PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH MELALUI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta)
THE INFLUENCE OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY AND THE INFORMATIONAL TECHNOLOGY USE TOWARD THE QUALITY OF REGIONAL
WORK UNIT FINANCIAL STATEMENT TOWARD THE GOVERNMENTAL ACCOUNTING STANDARD IMPLEMENTATION
(Study on Work Unit at Yogyakarta Local Governance)
SKRIPSI
Oleh:
LELY PRASTIWI 20130420466
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
i
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH MELALUI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
(Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta)
THE INFLUENCE OF HUMAN RESOURCES COMPETENCY AND THE INFORMATIONAL TECHNOLOGY USE TOWARD THE QUALITY OF
REGIONAL WORK UNIT FINANCIAL STATEMENT TOWARD THE GOVERNMENTAL ACCOUNTING STANDARD IMPLEMENTATION
(Study on Work Unit at Yogyakarta Local Governance) SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Oleh:
LELY PRASTIWI 20130420466
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Lely Prastiwi Nomor mahasiswa : 20130420466
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul, “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan melalui Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kota Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya ini dibatalkan.
Yogyakarta, 30 Desember 2016
Lely Prastiwi
(4)
v Motto
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka, Allah jadikan urusannya menjadi
mudah. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapat pahala yang agung.
(QS. Ath-Thalaq: 2-4).
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
#Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka allah memudahkannya mendapat jalan ke surga. (H.R Muslim)
#
Ilmu itu lebih baik dari pada harta,
Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu hakim sedangkan harta dikenai hukum.
Harta bisa berkurang karena penggunaan, sedangkan ilmu akan bertambah bila digunakan. (Ali Bin Abu Thalib)
#
Sebelum kedua telapak kaki seseorang menetap dihari kiamat akan ditanyakan tentang empat hal lebih dahulu:
Pertama tentang umurnya untuk apa dihabiskan Kedua tentang masa mudanya untuk apakah dipergunakan
Ketiga tentang hartanya darimana diperoleh dan untuk apakah dipergunaka, dan
Keempat tentang ilmunya apa saja yang diamalkan dengan ilmunya itu. (H.R Bukhari Muslim
(5)
vi PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Bapak dan ibu tercinta
Kakakku tersayang
Keponakanku tersayang
Sahabatku Devi, Opik, Putri
Sahabatku Girl Generation Desi, Itak, Mella, Qya, Fida
Teman seperjuangan amik, ema Almamaterku
(6)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
INTISARI ... vii
ABSTRACT
... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
1. Manfaat secara teoritis : ... 9
2. Manfaat secara praktis ... 9
BAB II ... 11
A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Agency Theory ... 11
2. Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 12
3. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) ... 13
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) ... 14
5. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ... 14
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 15
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 15
(7)
xi
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan ... 16
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 17
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 18
5. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 19
6. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 20
7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 21
C. Model Penelitian ... 23
BAB III ... 24
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
B. Jenis Data ... 24
C. Teknik Pengambilan Sampel... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 25
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25
1. Variabel Dependen ... 25
2. Variabel Independen ... 28
3. Variabel Intervening ... 29
F. Metode Analisis Data ... 32
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 32
2. Analisis Statistik Inferensial ... 32
BAB IV ... 37
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian ... 37
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 48
1. Uji Statistik Deskriptif ... 48
2. PLS (Partial Least Square) ... 49
C. Pembahasan ... 58
1. Hasil Uji Hipotesis Satu ... 58
2. Hasil Uji Hipotesis Dua ... 59
(8)
xi
4. Hasil Uji Hipotesis Empat ... 61
5. Hasil Uji Hipotesis Lima ... 62
6. Hasil Uji Hipotesis Enam ... 63
7. Hasil Uji Hipotesis Tujuh ... 64
BAB V ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Keterbatasan Penelitian ... 67
C. Saran ... 67 LAMPIRAN
(9)
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 ... 4
TABEL 3.1 ... 26
TABEL 3.2 ... 28
TABEL 3.3 ... 29
TABEL 3.4 ... 30
TABEL 3.5 ... 34
TABEL 3.6 ... 35
TABEL 4.1 ... 38
TABEL 4.2 ... 48
TABEL 4.3 ... 49
TABEL 4.4 ... 50
TABEL 4.5 ... 51
TABEL 4.6 ... 52
TABEL 4.7 ... 52
TABEL 4.8 ... 53
TABEL 4.9 ... 54
TABEL 4.10 ... 56
TABEL 4.11 ... 56
(10)
xi
DAFTAR GAMBAR
(11)
(12)
(13)
viii
Work Unit Financial Statement toward the Governmental Accounting Standard Implementation. The research subject is the head and staffs of accounting or financial administration sub unit in the Regional Work Unit (SKPD) of local Yogyakarta City. In this research, the research sample is 35 Regional Work Units selected using the purposive sampling metho. The analysis tool used is SmartPLS (Partial Least Square) 3.0.
