Teknik Perencanaan Jalan Sitem Perencanaan Perencanaan Jalan Baru Perencanaan Lapis Perkerasan Tambahan Overlay

20

2.6.4. Teknik Perencanaan Jalan

Langkah – langkah perencanaan konstruksi jalan raya baik jalan baru ataupun jalan yang masih ada adalah melakukan kegiatan survey lapangan. Survey lapangan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut : survey pendahuluan, survey andal, survey topografi, survey hidrologi, survey lalu lintas dan survey geoteknik. Selain survey tersebut juga diperlukan data pendukungdata dasar yang harus disediakan sebagai referensi saat pelaksanaan survey lapangan. Data-data penunjang tersebut antara lain adalah, peta jaringan, peta topografi, dan peta geologi regional.

2.6.5. Sitem Perencanaan

Perencanaan konstruksi perkerasan dapat dibedakan antara perencanaan konstruksi jalan baru dan untuk peningkatanlapis perkerasan tambahan overlay penelitian ini perencanaan jalan baru dan lapis perkerasan tambahan overlay dihitung dengan menggunakan metode analisa komponen atau cara Standar Bina Marga

2.6.6. Perencanaan Jalan Baru

Pada sitem perencanaan jalan baru, perhitungan tebal perkerasan dilakukan secara ekonomis tetapi harus tetap memenuhi nilai kekuatan struktural yang Universitas Sumatera Utara 21 dibutuhkan oleh jalan tersebut, harus dapat mengantisipasi perkembangan lalu lintas dan ramah lingkungan. Di Indonesia perhitungan perkerasan jalan baru dapat menggunakan metode Bina Marga, karena sesuai dengan kondisi di Indonesia yaitu untuk keadaan alam, lingkungan, sifat tanah dasar, dan jenis perkerasan yang umumnya dipakai di Indonesia.

2.6.7. Perencanaan Lapis Perkerasan Tambahan Overlay

Pada konstruksi jalan yang habis masa pelayanannya dan telah melampaui indeks permukaan akhir yang diharapkan, maka perlu diberikan perkerasan tambahan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan struktur, selain untuk meningkatkan tingkat keamanan, impermeablekedap air, tingkat pelayanan. Sama halnya dengan perencanaan jalan baru, pada penelitian ini perhitungan tebal perkerasan tambahan menggunakan metode Bina Marga yaitu metode analisa komponen SKBI 2.3.26.1987. Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 2.2. Berikut merupakan tabel berupa hambatan-hambatan pemicu produktivitas. Secara umum Menurut pihak owner Menurut kontraktor Menurut pekerja tidak tersedianya material gempa bumi penundaan pekerjaan kondisi lapangan kurangnya program instruksi mandor kecepatan kerja yang kurang cuaca tidak baik seperti hujan perintah yang tidak jelas tidak tersedianya peralatan waktu pelaksanaan proyek pendek mendekati deadline proyek kondisi fisik pekerja rendahnya motivasi pekerja perubahan pekerjaan - change order Sumber : Soedradjat 1994 Dalam penelitian dilapangan, dan hasil analisa diketahui bahwa terdapat perbedaan produktivitas perkegiatanbangunan disebabkan karena: a. Jumlah tukang yang berbeda dalam melakukan perpekerjaan b. Dalam menentukan hari melakukan kegiatan berbeda sehingga cuaca tidak bisa dipastikan baik atau tidak. c. Lama waktu dalam melakukan pekerjaan perkegiatan berbeda pula. Universitas Sumatera Utara 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian