Analisa Perbandingan Produktivitas Pekerja Konstruksi Jalan Raya Pada Pagi & Siang Hari Berdasarkan Standar Bina Marga

(1)

ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJA

KONSTRUKSI JALAN PADA PAGI & SIANG HARI

BERDASARKAN STANDAR BINA MARGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam menempuh Colloqium Doctum/Ujian Sarjana (Insinyur) Teknik Sipil

Dikerjakan oleh:

03 0404 096

YUNUS SARAGIH

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

ABSTRAK

Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Tenaga kerja yang digunakan biasanya tidak merupakan perorangan tetapi dalam bentuk kelompok pekerja yang terdiri dari pekerja biasa dan mandor di lapangan yang melayaninya dalam berbagai perbandingan. Dalam proyek konstruksi jalan raya, produktivitas merupakan suatu faktor kunci terhadap kesuksesan suatu proyek. Sering kali para praktisi kurang memperhatikan pengaruh jam kerja (pagi hari & siang hari) terhadap produktivitas pekerja dilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan jam kerja pagi dan siang hari, mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi yang meliputi pekerjaan pasangan batu dengan mortar, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.

Penelitian dilakukan dengan study kepustakaan dan survei dilapangan, yaitu dengan penelitian langsung kelapangan dan data yang didapat diolah berdasarkan indeks tenaga kerja yang diperoleh dari Standar Bina Marga. Penelitian ini juga dilengkapi dengan perbandingan produktivitas menurut cara Time Study ( pagi & siang hari ), sehingga dapat menghasilkan gambaran yang lebih akurat mengenai perbedaan produktivitas menurut metode masing-masing.

Perhitungan dilakukan dengan metode Time Study. Yang mana tiap-tiap elemen dihitung standar time-nya. Standar dilakukan berdasarkan harga upah tukang dan pembantu tukang. Setelah standar time diketahui hasilnya maka produktivitas dihitung dengan mengalikan produksi rata-rata yang dikerjakan oleh tukang perhari. Hasil akhir dari penelitian ini adalah membandingkan produktivitas pekerja berdasarkan time study dan Standar Bina Marga.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan ini adalah produktivitas pekerja konstruksi di pagi hari lebih tinggi daripada siang hari, pada pekerjaan pasangan batu dengan mortar, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa yang di Surga Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih dan karunianya tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas ini merupakan syarat dalam menempuh ujian sarjana teknik sipil bidang studi transportasi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah: ”ANALISA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI JALAN RAYA PADA PAGI & SIANG HARI BERDASARKAN STANDAR BINA MARGA “.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua saya S.SARAGIH/ R.PURBA yang tercinta yang senantiasa penulis kenang yang dalam keadaan bagaimanapun telah memperjuangkan dan mendoakan saya hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini :

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

2. Bapak Ir. Alferido Malik, selaku dosen co. pembimbing yang juga telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Prof.DR.Ing. Johannes Tarigan, Msc selaku ketua jurusan teknik sipil Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Terunajaya, Msc selaku sekretaris jurusan teknik sipil Universitas Sumatera utara.

5. Bapak/ibu staf pengajar jurusan teknik sipil Universitas Sumatera Utara. 6. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan

dalam menyelesaikan administrasi.

7. Keluarga J.PURBA/ I.TAMBA yang memberikan dukungan moril dalam menyelesikan Tugas Akhir ini.

8. Ir. Herodes.R.Saragih yang juga memberikan dukungan moril secara pribadi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

9. Keluarga M.H.Purba yang dalam ini juga memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Keluarga A.HUTASOIT/ T. br.SITUMEANG yang telah memberikan dukungan moril bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11.Keluarga besar MJC (Medan Ju-Jitsu Club) yang dinaungi oleh Bpk.Ronal Titaley.

12.Rekan-rekan penulis; Angkatan 2003(Arlen, Wesli, dan seluruhnya), alumni Angkatan 2000, adik-adik Angkatan 2005 & 2006, Ricky, Fery, Alex,


(5)

Marthin, serta rekan-rekan yang tidak dapat penulis sertakan satu persatu dalam buku Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis harapkan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2009

030404096 Yunus Saragih


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR LAMPIRAN v

DAFTAR NOTASI vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Penelitian 3

1.3. Manfaat Penelitian 3

1.4. Permasalahan 4

1.5. Batasan Masalah 4


(7)

BAB 2 LANDASAN TEORI 7

2.1. Umum 7

2.2. Pengertian Produktivitas 8

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas 8 2.4. Pengertian Time Studi 11

2.5. Pengukuran Produktivitas Pekerja 14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 18

3.1. Jenis Penelitian 18

3.2. Sumber Data 18

3.3. Lingkup Penelitian 19

3.4. Pengumpulan Data 19

3.5. Pengolahan Data 19

3.6. Hasil Akhir 20

3.7. Kerangka Kerja Penelitian 21

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 22


(8)

4.2. Produktivitas Berdasarkan Survey Lapangan

Dengan Metode Time Studi 22

4.3. Pekerjaan Bekisting 65

4.4. Rekapitulasi Hasil Penelitian 70

4.5. Diskusi 71

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 73

5.1. Kesimpulan 73

5.2. Saran 74 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Rating Pekerja Konstruksi... 12

2.2 Tabel Hambatan-hambatan Pemicu Produktivitas... 19

4.2.1.1 Time studi pekerjaan batu dengan mortal pagi hari... 25

4.2.1.2 Time studi pekerjaan batu dengan mortal siang hari... 29

4.2.2.1 Time studi semen untuk pondasi semen tanah pagi hari... 33

4.2.2.2 Time studi semen untuk pondasi semen tanah siang hari... 36

4.2.3.1.1 Time studi pekerjaan bekisting saluran drainase pagi hari.. 40

4.2.3.1.2 Time studi pekerjaan bekisting saluran drainase siang hari.. 45

4.2.3.2.1 Time studi pekerjaan bekisting trotoar pagi hari... 51

4.2.3.2.2 Time studi pekerjaan bekisting trotoar siang hari... 57


(10)

ABSTRAK

Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Tenaga kerja yang digunakan biasanya tidak merupakan perorangan tetapi dalam bentuk kelompok pekerja yang terdiri dari pekerja biasa dan mandor di lapangan yang melayaninya dalam berbagai perbandingan. Dalam proyek konstruksi jalan raya, produktivitas merupakan suatu faktor kunci terhadap kesuksesan suatu proyek. Sering kali para praktisi kurang memperhatikan pengaruh jam kerja (pagi hari & siang hari) terhadap produktivitas pekerja dilapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan jam kerja pagi dan siang hari, mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi yang meliputi pekerjaan pasangan batu dengan mortar, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.

Penelitian dilakukan dengan study kepustakaan dan survei dilapangan, yaitu dengan penelitian langsung kelapangan dan data yang didapat diolah berdasarkan indeks tenaga kerja yang diperoleh dari Standar Bina Marga. Penelitian ini juga dilengkapi dengan perbandingan produktivitas menurut cara Time Study ( pagi & siang hari ), sehingga dapat menghasilkan gambaran yang lebih akurat mengenai perbedaan produktivitas menurut metode masing-masing.

Perhitungan dilakukan dengan metode Time Study. Yang mana tiap-tiap elemen dihitung standar time-nya. Standar dilakukan berdasarkan harga upah tukang dan pembantu tukang. Setelah standar time diketahui hasilnya maka produktivitas dihitung dengan mengalikan produksi rata-rata yang dikerjakan oleh tukang perhari. Hasil akhir dari penelitian ini adalah membandingkan produktivitas pekerja berdasarkan time study dan Standar Bina Marga.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan ini adalah produktivitas pekerja konstruksi di pagi hari lebih tinggi daripada siang hari, pada pekerjaan pasangan batu dengan mortar, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proyek konstruksi jalan raya pada umumnya berkembang dengan baik. Banyak pembangunan jalan baru yang sedang dilaksanakan di berbagai tempat, termasuk di daerah dimana kita berada. Dalam proyek konstruksi, produktivitas merupakan faktor kunci terhadap kesuksesan proyek tersebut. Agar proyek konstruksi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan mempunyai anggaran biaya yang kompetitif, maka diperlukan ketelitian dalam perhitungan anggaran biayanya. Dalam perhitungan anggaran biaya sebuah proyek konstruksi memiliki 3 unsur penting, yaitu material, peralatan,dan upah pekerja. Material dan peralatan merupakan unsur yang lebih mudah diperhitungkan, karena mempunyai standar harga tersendiri, tetapi mengenai upah pekerja lebih sulit diperhitungkan, karena sangat bervariatif dan tidak ada kepastian harga.

Setiap proyek konstruksi adalah unik. Situasi, kondisi, serta kasus yang terjadi disetiap proyek memiliki ciri khas masing-masing yang menuntut kontraktor pada masing-masing proyek tersebut melihat lebih jeli dan berfikir kreatif. Bahkan dalam pelaksanaannya kontraktor seringkali lebih berkonsentrasi pada masalah-masalah sosial yang kerapkali menentukan kelancaran dari pelaksanaan proyek. Dari sini


(12)

di lapangan. Karena pengontrolan biaya dan pengontrolan proyek adalah dua faktor yang sangat mempengaruhi terhadap produktivitas dalam proyek konstruksi.