Based on the analysis results, it is shown that the human resources competency and the informational technology use do not have direct significance toward the quality of regional work unit financial statement. The governmental accounting standard implementation has a positive and significant influence toward the quality of regional work unit financial statement. The human resources competency the informational technology use have a positive and significant influence toward the governmental accounting standard implementation. There is an indirect influence of human resources competency and the informational technology use toward the quality of regional work unit financial statement through the governmental accounting standard implementation.
Keywords: Human Resources Competency, Information Technology Use, Quality of Financial Statement, Governmental Accounting Standard Implementation.
(14)
1
Sejak Indonesia memasuki era otonomi daerah maka mulai berlaku Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Hal ini telah mengubah sistem pelaksanaan pemerintah daerah, urusan pemerintah yang sebelumnya sebagian besar ditangani oleh pemerintah pusat kini sebagian besar urusan pemerintah ditangani oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah diwajibkan untuk menerapkan tata pengelolaan pemerintahan yang baik yaitu akuntabilitas dan transparansi. Upaya akuntabilitas dan transparansi diwujudkan dengan melaporkan dan mengungkapkan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah (LKSKPD) yang berkualitas.
Pencatatan dan pengungkapan laporan keuangan telah dianjurkan dalam al-quran yaitu surah Al-Baqarah ayat 282 tentang bermuamalah. Berikut penggalannya surat (2:282) yang berbunyi:
ك ْم ْيب ْبتْ يْل ۚ وبتْك ف ً سم لجأ ٰ لإ نْي ب ْمتْ ي ت إ و مآ ني ل يأ ي ْ أ بت ك ْأي َ ۚ ْ عْل ب بت
قحْل هْيلع ل للْ يْل ْبتْ يْلف ۚ َ ه لع ك بتْ ي
ۚ ً ْيش هْ م ْسخْبي َ هب َ قتيْل
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
(15)
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika dikaitkan dalam pemerintahan berarti bahwa setiap transaksi dalam SKPD diwajibkan untuk ditulis dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan bentuk pertanggungjawaban ke masyarakat atas kinerja pemerintah. Dalam penulisannya pun haruslah dengan adil dan membutuhkan pengetahuan sehingga hal ini agar tidak merugikan salah satu pihak dikemudian hari.
Menurut PP No 71 tahun 2010 Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang memiliki karakteristik relevan, andal, dapat dibandingkan serta dapat dipahami sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penggunannya. Penilaian kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dilaksanakan oleh badan pemeriksa keuangan (BPK) dengan melaksanakan audit setiap tahunnya. Hasil penilaian oleh BPK dinyatakan dalam 4 (empat) bentuk opini yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP) termasuk wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (WTP-DPP), wajar dengan pengecualian (WDP), tidak wajar (TW) dan tidak memberikan pendapat (TMP). Apabila BPK memberikan opini WTP artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan entitas pemerintah daerah telah diungkapkan dengan wajar dan berkualitas.
Sebelum dikeluarkannya PP Nomor 71 tahun 2010 tentang satandar akuntansi pemerintah berbasis akrual pemerintah menerapkan PP Nomor 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis kas. Penerapan
(16)
SAP berbasis akrual baru efektif diterapkan 4 tahun setelah dikeluarkan peraturan pemerintah. Dengan adanya PP No 71 Tahun 2010, sehingga pada tahun 2015 seluruh pemerintahan di Indonesia harus sudah menerapan SAP berbasis akrual. Dengan adanya perubahan standar akuntansi maka akan mempengaruhi penilaian atas laporan keuangan pada tahun 2015 khususnya laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah yang sebelumnya belum pernah menerapkan basis akrual.
Fenomena yang terjadi di Indonesia berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2015 memuat hasil pemeriksaan atas 518 objek pemeriksaan pada pemerintah daerah (pemda) dan BUMD (77,78% dari total 666 objek pemeriksaan). Hasil pemeriksaan tersebut meliputi 504 (97,30%) hasil pemeriksaan keuangan, 3 (0,58%) hasil pemeriksaan kinerja dan 11 (2,12%) hasil PDTT. Hasil pemeriksaan tersebut mengungkapkan 8.019 temuan (78,97% dari 10.154 temuan) yang memuat 12.170 permasalahan (78,85% dari 15.434 permasalahan). Permasalahan itu meliputi 6.034 (49,58%) kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan 6.136 (50,42%) ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Dari pemeriksaan 504 LKPD, BPK memberikan opini WTP atas 251 (49,80%) LKPD, opini WDP atas 230 (45,64%) LKPD, opini TW atas 4 (0,79%) LKPD, dan opini TMP atas 19 (3,77%) LKPD. Capaian LKPD ini di bawah target rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menetapkan opini WTP atas seluruh LKPD pada tahun 2014.
