

0 8 38

DELIGNIFIKASI PELEPAH DAUN SAWIT AKIBAT PENAMBAHAN UREA, Phanerochaete chrysosporium, DAN Trametes sp TERHADAP KADAR ABU, KADAR PROTEIN, KADAR LEMAK DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN (BETN).

3 30 48

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 102

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

Hasil biodegradasi lignoselulosa pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis) oleh phanerochaete chrysosporium sebagai antioksidan dan bahan pakan ternak ruminansia

0 3 189

Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor

0 3 5

PENGARUH COATING MINYAK SAWIT PADA UREA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETERGENT FIBER (ADF) DALAM RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 38

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2