Proyek pembangunan ini berdampak besar pada kemajuan bisnis jasa konstruksi yang merupakan salah satu bisnis pendukung dibidang perekonomian yang sekarang sedang berkembang. Perkembangan bisnis konstruksi ini menimbulkan persaingan antar kontraktor untuk berlomba-lomba mendapatkan proyek. Didalam pemilihan kontraktor untuk sebuah proyek, akan dilihat efisiensi pekerjaan kontraktor tersebut dari proyek sebelumnya. Kinerja kontraktor dalam melaksanakan proyek tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang memilikinya. Dimana jika sumber daya manusia ini berhasil dimanfaatkan semaksimal mungkin, akan sangat menentukan keberhasilan suatu proyek diselesaikan sesuai jadwal yang sudah direncanakan atau bahkan lebih cepat. Sumber daya manusia merupaka modal utama untuk bisa bersaing di pasar bebas.

Permasalahan yang umum terjadi dibidang konstruksi yaitu buruknya hubungan pekerjaan dengan sumber daya manusia yang terlihat. Produktivitas pekerja konstruksi yang rendah dalam proyek konstruksi jalan raya adalah salah satu masalah sumber daya manusia yang serius di negara-negara berkembang. Hal ini melibatkan karena kurangnya kerja sama koordinasi, komunikasi dan lingkungan yang kompetitif. Untuk itu diperlukan hubungan yang baik dakam tim supaya dapat menghasilkan suatu yang berkualitas dengan biaya yang efektif. Setiap tenaga kerja memiliki perilaku dan sifat yang berbeda antar satu dengan yang lainnya, sehingga untuk dapat mengatur dan mengarahkan mereka diperlukan seorang pemimpin yang


(13)

memiliki kemampuan untuk memimpin, mengatur dan mengarahkan bawahannya, sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan baik, lancar dan dapat mencapai tujuan perusahaan.Biaya upah pekerja ini sangatlah ditentukan oleh produktivitas pekerja itu sendiri. Semakin produktif pekerja, maka tentu semakin menguntungkan pula bagi pihak kontraktor.

1.2 Permasalahan

Yang merupakan permasalahan yang ditinjau dari penelitian ini adalah:

1. Sejauh mana produktivitas pekerja dilapangan bila dibandingkan dengan Standar Binamarga.

2. Studi produktivitas pekerja berdasarkan studi literatur dan kenyataan dilapangan yang dibatasi pada proyek pembangunan jalan yang berupa pekerjaan pasangan batu dengan mortal, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.

1.3 Batasan masalah

Adapun batasan masalah yang ditinjau dari penelitian ini adalah studi produktivitas pekerja berdasarkan studi literatur dan kenyataan dilapangan yang dibatasi pada proyek pembangunan jalan yang berupa pekerjaan pasangan batu dan mortal, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting.


(14)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana produktivitas pekerjaan konstruksi jalan raya diukur berdasarkan Standar Bina Marga.

2. Mengetahui produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari bila dibandingkan dengan siang hari.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi kalangan pelaksana proyek

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan produktivitas pekerja sehingga dapat menentukan durasi suatu pekerjaan yang pada akhirnya dapat menentukan komposisi pekerja yang dipakai dalam suatu proyek konstruksi.

2. Bagi kalangan akademis

Penelitian ini dapat diharapkan menjadi masukan untuk mengetahui produktivitas pekerja dilapangan bila dibandingkan dengan Standar Bina Marga.


(15)

1.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini diuraikan dalam bab berikutnya, dimana masing-masing bab akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Pada bab ini mengemukakan latar belakang permasalahan. Perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang ingin diberikan, dan sistematika penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai landasan teori sebagai dasar dari penelitian yang meliputi pengertian produktivitas, Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, standar pekerja, serta pengertian manajemen konstruksi dan hal-hal yang mencakup bagian tersebut, serta hambatan-hambatan pemicu produktivitas.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini memberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang menggunakan studi literatur seperti perencanaan perkerasan jalan, dan Standar Bina Marga.


(16)

BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, analisa literatur dan pembahasan.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini berisi kesimpulan yang merupakan rangkuman atau intisari dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dan saran yang merupakan gagasan pemecahan masalah yang diharapkan dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya.


(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum

Pada tahap awal perencanaan proyek, para kontraktor selalu dihadapkan akan masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar untuk tender tidaklah terlalu mahal ataupun terlalu murah. Estimasi biaya proyek biasanya meliputi biaya material, biaya peralatan, biaya pekerja, overcoast, dan laba kontraktor. Salah satu item biaya yang menentukan dalam melakukan estimasi terhadap biaya proyek adalah penentuan biaya pekerja.

Penentuan biaya pekerja ini tergantung pada beberapa hal, dan salah satunya adalah produktivitas dari para pekerja. Tingkat produktivitas pekerja ini sangat sulit diukur secara akurat dan memerlukan tenaga dan biaya yang sangat besar. Tenaga kerja ataupun tukang telah menjadi faktor utama dalam mempengaruhi produktivitas konstruksi, dimana tingkat produktivitas berhubungan langsung dengan motivasi yang dimiliki tenaga kerja meskipun pengaruh langsung tidak bisa dilihat secara jelas ketika produktivitas dilihat secara global atau menyeluruh. Oleh karena itu pengukuran produktivitas ini sulit dilakukan secara akurat, sehingga pengukurannya dilakukan dengan cara pendekatan.


(18)

2.2 Pengertian Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara hasil (output) dan masukan (input) berdasarkan pada waktu dengan mempertimbangkan kualitas, dan mengakibatkan keefisienan dan keefektifan kenerja dari individu dan organisasi proyek. Keefisienan ini lebih menekankan kepada sumber daya yang digunakan dalam mengerjakan proyek itu seperti peralatan, material, dan tenaga kerja yang ada di dalam proyek tersebut. Keefektifan, ini sangat berpengaruh pada hasil dari proyek itu sendiri, dan lebih diarahkan pada hasil yang ingin dicapai seperti profit/margin. Secara harfiah, produktivitas dapat diartikan sebagai kapasitas untuk memproduksi atau keadaan untuk terus menghasilkan. Dalam konteks produktivitas sering sekali dikaitkan dengan pemasukan, penghasilan, dan output yang memperhatikan kualitas, bukan hanya kuantitasnya saja. Secara umum produktivitas diukur dengan rumus, yaitu:

Produktivitas (m = output / input) Atau

Produktivitas = hasil kerja / jam kerja

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerja konstruksi seperti: waktu kerja, prosedur konstruksi, perubahan keinginan, persefsi


(19)

negatif, cuaca, tingkat perkembangan ekonomi, manajemen ilmiah, perserikatan pekerja-pekerja, teknologi, adanya jaminan sosial, gaji atau upah, pendidikan, pengalaman, usia pekerja, disiplin, etika kerja, kesehatan, teknologi, sarana produksi, iklim kerja, dan sebagainya. Dua aspek penting dari produktivitas adalah efisiensi dan efektivitas kerja. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan yang direncanakan dengan masukan yang sebenarnya terlaksana. Kalau masukan yang sebenarnya digunakan itu semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu. Jika prosentase target yang dapat tercapai itu semakin besar, maka tingkat efektivitas semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.

2.3.1. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal yang berkaitan dengan produktivitas adalah sebagai berikut: a. Cuaca

Proyek konstruksi dilaksanakan di tempat terbuka, karenanya berbagai kondisi cuaca mempengaruhi produktivitas pekerja. Cuaca yang terlalu panas maupun basah akan kurang konduktif bagi fisik dan mental pekerja.


(20)

Variasi ketinggian tempat proyek itu berlangsung akan mengakibatkan tekanan udara yang berbeda- beda yang mana menyebabkan kelembaban udara bervariasi pula. Pekerja akan bekerja paling efisien pada kelembaban antara 40-70 %.

c. Angin

Bila hembusan angin yang terlalu kencang, hal ini akan memperlambat produktivitas pekerja bangunan.

d Temperatur

dalam hal ini pekerja paling efisien bekerja pada temperatur 28˚ C

2.3.2. Faktor Internal

Adapun yang termasuk dalam faktor- faktor internal yang berkaitan dengan produktivitas adalah:

a. Pekerja

Pekerja merupakan faktor pengaruh utama dalam produktivitas proyek konstruksi, sehingga menunjukkan bahwa tingkat produktivitas langsung berhubungan dengan motivasi para pekerja.

b. Skill


(21)

c. Bakat

hal ini termasuk apakah pekerja memiliki jiwa pekerja baik secara fisik maupun mental atupun pembawaan lahir, sehingga meningkatkan produktivitas.

d. Skill dan bakat

Pengaplikasian dari keahlian dan pembawaan lahir akan ada melalui sebuah proses. Meskipun pekerja proyek konstruksi terlihat sederhana ataupun hanya terkait dengan penggunaan kekuatan, tetapi keahlian hanya di dapat melalui pelatihan dan pengalaman. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melatih pekerja jika ingin mendapatkan produktivitas yang lebih tinggi.

e. Usia pekerja

Pekerja konstruksi yang masih muda usianya dibandingkan dengan yang sudah tua pada umumnya bekerja lebih produktif.

