Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada BT/BS BIMA Medan
SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS PELAAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN
PADA BT/BS BIMA MEDAN
OLEH
HILMAN TANJUNG 110502134
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN
PADA BT/BS BIMA MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan, pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, pengaruh loyalitas pelanggan terhadap kepuasan pelanggan, dan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Pengumpulan data primer dengan menggunakan kuisioner yang bersumber dari penelitian langsung pada BT/BS BIMA Medan yang berjumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
(3)
ABSTRACK
ANALYSIS OF THE IMPACT OF SERVICES QUALITY ON COSTUMERS LOYALITY THROUGH CUSTOMERS SATISFACTION
AT BT/BS BIMA MEDAN
The purposes of this research are to analyize the impact of services quality on customers loyality, the impact of services quality on customers satisfaction, the impact of customers loyality on customers satisfaction, and the impact of services quality on customers loyality through customers satisfaction. This is an asosiative research. The methods of collecting data were based on primary data using questionnaires where the location of this research take place on BT/BS Bima that the account of sample are 80 respondents. The type of sampling design in this research was purposive sampling. The data obtained were analyzed through descriptive analysis and path analysis. The results of this research show that services quality has significantly positive effect on costomers loyality, services quality has significantly positive effect on customers satisfaction, costumers loyality has significantly positive effect on customers satisfaction and services quality has significantly positive effect costomers loyality through customers satisfaction
(4)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang
selalu menyertai penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada BT/BS BIMA
Medan”.
Selama studi dan proses penelitian ini penulis telah banyak mendapatkan masukan,
saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak khususnya pihak keluarga. Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar - besarnya kepada orang tua saya, Ayah saya D.M Tanjung
yang selalu memberi semangat dan kepada Ibu saya F.A Aritonang yang selalu menjadi
motivasi di dalam hidup. Sampai kapan pun cinta dan kasih sayang Ibu dan Ayah
berikan tidak akan pernah dapat saya lupakan. Kemudian pada kesempatan ini juga penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE, M.Ec, Ac Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi &
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen S1 Manajemen dan Ibu Dra.
Marhayanie, M.Si sebagai Dosen Pembanding 2 saya dan selaku Sekretaris Departemen
S1 Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen, dan
Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Manajemen
(5)
4. Dr.Yeni Abssah.SE.M.Si selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas bimbingan,
arahan dan waktu yang diluangkan kepada penulis selama penulisan skripsi ini selesai.
5. Dra.Setri Hiyanti Siregar .M.Si selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas bimbingan,
arahan dan waktu yang diluangkan kepada penulis selama penulisan skripsi ini selesai.
6. Pimpinan, Pegawai, dan rekan sesama tentor BT/BS BIMA Medan
7. Keluarga tersayang Andi Eko Fransio Tanjung dan Wesly Orlando tanjung yang telah
memberikan doa, motivasi dan dukungan kepada penulis untuk giat belajar dan
berusaha.
8. Yang terkasih Debby Mentari Saragi yang telah memberikan dukungan, doa dan
semangat kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaik Ivo, Preddy, Dodie, Johannes, Irvan , Jonatan, Exodus, Andre,
Esti, Agnes. Serta teman-teman Manajemen 2011 terimakasih atas kebersamaan dan
semangat yang tiada henti.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
peneliti lainnya.
Medan,
Penulis
Hilman Tanjung 110502134
(6)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Uraian Teoritis ... 7
2.1.1 Kualitas Pelayanan……… ... 7
2.1.1.1 Pengertian Kualitas pelayanan…... 7
2.1.1.2 Bentuk Kualitas pelayanan…... 8
2.1.2 Loyalitas Pelanggan………... 23
2.1.2.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan……... 23
2.1.2.2 Karakteristik Loyalitas Pelanggan…... 26
2.1.2.3 Merancang dan Menciptakan Loyalitas…... 28
2.1.2.4 Faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas….... 30
2.1.3 Kepuasan Pelanggan………... 34
2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan……... 34
2.1.3.2 Faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas….... 30
2.2 Penelitian Terdahulu... 40
2.3 Kerangka Konseptual... 42
2.4 Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
3.1 Jenis Penelitian... 46
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 46
(7)
3.3 Batasan Operasional... 46
3.4 Definisi Operasional Variabel... 47
3.5 Populasi dan Sampel ... 50
3.6 Jenis Data... ... 51
3.7 Metode Pengumpulan Data... 51
3.8 Skala Pengukuran variabel... 52
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 52
3.10 Uji Asumsi Klasik ... 53
3.11 Analisis Jalur ... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 57
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 57
4.1.2 Struktur Organisasi…………... 57
4.1.3 Deskripsi Jabatan ………... 58
4.2 Hasil Penelitian ... 57
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 60
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel…………. ... 63
4.2.3 Uji validitas dan Reabilitas…….. ... 67
4.2.4 Pengujian Hipotesis 1……….. ... 70
4.2.5 Pengujian Hipotesis 2………... 78
4.2.6 Pengujian Hipotesis 3…….. ... 87
4.2.7 Pengujian Hipotesis 4 (Analisis Jalur)... 94
4.2.8 Pembahasan Persamaan Analisis Jalur...99
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 110
5.1. Kesimpulan... ... 110
5.2 Saran………. ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 114
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
1.1 JumlahPerolehanSisiwa BT/BS BIMA ... 4
2.1 Penelitian Terdahulu ... 40
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 48
4.1 Jenis Kelamin Responden ... 61
4.2 Usia Responden…………... 62
4.3 Tingkatan Sekolah Responden…………. ... 62
4.4 Variabel Kualitas Pelayanan ... 63
4.5 Variabel Loyalitas Pelanggan ... 65
4.6 Variabel Kepuasan Pelanggan ... 66
4.7 Uji Validitas………. ... 67
4.8 Uji validitas (setelah diresidu) ... 69
4.9 Uji Reabilitas………... 70
4.10 Hasil One-sample Kolmogrov-Smirnov test (Hipotesis 1)... 72
4.11 Hasil Uji multikolinearitas (Hipotesis 1) ... 73
4.12 Hasil Uji T (Hipotesis 1)……... 76
4.13 Tabel Hubungan antar Variabel (Hipotesis 1) ... 77
4.14 hasil Instrumen Determinasi (Hipotesis 1) ... 77
4.15 Hasil One-sample Kolmogrov-Smirnov test (Hipotesis 2)... 80
4.16 Hasil Uji multikolinearitas (Hipotesis 2) ... 81
4.17 Hasil Uji T (Hipotesis 2)……... 84
4.18 Tabel Hubungan antar Variabel (Hipotesis 2) ... 85
4.19 Hasil Instrumen Determinasi (Hipotesis 2)... 86
4.20 Hasil One-sample Kolmogrov-Smirnov test (Hipotesis 3)... 89
4.21 Hasil Uji multikolinearitas (Hipotesis 3) ... 90
4.22 Hasil Uji T (Hipotesis 3)……... 92
4.23 Tabel Hubungan antar Variabel (Hipotesis 3) ... 93
4.24 hasil Instrumen Determinasi (Hipotesis 3) ... 94
4.25 Hasil instrumen uji-F Uji serempak (Hipotesis 4)………... 95
4.26 Hasil Descriptive Statistic (Hipotesis 4) ... 96
4.27 Hasil Uji Ketepatan Predictor summary (Hipotesis 4) ... 96
4.28 Hasil Kelayakan Uji Regresi (Hipotesis 4) ... 97
(9)
4.29 Hasil Uji Multikolinearitas Correlation (Hipotesis 4)... 94
4.30 Hasil Instrumen Determinasi (Hipotesis 4)... 100
4.31 Hasil instrumen uji-F Uji serempak (Hipotesis 4)………... 101
4.32 Hasil Uji T (Hipotesis 4)……... 102
4.33 Menghitung Koefisien correlation (Hipotesis 4) ... 104
(10)
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul
2.1 Kerangka Konseptual……….………. 44
4.1 Struktur Organisasi……….. ………. 58
4.2 Histogram Hipotesis 1………. 70
4.3 Normal P-P Plot hipotesis 1……… ………. 71
4.4 Scaterplot Hipotesis 1……….. ………. 74
4.5 Histogram Hipotesis 2………. 78
4.6 Normal P-P Plot hipotesis 2……… ………. 79
4.7 Scaterplot Hipotesis 2……….. ………. 82
4.8 Histogram Hipotesis 3………. 87
4.9 Normal P-P Plot hipotesis 3……… ………. 88
4.10 Scaterplot Hipotesis 3………..………. 91
4.11 Normal P-P Plot ………. 98
4.12 Histogram ………….………. 99
4.13 Gambar Analisis Jalur ………..………. 104
(11)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MELALUI KEPUASAN PELANGGAN
PADA BT/BS BIMA MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan, pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, pengaruh loyalitas pelanggan terhadap kepuasan pelanggan, dan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Pengumpulan data primer dengan menggunakan kuisioner yang bersumber dari penelitian langsung pada BT/BS BIMA Medan yang berjumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
(12)
ABSTRACK
ANALYSIS OF THE IMPACT OF SERVICES QUALITY ON COSTUMERS LOYALITY THROUGH CUSTOMERS SATISFACTION
AT BT/BS BIMA MEDAN
The purposes of this research are to analyize the impact of services quality on customers loyality, the impact of services quality on customers satisfaction, the impact of customers loyality on customers satisfaction, and the impact of services quality on customers loyality through customers satisfaction. This is an asosiative research. The methods of collecting data were based on primary data using questionnaires where the location of this research take place on BT/BS Bima that the account of sample are 80 respondents. The type of sampling design in this research was purposive sampling. The data obtained were analyzed through descriptive analysis and path analysis. The results of this research show that services quality has significantly positive effect on costomers loyality, services quality has significantly positive effect on customers satisfaction, costumers loyality has significantly positive effect on customers satisfaction and services quality has significantly positive effect costomers loyality through customers satisfaction
(13)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelanggan dalam setiap pengambilan keputusan pembelian pasti selalu
mempertimbangkan barang atau jasa apa yang akan dipilih untuk dibeli. Keputusan
untuk melakukan pembelian banyak dipengaruhi oleh factor factor internal dan
eksternal.Factor factor tersebut mempunyai banyak pengaruh terhadap keputusan
pembelian pelanggan.Dalam persaingan yang begitu ketat untuk mengambil hati
pelanggan tentunya perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing yang baik agar
jasa barang / jasa merekalah yang dibeli oleh pelanggan. Perebutan tempat dihati
pelanggan tentunya sangat sulit dilakukan jika perusahaan tidak mengetahui apa yang
diinginkan pelanggan, maka perusahaan harus terlebih dahulu mengetahuiapa yang
sangat dibutuhkan oleh pelanggan dengan kualitas pelayanan yang baik agar tercipta
pelanggan yang loyal terhadap perusahaan.
Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke
tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku pelanggan.Hal ini
dapat dilihat dari semakin banyak perusahaan yang menerapkan sistem manajemen
pelayanan untuk dijalankan oleh seluruh karyawannya.Suatu perusahanan wajib
memberikan kualitas pelayanan yang baik terhadap seluruh pelanggannya, dengan
cara melayani setiap pelanggan secara baik dan bersikap professional. Sehingga
(14)
serta keuangan, integrasi unsur unsur tersebut sangat penting agar perusahaan dapat
meningkatkan performanya dan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
terhadap pelangganya. Oleh karna itu perusahaan dituntut agar mampu mengerakkan,
mengatur, dan mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai kelompok tenaga
professional, semi professional, dan tenaga non professional yang ada sehingga
perusahaan mampu mencapai tujuan seperti yang sudah direncanakan. Kualitas
pelayan merupakan titik sentral untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, selain itu
kualitas layanan menjadi pedoman untuk mengarahkan seluruh organisasi kearah
pemenuhan kebutuhan pelanggan agar menjadimodal keunggulan bersaing yang baik.
Kualitas pelayanan atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan akan diketahui
apabila melakukan suatu pengukuran dan pengujian terhadap pelanggan.Pelayanan di
nilai memuaskan apabila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhandan harapan
pelanggan.
Pengukuran kualitas pelayanan merupakan elemen pentingdalam
menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif.Penggunaan
dimensi kualitas pelayanan sebagai alat ukur yang di harapkan sebuahperusahaan
untuk mengetahui tingkat Kepuasan Pelanggannya. Dengan di ketahuinyahasil
pengukuran Kepuasan Pelanggan perusahaan bisa mempersiapkan strategi
yangnantinya akan diterapkan dalam rangka menciptakan loyalitas pelanggan.
Kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi perilaku pelanggan khususnya loyalitas
(15)
pada orang lain. Beberapa perusahaan berupaya memberikan pelayanan yang baik
dan berkualitas melalui beberapa cara misalnya mendesainproses pelayanan berbeda
dengan pesaing, menciptakan suasana yang menjamin kenyamanan pengunjung,
menjaga kebersihan, menetapkan harga yang sesuai, menciptakan kesan yang ramah
melalui pelayanan karyawan, memperhatikan kebutuhan pelanggan dan mendesain
interior yang menarik. Upaya-upaya ini dirancang agar pelanggan memperoleh
gambaran tentang penciptaan nilai dari perusahaan dibandingkan dengan pesaing,
dengan harapan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memiliki ikatan
emosional yang tinggi terhadap perusahaan, sehingga perusahaan akan dapat
membangun loyalitas sejati pada diri pelanggan.
Loyalitaspelanggandapat dijadikan dasar atau patokan dalam
mengambilkebijakan untuk menambahkan atau mengurangi nilai jasa bagi pelanggan.
Dimanaperusahaan akan memperoleh informasi dari pelanggan yaitu mengenai
kegiatanmenafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi mengenai jasa dan
merek.Oleh karena itu loyalitas pelanggan dapat mempengaruhi rasa percaya diri
pelanggandalam mengambil keputusan pembelian. Loyalitas pelanggandapat
menunjukkanseberapa besar dukungan seorang pelangganterhadap jasa
yangditawarkan olehperusahaan. Pada sisi yang lain loyalitas pelanggan
dapatmembuktikan tingkat kepercayaan pelangganterhadap jasa atau jasa
(16)
Sebagaimana layaknya sebuah unit usaha jasa, BT/BS BIMA merupakan
suatulembaga bimbingan belajar yang diorganisir dan dijalankan agar terpenuhinya
kebutuhan para siswa/siwi yang menginginkan jam belajar tambahan di luar jam
belajar sekolah. Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat mengenai
kebutuhan akan jasa dan pelayanan yang berkualitas, maka hal ini merupakan
tantangan bagi suatu perusahaan sekaligus peluang bagimereka untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginan pelanggan. Berdasarkan keadaantersebut maka perusahaan
diharapkanselalu mengadakan evaluasi atas kualitaspelayanan yang diberikan selama
ini, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalampencapaian tujuan perusahaan
secara maksimal dan dalam usaha menciptakan loyalitaspelanggan dan keunggulan
bersaing perusahaan
Tabel 1.1
JUMLAH PEROLEHAN SIWA BT/BS BIMA Jumlah
siswa
2012/2013 2013/2014 2014/2015
1 2 1 2 1 2
SD 43 37 52 32 48 62
SMP 152 176 143 157 148 132
SMA 192 217 231 221 259 289
Sumber: bima.net, data diolah, 2015
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dari variable- variabel
(17)
(reliability),tanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian
(emphaty), terhadaployalitas pelanggan. Dengan lokasi pada BT/BS BIMA, maka
pembahasan dibataspada kualitas pelayanan untuk jasa proses belajar mengajar di
BT/BS BIMA
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggandi BT/BS BIMA?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggandi BT/BS BIMA?
3. Apakah kepuasan pelangganberpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan di BT/BS BIMA?
4. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan melalui kepuasan pelanggan di BT/BS BIMA?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Mengacu pada rumusan masalah pada penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan
(18)
1. Menjelaskan pengaruhkualitas pelayananterhadapkepuasaan pelanggandi BT/BS
BIMA.
2. Menjelaskan pengaruhkualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggandi BT/BS
BIMA.
3. Menjelaskan pengaruh kepuasaan pelangganterhadap loyalitas pelanggan di
BT/BS BIMA.
4. Menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan di BT/BS BIMA.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagibeberapa pihak,
antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan
agar lebihmeningkatkan mutu, kualiatas jasa, yang dihasilkan oleh BT/BS BIMA
secara konsten dan terus menerus. Dan juga dapat sebagai informasi yang berguna
bagi perusahaan dalam mengimplementasikan strategi pemasaranya agar dapat
mempertahankan pelangganya. 2. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini peneliti berkesempatan untuk mengetahui dan menggunakan
(19)
3. Bagi pihak lain
Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat menambah
wawasan mengenai manajemen pemasaran pada umumnya dan tentang kualitas
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kualitas Pelayanan
2.1.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Setiap organisasi modern dan maju senantiasa mengedepankan bentuk-bentuk
aktualisasi kualitas layanan. Kualitas layanan yang dimaksud adalah memberikan
bentuk pelayanan yang optimal dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan dan
kepuasan dari masyarakat yang meminta pelayanan dan yang meminta dipenuhi
pelayanannya. Parasuraman (2001:26) mengemukakan konsep kualitas layanan yang
berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan
istilah kualitas layanan “RATER” (responsiveness, assurance, tangible, empathy dan reliability). Konsep kualitas layananRATER intinya adalah membentuk sikap dan
perilaku dari pengembang pelayanan untuk memberikan bentuk pelayanan yang kuat
dan mendasar, agar mendapat penilaian sesuai dengan kualitas layanan yang diterima.
Inti dari konsep kualitas layanan adalah menunjukkan segala bentuk aktualisasi
kegiatan pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima pelayanan sesuai
dengan daya tanggap (responsiveness), menumbuhkan adanya jaminan (assurance),
menunjukkan bukti fisik (tangible)yang dapat dilihatnya, menurut empati (empathy)
(21)
(reliability) menjalankan tugas pelayanan yang diberikan secara konsekuen untuk
memuaskan yang menerima pelayanan.
Berdasarkan inti dari konsep kualitas layanan “RATER” kebanyakan organisasi
kerja yang menjadikan konsep ini sebagai acuan dalam menerapkan aktualisasi
layanan dalam organisasi kerjanya, dalam memecahkan berbagai bentuk kesenjangan
(gap) atas berbagai pelayanan yang diberikan oleh pegawai dalam memenuhi tuntutan
pelayanan masyarakat. Aktualisasi konsep “RATER” juga diterapkan dalam
penerapan kualitas layanan pegawai baik pegawai pemerintah maupun non
pemerintah dalam meningkatkan prestasi kerjanya.
2.1.1.2 Bentuk Kualitas Pelayanan
Lebih jelasnya dapat diuraikan mengenai bentuk-bentuk aplikasi kualitas layanan
dengan menerapkan konsep “RATER” yang dikemukakan oleh Parasuraman
(2001:32) sebagai berikut:
1 Daya tanggap (Responsiveness)
Setiap pegawai dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan
aspek pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang yang mendapat
pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari pegawai untuk
melayani masyarakat sesuai dengan tingkat penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian
atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak diketahuinya. Hal ini memerlukan
(22)
agar menyikapi segala bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku
dalam suatu organisasi, sehingga bentuk pelayanan mendapat respon positif
(Parasuraman, 2001:52).
Tuntutan pelayanan yang menyikapi berbagai keluhan dari bentuk-bentuk
pelayanan yang diberikan menjadi suatu respek positif dari daya tanggap pemberi
pelayanan dan yang menerima pelayanan. Seyogyanya pihak yang memberikan
pelayanan apabila menemukan orang yang dilayani kurang mengerti atas berbagai
syarat prosedur atau mekanisme, maka perlu diberikan suatu pengertian dan
pemahaman yang jelas secara bijaksana, berwibawa dan memberikan berbagai
alternatif kemudahan untuk mengikuti syarat pelayanan yang benar, sehingga kesan
dari orang yang mendapat pelayanan memahami atau tanggap terhadap keinginan
orang yang dilayani.
Pada prinsipnya, inti dari bentuk pelayanan yang diterapkan dalam suatu instansi
atau aktivitas pelayanan kerja yaitu memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat
ketanggapan atas permasalahan pelayanan yang diberikan. Kurangnya ketanggapan
tersebut dari orang yang menerima pelayanan, karena bentuk pelayanan tersebut baru
dihadapi pertama kali, sehingga memerlukan banyak informasi mengenai syarat dan
prosedur pelayanan yang cepat, mudah dan lancar, sehingga pihak pegawai atau
pemberi pelayanan seyogyanya menuntun orang yang dilayani sesuai dengan
penjelasan-penjelasan yang mendetail, singkat dan jelas yang tidak menimbulkan
(23)
mendapat pelayanan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik, berartipegawai tersebut
memiliki kemampuan daya tanggap terhadap pelayanan yang diberikan yang menjadi
penyebab terjadinya pelayanan yang optimal sesuai dengan tingkat kecepatan,
kemudahan dan kelancaran dari suatu pelayanan yang ditangani oleh pegawai
(Parasuraman, 2001:63).
Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya kualitas layanan daya tanggap atas
pelayanan yang diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan sangat
membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang diberikan agar pelayanan tersebut jelas
dan dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan hal tersebut, maka kualitas
layanan daya tanggap mempunyai peranan penting atas pemenuhan berbagai
penjelasan dalam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Apabila pelayanan daya
tanggap diberikan dengan baik atas penjelasan yang bijaksana, penjelasan yang
mendetail, penjelasan yang membina, penjelasan yang mengarahkan dan yang
bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara jelas dimengerti oleh individu yang
mendapat pelayanan, maka secara langsung pelayanan daya tanggap dianggap
berhasil, dan ini menjadi suatu bentuk keberhasilan prestasi kerja. Margaretha
(2003:163) kualitas layanan daya tanggap adalah suatu bentuk pelayanan dalam
memberikan penjelasan, agar orang yang diberi pelayanan tanggap dan menanggapi
pelayanan yang diterima, sehingga diperlukan adanya unsur kualitas layanan daya
(24)
a. Memberikan penjelasan secara bijaksana sesuai dengan bentuk-bentuk
pelayanan yang dihadapinya. Penjelasan bijaksana tersebut mengantar
individu yang mendapat pelayanan mampu mengerti dan menyetujui segala
bentuk pelayanan yang diterima.
b. Memberikan penjelasan yang mendetail yaitu bentuk penjelasan yang
substantif dengan persoalan pelayanan yang dihadapi, yang bersifat jelas,
transparan, singkat dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Memberikan pembinaan atas bentuk-bentuk pelayanan yang dianggap masih
kurang atau belum sesuai dengan syarat-syarat atau prosedur pelayanan yang
ditunjukkan.
d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dariindividu yang dilayani untuk
menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti berbagai ketentuan pelayanan yang
harus dipenuhi.
e. Membujuk orang yang dilayani apabila menghadapi suatu permasalahan yang
dianggap bertentangan, berlawananatau tidak sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
Uraianuraian di atas menjadi suatu interpretasi yang banyak dikembangkan
dalam suatu organisasi kerja yang memberikan kualitas layanan yang sesuai
dengan daya tanggap atas berbagai pelayanan yang ditunjukkan. Inti dari
pelayanan daya tanggap dalam suatu organisasi berupa pemberian berbagai
(25)
Apabila hal ini dapat diimplementasikan dengan baik, dengan sendirinya kualitas
layanan daya tanggap akan menjadi cermin prestasi kerja pegawai yang
ditunjukkan dalam pelayanannya.
2 Jaminan (Assurance)
Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya kepastian atas pelayanan yang
diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan
dari pegawai yang memberikan pelayanan, sehingga orang yang menerima
pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang
dilakukan atas tuntas dan selesai sesuai dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan,
kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan (Parasuraman, 2001:69).
Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh pegawai sangat ditentukan oleh
performance atau kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa pegawai tersebut
mampu memberikan pelayanan yang handal, mandiri dan profesional yang
berdampak pada kepuasan pelayanan yang diterima. Selain dari performance
tersebut, jaminan dari suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya komitmen
organisasi yang kuat, yang menganjurkan agar setiap pegawai memberikan
pelayanan secara serius dan sungguh-sungguh untuk memuaskan orang yang
dilayani. Bentuk jaminan yang lain yaitu jaminan terhadap pegawai yang
memiliki perilaku kepribadian (personality behavior) yang baik dalam
(26)
karakter yang kurang baik dan yang kurang baik dalam memberikan pelayanan
(Margaretha, 2003:201).
Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu
kepada kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, komitmen
organisasi yang menunjukkan pemberian pelayanan yang baik, dan perilaku dari
pegawai dalam memberikan pelayanan, sehingga dampak yang ditimbulkan dari
segala aktivitas pelayanan tersebut diyakini oleh orang-orang yang menerima
pelayanan, akan dilayani dengan baik sesuai dengan bentuk-bentuk pelayanan
yang dapat diyakini sesuai dengan kepastian pelayanan.
Melihat kenyataan kebanyakan organisasi modern dewasa ini
diperhadapkan oleh adanya berbagai bentuk penjaminan yang dapat meyakinkan
atas berbagai bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu organisasi sesuai
dengan prestasi kerja yang ditunjukkannya. Suatu organisasi sangat membutuhkan
adanya kepercayaan memberikan pelayanan kepada orang-orang yang
dilayaninya. Untuk memperoleh suatu pelayanan yang meyakinkan, maka setiap
pegawai berupaya untuk menunjukkan kualitas layanan yang meyakinkan sesuai
dengan bentuk-bentuk pelayanan yang memuaskan yang diberikan, bentuk-bentuk
pelayanan yang sesuai dengan komitmen organisasi yang ditunjukkan dan
memberikan kepastian pelayanan sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan.