(17)
Pada semester II tahun 2015, BPK telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap 35 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2014 dari 539 pemerintah daerah (pemda) yang wajib menyusun laporan keuangan (LK) 2014. LKPD 2014 dari 35 pemda tersebut diperiksan pada semester II karena pemda terlambat menyampaikan kepada BPK untuk diperiksa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dengan demikian tahun 2015 BPK telah memeriksa 539 laporan keuangan pemerintah daerah. Menurut Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II tahun 2015 dengan hasil pemeriksaan atas seluruh LKPD tahun 2014 (539 LKPD), BPK memberikan opini WTP atas 252 (47%) LKPD, opini WDP atas 247 (46%) LKPD, opini TMP atas 35 (6%) LKPD, dan opini TW atas 5 (1%) LKPD. Dari hasil tersebut artinya LKPD dengan opini wajar tanpa pengecualian hanya setengah dari keseluruhan LKPD yang diperiksa. Hal ini membuktikan bahwa laporan keuangan yang disusun belum sepenuhnya andal dan relevan.
Tabel 1.1
Perkembangan Opini LKPD dari Tahun 2010-2014
WTP WDP TMP TW
2010 7% 65% 23% 5%
2011 13% 66% 19% 2%
2012 23% 61% 15% 1%
2013 30% 59% 9% 2%
2014 47% 46% 6% 1%
Sumber : IHPS Semester II 2015
Dalam menyusun laporan keuangan yang andal dan relevan maka perlu memperhatikan beberapa syarat laporan keuangan berkualitas. Faktor yang berpengaruh terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan
(18)
pemerintah adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten. SDM yang berkompeten adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang baik. Akuntansi merupakan suatu informasi yang pengolahannya membutuhkan manusia untuk menjalankan sistem yang ada, sehingga informasi tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, perlunya SDM yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni sehingga dapat melaksanakan sistem akuntansi untuk menghasilkan output yang berkualitas. Amran (2009) dalam Mahaputra dan Putra (2014) menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu lembaga atau organisasi.
Hal lain yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah adanya pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam menyusun laporan keuangan. Pemanfaatan TI memberikan andil yang besar dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. TI dalam hal ini adalah penggunaan komputer sebagai alat yang mempermudah penyusunan laporan keuangan. Keterbatasan kemampuan manusia dapat dibantu dengan sistem komputer untuk mengerjakan sesuatu yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya. Pemanfaatan teknologi ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan keuangan. Mengingat banyaknya transaksi yang terjadi dalam suatu organisasi maka pemanfaatan teknologi dapat membantu mempercepat dan mempermudah penggunaan metode akuntansi yang telah diatur dalam standar akuntansi dalam hal penyusunan pelaporan keuangan.
(19)
Berkaitan dengan hal itu, SDM yang memiliki kompetensi dan memanfatkan teknologi informasi maka akan dengan mudah menyusun laporan keuangan dan akan meningkatkan kualitasnya apabila dalam penyusunan laporan keuangan berpedoman pada standar atau peraturan yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat atau daerah. Maka dari itu, SAP merupakan suatu persyaratan sekaligus menjadi pedoman yang berkuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia (PSAP, KK; 2010). SAP terbaru yang digunakan sebagai pedoman adalah Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dengan basis akrual sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis kas menuju akrual.
Hasil penelitian terdahulu Mahaputra dan Putra (2014) menyatakan kapasitas sumber daya manusia, sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern dan implementasi standar akuntansi pemerintah berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas informasi pelaporan keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Gianyar. Penelitian didukung oleh Sudiarianti et.al (2015) dengan hasil Kompetensi SDM berpengaruh positif pada penerapan SAP dan kualitas LKPD Pemkab Tabanan. Penelitian tentang pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kualitas laporan keuangan pernah dilakukan oleh Nurillah dan Muid (2014)
(20)
yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Unit analisis dalam penelitian ini berupa SKPD di pemerintah Kota Yogyakarta, dengan respondennya adalah entitas akuntansi yaitu kepala atau staf sub bagian akuntansi/penatausahaan keuangan. Pemilihan responden dilandasi pemikiran bahwa kepala dan staf sub bagian akuntansi merupakan orang yang berkompeten dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah.
Penelitian ini merupakan pengembangan model dari penelitian Adhi dan Suhardjo (2013) yang mengkaji pengaruh penerapan SAP dan kualitas aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kota tual). Perbedaannya penelitian ini menggunakan kompetensi SDM dan pemanfaatan TI sebagai variabel independen. Kualitas LKPD sebagai variabel dependen dan penerapan SAP sebagai variabel intervening. Dengan alasan peneliti menduga bahwa pemanfaatan teknologi informasi akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan begitu juga dengan penerapan SAP memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas laporan keuangan.
Menyadari berbagai hal di atas maka penting untuk diteliti mengenai apa saja yang mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dari uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja
(21)
Perangkat Daerah melalui Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD
2. Apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP?
3. Apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD?
4. Apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP?
5. Apakah penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD?
6. Apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD melalui penerapan SAP?
7. Apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD melalui penerapan SAP?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah:
(22)
1. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP.
3. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD.
4. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP.
5. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD.
6. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKPD melalui penerapan SAP.
7. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD melalui penerapan SAP. D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dengan memberikan hasil kajian yang mendalam dan menyeluruh terhadap masalah mengenai apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi pemerintah : diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam upaya melaporkan dan
(23)
mengungkapkan laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas dan sesuai dengan SAP yang berlaku.
b. Bagi masyarakat : diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melihat bagaimana tanggungjawab satuan kerja perangkat daerah terhadap pihak eksternal terkait laporan keuangan. c. Bagi Satuan kerja perangkat daerah : diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang memadai dan sesuai dengan SAP.