2.4. Pengertian ”Time Study”

Time study adalah pengumpulan data berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Data-data yang diperoleh dari lapangan diisikan pada lembaran-lembaran yang digunakan dalam kertas time study. Time study meliputi: 1. Timing


(22)

2. Rating

Ini digunakan untuk mengevaluasi pekerja yang diteliti terhadap skala normalnya. 3. Standar time

Ini dicari dengan mempertimbangkan waktu relaksasi dan waktu kontingensi.

Dalam metode Time Study terdapat beberapa istilah antara lain: 1. Standar Rating

Merupakan ukuran untuk mengevaluasi pekerja konstruksi terhadap standar normalnya.

2. Observed time

Ini adalah data berupa waktu yang didapat selama pengamatan lapangan.

3. Observed Rating

Observed rating adalah data yang di dapat selama di lapangan.

Berikut ini adalah tabel rating yang memuat nilai-nilai koefisien pekerja berdasarkan dari rating pekerja. Nilai- nilai ini akan digunakan dalam perhitungan time study untuk menemukan basic time, yaitu waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas dengan standar rating


(23)

Tabel 2.1. Standar Rating pekerja konstruksi.

Deskripsi

Perbandingan terhadap kecepatan

Kerja

(MPH)

0 Tidak ada kegiatan 0

50 Sangat lambat, malas, pekerja terlihat Mengantuk dan bekerja tanpa semangat.

1

75 Tenang, tidak terburu-buru, terlihat lambat

Tetapi pekerja tetap bekerja.

2

100 (Standar)

Cepat, terlihat profesional.

3

125 Sangat cepat, bekerja dengan cekatan, Dan gerakan yang efisien, pekerja sangat


(24)

Terlatih.

150 Kecepatan khusus, membutuhkan banyak tenaga,pekerja sangat terlatih

berkemampuan tinggi.

5

Sumber: Anggota IKAPI

Dalam menggunakan metode time studi terdapat beberapa tahap yang dilakukan agar bisa mendapatkan hasil akhir berupa produktivitas pekerja. Tahap-tahap yang dilakukan adalah :

a. Menentukan jenis pekerjaan

jenis pekerjaan yang diamati dalam penelitian ini adalah pekerjaan pasangan batu dan mortal, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, dan pekerjaan

bekisting.

b. Melakukan pengamatan dari pekerjaan yang telah ditentukan Pengamatan dilakukan selama satu siklus dari awal sampai akhir.


(25)

Break points adalah batasan-batasan antar elemen pekerjaan . break points ini bersifat tegas, jelas, dan mudah diamati sehingga bisa didapatkan waktu secara akurat.

d. Melakukan pengamatan dan mengisikan pada lembaran time studi.

2.5. Pengukuran Produktivitas Pekerja

Dalam bidang konstruksi penentuan produktivitas pekerja pada awal proyek sangatlah penting karena akan mempengaruhi schedul yang direncanakan akan berjalan dengan lancar atau mungkin sebaliknya. Apabila pekerja yang ada dilapangan bekerja dengan kecepatan lebih lambat dari pada nilai acuan yang digunakan, maka proyek akan terhambat dan berisiko mendapat komplain dan denda. Namun sebaliknya apabila pekerja bekerja lebih cepat maka berisiko dalam cash flow dan schedule proyek berubah. Oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai tingkat produktivitas pekerja yang terus menerus ditingkatkan akurasinya. Dalam mencari informasi mengenai tingkat produktivitas pekerja aktual suatu proyek, disini kami akan membahas metode Activity Sampling, karena sesuai dengan ketersediaan waktu, biaya, kemudahan pelaksanaan, dan kesesuaian dengan jenis data yang diperlukan. Dalam Standar Bina Marga didapatkan landasan teori yang menyatakan bahwa satu hari kerja adalah 7 jam kerja efektif.


(26)

2.5.1. Defenisi Activity Sampling

Activity sampling adalah suatu teknik pengumpulan informasi dilapangan dimana informasi yang dihasilkan tidak hanya dapat diperoleh dengan cepat dan ekonomis, tetapi juga memiliki keakuratan yang dapat dipercaya. Activity Sampling dapat digunakan sebagai alat dalam menentukan tingkat keproduktifan suatu kegiatan pada kondisi lapangan proyek konstruksi yang berbeda-beda, dan hasilnya hampir sama jika dibandingkan dengan menggunakan metode time study, tanpa adanya kerugian-kerugian dari metode time study.

2.5.2. Prinsip dari Rate Activity Sampling

Untuk mendapatkan data dari pengamatan di lapangan yang akurat maka tingkat kecepatan dari para pekerja pun harus diamati. Kecepatan bekerja dalam satu pekerjaan akan berbeda pada masing-masing pekerja yang ada. Hal ini juga terlihat pada satu orang pekerja dari waktu ke waktu selama satu hari bekerja. Sebagai contoh, ketika awal bekerja pada pagi hari, setelah istirahat, atau setelah makan siang, akan diperlukan suatu waktu bagi pekerja untuk menyesuaikan kembali kecepatannya dalam bekerja seperti pada saat sebelum istrahat. Hal seperi inilah yang akan menyebabkan perbedaan kecepatan bekerja, dan secara tidak langsung akan mempengaruhi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam proyek konstruksi.


(27)

2.6. Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen proyek konstruksi merupakan suatu sistem manajemen yang dilakukan oleh sebuah tim atau kelompok orang yang mewakili owner, perencana, dan perusahaan kontraktor dalam suatu pekerjaan proyek konstruksi.

Proses dari manajemen konstruksi meliputi kegiatan perencanaan, koordinasi dan pengendalian sumber daya (material, alat, dan tenaga kerja) dalam jangka waktu, biaya, dan kualitas yang telah ditetapkan agar mencapai tujuan / sasaran proyek konstruksi.

Cepat lambatnya suatu pekerjaan juga tergantung pada banyaknya jumlah pekerja. Makin banyak jumlahnya maka pekerjaan tersebut akan makin cepat selesainya. Namun hal ini belum tentu menjamin seberapa efektif pekerja tersebut melakukan pekerjaannya. Sebaiknya jumlah pekerja disesuaikan dengan banyaknya pekerjaan, tingkat kesulitan, dan target waktu yang telah ditetapkan. Sebab jumlah pekerja yang banyak akan menambah beban biaya yang harus dikeluarkan.

2.6.1. Proses Konstruksi

Proses konstruksi meliputi perencanaan, penjadwalan, dan rangkaian pekerjaan di lapangan. Suatu proses konstruksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan konstruksi akan mendasari biaya yang akan dikeluarkan untuk proyek konstruksi tersebut. Setiap proses konstruksi memiliki keunggulan dan kelemahan masing-


(28)

masing. Namun dipilih yang tentunya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan. Pemilihan proses konstruksi yang tepat akan mempercepat waktu penyelesaian sebuah proyek.

2.6.2. Pekerja Yang Terampil

Kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh produsen dapat dipengaruhi salah satunya oleh ada tidaknya pekerja yang terampil. Untuk memperoleh pekerja yang terampil dibutuhkan adanya pengembangan dan pelatihan para pekerja. Pelatihan ini biasanya dilakukan untuk jangka pendek dan diperuntukkan bagi pekerja yang langsung berhubungan dengan pekerjaan di lapangan. Tujuan adalah agar mereka dapat bertambah keterampilannya dalam menggunakan peralatan dan mesin baru.

2.6.3. Lingkup Pekerjaan Konstruksi Jalan Raya

Lingkup tugas dari konstruksi jalan raya dibagi menjadi, tahap persiapan, perancangan dan pelaksanaan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

2.6.3.1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini konsultan Jalan Raya membantu pengelola proyek melaksanakan pengadaan, menyusun Kerangka Acuan Kerja, dan menyiapkan


(29)

kontrak perjanjian pekerjaan. Kegiatan awal dalam persiapan adalah mobilisasi personal tenaga ahli maupun tenaga pendukung.

2.6.3.2. Tahap Perancangan

Tahapan ini merupakan implementasi dari usulan yang telah ditetapkan dan diperioritaskan oleh masyarakat. Selanjutnya tahapan ini lebih banyak dilakukan oleh fasilitator. Pada tahapan ini fasilitator akan melakukan survey pendahuluan, survey lokasi, penilaian kelayakan mengenai dampak lingkungan, penghitungan dan penggambaran teknis, pembuatan spesifikasi teknis, estimasi biaya, dan transfer ilmu pengetahuan kepada masyakat terutama kepada panitia pembangunan yang tergabung dalam inti. Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah melakukan pekerjaan desain engineering dan pengendalian aspek biaya, jadwal dan mutu.

2.6.3.3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini konsultan mempunyai tugas mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi arahan/pendampingan dari Fasilitator. Selain itu hal yang dilakukan pengendalian program pelaksanaan, melakukan koordinasi berbagai pihak, dan melakukan kegiatan pengawasan, serta menyusun laporan pelaksanaan. Pengendalian biaya dan jadwal pada pelaksanaan pada tahapan ini adalah menganalisa aspek-aspek, pemakaian jam-orang dibanding dengan anggaran/perencanaan, berbagai pekerjaan dibanding dengan jadwal induk yang telah


(30)

2.6.4. Teknik Perencanaan Jalan

Langkah – langkah perencanaan konstruksi jalan raya baik jalan baru ataupun jalan yang masih ada adalah melakukan kegiatan survey lapangan. Survey lapangan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut : survey pendahuluan, survey andal, survey topografi, survey hidrologi, survey lalu lintas dan survey geoteknik. Selain survey tersebut juga diperlukan data pendukungdata dasar yang harus disediakan sebagai referensi saat pelaksanaan survey lapangan. Data-data penunjang tersebut antara lain adalah, peta jaringan, peta topografi, dan peta geologi regional.

2.6.5. Sitem Perencanaan

Perencanaan konstruksi perkerasan dapat dibedakan antara perencanaan konstruksi jalan baru dan untuk peningkatan/lapis perkerasan tambahan (overlay) penelitian ini perencanaan jalan baru dan lapis perkerasan tambahan (overlay) dihitung dengan menggunakan metode analisa komponen atau cara Standar Bina Marga

2.6.6. Perencanaan Jalan Baru


(31)

dibutuhkan oleh jalan tersebut, harus dapat mengantisipasi perkembangan lalu lintas dan ramah lingkungan. Di Indonesia perhitungan perkerasan jalan baru dapat menggunakan metode Bina Marga, karena sesuai dengan kondisi di Indonesia yaitu untuk keadaan alam, lingkungan, sifat tanah dasar, dan jenis perkerasan yang umumnya dipakai di Indonesia.

2.6.7. Perencanaan Lapis Perkerasan Tambahan (Overlay)

Pada konstruksi jalan yang habis masa pelayanannya dan telah melampaui indeks permukaan akhir yang diharapkan, maka perlu diberikan perkerasan tambahan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan struktur, selain untuk meningkatkan tingkat keamanan, impermeable/kedap air, tingkat pelayanan. Sama halnya dengan perencanaan jalan baru, pada penelitian ini perhitungan tebal perkerasan tambahan menggunakan metode Bina Marga yaitu metode analisa komponen (SKBI 2.3.26.1987).


(32)

Tabel 2.2. Berikut merupakan tabel berupa hambatan-hambatan pemicu produktivitas.

Secara umum Menurut pihak owner Menurut kontraktor Menurut pekerja tidak tersedianya material

gempa bumi penundaan pekerjaan kondisi lapangan kurangnya program instruksi mandor kecepatan kerja yang kurang

cuaca tidak baik seperti hujan perintah yang tidak jelas tidak tersedianya peralatan waktu pelaksanaan proyek pendek mendekati deadline proyek kondisi fisik pekerja rendahnya motivasi pekerja perubahan pekerjaan

- change order

Sumber : Soedradjat (1994)

Dalam penelitian dilapangan, dan hasil analisa diketahui bahwa terdapat perbedaan produktivitas perkegiatan/bangunan disebabkan karena:

a. Jumlah tukang yang berbeda dalam melakukan perpekerjaan

b. Dalam menentukan hari melakukan kegiatan berbeda sehingga cuaca tidak bisa dipastikan baik atau tidak.


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat studi kepustakaan dan survei lapangan, yaitu dengan mengolah data berdasarkan indeks tenaga kerja yang diperoleh dari Standar Bina Marga yang mana berdasarkan Standar Bina Maga tersebut akan ditentukan produktivitas pekerja untuk perhitungan harga satuan upah pekerjaan. Dari data produktivitas pekerja yang diperoleh dari literatur, akan diperbandingkan dengan data produktivitas pekerja yang bersumber dari Standar Bina Marga .

3.2. Sumber Data

Sumber data didapat dengan cara studi literatur dan survei langsung di lapangan. Literatur yang digunakan adalah buku panduan tentang manajemen kontruksi, jurnal-jurnal tentang produktivitas pekerja kontruksi, Standar Bina Marga sebagai acuan, serta dari sumber literatur lainya yang diperoleh dari data produktivitas pekerja. Survei lapangan yang dilakukan dengan cara survei langsung dan hadir dalam pengerjaan kontruksi bangunan, yang bertujuan mencari volume,


(34)

waktu, yang digunakan pekerja kontruksi dalam mengerjakan pekerjaanya masing-masing, serta mengetahui harga borongan upah pekerjaan.

3.3. Lingkup Penelitian

Adapun lingkup yang mencakup dari penelitian ini adalah pekerjaan pekerjaan pasangan batu dan mortal, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, pekerjaan bekisting.

3.4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dari Standar Bina Marga dan data produktivitas pekerja yang diambil dari beberapa literatur, dan mengamati langsung di lapangan,. Mengenai harga upah borongan pekerjaan akan dilakukan survei di lapangan. Dalam hal ini data diambil dengan cara mengamati langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja kontruksi berdasarkan volume pekerjaan dan waktu yang dicapai dalam menyelesaikan pekerjaanya.

3.5. Pengolahan Data

Data mengenai indeks tenaga kerja dalam (Standar Bina Marga), akan diubah menjadi data produktivitas. Cara mengubah indeks tenaga kerja menjadi data produktivitas adalah sebagai berikut:


(35)

mandor lapangan, dikalikan dengan suatu koefisien, yang menjadi koefisin produktivitas/hari, sehingga didapatkan suatu komposisi kelompok kerja yang baru, dengan jumlah salah satu dari komposisi team menjadi 1 OH. Misalnya dalam pekerjaan beton, indeks tenaga kerja yang ada dikalikan dengan suatu koefisien sehingga didapatkan komposisi kelompok kerja yang baru dengan jumlah tukang batunya 1 OH., dipilihnya tukang batu, karena dalam pekerjaan beton, tukang batu merupakan kompnen yang paling berperan.

• Koefisien pengali yang secara tidak langsung menjadi koefisien produktivitas/hari, dibabagi dengan 8 jam kerja ( asumsi 1 hari = 8 jam kerja efektif) sehingga didapat produktivitas/jam.

3.6. Hasil Analisa

Hasil analisa berupa harga satuan upah pekerjaan berdasarkan Standar Bina Marag yang dibandingkan dengan satuan upah borongan, dan analisa data produktivitas pekerja berdasarkan Standar Bina Marga yang dibandingkan dengan sumber literatur, sehingga dapat ditentukan kesesuaian penggunaan Standar Bina Marga sebagai acuan di proyek konstruksi jalan.


(36)

3.7 Kerangka Kerja Penelitian

Studi Kepustakaan dan Survey lapangan

Data Sekunder:

- Volume pekerjaan - Daftar kuantitas harga - Satuan tiap pekerjaan - Jam kerja

- Bahan dasar tiap pekerjaan - Urutan kerja

Data Primer

-Volume Pekerjaan batu dan mortar

-Volume Pekerjaan Galian tanah. -Volume Pekerjaan bekisting -Waktu yang digunakan setiap

Harga satuan upah berbagai jenis pekerjaan menurut: - Standar Bina Marga

- Time studi

HASIL AKHIR

Perbandingan, Analisa, dan Hasil mengenai harga satuan upah pekerjaan menurut : 1. Standar Bina Marga

2. Studi literatur


(37)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Analisis dan pembahasan ini dilakukan dengan studi literatur dari beberapa buku, dan jurnal-jurnal tentang pedoman perencanan perkeraan jalan raya, yang mana dilakukan dengan perhitungan berdasarkan Standar Bina Marga. Pekerjaan yang diamati pada studi literatur ini adalah pekerjaan pasangan batu dan mortal, pekerjaan tanah, dan pekerjaan bekisting. Dalam pekerjaan bekisting yang perlu ditinjau yaitu bekisting saluran drainase dan bekisting untuk pembuatan trotoar. Bahan- bahan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi perencanaan perkerasan jalan raya yaitu pasir, semen, dan batu, serta beberapa alat mekanik. Berdasarkan Standar Bina Marga, waktu efektif kerja yaitu 8 jam kerja, dan pada umumnya jam efektif kerja pekerja konstruksi yaitu 8 jam kerja. Pekerja konstruksi bekerja pada pagi hari yaitu jam 08:00-12:00, dan bekerja di siang hari yaitu jam 13:00-17:00.

4.2. Produktivitas Berdasarkan pada umumnya di lapangan dengan metode time study.

Dalam metode time study, tiap-tiap elemen pekerjaan dihitung standar timenya. Standar yang digunakan untuk penghitungan time study pada penelitian ini adalah


(38)

harga upah pekerja biasa Rp 40.000,- dan harga upah mandor Rp 70.000,- kemudian dikonversikan berdasarkan koefisien Standar Bina Marga.