(27)
kepercayaan yang diyakini sesuai dengan kenyataan bahwa organisasi tersebut
mampu memberikan kualitas layanan yang dapat dijamin sesuai dengan:
a. Mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap pegawai akan
memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah, lancar dan berkualitas, dan
hal tersebut menjadi bentuk konkrit yang memuaskan orang yang mendapat
pelayanan.
b. Mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan
bentuk-bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan
aplikasi dari visi, misi suatu organisasi dalam memberikan pelayanan.
c. Mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan perilaku yang
ditunjukkan, agar orang yang mendapat pelayanan yakin sesuai dengan
perilaku yang dilihatnya.
Uraian ini menjadi suatu penilaian bagi suatu organisasi dalam
menunjukkan kualitas layanan asuransi (meyakinkan) kepada setiap orang yang
diberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk kepuasan pelayanan yang dapat
diberikan, memberikan pelayanan yang sesuai dengan komitmen kerja yang
ditunjukkan dengan perilaku yang menarik, meyakinkan dan dapat dipercaya,
sehingga segala bentuk kualitas layanan yang ditunjukkan dapat dipercaya dan
menjadi aktualisasi pencerminan prestasi kerja yang dapat dicapai atas pelayanan
kerja.
(28)
Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi
nyata secara fisik dapat terlihat atau digunakan oleh pegawai sesuai dengan
penggunaan dan pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan
yang diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga puas atas
pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus menunjukkan prestasi kerja atas
pemberian pelayanan yang diberikan (Parasuraman, 2001:32).
Berarti dalam memberikan pelayanan, setiap orang yang menginginkan
pelayanan dapat merasakan pentingnya bukti fisik yang ditunjukkan oleh
pengembang pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan memberikan
kepuasan. Bentuk pelayanan bukti fisik biasanya berupa sarana dan prasarana
pelayanan yang tersedia, teknologi pelayanan yang digunakan, performance
pemberi pelayanan yang sesuai dengan karakteristik pelayanan yang diberikan
dalam menunjukkan prestasi kerja yang dapat diberikan dalam bentuk pelayanan
fisik yang dapat dilihat.
Bentuk-bentuk pelayanan fisik yang ditunjukkan sebagai kualitas layanan
dalam rangka meningkatkan prestasi kerja, merupakan salah satu pertimbangan
dalam manajemen organisasi. Arisutha (2005:49) menyatakan prestasi kerja yang
ditunjukkan oleh individu sumberdaya manusia, menjadi penilaian dalam
mengaplikasikan aktivitas kerjanya yang dapat dinilai dari bentuk pelayanan fisik
yang ditunjukkan. Biasanya bentuk pelayanan fisik tersebut berupa kemampuan
(29)
memberikan pelayanan, sesuai dengan kemampuan penguasaan teknologi yang
ditunjukkan secara fisik dan bentuk tampilan dari pemberi pelayanan sesuai
dengan perilaku yang ditunjukkan. Dalam banyak organisasi, kualitas layanan
fisik terkadang menjadi hal penting dan utama, karena orang yang mendapat
pelayanan dapat menilai dan merasakankondisi fisik yang dilihat secara langsung
dari pemberi pelayanan baik menggunakan, mengoperasikan dan menyikapi
kondisi fisik suatu pelayanan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam suatu organisasi modern dan maju,
pertimbangan dari para pengembang pelayanan, senantiasa mengutamakan bentuk
kualitaskondisi fisik yang dapat memberikan apresiasi terhadap orang yang
memberi pelayanan. Martul (2004:49) menyatakan bahwa kualitas layanan berupa
kondisi fisik merupakan bentuk kualitas layanan nyata yang memberikan adanya
apresiasi dan membentuk imej positif bagi setiap individu yang dilayaninya dan
menjadi suatu penilaian dalam menentukan kemampuan dari pengembang
pelayanan tersebut memanfaatkan segala kemampuannya untuk dilihat secara
fisik, baik dalam menggunakan alat dan perlengkapan pelayanan, kemampuan
menginovasi dan mengadopsi teknologi, dan menunjukkan suatu performance
tampilan yang cakap, berwibawa dan memiliki integritas yang tinggi sebagai
suatu wujud dari prestasi kerja yang ditunjukkan kepada orang yang mendapat
(30)
Selanjutnya, tinjauan Margaretha (2003:65) yang melihat dinamika dunia
kerja dewasa ini yang mengedepankan pemenuhan kebutuhan pelayanan
masyarakat maka, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan penting
dalam memperlihatkan kondisi-kondisi fisik pelayanan tersebut. Identifikasi
kualitas layanan fisik (tangible) dapat tercermin dari aplikasi lingkungan kerja
berupa:
a. Kemampuan menunjukkan prestasi kerja pelayanan dalam menggunakan alat
dan perlengkapan kerja secara efisien dan efektif.
b. Kemampuan menunjukkan penguasaan teknologi dalam berbagai akses data
dan inventarisasi otomasi kerja sesuai dengan dinamika dan perkembangan
dunia kerja yang dihadapinya.
c. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang
menunjukkan kecakapan, kewibawaan dan dedikasi kerja.
Uraian ini secara umum memberikan suatu indikator yang jelas bahwa
kualitas layanan sangat ditentukan menurut kondisi fisik pelayanan, yang inti
pelayanannya yaitu kemampuan dalam menggunakan alat dan perlengkapan kerja
yang dapat dilihat secara fisik, mampu menunjukkan kemampuan secara fisik
dalam berbagai penguasaan teknologi kerja dan menunjukkan penampilan yang
(31)
4 Empati (Empathy)
Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan memerlukan adanya pemahaman
dan pengertian dalam kebersamaan asumsi atau kepentingan terhadap suatu hal
yang berkaitan dengan pelayanan. Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan
berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan dengan pelayanan memiliki
adanya rasa empati (empathy) dalam menyelesaikan atau mengurus atau memiliki
komitmen yang sama terhadap pelayanan (Parasuraman, 2001:40).
Empati dalam suatu pelayanan adalah adanya suatu perhatian, keseriusan,
simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pelayanan untuk mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan sesuai
dengan tingkat pengertian dan pemahaman dari masing masing pihak tersebut.
Pihak yang memberi pelayanan harus memiliki empati memahami masalah dari
pihak yang ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya memahami
keterbatasan dan kemampuan orang yang melayani, sehingga keterpaduan antara
pihak yang melayani dan mendapat pelayanan memiliki perasaan yang sama.
Artinya setiap bentuk pelayanan yang diberikan kepada orang yang dilayani
diperlukan adanya empati terhadap berbagai masalah yang dihadapi orang yang
membutuhkan pelayanan. Pihak yang menginginkan pelayanan membutuhkan
(32)
merasakan dan memahami kebutuhan tuntutan pelayanan yang cepat, mengerti
berbagai bentuk perubahan pelayanan yang menyebabkan adanya keluh kesah
dari bentuk pelayanan yang harus dihindari, sehingga pelayanan tersebut berjalan
sesuai dengan aktivitas yang diinginkan oleh pemberi pelayanan dan yang
membutuhkan pelayanan.
Berarti empati dalam suatu organisasi kerja menjadi sangat penting dalam
memberikan suatu kualitas layanan sesuai prestasi kerja yang ditunjukkan oleh
seorang pegawai. Empati tersebut mempunyai inti yaitu mampu memahami orang
yang dilayani dengan penuh perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan
adanya keterlibatan dalam berbagai permasalahan yang dihadapi orang yang
dilayani. Margaretha (2003:78) bahwa suatu bentuk kualitas layanan dari empati
orang-orang pemberi pelayanan terhadap yang mendapatkan pelayanan harus
diwujudkan dalam lima hal yaitu:
a. Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk pelayanan yang
diberikan, sehingga yang dilayani merasa menjadi orang yang penting.
b. Mampu memberikan keseriusan atas aktivitas kerja pelayanan yang diberikan,
sehingga yang dilayani mempunyai kesan bahwa pemberi pelayanan
menyikapi pelayanan yang diinginkan.
c. Mampu menunjukan rasa simpatik atas pelayanan yang diberikan, sehingga
(33)
d. Mampu menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai hal yang
diungkapkan, sehingga yang dilayani menjadi lega dalam menghadapi
bentuk-bentuk pelayanan yang dirasakan.
e. Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam memberikan pelayanan atas
berbagai hal yang dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi tertolong
menghadapi berbagai bentuk kesulitan pelayanan.
Bentuk-bentuk pelayanan ini menjadi suatu yang banyak dikembangkan
oleh para pengembang organisasi, khususnya bagi pengembang pelayanan
modern, yang bertujuan memberikan kualitas layanan yang sesuai dengan dimensi
empati atas berbagai bentuk-bentuk permasalahan pelayanan yang dihadapi oleh
yang membutuhkan pelayanan, sehingga dengan dimensi empati ini, seorang
pegawai menunjukkan kualitas layanan sesuai dengan prestasi kerja yang
ditunjukkan.
5 Kehandalan (Reliability)
Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang handal, artinya dalam
memberikan pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki kemampuan dalam
pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja yang
tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan
yang memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan
(34)
Tuntutan kehandalan pegawai dalam memberikan pelayanan yang cepat,
tepat, mudah dan lancar menjadi syarat penilaian bagi orang yang dilayani dalam
memperlihatkan aktualisasi kerja pegawai dalam memahami lingkup dan uraian
kerja yang menjadi perhatian dan fokus dari setiap pegawai dalam memberikan
pelayanannya.
Inti pelayanan kehandalan adalah setiap pegawai memiliki kemampuan
yang handal, mengetahui mengenai seluk belum prosedur kerja, mekanisme kerja,
memperbaiki berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan
prosedur kerja dan mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan
yang benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh
masyarakat, sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut yaitu
pegawai memahami, menguasai, handal, mandiri dan profesional atas uraian kerja
yang ditekuninya (Parasuraman, 2001:101).
Kaitan dimensi pelayanan reliability (kehandalan) merupakan suatu yang
sangat penting dalam dinamika kerja suatu organisasi. Kehandalan merupakan
bentuk ciri khas atau karakteristik dari pegawai yang memiliki prestasi kerja
tinggi. Kehandalandalam pemberian pelayanan dapat terlihat dari kehandalan
memberikan pelayanan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki,
kehandalan dalam terampil menguasai bidang kerja yang diterapkan, kehandalan
dalam penguasaan bidang kerja sesuai pengalaman kerja yang ditunjukkan dan
(35)
suatu individu organisasi dalam memberikan pelayanan sangat diperlukan untuk
menghadapi gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan
yang tinggi sesuai kehandalan individu pegawai. Kehandalan dari seorang
pegawai yang berprestasi, dapat dilihat dari:
a. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat
pengetahuan terhadap uraian kerjanya.
b. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai dengan
tingkat keterampilan kerja yang dimilikinya dalam menjalankan aktivitas
pelayanan yang efisien dan efektif.
c. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan pengalaman
kerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang uraian kerja dapat
dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai pengalamannya.
d. Kehandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk memperoleh
pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil output penggunaan
teknologi yang ditunjukkan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa kualitas
layanan dari kehandalan dalam suatu organisasi dapat ditunjukkan kehandalan
pemberi pelayanan sesuai dengan bentuk-bentuk karakteristik yang dimiliki oleh
pegawai tersebut, sesuai dengan keberadaan organisasi tersebut. Seorang pegawai
dapat handal apabila tingkat pengetahuannya digunakan dengan baik dalam
(36)
diterapkan sesuai dengan penguasaan bakat yang terampil, pengalaman kerja
mendukung setiap pegawai untuk melaksanakan aktivitas kerjanya secara handal
dan penggunaan teknologi menjadi syarat dari setiap pegawai yang handal untuk
melakukan berbagai bentuk kreasi kerja untuk memecahkan berbagai
permasalahan kerja yang dihadapinya secara handal.
2.1.2 Loyalitas Pelanggan
2.1.2.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Dalam pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya
membeli atau menggunakan suatu jasa, baik barang atau pun jasa secara terus
menerus.Pelanggan atau pemakai suatujasa adalah orang-orang yang berhubungan
secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan- perusahaan
bisnis.Dilihat dari segi perbaikan kualitas, defenisi pelanggan adalah setiap orang
yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas
pelayanan tertentu.Secara garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan, yaitu
pelanggan internal, pelanggan perantara, dan pelanggan eksternal.Pelanggan loyal
adalah aset perusahaan.Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah
perusahaan, mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi
perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka.
Loyalitas merupakan hal sesuatu yang diharapkan perusahaan dari
(37)
yang setia,seyogyanya menghasilkan konsumen-konsumen yang loyal. Salah satu
cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan adalah
dengan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan merekjasa yang ditawarkan
kepada konsumen.
Isitilah loyalitas sudah sering diperdengarkan oleh pakar marketing maupun
praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam
konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit ketika dianalisis maknanya.
Kotler (2008 : 560) bahwa : “Konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa
banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang,
termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk membeli.”
Menurut Sutisna (2003 : 41) bahwa : ”Loyalitas dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store
loyalty)”.
Misalnya seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan pembelian
terhadap suatu satu merek jasa, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk
dibeli selain merek jasa dibelinya. Ketika merek jasa itu tidak tersedia di toko yang
ditujunya, dia terus berusaha mencari jasa itu sampai ke tempat yang jauh sekalipun.
Bahkan ketika merek barang itu tidak tersedia, dan petugas penjualan mengatakan
merek jasa yang dicarinya akan datang beberapa hari kemudian, dia bersedia
menunggunya. Jika ada konsumen dalam pembeliannya berperilaku seperti itu, maka
(38)
Hurriyati (2005 : 129) mengemukakan bahwa Loyalitas konsumen
(pelanggan) adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang jasa/jasa terpilih secara
konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih
mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan
pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen
yang loyal antara lain :
1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen yang
baru lebih mahal).
2. Dapat mengurangi biaya transaksi.
3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen
yang lebih sedikit).
4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan.
5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan
yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.
(39)
Selanjutnya menurut Usmara (2008 : 122) loyalitas adalah sebagai berikut
Loyalitas adalah komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlanggan
kembali suatu jasa atau jasa yang dipilih di masa mendatang, dengan cara membeli
merek yang sama secara berulang-ulang, meskipun pengaruh situasional dan
usaha-usaha pemasaran secara potensial menyebabkan tingkah laku untuk berpindah.
Menurut Hasan (2008 : 79) mengemukakan bahwa Loyalitas pelanggan
merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah jasa, termasuk kemungkinan
memperbaharui kontrak merek di masa yang akan datang, berapa kemungkinan
pelanggan mengubah dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan
pelanggan untuk meningkatkan citra positif suatu jasa.
Jika jasa tidak mampu memuaskan pelanggan, pelanggan akan bereaksi
dengan cara exit (pelanggan menyatakan berhenti membeli merek atau jasa) dan
voice (pelanggan menyatakan ketidak puasan secara langsung pada perusahaan.
2.1.2.2 Karakteristik Loyalitas
Loyalitas merupakan kondisi psikologis (attitudinal dan behavioral) yang
berkaitan dengan sikap terhadap jasa, konsumen akan membentuk keyakinan,
(40)
jasa. Menurut Brown dalam Hurriyati (2005 : 131), dimensi sikap merupakan niat dan
preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau jasa tertentu. Niat untuk membeli
atau niat untuk merekomendasi dan preferensi pada suatu perusahaan merupakan
faktor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan datang.
Semakin besar niat pelanggan untuk membeli ulang atau niat untuk
merekomendasikan suatu perusahaan jasa memberikan suatu indikasi bahwa
perusahaan jasa tersebut mempunyai bisnis yang cerah di masa depan. Sehingga
dimensi sikap ini merupakan indikasi yang baik untuk pengukuran loyalitas
pelanggan. Dengan kata lain, dimensi ini akan memberikan indikasi apakah
pelanggan akan tetap membeli lagi atau pindah pada perusahaan jasa lainnya.
Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat
dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan Hurriyati
(2005 : 130) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian secara teratur (Makes Regular repeat
purchases
2. Membeli di luar linijasa/jasa (purchases across product and
service lines)
3. Merekomendasikan jasa lain (Refers other)
4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik jasa sejenis dari pesaing
(Demonstrates an immunity to the full of the competition)
(41)
Kaitannya dengan pengalaman pelanggan (Hurriyati, 2005 : 130)
mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi
harus dirancang oleh perusahaan, adapun tahap-tahap perancangan loyalitas tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Define Customer Value (Definisi Nilai Pelanggan)
a. Identifikasi segmen pelanggan sasaran
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan nilai pelanggan mana yang
menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan loyalitas c. Ciptakan diferensiasi brand promise
2. Design The Branded Customer Experience (Merancang Merek dengan Pengalaman Pelanggan)
a. Mengembangkan pemahaman costumer expereience (pengalaman pelanggan)
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikanbrand promise
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan untuk merealisasikan
pengalaman pelanggan yang baru
3. Equip People and deliver Consistenly (Melengkapi Pengetahuan dan Keahlian Karyawan)
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan memberikan pengalaman
(42)
b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan untuk mengembangkan dan
memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap interaksi yang
dilakukan pelanggan terhadap perusahaan
c. Memperkuat kinerja perusahaan melalui pengukuran dan tindakan
kepemimpinan.
