Kebijaksanaan Pemerintah di bidang Pasar Modal

investasi yang menguntungkan di negara yang bersangkutan atau pada saat yang sama investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bursa di negara asalnya. 62

D. Kebijaksanaan Pemerintah di bidang Pasar Modal

Kebijakan pemerintah yang berupa peraturan-peraturan di bidang pasar modal di Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Era Pra-Deregulasi Tahun 1977 sampai dengan tahun 1987 merupakan periode yang cukup suram bagi pasar modal Indonesia, karena pada masa ini hanya terdapat tidak kurang dari 24 perusahaan yang menawarkan saham dan 3 perusahaan yang menawarkan obligasi melalui pasar modal, dan jumlah dana yang dapat dihimpun hanya berkisar Rp.131,4 milyar. Suramnya keadaan pasar modal pada periode awal sejak diaktifkannya kembali tersebut, tercermin dari beberapa indikator antara lain sedikitnya jumlah perusahaan yang menawarkan efek di atas. Hal ini terjadi karena pasar modal merupakan wahana yang menarik bagi perusahaan pada masa itu disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat diindikasikan, antara lain sebagai berikut : 62 62 M Paulus Situmorang, Op. cit, hal. 8 Universitas Sumatera Utara a Adanya persyaratan laba minimum sebesar 10 dari modal sendiri sebagai salah satu syarat bagi perusahaan yang akan go public dipandang cukup berat oleh perusahaan. b Tertutupnya kesempatan bagi investor asing untuk ikut berpartisipasi dalam pemilikan saham. c Adanya batasan maksimum fluktuasi saham sebesar 4 dalam setiap hari perdagangan di bursa. d Tidak adanya perkakuan yang sama terhadap penghasilan yang berasal dari bunga deposito dengan deviden. e Belum dibukanya kesempatan bagi perusahaan untuk mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di bursa. 2. Era Deregulasi Tahun 1987 sampai dengan 1990 Berdasarkan pengamatan terhadap faktor-faktor di atas yang dipandang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal, maka pemerintah menerbitkan 3 tiga perangkat paket penting kebijaksanaan di bidang pasar modal, berupa penyederhanaan dan atau pemberian berbagai kemudahan. Paket- paket deregulasi di bidang pasar modal tersebut sebagaimana diuraikan sebagai berikut ini. a Paket Desember 1987 Universitas Sumatera Utara Paket kebijakan ini dikenal dengan PAKDES dan isi penting paket ini adalah : 1 Penghapusan persyaratan laba minimum 10 dari modal sendiri 2 Diperkenalkan instrumen baru pasar modal, yaitu saham atas unjuk 3 Dibuka Bursa Paralel sebagai arena perdagangan efek bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah 4 Dihapuskan ketentuan minimum fluktuasi harga 4 b Paket Desember 1988 Melalui paket ini dikenal dengan istilah PAKTO, Pemerintah melakukan terobosan-terobosan yang sangat signifikan, antara lain berupa : 1 Pengenaan pajak penghasilan atas bunga deposito berjangka dan sertifikat deposito tabungan. 2 Pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan pemberian kredit bank kepada nasabah perorangan dan nasabah group yaitu secara berturut- turut tidak melebihi 20 dan 50 dari modal sendiri bank pemberi kredit. 3 Penetapan persyaratan modal minimum untuk mendirikan Bank Umum Swasta Nasional, dan Bank Campuran. 4 Kebijaksanaan ini juga memberi peluang kepada bank untuk memanfaatkan pasar modal untuk memperluas permodalannya. Universitas Sumatera Utara c Paket Desember 1988 Pemerintah memberikan kesempatan kepada swasta melalui paket ini untuk mendirikan dan menyelenggarakan Bursa di luar Jakarta. Dengan kebijaksanaan ini, dibuka peluang bagi investor di Indonesia bagian lain untuk memperdagangkan efeknya di Bursa Efek Jakarta. Pemerintah juga memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mencatatkan seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di Bursa company listing, sehingga diharapkan saham perusahaan akan lebih marketable. d Pengalihan Tugas dan Fungsi Bapepam Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548KMK.0131990 yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199KMK.0101991 dimana tugas Bapepam pada mulanya juga sebagai penyelenggara Bursa, dengan keputusan tersebut diubah menjadi Pengawas Pasar Modal. Selain itu dibentuk lembaga-lembaga baru seperti Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana dan sebagainya. e Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1055KMK.0131989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal, Pemerintah