4.2.1. Pekerjaan Batu dengan Mortar

Berikut ini adalah contoh Time Study

Tabel 4.2.1.1.Pada Pagi Hari

Elemen Deskripsi R WR OT BT Keterangan

Pengadukan Luluh 100 00:20:00 20,00 20,00 3 Orang Pekerja Pembersihan Batu 100 00:45:00 45,00 20,00 1 Mandor

10 Orang Pekerja Perapian/Pemasangan Batu 100 00:50:00 60,00 20,00 1 Mandor

10 Orang Pekerja Keterangan:

R : Rating

WR : Watch Reading OT : Observed Time BT : Basic Time

Contoh perhitungan untuk pekerjaan pasangan dinding dengan metode time study untuk mendapatkan standard time:


(39)

Jumlah Pekerja = 3 Pekerja Biasa

Upah = Rp40.000,

= (3xRp 40.000/Rp70.000)

Konversi = 1.71

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:20:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (20+0/60) x (100/100)

= 0.33 jam

BT konversi untuk 1.169 m3 luluh = BT (jam) x konversi = 0.33 x 1.71

= 0.56


(40)

Luasan untuk 1.169 m3 t = 10 cm = 1.169 m3 / 10 cm

= 11.69 m2 Luasan luluh yang sama dengan volume spesi 1.169 m3 = 0.56/11.69

Dengan lebar 0.1 m = 0.048 m2

1m2 batu ± 60 buah batu ukuran 15 cm x 10 cm x 7.5 cm

Luas total luluh untuk 1 m2 pasangan batu dengan mortal = 0.15 x 0.075 x 60 = 0.675

Luas total luluh untuk 1 m2 pasangan batu dengan mortal = 1 – 0.675

Lebar spesi bata sesuai dengan lebar dinding bata = 0.325 m2

BT konversi luluh untuk 1 m2 pasangan batu dengan mortal = 0.217 x 0.325 m2

2. Perapian / Pemasangan Batu

Jumlah Pekerja = 1 Mandor

10 Pekerja

Upah = Rp70.000/ Mandor


(41)

Konversi = (Rp70.000/Rp70.000)x 1

+(Rp40.000/Rp70.000) x10

6.71 Jumlah batu pada pekerjaan batu dengan mortal 1 m2 = 75 buah

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:45:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (45+0/60) x (100/100)

= 0.75 jam

BT konversi luluh untuk 1 m2 pekerjaan batu dengan mortal = BT (jam) x konversi

= 0.75 x 6.71 = 5.0325 menit

Dengan cara yang sama, dapat dihitung produktivitas pekerja kontruksi untuk pekerjaan batu dengan mortal dan juga rata-rata dari hari-hari tersebut.


(42)

% Relaxation : Berdasarkan tabel relaksasi

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10 % S.T. : (1+Total %) x basic time

Unit S.T. : S.T x Q (dalam manhour/m)

Nilai standar time untuk setiap elemen pekerjaan batu dengan mortal adalah sebagai berikut:

Pengadukan luluh : 0.363 manhour/m Pemasangan batu : 0.825 manhour/m

Total : 1.188 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study Standard time:

Pengadukan luluh : 0.363 manhour/m Pemasangan batu : 0.825 manhour/m

Total : 1.188 manhour/m Output rata-rata perhari : 8m3


(43)

Manhour untuk time study = output x standard time

= 8 m3 x1.0728 manhour/m2 = 9.504 manhour/m

Produktivitas = 8 m3/9.504 manhour/m

= 0.84 m2/manhour

Dengan cara yang sama dapat dihitung produktivitas pekerja kontruksi untuk pekerjaan batu dengan mortal dihari berikutnya:

Tabel 4.2.1.2. Pada Siang Hari

Secara umum pada siang hari metode yang dipakai untuk mengamati adalah sama dengan pada waktu pagi hari.

Berikut ini adalah contoh Time Study:

Elemen Deskripsi R WR OT BT Keterangan

Pengadukan Luluh 100 00:25:00 25.00 25.00 3 Orang Pekerja

Pembersihan Batu 100 00:50:00 45.00 45.00

1 Mandor 10 Orang


(44)

Pekerja

Perapian/ Pemasangan Batu

100 00:52:00 52.00 52.00

1 Mandor

10 Orang Pekerja

Keterangan: R : Rating

WR : Watch Reading OT : Observed Time BT : Basic Time

Contoh perhitungan untuk pekerjaan batu dengan mortal dengan metode time study untuk mendapatkan standard time:

1. Pengadukan Luluh

Jumlah Pekerja = 3 Pekerja Biasa

Upah = Rp40.000,

= (3xRp 40.000/Rp70.000)

Konversi = 1.71


(45)

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (15+0/60) x (100/100)

= 0.25 jam

BT konversi untuk 1.169 m3 luluh = BT (jam) x konversi

= 0.25 x 1.71 = 0.43 Lebar spesi batu sesuai lebar jalan = 10 cm

Luasan untuk 1.169 m3 t = 10 cm = 1.169 m3 / 10 cm = 11.69 m2

Luasan luluh yang sama dengan volume spesi 1.169 m3 = 0.43/11.69

Dengan lebar 0.11 m = 0.048 m2

1m2 batu ± 60 buah batu ukuran 20.5 cm x 11 cm x 5.5 cm


(46)

= 0.675

Luas total luluh untuk 1 m2 pasangan batu dengan mortal = 1 – 0.675 Lebar spesi bata sesuai dengan lebar dinding bata = 0.325 m2

BT konversi luluh untuk 1 m2 pasangan batu dengan mortal = 0.217 x 0.325 m2

2. Perapian/Pemasangan batu

Jumlah Pekerja = 1 Mandor

10 Pekerja

Upah = Rp70.000/ Mandor

= Rp40.000/ Pekerja

Konversi =

(Rp70.000/Rp70.000)x 1

+(Rp40.000/Rp70.000)x10

6.71


(47)

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:50:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (50+0/60) x (100/100)

= 0.833 jam

BT konversi luluh untuk 1 m2 pekerjaan batu dengan mortal = BT (jam) x konversi = 0.833 x 6.71

= 5.58 menit

Dengan cara yang sama, dapat dihitung produktivitas pekerja kontruksi untuk pekerjaan batu dengan mortal dan juga rata-rata dari hari-hari tersebut.

Untuk hasil perhitungan yang lebih detai dapat dilihat pada lembar lampiran. % Relaxation : Berdasarkan tabel relaksasi

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10% S.T. : (1+Total %) x basic time


(48)

Nilai standar time untuk setiap elemen pekerjaan batu dengan mortal adalah sebagai berikut:

Pengadukan luluh : 0.473 manhour/m

Pemasangan batu : 0.913 manhour/m Total : 1.386 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study:

Standard time:

Pengadukan luluh : 0.473 manhour/m

Pemasangan batu : 0.913 manhour/m Total : 1.386 manhour/m

Output rata-rata perhari : 8m3

Manhour untuk time study = output x standard time = 8 m3 x1.386 manhour/m2

= 11.088 m manhour


(49)

= 0.67 m2/manhour

4.2.2. PekerjaanTanah

Tabel 4.2.2.1.Pada Pagi Hari

Berikut ini adalah contoh Time Study:

Elemen Deskripsi R WR Keterangan

Galian biasa 100 00:40:00 5 Pekerja

Galian padas 100 00:45:00 15 Pekerja

Keterangan: R : Rating

WR : Watch Reading

1. Galian biasa

Jumlah Pekerja = 5 Pekerja

Upah = Rp40.000


(50)

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:40:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (40+0/60) x (100/100) = 0.67 jam

BT konversi untuk 1.169 m3 galian = BT (jam) x konversi = 0.67 x 2.85

= 1.909 manhour

Tebal Semen = 2 cm

Luasan untuk 0.18 m3 t = 2 cm = 1.169 / 2 cm = 5.85 m2

BT konversi untuk 1 m2 pengangkatan tanah = BT konversi untuk 5.85 m2 = 1.909/5.85

= 0.326 manhour

2. Galian padas


(51)

= 15 Pekerja

Upah = Rp70.000 (Mandor)

= Rp40.000 (Pekerja)

Konversi = 1 x (Rp70.000/Rp70.000) +

15 x (Rp40.000/Rp70.000)

= 9.57 Pekerja Waktu yang diperlukan (WR) = 00:45:00

Pengerjaan Semen = 4 m

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (45+0/60) x (100/100)

= 45 menit = 0.75 jam

BT konversi untuk 2 m2 galian = BT (jam) x konversi = 0.75 x 9.57

= 7.17 manhour


(52)

= 7.17/4

= 1.79 manhour

% Relaxation : Berdasarkan tabel relaksasi

% Con : Ditentukan angka kontigensi sebesar 10%

S.T. : (1+Total %) x basic time Unit S.T. : S.T x Q (dalam manhour/m2)

Nilai standar time untuk setiap elemen Pekerjaan Tanah adalah sebagai berikut:

Galian biasa : 0.737 manhour/m Galian padas : 0.825 manhour/m Total : 1.562 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study: Standard time:

Galian biasa : 0.737 manhour/m Galian padas : 0.825 manhour/m Total : 1.562 manhour/m


(53)

Manhour untuk time study = output x standard time

= 100 m2 x1.562 manhour/m2 = 156.2 manhour

Produktivitas = 100 m2/156.2 manhour

= 0.64 m2/manhour

Tabel 4.2.2.2. Pada Siang Hari

Secara umum pada siang hari metode yang dipakai untuk mengamati adalah sama pada waktu siang hari.