4. Sustain and enhance performance (Mengembangkan dan
Mengkomunikasikan Hasil)
a. Gunakan respon timbal balik pelanggan dan karyawan untuk memelihara
pelanggan secara berkesinambungan dan mempertahankan pengalaman
pelanggan
b. Membentuk kerja sama antara sistem HRD (Human Resource develoment)
dengan proses bisnis yang terlibat langsung dalam memberikan dan
menciptakan pengalaman pelanggan.
c. Secara terus menerus mengembangkan dan mengkomunikasikan hasil untuk
menanamkan Branded Custumer Experience yang telah dijalankan
perusahaan.
(43)
1.Kualitas Jasa
Kualitas jasa menunjukkan ukuran tahan lamanya jasa itu, dapat
dipercayainya jasa tersebut, ketepatan (precision) jasa, mudah mengoperasikan dan
memeliharanya serta atribut lain yang dinilai. Dari segi pandangan pemasaran,
kualitas diukur dalam ukuran persepsi pembeli tentang mutu/kualitasjasa tersebut.
Kebanyakan jasa disediakan atau diadakan mulanya berawal pada satu di antara
empat tingkat kualitas, yaitu kualitas rendah, kualitas rata-rata (sedang), kualitas baik
(tinggi), dan kualitas sangat baik.
Dilihat dari jasa yang dihasilkan, ternyata terdapat keuntungan dari pengadaan
jasa pada kualitas tertentu. Kualitas yang tinggi biasanya diikuti dengan pembebanan
harga yang relatif tinggi kepada konsumen oleh perusahaan produsen, tetapi tidak
berarti bahwa biaya yang timbul dalam pembebanan harga berlebih-lebihan. Hal ini
karena kualitas yang sangat baik, bagaimanapun tidak menambah banyak keuntungan
bagi perusahaan. Sedangkan pengadaan jasa dengan kualitas yang rendah tidaklah
berarti total keuntungan yang diperoleh kecil, walaupun per unit jasa yang dihasilkan
adalah kecil. Umumnyajasadengan kualitas rendah dihasilkan dalam jumlah yang
relatif besar untuk mencapai masyarakat konsumen yang luas, karena harganya relatif
rendah, sehingga dapat terjangkau oleh para konsumen tersebut. Dengan jumlah
penjualan yang relatif besar, diharapkan jumlah keuntungan yang diperoleh akan
(44)
Berdasarkan pertimbangan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat konsumennya, maka strategi kualitas dari jasa yang dihasilkan harus
mempertimbangkan masyarakat konsumen yang dituju dan waktu penggunaannya,
serta strategi dari para pesaing agar strategi kualitas dari jasa yang digunakan dapat
efektif. Bila perusahaan menggunakan strategi untuk menghasilkan jasa dengan
kualitas yang tinggi, tetapi ternyata seluruh pesaing memilih penyerahan jasanya
yang juga berkualitas tinggi, maka strategi yang digunakan perusahaan menjadi
kurang efektif. Demikian pula sebaliknya, jika perusahaan menyediakan jasa dengan
kualitas yang rendah, sedangkan para pesaing lainnya juga melakukan hal yang
sama, maka strategi yang dijalankan juga menjadi tidak efektif. Oleh karena itu,
kualitas harus dipilih dengan mempertimbangkan pasar sasaran (target market) dari
segmen tertentu dan strategi para pesaing lainnya.
2. Citra
Kadang kita tidak dapat membedakan secara jelas antara identitas dan citra.
Untuk membedakannya, maka akan kita lihat pengertian masing-masing menurut
Kotler (2008 : 259) : “Identitas adalah berbagai cara yang di arahkan perusahaan untuk mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan jasanya”.
Sedangkan citra/image, yaitu : “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau jasanya”. Maka jelas jika, “brand image” atau citra merek adalah bagaimana suatu merek mempengaruhi persepsi, pandangan masyarakat atau
(45)
Pengertian brand image (Kotler,Keller, 2007 : 166) bahwa :
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada
ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan
langsungdengan jasa.
Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program
marketing yang kuat terhadap jasa tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang
ditonjolkan, yang membedakannya dengan jasa lain. Kombinasi yang baik dari
elemen–elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen. Faktor-faktor pendukung
terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek
(Kotler,Keller, 2007 : 167) yaitu :
1. Favorability of brand association/ keunggulan asosiasi merek.
Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan jasa, dimana jasa
tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan
kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu jasa mempunyai daya
tarik tersendiri bagi konsumen.
2. Strength of brand association/familiarity of brand association/kekuatan asosiasi
(46)
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui
periklanan. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian
khusus adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat
mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/kepribadian tersebut dalam satu bentuk
iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang
akan terus menerus menjadi penghubung antara jasa/merek dengan konsumen.
Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga
ditengah-tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek
yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian popularitas adalah salah satu
kunci yang dapat membentuk brand image.
3. Uniquesness of brand association / keunikan asosiasi merek.
Merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh jasa tersebut. Beberapa
keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:
a. Peluang bagi jasa/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki
prospek bisnis yang bagus.
b. Memimpinjasa untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.
c. Menciptakan loyalitas konsumen.
d. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan
(47)
e. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek
dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan
perusahaan akan mudah dikenali konsumen.
f. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
g. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.
h. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan jasa.
2.1.3 Kepuasan Pelanggan
2.1.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Perusahaan berusaha keras memahami apa yang sesungguhnya harapan
pelanggan atas jasanya. Semakin tepat pemasar merumuskan harapan pelanggan,
semakin mudah pula memberikan kepuasaan terhadap pelanggan Taufik (2005 : 13
)Kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi suatu
pengalaman konsumsi suatu jasa atau jasa.Kepuasan pelangan merupakan evaluasi
alternative yang dipilih sekurang–kurangnya melampaui harapan pelanggan.Seperti yang dikemukakan (Engel,1990:22) bahwa kepuasan pelanggan adalah respon efektif
terhadap pengalaman melakukan konsumsi yang spesifik atau evaluasi kesesuaian
(48)
jasa setelah pemakaian.Kepuasan pelanggan dapat menjadi dasar menuju terwujudnya
pelanggan yang loyal atau setia.
Setiap layanan yang diberikan, senantiasa berorientasi pada tujuan memberikan
kepuasan kepada pelanggan. PJ. Johnson dalam Purwoko (2000:208) kepuasan
seorang pelanggan dapat terlihat dari tingkat penerimaan pelanggan yang didapatkan.
Tanda dari kepuasan tersebut diidentifikasi sebagai berikut:
(1) senang atau kecewa atas perlakuan atau pelayanan yang diterima
(2) mengeluh atau mengharap atas perlakuan yang semestinya diperoleh,
(3) tidak membenarkan atau menyetujui sesuatu yang bertautan dengan
kepentingannya,
(4) menghendaki pemenuhan kebutuhan dan keinginan atas berbagai pelayanan
yang diterima. Keempat tanda tersebut di atas akan berbeda-beda sesuai dengan
bentuk pelayanan jasa yang diterima.
Tirtomulyo (1999:24) menyatakan bahwa untuk memperoleh kepuasan,
maka seorang pengembang pemasaran jasa harus memperhatikan pemenuhan
kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas akan menjadi pioneer atau penentu
untuk kontinuitas berlangsungnya suatu bisnis jasa. Syarat dalam menentukan
tingkat kepuasan pelanggan diketahui dari adanya sikap: senang, sering
(49)
dirasakan atas pelayanannya. Secara pribadi, pelanggan yang puas akan loyal
terhadap berbagai penawaran jasa yang diberikan.
Menurut Keagen dalam buku karya Tjiptono (2004:24) mengemukakan
bahwa kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua hal yaitu keluhan dan harapan
pelanggan terhadap jasa yang diterima. Apabila menerima perlakuan yang baik,
sesuai dan memuaskan pelanggan akan merasa terpenuhi harapannya, ditandai
dengan adanya perasaan senang. Sedangkan apabila penerimaan perlakuan kurang
baik, tidak sesuai, memberi kesan negatif dan tidak memuaskan, dianggap bahwa
pelayanan yang diberikan tidak sesuai harapan, yang menyebabkan pelanggan
mengeluh, keluhan tersebut menandakan bahwa pelanggan merasa kecewa.