(24)
11 1. Agency Theory
Jensen & Meckling (1976) menjelaskan agency theory adalah suatu hubungan antara pihak prinsipal dan agen, dimana prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak agen. Prinsipal mendelegasikan tanggung jawab pengambilan keputusan kepada agen dimana hak dan kewajiban kedua belah pihak diuraikan dalam suatu perjanjian kerja yang saling menguntungkan.
Zimmerman (1977) menyatakan bahwa masalah keagenan dapat terjadi pada semua organisasi termasuk organisasi pemerintahan. Pada sektor pemerintahan, agency problem terjadi antara pejabat pemerintah dan masyarakat. Pemerintahan sebagai pihak yang menyelenggarakan pelayanan publik memiliki informasi yang lebih banyak sehingga dapat membuat keputusan atau kebijakan yang mungkin hanya mementingkan pemerintah dan penguasa serta mengabaikan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agent, sehingga agent tidak selamanya mengikuti keinginan prinsipal. Dengan adanya perbedaan kepentingan ini akan menimbulkan agency cost yang akibatnya pemerintah dapat melakukan kebijakan yang hanya mementingkan pemerintah dan penguasa serta mengorbankan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
(25)
Untuk mengurangi konflik tersebut maka diperlukan monitoring oleh prinsipal atas apa yang dilakukan oleh agent.
Alat monitoring yang dibutuhkan untuk mengurangi konflik tersebut adalah dengan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas serta pengungkapan informasi kepada publik. Laporan keuangan menjadi alat untuk menyampaikan informasi atas kinerja yang telah dilakukan oleh agent. Informasi dalam laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan principal kepada agent.
2. Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dalam peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 telah dijelaskan mengenai karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan ukuran normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Karakteristik tersebut terdiri dari :
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang terkandung di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan serta dapat membatu pengguna dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
(26)
b. Andal
Laporan keuangan dapat dikatakan andal apabila Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
c. Dapat dibandingkan
Informasi laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain tetapi masih dalam satu jenis entitas.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang dipahami oleh pengguna.
3. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kompetensi SDM tidak lepas dari pengetahuan yang dimiliki, ketrampilan serta perilaku yang baik. Hutapea dan Thoha (2008), mengungkapkan bahwa tiga komponen utama pembentukan kompetensi yang terdiri dari pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan, dan perilaku individu. Sukadana dan Mimba (2015) mengemukakan bahwa kualitas SDM memegang peranan penting dalam sebuah organisasi oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah perlu secara serius menyusun perencanaan dan penempatan SDM dibidang akuntansi pemerintahan
(27)
yang mana kualitas SDM tersebut dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh satuan kerja perangkat daerah.
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
Teknologi informasi adalah suatu gambaran mengenai teknologi yang dapat membantu manusia dalam menghasilkan, berkomunikasi, menyimpan, memanipulasi, dan menyebarkan informasi (Arad, Hamed dan Hoda Arad, 2009). Perkembangan TI perlu dimanfaatkan oleh suatu organisasi tidak hanya organisasi bisnis saja tetapi juga organisasi sektor publik termasuk pemerintahan. Menurut PP RI Nomor 65 Tahun 2010, Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) memberi kemudahan dalam mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya yang menjadi informasi kepada masyarakat. SIKD dalam hal ini adalah pemanfaatan teknologi informasi. Apabila suatu organisasi memanfaatkan teknologi informasi maka akan mempermudah pegawai dalam menyusun laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
5. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Penerapan standar akuntansi oleh pemerintahan berdasarkan PP No 71 tahun 2010 tentang SAP. Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual merupakan proses yang berkesinambungan dan terpadu (Usman et.al 2014). Standar akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yaitu meningkatkan konsistensi, daya banding, keterpahaman, relevansi, dan keandalan laporan keuangan (Mahmudi,
(28)
2011:271). Standar Akuntansi yang digunakan dalam Pemerintahan adalah SAP Berbasis Akrual. Basis akrual adalah metode akuntansi yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang , dan ekuitas dalam pelaporan financial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran.
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kompetensi SDM terdiri dari pengetahuan yang dimiliki, ketrampilan serta perilaku yang baik. SDM yang memiliki pengetahuan dibidang akuntansi akan mudah untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini karena SDM telah memiliki bekal ilmu yang dapat diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan yang benar dan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
Penelitian mengenai kompetesi SDM, terutama dalam pengelolaan akuntansi pemerintah daerah kaitannya dengan pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah pernah dilakukan oleh Indriasari dan Nahartyo (2008); Winidyaningrum dan Rahmawati (2010); Indriasih (2014); Sudiarianti et.al (2015); Nurillah dan Muid (2014). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian
(29)
Syarifudin (2014) bahwa kompetensi SDM, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
Menurut Surastiani dan Handayani (2015), SDM yang memahami dan berkompeten dalam akuntansi pemerintahan dan keuangan dibutuhkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi kompetensi yang dimiliki SDM maka semakin tinggi pula kualitas LKPD. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H1: Kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas LKSKPD.