Berikut ini adalah contoh Time Study:

R WR Keterangan

Elemen Deskripsi

Galian biasa 100 00:01:05 5 Pekerja

Galian padas 100 01:30:00 15 Pekerja

Keterangan: R : Rating


(54)

1. Galian biasa

Jumlah Pekerja = 3 Pekerja

Upah = Rp40.000/Pekerja

Konversi = 5 x (Rp40.000/Rp70.000)

= 2.85 tukang

Waktu yang diperlukan (WR) = 01:05:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= 1+(05+0/60) x (100/100)

= 1+5/60 = 1.083 jam

BT konversi untuk 1.169 m3 galian = BT (jam) x konversi = 1.083 x 2.85


(55)

= 3.086 manhour

Tebal Semen = 2 cm

Luasan untuk 1.169 m3 t = 2 cm = 1.169 / 2 cm

= 5.85 m2

BT konversi untuk 1 m2 pengangkatan tanah = BT konversi untuk 5.85 m2

= 3.086/5.85 = 0.0383 manhour 2. Galian padas

Tanggal Pengamatan =

Jumlah Pekerja = 1 Mandor

= 15 Pekerja

Upah = Rp70.000 (Mandor)

= Rp40.000 (Pekerja)

Konversi = 1 x (Rp70.000/Rp70.000) +

15 x (Rp40.000/Rp70.000)


(56)

Waktu yang diperlukan (WR) = 01:30:00

Pengerjaan Semen = 4 m

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = 1 + (30/60) x (100/100) = 1 + 0.5 x 100/100

= 1.5 jam = 1.5 jam

BT konversi untuk 2 m2 galian = BT (jam) x konversi

= 1.5 x 9.57 = 14.357 manhour

BT konversi untuk 1 m2 pengangkatan tanah = BT konversi untuk 2m2/4m

= 14.357/4 = 3.59 manhour

% Relaxation : Berdasarkan tabel relaksasi

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10% S.T. : (1+Total %) x basic time


(57)

Nilai standar time untuk setiap elemen Pekerjaan Tanah adalah sebagai berikut: Galian biasa : 0.374 manhour/m

Galian padas : 1.193 manhour/m Total :.1.565 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study: Standard time:

Galaian biasa : 0.374 manhour/m

Galian padas : 1.193 manhour/m Total : 1.565 manhour/m Output rata-rata perhari : 100 m2

Manhour untuk time study = output x standard time

= 100 m2 x 1.565 manhour/m2 = 156.53 manhour

Produktivitas = 100 m2/156.53 manhour


(58)

4.2.3. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan bekisting yang diamati adalah pekerjaan bekisting untuk saluran drainase dan trotoar.

4.2.3.1. Pekerjaan bekisting saluran drainase

Untuk pekerjaan bekisting saluran drainase, elemen-elemen pekerjaan yang diamati adalah kegiatan pengambilan papan, pengukuran dan pemotongan,

pembuatan dan pemasangan bekisting.

Adapun bentuk time study form untuk pekerjaan bekisting balok adalah sebagai berikut:

4.2.3.1.1. Pagi hari

Element description R WR OT BT


(59)

Memotong dan mengukur 100 00:05:00 5.00 5.00

Membuat bekisting balok 100 00:18:20 18.33 18.33

Memasak bekisting 100 00:55:00 55.00 55.00

Keterangan: R : Rating WR: Watch Reading OT : Observed Time IT : Ideal Time BT : Basic Time

Contoh perhitungan untuk pekerjaan bekisting saluran drainase dengan metode Time Study untuk menerapkan standar time:

1. Membawa papan bekisting

Jumlah pekerja 2 pekerja

Upah Rp 40.000

Konversi (40.000/40.000) = 2

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:01:10

Rati = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (70/60) x (100/100)


(60)

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= 1.167/60 x 2 = 0.04

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2

= 0.04/ 6.25 = 0.0064

2. Mengukur dan memotong

Jumlah pekerja 1 pekerja & 1 mandor

Upah = Rp 40.000 pekerja &

1 mandorRp 70.000

Konversi (70.000/40.000) = 1.75

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2


(61)

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (5+ 0/60) x (100/100)

= 5 menit

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= 5/60 x 1.75 = 0.146

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2 = 0.146/ 6.25

= 0.023

3. Membuat bekisting

Jumlah pekerja = 2 pekerja

Upah = Rp 40.000/ 40.000

Konversi = (40.000/ 40.000) x 2 =


(62)

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:18:20

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (18+ 20/60) x

(100/100)

= 18.33 menit

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = (18.33/60) x 2 = 0.0.611

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2 = 0.611/ 6.25 = 0.098


(63)

4. Memasang bekisting

Jumlah pekerja = 2 pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = (40.000/40.000) x 2= 2

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:55:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (55+ 0/60) x (100/100)

= 55 menit

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = 55/60 x 2

= 1.833

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/


(64)

= 1.98/ 6.25

= 0. 293

% Relaxation : berdasarkan tabel relaksasi

% Con : ditentukan angka kontingensi sebesar 10 %

S.T : (1+ Total %) x basic time Unit S.T : S.T x Q (dalam manhour / m2)

Nilai standar time untuk setiap elemen bekisting balok adalah sebagai berikut :

Mengambil papan : 0.0209

Memotong dan mengukur : 0.1606

Membuat : 0.6721

Memasang : 2.0163

Contoh perhitungan manhour time studi Standar time untuk saluran drainase:


(65)

Mengambil papan : 0.0209 manhour / m

Memotong dan mengukur : 0.1606 manhour / m

Membuat : 0.6721 manhour / m

Memasang : 2.0163 manhour / m

Output rata-rata perhari:

Mengambil papan : 3.0 m2

Memotong dan mengukur : 3.0 m2

Membuat : 3.0 m2

Memasang : 3.0 m2

Manhour untuk time studi = output x standar time Manhour:

Mengambil papan : 3.0 m2 x 0.0209 =

0.0627

Memotong dan mengukur : 3.0 m2 x 0.1606 =

0.4818

Membuat : 3.0 m2 x 0.6721 =


(66)

Memasang : 3.0 m2 x 2.0163 = 6.0489

Total : 8.61 manhour

Produktivitas : 3 m2 / 8.61

: 0.348 m2 / manhour

4.2.3.1.2. Siang hari

Element description R WR OT BT

Mengambil papan jarak 50 m 100 00:04:00 4.00 4.00

Memotong dan mengukur 100 00:07:00 7.00 7.00

Membuat bekisting balok 100 00:22:0 22.00 22.00

Memasak bekisting 100 01:20:00 80.00 80.00

Keterangan: R : Rating WR: Watch Reading OT : Observed Time IT : Ideal Time BT : Basic Time


(67)

Contoh perhitungan untuk pekerjaan bekisting saluran drainase dengan metode Time Study untuk menerapkan standar time:

1. Membawa papan bekisting

Jumlah pekerja 2 pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = (40.000/40.000) x = 2

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:04:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (4+ 0/60) x (100/100)

= 4 menit

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = 4/60 x 2

= 0.13

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/


(68)

6.25 m2

= 0.13/ 6.25 = 0.021

2. Mengukur dan memotong

Jumlah pekerja = 1 pekerja & 1 mandor

Upah = Rp 40.000 pekerja &

1 mandor = Rp 70.000

Konversi = (70.000/40.000) = 1.75

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:07:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (7+ 0/60) x (100/100)

= 7 menit


(69)

= 7/60 x 1.75

= 0.204

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2 = 0.204/ 6.25

= 0.033

3. Membuat bekisting

Jumlah pekerja = 2 pekerja

Upah = Rp 40.000/ 40.000

Konversi = (40.000/ 40.000) x 2 =

2

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm

= 6.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:22:00

Rating = 100


(70)

= (22+ 0/60) x (100/100)

= 0.367 jam

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= (0.367/60) x 2 = 0.74

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2

= 0.74/ 6.25 = 0.118

4. Memasang bekisting

Jumlah pekerja = 2 pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = (40.000/40.000) x 2= 2

Ukuran bekisting = 250 cm x 250 cm


(71)

Waktu yang diperlukan (WR) = 01:20:00

Rating = 100

Basic Time (BT) = WR x (R/100)

= (80 + 0/60) x (100/100)

= 80 menit

= 1.33 jam

BT konversi untuk 6.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = 80/60 x 2

= 2.66

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 6.25 m2/

6.25 m2 = 2.66/ 6.25

= 0. 425

% Relaxation : berdasarkan tabel relaksasi


(72)

S.T : (1+ Total %) x basic time

Unit S.T : S.T x Q (dalam manhour / m2)

Nilai standar time untuk setiap elemen bekisting balok adalah sebagai berikut :

Mengambil papan : 0.143

Memotong dan mengukur : 0.224

Membuat : 0.4037

Memasang : 2.926

Contoh perhitungan manhour time studi

Standar time untuk saluran drainase:

Mengambil papan : 0.143 manhour / m

Memotong dan mengukur : 0.224 manhour / m

Membuat : 0.4037 manhour / m

Memasang : 2.926 manhour / m


(73)

Mengambil papan : 3.0 m2

Memotong dan mengukur : 3.0

Membuat : 3.0 m2

Memasang : 3.0 m2

Manhour untuk time studi = output x standar time Manhour:

Mengambil papan : 3.0 m2 x 0.143 = 0.429

manhour

Memotong dan mengukur : 3.0 m2 x 0.224 = 0.672

manhour

Membuat : 3.0 m2 x 0.4037 = 1.21

manhour

Memasang : 3.0 m2 x 2.926 = 8.78

manhour

Total : 11.091 manhour

Produktivitas : 3 m2 / 11.091


(74)

Dengan cara yang sama dapat dihitung produktivitas pekerja konstruksi untuk pekerjaan bekisting trotoar.

4.2.3.2.1 Pada Pagi Hari

Contoh Time study untuk pekerjaan bekisting saluran trotoar adalah sebagai berikut:

Remarks Observ

er

Date

Element Description R WR OT BT

Mengambil Papan Jarak 50 m

100 00:02:00 02.00 02.00

Memotong dan Mengukur 100 00:03:00 03.00 03.00

Membuat bekisting Balok 100 00:16:00 16.00 16.00

Memasang bekiesting balok


(75)

Keterangan: R : Rating

WR : Watch Reading OT : Observed Time BT : Basic Time IT : Idle Time

Contoh perhitungan untuk pekerjaan bekisting kolom dengan metode Time Study untuk mendapatkan standard time:

1. Membawa papan bekisting

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = (Rp 40.000/Rp 40.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2 Waktu yang diperlukan (WR) = 00:02:00

Rating = 100


(76)

= 2 menit

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = (2/60) x 2

= 0.067

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25 m2

= 0.067/12.25 = 0.005 2.Mengukur dan Memotong

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = (Rp 40.000/Rp 40.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2 Waktu yang diperlukan (WR) = 00:03:00

Rating = 100


(77)

= (3 + 0/60) x (100/100)

= 3 Menit

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= (3/60) x 2 = 0.1

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25 m2 = 0.1/12.25

= 0.008

3.Membuat Bekisting

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp 40.000

Konversi = 2x(Rp 40.000/Rp40.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 00:16:00


(78)

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (16 + 0/60) x (100/100) x 2 = 16 Menit

= 0.267 Jam

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= 0.267 x 2 = 0.53

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25 m2

= 0.53/12.25 = 0.04 4. Memasang Bekisting

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp40.000

Konversi = 2x(Rp40.000/Rp40.000) = 2

Pekerja


(79)

= 24.5 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 01:10:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100) = (1 + 10/60) x 1

= 1.167 Jam

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = 1.167 x 2

= 2.23

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 24.5 m2 = 2.33/24.5

= 0.095

% Relaxation : Berdasarkan table relaksasi

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10% S.T. : (1+Total %) x basic time


(80)

Nilai standar time untuk setiap elemen bekisting kolom adalah sebagai berikut:

Mengambil Papan : 0.074 manhour/m Memotong dan mengukur : 0.011 manhour/m

Membuat : 0.294 manhour/m

Memasang : 2.563 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study:

Kolom (pagi)

Standard time untuk balok:

Mengambil papan : 0.074 manhour/m Memotong dan mengukur : 0.011 manhour/m

Membuat : 0.294 manhour/m

Memasang : 2.563 manhour/m

Total : 2.942 manhour/m

Output rata-rata per hari:


(81)

Memotong dan mengukur : 3.0 m2

Membuat : 3.0 m2

Memasang : 3.0 m2

Manhour untuk Time Study = Output x Standard Time

Manhour:

Mengambil Papan : 3.0 m2 x 0.074 = 0.22 manhour Memotong dan mengukur : 3.0 m2 x 1.738 = 0.033 manhour

Membuat : 3.0 m2 x 0.194 = 0.323 manhour Memasang : 3.0 m2 x 0.803 = 7.09 manhour

Total = 8.266 manhour

Produktivitas = 3 m2/8.266 manhour = 0.363 m2/manhour

4.2.3.2.2. Pada Siang Hari


(82)

Element Description R WR OT BT

Mengambil Papan Jarak 50 m 100 00:02:40 02.67 02.67

Memotong dan Mengukur 100 00:04:15 04.25 04.25

Membuat bekisting Balok 100 00:26:00 26.00 26.00

Memasang bekiesting balok

(350 cm x 350 cm)

100 01:15:00 75.00 75.00

Keterangan: R : Rating

WR : Watch Reading OT : Observed Time BT : Basic Time IT : Idle Time

Contoh perhitungan untuk pekerjaan bekisting kolom dengan metode Time Study untuk mendapatkan standard time:

1. Membawa papan bekisting


(83)

Upah = Rp40.000

Konversi = (Rp40.000/Rp40.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2 Waktu yang diperlukan (WR) = 00:02:40

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (2 + 40/60) x (100/100) = 2.67

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= (2.67/60) x 2 = 0.089

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25m2/12.25m2

= 0.089/12.25


(84)

2. Mengukur dan Memotong

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp40.000

Konversi = (Rp40.000/Rp40.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2 Waktu yang diperlukan (WR) = 00:04:15

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (4 + 15/60) x (100/100)

= 4.25 Menit

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= (4.25/60) x 2 = 0.07


(85)

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25m2/12.25m2

= 0.07/12.25

= 0.0057

3. Membuat Bekisting

Jumlah Pekerjaan = 2 Pekerja

Upah = Rp40.000

Konversi = 2x(Rp40.000/Rp70.000) = 2

Pekerja

Ukuran Bekisting = 350 cm x 350 cm

= 12.25 m2 Waktu yang diperlukan (WR) = 00:26:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100)

= (26 + 0/60) x (100/100) x 2


(86)

= 0.43 Jam

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi = 0.43 x 2

= 0.87

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 12.25m2/12.25m2

= 0.87/12.25 = 0.07

4. Memasang Bekisting

Jumlah Pekerja = 2 Pekerja

Upah = Rp40.000

Konversi = 2x(Rp40.000/Rp40.000) = 2

Pekerja


(87)

= 12.25 m2

Waktu yang diperlukan (WR) = 01:15:00

Rating = 100

Basic Time (BT) (menit) = WR x (R/100) = (75) x (100/100)

= 75 = 1.25 Jam

BT konversi untuk 12.25 m2 (manhour) = (BT/60) x konversi

= 1.25 x 2 = 2.5

BT konversi untuk 1 m2 (manhour) = BT konversi untuk 15.25m2/12.25m2

= 2.5/12.25

= 0.204


(88)

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10%

S.T. : (1+Total %) x basic time Unit S.T. : S.T x Q (dalam manhour/m2)

Nilai standar time untuk setiap elemen bekisting kolom adalah sebagai berikut: Mengambil Papan : 0.098 manhour/m

Memotong dan mengukur : 0.077 manhour/m

Membuat : 0.96 manhour/m

Memasang : 2.75 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study: Kolom (Siang)

Standard time untuk balok:

Mengambil papan : 0.098 manhour/m Memotong dan mengukur : 0.077 manhour/m

Membuat : 0.96 manhour/m

Memasang : 2.75 manhour/m

Output rata-rata per hari:


(89)

Memotong dan mengukur : 3.0 m2

Membuat : 3.0 m2

Memasang : 3.0 m2

Manhour untuk Time Study = Output x Standard Time Standard Time

Manhour:

Mengambil Papan : 3.0 m2 x 0.098 = 0.294 manhour Memotong dan mengukur : 3.0 m2 x 0.077 = 0.231 manhour

Membuat : 3.0 m2 x 0.96 = 2.88 manhour Memasang : 3.0 m2 x 2.75 = 8.25 manhour

Total = 11.655 manhour

Produktivitas = 3 m2/11.655 manhour = 0.289 m2/manhour

4.3. Hasil analisa

Setelah melakukan penelitian, dan melakukan analisa hitungan, maka dapat diketahui perbandingan antara data dilapangan berdasarkan literatur dengan Standar Bina Marga . Adapun produktivitas perbandingan tersebut adalah:


(90)

Dari hasil penelitian untuk pekerjaan batu dengan mortar, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,84 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,67 m²/manhour . Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,382 m²/manhour.

Untuk pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,64 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,638 m²/manhour. Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,385 m²/manhour.

Untuk pekerjaan bekisting saluran drainase, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,348 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,27 m²/manhour. Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,309 m²/manhour.

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pekerja konstruksi lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya pada pagi hari dibandingkan dengan siang hari disebabkan pekerja mulai melakukan pekerjaan dalam cuaca yang tidak panas dan belum dilalui kelelahan pada saat memulai pekerjaannya.

Menurut Standar Bina Marga, bila dibandingkan dengan hasil penelitian dilapangan, baik pada pekerjaan batu dengan mortar, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, dan bekisting, produktivitas pekerja konstruksi lebih tinggi pada kenyataannya dilapangan, sehingga pekerjaan konstruksi dilapangan memenuhi standar.