Engel (1990:23) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap hasil suatu jasa dan
harapan-harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan.
Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja
melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa amat puas atau senang. Dalam
kaitan itu, maka faktor kepuasan pelanggan (customer satisfaction) menjadi
elemen penting dalam memberikan atau menambah nilai bagi pelanggan.
Rangkuti (2003:40) kepuasan pelanggan terhadap suatu jasa ditentukan
oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan jasa dibandingkan
(50)
merasakan kinerja jasa tersebut. Zeithaml (1990:42) model perceptual mengenai
kualitas layanan dapat menjelaskan proses terjadinya kesenjangan atau
ketidaksesuaian antara keinginan dan tingkat kepentingan berbagai pihak yang
terlibat dalam penyerahan jasa/jasa.
2.1.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan ekspektasi pelanggan
menurut Gaspersz (2003:35) terdiri dari:
1. “Kebutuhan dan keinginan” yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen
jasa. Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau
ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika menggunakan jasa pelayanan dari
(51)
3. Pengalaman dari teman-teman, yang menceritakan mengenai kualitas layanan
jasa yang dirasakan oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi
pelanggan terutama pada jasa-jasa yang dirasakan berisiko tinggi.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi pelanggan.
Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat
kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye
yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi
pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan
tentang pelayanan jasa yang diberikan.
Penyelenggaraan suatu pelayanan, baik kepada pelanggan internal maupun
eksternal, pihak penyedia dan pemberi pelayanan harus selalu berupaya untuk
mengacu kepada tujuan utama pelayanan yaitu kepuasan pelanggan (consumer
satisfaction) atau kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Barata (2001:15), sebagai pihak yang melayani tidak akan mengetahui
apakah pelanggan yang dilayani puas atau tidak, karena yang dapat merasakan
kepuasan dari suatu layanan hanyalah pelanggan yang bersangkutan. Tingkat
kepuasan yang diperoleh para pelanggan biasanya sangat berkaitan erat dengan
standar kualitas barang atau jasa yang dinikmati serta layanan lain berupa layanan
pra-jual, saat transaksi dan purna jual.
Ukuran standar kualitas yang ditentukan oleh produsen barang atau jasa
(52)
Misalnya, apabila dalam memberikan pelayanan yang sama kepada pelanggan
yang berbeda, maka tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masing-masing
pelanggan akan berbeda. Dalam hal ini, tentu saja pernyataan pelanggan akan
sangat beragam, tergantung citarasa yang bersangkutan.
Sebagai pihak yang melayani hanya akan tahu tingkat kepuasan
masing-masing pelanggan dari pernyataan pelanggan yang bersangkutan. Dalam hal ini,
tentu saja sifatnya subyektif dan kita tidak akan pernah tahu secara pasti apakah
pernyataan dari pelanggan itu benar-benar tulus atau hanya sekedar basa-basi.
Oemi (1995:155) sifat kepuasan sangat bersifat subyektif, sehingga sulit
sekali untuk mengukurnya. Namun, walaupun demikian, tentu saja harus tetap
berupaya memberikan perhatian kepada pelanggan (customer care) dengan segala
daya, sehingga paling tidak, kita dapat memberikan layanan terbaik, yang dimulai
dari upaya menstandarkan kualitas barang atau jasa sampai dengan pelaksanaan
penyerahannya pada saat berhubungan langsung dengan pelanggan, dengan
standar yang diperkirakan dapat menimbulkan kepuasan yang optimal bagi
pelanggan.
Peningkatan kepuasan pelanggan dapat dipahami dari ekspektasi
pelanggan dari suatu alat yang disebut jendela pelanggan (customer window) yang
diperkenalkan oleh ARBOR Inc. dalam suatu riset pasar dan TQM yang
(53)
Jendela Pelanggan membagi karakteristik pelayanan jasa ke dalam empat
kuadran, yaitu:
1. Pelanggan menginginkan karakteristik itu, tetapi ia tidak
mendapatkannya.
2. Pelanggan menginginkan karakteristik itu, dan ia mendapatkannya.
3. Pelanggan tidak menginginkan karakteristik itu, tetapi ia
mendapatkannya.
4. Pelanggan tidak menginginkan karakteristik itu, dan ia tidak
mendapatkannya.
Syamsuddin (1999:220) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan
sangat relatif tergantung dari tingkat penerapan konsep pemasaran jasa, yang
umumnya menerapkan konsep kualitas layanan. Penerapan konsep kualitas
layanan dianggap memberikan kepuasan kepada pelanggan apabila pelanggan
merasa senang, tidak mengeluh dan mendapatkan pelayanan yang konsisten.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian Variable Penelitian Hasil Penelitian 1 Dewi Aryani
dan Febrina Rosinta
Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan Tangible, Emphaty, Realibility, Responsiveness, Assurance,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi
pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
(54)
dalam membentuk loyalitas pelanggan Consumer satisfaction, consumer loyalty
layanan. Dimensi terkuat
dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut
adalah reliability, responsiveness, assurance, empathy,
dantangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel
kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan
pada mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9%
variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh
variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar
27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel
kualitas layanan.
2 Ni Putu Sawitri
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Tegal Sari
Accomodation di Ubud
service quality, customer
satisfaction, customer loyalty
Berdasarkan pengujian hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan
simpulan sebagai berikut : pertama, Kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Tegal Sari Accommodation dengan
koefisien sebesar 0,898 dan pvalue sebesar 0,000.
Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas pelayanan
yang diberikan oleh Tegal Sari Accommodation maka
akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggannya,
begitu juga sebaliknya; kedua, kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan Tegal Sari Accommodation dengan
koefisien sebesar 0,488 dan pvalue sebesar 0,007.
Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas pelayanan
(55)
yang diberikan oleh Tegal Sari Accommodation maka
loyalitas pelanggan akan meningkat
3 Trisno
Musanto Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi
Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya kepuasan pelanggan, loyaliras pelanggan.
Berdasar dari hasil penelitian ini hanya sales experience yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedang ketiga variabel lainnya reliability, response to
and remedy of problems, dan convenience of acquisition terbukti tidak berpengaruh. Namun
demikian peneliti mengakui keterbatasan baik dari sisi metodologi maupun implikasi hasil
penelitian ini. Keterbatasan sample akan mempengaruhi hasil penelitian, oleh karenanya hasil
penelitian ini tidak dapat digeneralisir.
4 Ernani
Hadiyati Analisis Kualitas Pelayanan dan pengaruhnya terhadap Loyalitas Pelanggan Service quality, tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty, customer loyalty.
Hasil-hasil analisis menyatakan kesimpulan sebagai berikut. Pertama, variabel
kualitas pelayanan yang meliputi bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability),
tanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian (emphaty), terbukti berpengaruh signifikan, baik secara simultan maupun secara parsial, terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Lawang. Kedua, variabel kehandalan (reliability) dari kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terbesar
(56)
pada obyek penelitian.
2.3 Kerangka Konseptual
Setiap organisasi modern dan maju senantiasa mengedepankan bentuk-bentuk
aktualisasi kualitas layanan. Kualitas layanan yang dimaksud adalah memberikan
bentuk pelayanan yang optimal dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan
dankepuasan dari masyarakat yang meminta pelayanan dan yang meminta dipenuhi
pelayanannya. Parasuraman (2001:26) mengemukakan konsep kualitas layanan yang
berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan
istilah kualitas layanan “RATER” (responsiveness, assurance, tangible, empathy dan reliability). Konsep kualitas layanan RATER intinya adalah membentuk sikap dan
perilaku dari pengembang pelayanan untuk memberikan bentuk pelayanan yang kuat
dan mendasar, agar mendapat penilaian sesuai dengan kualitas layanan yang diterima.
.Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan maka pelanggan akan
merasa keinginanya telah terpenuhi dan puas akan jasa yang diberikan, setelah
pelanggan puas biasanya dia akan loyal dengan karena kesesuaian apa yang
diinginkanya dengan apa yang diprolehnya selama menikmati pelayanan jasa.
Hurriyati (2005 : 129) mengemukakan bahwa Loyalitas konsumen
(pelanggan) adalah komitmen konsumen bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang jasa/jasa terpilih secara
(57)
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.Loyalitas
pelanggan akan muncul setelah pelanggan merasakan pelayan yang berkualitas serta
kesesuaian antara harapanya dengan jasa yang diberikan oleh pemberi jasa. Untuk itu
Loyalitas sangat diharapkan dari pelanggan untuk menjamin kontinuitas perusahaan,
Karena perusahan mustahil bisa maju tanpa memiliki pelanggan yang loyal.
Perusahaan berusaha keras memahami apa yang sesungguhnya harapan
pelanggan atasjasanya. Semakin tepat pemasar merumuskan harapan pelanggan,
semakin mudah pula memberikan kepuasaan terhadap pelanggan Taufik (2005 : 13
)Kepuasan pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pada evaluasi suatu
pengalaman konsumsi suatu jasa atau jasa.Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
alternative yang dipilih sekurang–kurangnya melampaui harapan pelanggan.Seperti yang dikemukakan Engel dkk, (1990) bahwa kepuasan pelanggan adalah respon
efektif terhadap pengalaman melakukan konsumsi yang spesifik atau evaluasi
kesesuaian atau ketidak sesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja actual jasa setelah pemakaian.Kepuasan pelanggan dapat menjadi dasar
menuju terwujudnyapelanggan yang loyal atau setia . Kotler (1997) dalam Suroso
(2007) mengemukakan bahwa Kepuasan Pelanggan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan
dengan harapan.
. Jadi hal yang terpenting dalam kepuasan pelanggan adalah kesesuaian antara
(58)
maka kita perlu menyusun langkah langkah seperti apa agar jasa yang akan diberikan
sesuai dengan harapan pelanggan dan proses pemberian jasa yang berkualitas juga
mendorong kepuasan pelanggan, untuk itu kualitas jasa juga perlu dijaga agar
pelanggan tetap bisa menikmati pelayanan yang diinginkannya dan pelayanan yang
berkualitas
KERANGKA KONSEPTUAL
Gambar 2.2
Sumber : Parasuraman (2001:26), Hurriyati (2005 : 129), Taufik (2005 : 13 )
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang dikemukakan
di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah
1. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan sinifikan terhadap kepuasan
pelanggandi BT/BS BIMA.
Kepuasan Pelanggan Kualitas pelayanan
jasa
(59)
2. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan sinifikan terhadap loyalitas
pelanggandi BT/BS BIMA
3. Kepuasan Pelanggan berpengaruhpositif dan sinifikan terhadap loyalitas
pelanggan di BT/BS BIMA
4. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan sinifikan terhadap loyalitas pelanggan
(60)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran yang dapat dirumuskan penulis dalam skripsi yang
berjudul “Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dan Kepuasan
PelangganBT / BS BIMA DI MEDAN”adalah
5.1 Kesimpulan
1. Hasil penelitian berdasarkan Uji F (analisis jalur) hipotesis 4 menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 179,929 lebih besar dari F tabel (3,11), dengan
demikian hipotesis diterima bahwa kualitas pelayanan secara bersama sama
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan. Cara
lainya adalah dengan melihat nilai signifikan. Dari tabel anova terlihat nilai
signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,005 dengan demikian hipotesis diterima
bahwa kualitas pelayanan secara bersama sama mempengaruhi loyalitas
pelanggan dan kepuasan pelanggan
2. Hasil penelitian berdasarkan uji T (hipotesis pertama) Variabel kualitas
pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pada BT/BS BIMA hal ini terlihat dari t hitung (7,295) > t tabel
(1,66462) dan nilai signifikansi variabel kualitas layanan adalah 0,00 lebih
kecil dari 0.05. itu artinya jika ditingkatkan variabel produk sebesar 1 unit
(61)
Hasil penelitian berdasarkan uji T (hipotesis kedua) Variabel kualitas
pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan pada BT/BS BIMA hal ini terlihat dari t hitung (16,273) > t tabel
(1,66462) dan nilai signifikansi variabel kualitas layanan adalah 0,00 lebih
kecil dari 0.05. itu artinya jika ditingkatkan variabel produk sebesar 1 unit
maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0,879 satuan (unit)
Hasil penelitian berdasarkan uji T (hipotesis ketiga) Variabel kepuasan
pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan pada BT/BS BIMA hal ini terlihat dari t hitung (4,780) > t tabel
(1,66462) dan nilai signifikansi variabel kualitas layanan adalah 0,00 lebih
kecil dari 0.05. itu artinya jika ditingkatkan variabel kepuasan sebesar 1 unit
maka loyalitas pelanggan akan meningkat sebesar 0,515 satuan (unit)
Hasil penelitian berdasarkan uji T (Analisis Jalur)nilai t hitung variabel
eksogen dari kepuasan pelanggan adalah 4,435 dengan nilai signifikan 0,000.
Berarti variabel eksogen kepuasan pelanggan secara parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas pelayanan. Nilai t hitung variabel eksogen
dari loyalitas pelanggan sebesar 13,250 dengan nilai signifikan 0,000. Berarti
variabel eksogen loyalitas pelanggan secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas pelayanan.
(62)
1. secara simultan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan
maksimal maka pelanggan akan merasa puas dan akan loyal pada BT/BS
BIMA. Dengan semakin membaiknya kualitas pelayanan tentu akan membuat
pelanggan semakin banyak, hal inilah yang sangat diperlukan untuk menjaga
konsistensi perusahaan agar dapat bersaing dengan sehat dimasa yang akan
datang
2. secara parsial bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan, maka BT/BS BIMA harus bisa memberikan
pelayanan yang maksimal agar siswa siswi yang mengikuti program akademik
dapat merasakan kepuasan setelah bisa menyelesaikan permasalahan
permasalahan akademik yang mereka miliki setelah mengikuti bimbingan di
BT/BS BIMA
3. Secara parsial bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
dengan loyalitas pelanggan artinya setiap pelanggan pasti mengharapkan
pelayanan yang terbaik, oleh sebab itu dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas BT/BS BIMA dapat membuat siswa atau siswi loyal, karena
(1)
Scatterplot Dependent Variable
(Loyalitas Pelanggan) Hipotesis III
Hasil Uji T Hipotesis III Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,959 ,410 4,780 ,000
KEPUASAN_PELANGGAN ,545 ,103 ,515 5,301 ,000
(2)
Hasi Instrumen Determinasi ) Hipotesis III Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,515a ,265 ,255 ,42689
a. Predictors: (Constant), KEPUASAN_PELANGGAN b. Dependent Variable: LOYALITAS_PELANGGAN
Lampiran 5- Uji Asumsi Klasik Analisis Jalur
Hasil Instrumen Uji-F (Uji Serempak) Hipotesis IV ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 14,497 2 7,249 173,929 ,000b
Residual 3,209 77 ,042
Total 17,706 79
a. Dependent Variable: KUALITAS_LAYANAN
b. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PELANGGAN, KEPUASAN_PELANGGAN
Uji Ketepatan Predictor Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KUALITAS_LAYANAN 80 2,84 4,63 3,9217 ,47342
(3)
Uji Ketepatan Predictor Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,905a ,819 ,814 ,20415
c. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PELANGGAN, KEPUASAN_PELANGGAN Tabel 4.29 Uji Multikolinearitas Correlations LOYALITAS PELANGGAN KEPUASAN PELANGGAN
LOYALITAS_PELANGGAN Pearson Correlation 1 ,515**
Sig. (2-tailed) ,000
N 80 80
KEPUASAN_PELANGGAN Pearson Correlation ,515** 1 Sig. (2-tailed) ,000
N 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Kelayakan Uji Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
(Constant) -,040 ,223 -,178 ,860
LOYALITAS_PELANG
GAN ,717 ,054 ,750 13,250 ,000 ,735 1,360
KEPUASAN_PELANG
GAN ,254 ,057 ,251 4,435 ,000 ,735 1,360
(4)
(5)
Hasil instrument determinasi hipotesis IV Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,905a ,819 ,814 ,20415
a. Predictors: (Constant), LOYALITAS_PELANGGAN, KEPUASAN_PELANGGAN
Hasil Instrumen Uji-F (Uji Serempak) Hipotesis IV ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 14,497 2 7,249 173,929 ,000b
Residual 3,209 77 ,042
(6)
Hasil Instrumen Uji-T (Uji parsial) hipotesis IV Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,040 ,223 -,178 ,860
KEPUASAN_PELANGG
AN ,254 ,057 ,251 4,435 ,000
LOYALITAS_PELANG
GAN ,717 ,054 ,750 13,250 ,000
a. Dependent Variable: KUALITAS_LAYANAN
Menghitung Koefisien Korelasi Correlations
LOYALITAS_PE LANGGAN
KEPUASAN_PE LANGGAN
LOYALITAS_PELANGGAN Pearson Correlation 1 ,515**
Sig. (2-tailed) ,000
N 80 80
KEPUASAN_PELANGGAN Pearson Correlation ,515** 1 Sig. (2-tailed) ,000
N 80 80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).