membuka kesempatan bagi investor asing untuk Universitas Sumatera Utara berpartisipasi di pasar modal Indonesia sampai dengan maksimum 49 di Pasar Perdana, maupun 49 saham yang tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel. 3. Era Pasca Deregulasi Tahun 1990 sampai sekarang Dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan deregulasi di atas pasar modal Indonesia berkembang dengan pesat yang tercermin dari bertambahnya jumlah perusahaan yang go public meningkat drastis dan meningkatnya volume perdagangan efek di Bursa. Kebijaksanaan Pemerintah ini berpuncak dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta berbagai peraturan pelaksanaannya pada saat bersamaan, yang merupakan suatu momentum penting bagi pasar modal. Pemerintah bermaksud menggunakan momentum ini dengan sebaik- baiknya untuk membangun suatu pasar modal yang handal dan kompetitif. Oleh karena itu sampai sekarang Bapepam telah mengeluarkan tidak kurang dari 130 Peraturan Bapepam sebagai petunjuk teknis dan undang-undang dan peraturan pelaksanaanya. Dengan dikeluarkannya berbagai peraturan di atas, maka pada saat ini pasar modal Indonesia telah mempunyai perangkat peraturan yang komperehensif yang dapat memberikan peluang untuk menciptakan suatu pasar modal yang tangguh, kompetitif dan dapat dipercaya. Salah satu kebijaksanaan yang penting dikemukakan adalah keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Nomomr 455KMK.011997 yang mencabut Universitas Sumatera Utara Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1055KMK.0131989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal. Melalui keputusan tersebut, Pemerintah membuka kesempatan kesempatan bagi investor asing untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia dalam pemilikan saham-saham perusahaan sampai dengan maksimum 100 di Pasar Perdana maupun 100 saham yang tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel. Hal ini menunjukkan pula integritas Pemerintah untuk terus menjaga keberadaan pasar modal Indonesia, seperti terbukti ketika badai menghantam Rupiah akibat ulah spekulan, sehingga langkah utama yang mampu menghambat kejatuhan indeks akibat tight money policy TMP terpaksa diambil untuk menahan melemahnya rupiah terhadap US dollar. 63 Dampak positif dari kebijakan deregulasi telah menebalkan kepercayaan investor dan perusahaam terhadap pasar modal Indonesia. Puncak kepercayaan itu ditandai dengan lahirnya Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang- undang ini dapat dikatakan sebagai undang-undang yang cukup komperehensif, karena mengacu pada aturan-aturan yang berlaku secara internasional. 64 Berikut ini adalah peraturan-peraturan yang mengatur dan terkait dengan bidang pasar modal : 1. Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 63 Ibid, hal. 20 64 M.Irsan Nasarudin, Op. cit, hal. 73 Universitas Sumatera Utara 2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 3. Undang – undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang Cara Privatisaso Perusahaan Perseroan Persero 7. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penatausahaan, pertanggungjawaban, dam Publikasi Informasi atas Pengelola Surat Utang Negara. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44PMK.062005 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 343KMK.012003 tentang Lelang Pembelian Obligasi Negara. 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK2006 tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana. 10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646KMK.0101995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana Oleh Pemodal Asing. Universitas Sumatera Utara 11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455KMK.0101997 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal. 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 447KMK.062005 tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara Tahun 2005-2009. 13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443KMK.010203 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek. 14. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 90KMK.0010201 tentang Pemilikan Saham Perusahaan Efek Oleh Pemodal Asing. 15. Peraturan-peraturan Badan Pengawas Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ASPEK HUKUM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH INVESTOR ASING