(91)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pengaruh waktu kerja (pagi hari dan siang hari) terhadap produktivitas pekerja konstruksi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Secara umum, produktivitas pekerja di pagi hari lebih tinggi dari pada produktivitas pekerja di waktu siang hari. Dan secara kenyataan di lapangan, produktivitas pekerja di pagi hari lebih tinggi daripada siang hari. Hal ini di pengaruhi pada waktu pekerjaan konstruksi pada pagi hari selama penelitian, pekerja belum terlalu lelah dalam mengerjakan pekerjaannya. Adapun hasil yang diperoleh di lapangan setelah melakukan penelitian dan membuat perhitungan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Untuk pekerjaan batu dengan mortar produktivitas pekerja pada pagi hari lebih tinggi 17,53 % daripada di siang hari, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah pada pagi hari lebih tinggi tinggi 22,23 % dari pada siang hari. Untuk pekerjaan bekisting produktivitas pekerja pada pagi hari lebih tinggi 25 % daripada siang hari


(92)

2. Dengan nilai rata-rata produktivitas pagi dan siang hari pada data time study, juga dengan nilai rata-rata dari nilai tercepat dan terlambat pada data soedradjat, maka diberi kesimpulan bahwa produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari lebih tinggi dari pada siang hari karena faktor cuaca tidak terlalu menyengat pada pagi hari dibandingkan dengan siang hari, dan pekerja konstruksi baru memulai pekerjaannya pada pagi hari dengan tenaga yang maksimal.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan diluar ruangan dimana temperatur lingkungan akibat sengatan matahari amat berpengaruh sebaiknya pekerjaan dapat dikerjakan terlebih dahulu pada saat temperatur lingkungan belum terlalu tinggi (pagi hari) sehingga produktivitas tidak menurun.

2. Menghitung produktivitas itu merupakan suatu hal yang sangat rumit, sehingga dalam menghitung produktivitas dibutuhkan ketelitian dan logika agar produktivitas yang di dapat dari perhitungan tidak akan salah.


(93)

DAFTAR PUSTAKA

Ph.D, Sumanth J. David, Productivity Engineering And Management, Associate professor and irector, productivity research group department of Iindustrial engineering university of Miami.

Kaming, Peter F., et. al., 2000, Studi Mengenai Penentuan Kelompok Kerja oleh Kontraktor, Conference on Construction Project Management: Cristal Issue and Callenges in to The Next Millenium, Yogyakarta, 23 September 2000, Fakultas Teknik Pasca Sarjana Universitas Admajaya Yogyakarta, Yogyakarta.

Wignall Arthur, Kendrick S.Peter, Ancill Roy, Copson Malcolm, Proyek Jalan, Teori dan Praktek, Erlangga, Ciracas Jakarta.

Admaja Kusuma Handoyo, 2004, Perbandingan Produktivitas Pekerja Konstruksi, Jakarta.

Kangmartono Sutawijaya, 2002, Produktivitas Pekerja Konstruksi, Jakarta

Anggota IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia ), 1983, Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, Erlangga, Jakarta Pusat.

Departemen KIMPRASWIL. 2003, Pedoman Pelaksanaan Jalan Beton Semen, Direktorat Jendral Prasarana Wilayah.

Departemen Pekerjaan Umum. 1990, Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton Semen), Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Suryawan, Ari. 2005, Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement), Beta Offset, Jakarta.


(1)

% Con : ditentukan angka kontigensi sebesar 10%

S.T. : (1+Total %) x basic time Unit S.T. : S.T x Q (dalam manhour/m2)

Nilai standar time untuk setiap elemen bekisting kolom adalah sebagai berikut: Mengambil Papan : 0.098 manhour/m

Memotong dan mengukur : 0.077 manhour/m

Membuat : 0.96 manhour/m

Memasang : 2.75 manhour/m

Contoh perhitungan manhour untuk Time Study: Kolom (Siang)

Standard time untuk balok:

Mengambil papan : 0.098 manhour/m Memotong dan mengukur : 0.077 manhour/m

Membuat : 0.96 manhour/m

Memasang : 2.75 manhour/m

Output rata-rata per hari:


(2)

Memotong dan mengukur : 3.0 m2

Membuat : 3.0 m2

Memasang : 3.0 m2

Manhour untuk Time Study = Output x Standard Time Standard Time

Manhour:

Mengambil Papan : 3.0 m2 x 0.098 = 0.294 manhour Memotong dan mengukur : 3.0 m2 x 0.077 = 0.231 manhour

Membuat : 3.0 m2 x 0.96 = 2.88 manhour Memasang : 3.0 m2 x 2.75 = 8.25 manhour

Total = 11.655 manhour

Produktivitas = 3 m2/11.655 manhour = 0.289 m2/manhour

4.3. Hasil analisa

Setelah melakukan penelitian, dan melakukan analisa hitungan, maka dapat diketahui perbandingan antara data dilapangan berdasarkan literatur dengan Standar Bina Marga . Adapun produktivitas perbandingan tersebut adalah:


(3)

Dari hasil penelitian untuk pekerjaan batu dengan mortar, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,84 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,67 m²/manhour . Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,382 m²/manhour.

Untuk pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,64 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,638 m²/manhour. Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,385 m²/manhour.

Untuk pekerjaan bekisting saluran drainase, produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari 0,348 m²/manhour, produktivitas pekerja konstruksi pada siang hari 0,27 m²/manhour. Sedangkan berdasarkan Standar Bina Marga produktivitas pekerja konstruksi 0,309 m²/manhour.

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa pekerja konstruksi lebih produktif dalam melakukan pekerjaannya pada pagi hari dibandingkan dengan siang hari disebabkan pekerja mulai melakukan pekerjaan dalam cuaca yang tidak panas dan belum dilalui kelelahan pada saat memulai pekerjaannya.

Menurut Standar Bina Marga, bila dibandingkan dengan hasil penelitian dilapangan, baik pada pekerjaan batu dengan mortar, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah, dan bekisting, produktivitas pekerja konstruksi lebih tinggi pada kenyataannya dilapangan, sehingga pekerjaan konstruksi dilapangan memenuhi standar.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pengaruh waktu kerja (pagi hari dan siang hari) terhadap produktivitas pekerja konstruksi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Secara umum, produktivitas pekerja di pagi hari lebih tinggi dari pada produktivitas pekerja di waktu siang hari. Dan secara kenyataan di lapangan, produktivitas pekerja di pagi hari lebih tinggi daripada siang hari. Hal ini di pengaruhi pada waktu pekerjaan konstruksi pada pagi hari selama penelitian, pekerja belum terlalu lelah dalam mengerjakan pekerjaannya. Adapun hasil yang diperoleh di lapangan setelah melakukan penelitian dan membuat perhitungan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Untuk pekerjaan batu dengan mortar produktivitas pekerja pada pagi hari lebih tinggi 17,53 % daripada di siang hari, pekerjaan semen untuk pondasi semen tanah pada pagi hari lebih tinggi tinggi 22,23 % dari pada siang hari. Untuk pekerjaan bekisting produktivitas pekerja pada pagi hari lebih tinggi 25 % daripada siang hari


(5)

2. Dengan nilai rata-rata produktivitas pagi dan siang hari pada data time study, juga dengan nilai rata-rata dari nilai tercepat dan terlambat pada data soedradjat, maka diberi kesimpulan bahwa produktivitas pekerja konstruksi pada pagi hari lebih tinggi dari pada siang hari karena faktor cuaca tidak terlalu menyengat pada pagi hari dibandingkan dengan siang hari, dan pekerja konstruksi baru memulai pekerjaannya pada pagi hari dengan tenaga yang maksimal.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan diluar ruangan dimana temperatur lingkungan akibat sengatan matahari amat berpengaruh sebaiknya pekerjaan dapat dikerjakan terlebih dahulu pada saat temperatur lingkungan belum terlalu tinggi (pagi hari) sehingga produktivitas tidak menurun.

2. Menghitung produktivitas itu merupakan suatu hal yang sangat rumit, sehingga dalam menghitung produktivitas dibutuhkan ketelitian dan logika agar produktivitas yang di dapat dari perhitungan tidak akan salah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ph.D, Sumanth J. David, Productivity Engineering And Management, Associate professor and irector, productivity research group department of Iindustrial engineering university of Miami.

Kaming, Peter F., et. al., 2000, Studi Mengenai Penentuan Kelompok Kerja oleh Kontraktor, Conference on Construction Project Management: Cristal Issue and Callenges in to The Next Millenium, Yogyakarta, 23 September 2000, Fakultas Teknik Pasca Sarjana Universitas Admajaya Yogyakarta, Yogyakarta.

Wignall Arthur, Kendrick S.Peter, Ancill Roy, Copson Malcolm, Proyek Jalan, Teori dan Praktek, Erlangga, Ciracas Jakarta.

Admaja Kusuma Handoyo, 2004, Perbandingan Produktivitas Pekerja Konstruksi, Jakarta.

Kangmartono Sutawijaya, 2002, Produktivitas Pekerja Konstruksi, Jakarta

Anggota IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia ), 1983, Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, Erlangga, Jakarta Pusat.

Departemen KIMPRASWIL. 2003, Pedoman Pelaksanaan Jalan Beton Semen, Direktorat Jendral Prasarana Wilayah.

Departemen Pekerjaan Umum. 1990, Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton Semen), Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Suryawan, Ari. 2005, Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement), Beta Offset, Jakarta.