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Dalam menerapkan standar akuntansi membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi agar mengahasilkan output yang berkualitas sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Adanya SAP apabila tidak didukung dengan SDM yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku baik maka akan menjadi sia-sia karena SAP tidak dapat diterapkan dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang pegawai staf akuntansi maka akan dengan mudah juga untuk menerapkan SAP secara penuh.
Penelitian mengenai pengaruh kompetensi SDM terhadap penerapan SAP pernah dilakukan oleh Sudiarianti et.al (2015) yang menyatakan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif pada penerapan
(30)
SAP. Didukung oleh penelitian Sukadana dan Mimba (2015) yang hasil bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual di SKPD kabupaten Tabanan, Gianyar, Badung, Kota Denpasar, dan Provinsi Bali. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H2: Kompetenai SDM berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Dalam suatu pemerintahan pastinya terdapat transaksi yang kompleks sehingga perlu memanfaatkan TI sehingga dapat mempermudah sistem pengolahan data transaksi dan penyusunan laporan keuangan. Pemanfaatan TI juga dapat meminimalisasi berbagai kesalahan pengolahan data, karena semua aktivitas pengelolaan keuangan akan tercatat secara lebih sistematis dan pada akhirnya akan mampu menyajikan LKSKPD yang andal.
Penelitian mengenai pemanfaatan TI terhadap kualitas LKPD pernah dilakukan oleh Nurillah dan Muid (2014) dan Indriasari dan Nahartyo (2008) yang menyatakan bahwa pemanfaatan TI berpengaruh positif terhadap kualitas LKPD. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H3: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas LKSKPD.
(31)
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Menurut Hamzah (2009) pemanfaatan TI meliputi pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik. Pegawai keuangan yang memanfaatkan TI yaitu sistem komputerisasi dalam mengolah data transaksi untuk penyajian laporan keuangan dengan berpedoman standar akuntansi akan mempermudah dalam proses pengolahan datanya. Hal ini karena software komputerisasi dapat menggunakan softawe SAP yang berbasis akrual, oleh karena itu adanya teknologi informasi yang semakin modern maka semakin mempermudah penerapan standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila suatu organisasi memanfaatkan TI dengan sistem standar akuntansi yang berlaku secara maksimal maka dapat menerapkan standar akuntansi secara penuh dalam hal mengolah transaksi hingga dapat disajikan kepada penggunanya dalam bentuk suatu laporan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H4: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Penerapan SAP.
(32)
5. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan (Mardiasmo 2002). Konsistensi dalam menerapkan metode akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dibandingkan, hal ini sesuai dengan karakteristik laporan keuangan dalan SAP. Suatu laporan keuangan apabila disusun tanpa pedoman maka hasilnya tidak dapat akurat karena dimungkinkan penggunaan metode akuntansi yang digunakan tidak konsisten, sehingga laporan keuangan yang disajikan tidak dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh penggunanya.
Hasil penelitian Adhi dan Suhardjo (2013); Susilawati dan Riana (2014); Sudiarianti et.al (2015); Nugraheni dan Subaweh (2008); Azlim et.al (2012) yang menyatakan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H5: Penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas LKSKPD.
(33)
6. Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Laporan keuangan akan berkualitas apabila disusun oleh SDM yang berkompeten dalam bidang akuntansi. Tetapi tidak hanya membutuhkan SDM, LKSKPD perlu disusun sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam hal ini adalah SAP. Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi dan tata cara menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintahan. Hal ini akan mempermudah penyusunan laporan keuangan yang berkualitas karena laporan keuangan telah mencerminkan karakteristik pelaporan yang tercantum dalam SAP.
Dalam penelitian Sudiarianti et.al (2015) menyatakan bahwa kompetensi SDM berpengaruh positif pada kualitas laporan keungan pemkab Tabanan melalui penerapan SAP. Didukung dengan penelitian Irwan (2011) bahwa dalam menyusun LKPD yang berkualitas memerlukan keahlian SDM yang berkaitan dengan penerapan SAP yang meliputi pengakuan pendapatan, pengakuan belanja, prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasi, investasi, pengakuan dan penghapusan asset berwujud dan tidak berwujud, kontrak konstruksi, kebijakan kapitalisasi pengeluaran, kemitraan dengan pihak ketiga, biaya penelitian dan pengembangan, perhitungan persediaan, serta perhitungan dana cadangan.
(34)
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal dibutuhkan konsistensi dalam hal penggunaan metode yang sama untuk beberapa periode akuntansi secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat dibandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Dalam menyusun laporan keuangan seseorang dituntut agar menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat bagi penggunanya, hal ini dapat terwujud apabila SDM menyusun laporannya dengan berpedoman pada SAP yang berlaku sehingga dapat memenuhi karakteristik laporan keuangan yang berkualitas.
Dapat disimpulkan bahwa jika SDM yang berkompeten telah dimiliki tetapi tidak ada standar akuntansi sebagai pedoman dalam penyajian laporan keuangan maka laporan keuangan yang disajikan tidak akurat atau dapat dikatakan tidak berkualitas. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H6: Kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas LKSKPD melalui Penerapan SAP
7. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Rahadi (2007) menyatakan bahwa penggunaan TI bermanfaat bagi seseorang untuk menghemat waktu dan tenaga dalam menyelesaikan kewajibannya. Dengan adanya fasilitas sistem informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk penyusunan laporan keuangan mulai dari
(35)
pencatatan jurnal, buku besar sampai kepada laporan keuangan semua telah tersistem dengan menggunakan komputerisasi akan mempermudah serta menghemat waktu dan tenaga untuk menyusun laporan keuangan dengan berpedoman pada standar akuntansi.
Penelitian Indriasari et.al (2008), Winidyaningrum et.al (2010), Mustafa et.al (2010), Rosalin et.al (2011) dan Hullah et.al (2012) menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan daerah. Selain keterandalan dan ketepatwaktuan laporan keuangan juga harus berpedoman pada standar akuntansi dengan menerapkan metode akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun agar laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan. Oleh sebab itu, penyusunan laporan keuangan dengan memanfaatkan TI juga harus menerapkan SAP agar menyajikan laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami oleh penggunanya.
Didukung dengan hasil penelitian Wansyah et.al (2012) menyatakan bahwa pemanfaatan TI berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD. Nilai informasi sebagai tolak ukur atas kualitas laporan keuangan, karena laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang memiliki nilai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, semua organisasi termasuk pemerintahan yang memanfaatkan TI secara maksimal akan mudah dalam menghasilkan laporan keuangan yang andal dan tepat waktu, serta
(36)
akan menjadi andal, relevan, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan jika menyusun laporan keuangan dengan berpedoman pada SAP. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis:
H7: Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kualitas LKSKPD melalui Penerapan SAP
C. Model Penelitian
Gambar 2.1 Model Penelitian
Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti Tahun 2016 Kompetensi
Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah H1 +
H2 +
H3 +
H4 +
(37)
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel, yaitu sebagian populasi yang akan diteliti dan dianggap representatif untuk mewakili populasi. Sampel penelitian ini adalah SKPD di Kota Yogyakarta. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala dan staf sub bagian akuntansi atau penatausahaan keuangan pemerintahan Kota Yogyakarta.
B. Jenis Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian tanpa memalui perantara atau disebut dengan data asli.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Dengan menggunakan metode purposive sampling maka pengambilan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
1. SKPD dengan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang pernah menyusun laporan keuangan daerah/ SKPD
(38)
2. SKPD yang memiliki PPK dengan masa jabatan minimal 3 (tiga) tahun atau lebih. Usia jabatan 3 (tiga) tahun atau lebih diasumsikan PPK-SKPD telah memiliki pengalaman dan pemahaman yang cukup atas kegiatan yang berkaitan dengan penatausahaan keuangan, khususnya dalam penyusunan laporan keuangan SKPD. Dari kriteria tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 SKPD.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan bantuan kuesioner dengan cara memberikan langsung daftar pernyataan kepada responden untuk diisi apakah sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini menggunakan kualitas LKPD sebagai variabel dependen. Penilaian kualitas laporan keuangan diukur dengan karakteristik kualitas laporan keuangan yang terdapat dalam PP Nomor 71 tahun 2010 yang terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
(39)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Kualitas Laporan Keuangan
Dimensi Indikator Skala
Pengukur
No Kuesioner Relevan Manfaat umpan balik yaitu
a) Informasi yang ada dalam laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan.
Skala Likert
1
b) Informasi laporan keuangan yang
disajikan oleh SKPD dapat
memberikan gambaran mengenai
transaksi yang telah terjadi daripada apa yang diharapkan
2
Manfaat prediktif yaitu
a) Laporan keuangan yang disajikan oleh SKPD dapat digunakan sebagai
patokan oleh DPRD untuk
memperkirakan aktivitas keuangan
pemerintahan pada periode
berikutnya.
3
b) Informasi laporan keuangan dapat
digunakan untuk memprediksi
peristiwa pada periode berikutnya berdasarkan hasil dan peristiwa masa lalu.
4
Tepat waktu yaitu
a) Laporan keuangan auditan telah
dipublikasi selambat-lambatnya tiga bulan sesudah berakhirnya satu periode akuntansi.
5
b) Laporan-laporan disediakan secara sistematis dan teratur
6 Lengkap yaitu:
a) Setiap informasi dalam laporan
keuangan disertai dengan penjelasan yang rinci.
7
b) Laporan keuangan yang disajikan terdiri dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
8
Andal Jujur yaitu:
a) Informasi yang disajikan bebas dari
Skala Likert
(40)
Dimensi Indikator Skala Pengukur
No Kuesioner kesalahan yang bersifat material
b) Laporan keuangan yang disajikan oleh SKPD telah mencerminkan transaksi yang terjadi selama 1 periode pelaporan
10
Dapat diverifikasi yaitu:
a) Informasi laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
11
b) Informasi laporan keuangan
pemerintah daerah dapat ditelusuri oleh auditor berdasarkan bukti-bukti transaksi.
12
Netralitas yaitu:
a) Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
13
b) Laporan keuangan pemerintah daerah disajikan oleh staf akuntansi dengan independen.
14
Dapat Dibandin gkan
a) Laporan keuangan pemerintah daerah dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Jika
ada perubahan maka perubahan
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
Skala Likert
15
b) Kebijakan akuntansi dan metode
akuntansi dalam pelaporan keuangan dapat dibandingkan dengan entitas lain yang sejenis.
16
Dapat Dipahami
a) Pemimpin dapat melakukan
pengambilan keputusan berdasarkan informasi laporan keuangan karena laporan keuangan mudah dipahami
Skala Likert
17
b) Pemimpin menerima bentuk dan
istilah yang digunakan dalam
menyampaikan informasi laporan
keuangan.
18
(41)
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel dependen secara positif atau negatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kompetensi SDM
Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki SKPD di lingkungan Kota Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas jabatan dalam penatausahaan keuangan, dengan indikator pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang dimiliki. SDM yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pegawai yang melaksanakan tugas penyusunan laporan keuangan atau staf akuntansi.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia
Dimensi Indikator Skala
Pengukur
No Kuesioner Pengeta
huan
a) Sub bagian keuangan /akuntansi merupakan lulusan minimal D3 akuntansi.
Skala likert
1 b) Sub bagian keuangan memiliki uraian
peran dan fungsi yang jelas yaitu membuat laporan keuangan
2
Ketramp ilan
a) Staf akuntansi dapat membuat laporan keuangan
3 b) Efektivitas dan efisiensi staf akuntansi dalam
pembuatan laporan keuangan
4 Perilaku a) Staf akuntansi menyusun laporan keuangan
dengan jujur
5 b) Apabila ada kesalahan pencatatan laporan
keuangan maka staf akuntansi bersedia untuk memperbaikinya
6
(42)
b. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan TI diartikan sebagai suatu teknologi yang dimanfaatkan oleh pegawai pemerintahan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi
Dimensi Indikator Skala
Pengukur
No Kuesioner Sistem
komputer
a) Komputer yang saya gunakan untuk menyusun laporan keuangan menggunakan software
Skala Likert
1
b) Laporan keungan disusun dengan menggunakan hardware
2
Internet a) Penyususnan laporan keuangan
menggunakan software web based
3 b) Penyusunan laporan keuangan juga
menggunakan internet sebagai
penghubung pengiriman informasi yang dibutuhkan
4
Sumber: Dikembangkan oleh peneliti tahun 2016 3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teori mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap variabel dependen tetapi tidak dapat diukur. Penelitian ini menggunakan penerapan SAP sebagai variabel intervening dengan menggnakan indikator dari PP No. 71 tahun 2010.
(43)
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Dimensi Indikator Skala
Pengukur
No Kuesioner
PSAP 01
Penyajian laporan keuangan berbasis akrual
a) Beban gaji dicatat pada saat terjadinya transaksi
Skala likert
1 b) Laporan keuangan menyajikan Laporan
Realisasi Anggaran berdasarkan basis yang
telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan tentang anggaran yaitu basis kas.
2
PSAP 02
Laporan realisasi anggaran berbasis kas
a) Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah dalam satu periode pelaporan
3
b) Laporan Realisasi Anggaran menyajikan realisasi pendapatan dan belanja yang diakui pada saat kas masuk atau keluar
4
PSAP 03
laporan arus kas
a) Penyusunan Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai keluar masuk kas selama periode akuntansi
5
b) Laporan arus kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
6
PSAP 04
catatan atas laporan keuangan
a) Catatan atas laporan keuangan disusun secara sistematis
7 b) CALK mengungkapkan: informasi entitas
pelaporan, penjelasan pos-pos laporan keuangan, serta tambahan informasi lainnya yang diperlukan.
8
PSAP 05
akuntansi persediaan
a) Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
9
b) Pada akhir periode akuntansi, catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
10
PSAP 06 a) Investasi pemerintah diklasifikasikan
menjadi dua yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
11
b) Berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui
(44)
Dimensi Indikator Skala Pengukur
No Kuesioner pada saat diperoleh dan dicatat sebagai
pendapatan.
PSAP 07
akuntansi asset tetap
a) Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas
13
b) Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. 14
PSAP 08
akuntansi konstruksi dalam pengerjaan
a) Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset
yang dimaksudkan digunakan untuk
operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang
15
b) Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan
16
PSAP 09
akuntansi kewajiban
a) Kewajiban diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan. Semua
kewajiban lainnya diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
17
b) Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal 18
PSAP 10
koreksi kesalahan, perubahan Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi Akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan
a) Jumlah koreksi periode sebelumnya
dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran Lebih maupun saldo ekuitas serta Koreksi yang berpengaruh
material pada periode berikutnya
diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
19
b) Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
20
PSAP 11
laporan konsolidasi an
a) Laporan keuangan konsolidasian pemda berisi jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.
21
b) Laporan keuangan konsolidasian pemda terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
22
PSAP 12
Laporan
a) Laporan Operasional pemda disajikan minimal sekali dalam setahun.
(45)
Dimensi Indikator Skala Pengukur
No Kuesioner Operasiona
l
b) Laporan Operasional pemda menyajikan
berbagai unsur pendapatan, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional
24
Sumber: PP No 71 tahun 2010 dan dikembangkan peneliti tahun 2016
Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala likert lima poin. Dalam skala likert, responden diberikan pernyataan dengan beberapa alternatif jawaban yang dianggap oleh responden sangat tepat. Penentuan pengukuran menurut skala likert yaitu: 1 = sangat tidak setuju (STS), 2 = tidak setuju (TS), 3 = ragu-ragu (R), 4 = setuju (S), 5 = sangat setuju (SS). F. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran mengenai mean, median, maximum, minimum, dan standar deviation (Ghozali, 2006) dari variabel kompetensi SDM, pemanfaatan TI, penerapan SAP, dan kualitas LKSKPD.
2. Analisis Statistik Inferensial
Dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan alat analisis SmartPLS 3.0 (Partial Least Square). PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran (Outer Model) sekaligus pengujian model struktural (Inner Model). Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi)
(46)
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS adalah metode analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel).
a. Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas kontruk dan reliabilitas instrumen. Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Dalam uji validitas kontruk, PLS dilaksanakan melalui :
1) Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan instrumen kuesioner akurat (valid) dalam melakukan pengukuran pada variabel penelitian. Pengujian validitas meliputi:
a) Validitas Konvergent, yaitu loading factor pada variabel dengan indikator-indikatornya. Pengujian ini dilakukan untuk menyaring instrumen yang mempunyai hubungan erat antar variabel dengan variabel lainnya yang secara teori memang seharusnya saling berhubungan. Validitas Konvergent dapat diketahui dengan melihat 2 output yaitu: Indikator validitas (outer loading) dan nilai Average Variance Extracted (AVE) (Ghozali, I dan Latan, H 2015). Model pengukuran dengan refleksi indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score. Ukuran refleksi individual
(47)
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur.
b) Validitas Diskriminant, pengujian ini dilakukan untuk mengukur instrumen yang tidak mempunyai hubungan erat (diskriminan) antar variabel dengan variabel lainnya yang tetap didasarkan pada teori. Validitas Diskriminant dapat diketahui dengan melihat cross loading factor (membandingkan korelasi antar konstruk). Model pengukuran dengan reflektif indikator melalui penilaian berdasarkan cross loading yang mana pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal itu menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran lebih baik dibandingkan dengan ukuran pada blok lainnya.
Tabel 3.5
Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran
Validitas Parameter Rule of Thumb
Validitas
Konvergent
Loading factor >0,70 untuk confirmatory research
>0,60 untuk Explanatory research
Nilai AVE >0,50 untuk setiap variabel Validitas
Diskriminant
Cross loading Fornell-larcker
>0,70 untuk setiap variabel Sumber: Diadopsi dari Hair et al (2012) dalam Ghozali, I dan Latan, H
(2015:76) 2) Reliabilitas
Pengujian ini digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur konsep atau untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab instrumen. Uji Reliabilitas dapat diketahui dengan melihat 2 output yaitu nilai composite reliability dan Cronbach’s alpha.
(48)
Rule of Thumb untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai composite reliability dan Cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,70 (Hair et al, 2012 dalam Ghozali, I dan Latan, H 2015:75).
Tabel 3.6
Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran
Parameter Rule of Thumb
Reliabilitas Composite reliability
>0,70 untuk confirmatory research
>0,60 untuk explanatory research
Cronbach’s alpha >0,70 untuk confirmatory research
>0,60 untuk explanatory research
Sumber: Diadopsi dari Hair et al (2012) dalam Ghozali, I dan Latan, H (2015:77)
b. Pengujian Model Struktur (Inner Model)
Inner model digunakan untuk menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Pengujian ini menggunakan metode bootstrapping. Model struktural SmartPLS 3.0 dievaluasi dengan R-square untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-value untuk uji signifikan antar konstruk dalam model struktural. Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-square maka semakin baik model prediksi dari model penelitian yang dilakukan. Nilai koefisien path atau inner model menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Adapun nilai skor atau nilai T-statistik harus lebih dari 1,96.
(49)
c. Pengujian Hipotesis
Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-statistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Dalam penelitian ini untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 5%) maka nilai T-table untuk hipotesis adalah > 1,96. Signifikansi dapat pula dari nilai P-Values. Pengujian arah penentuan hipotesis dapat dilihat pada nilai original sample (O) yang bernilai positif ataupun negatif. Nilai original sample (O) yang bernilai positif menunjukkan arah hipotesis yang positif sebaliknya nilai original sample (O) yang negatif menunjukkan arah hipotesis yang negatif.
(50)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek/Subyek PenelitianPemerintah Kota Yogyakarta menjalankan pemerintahan dengan dibantu oleh semua SKPD yang ada diwilayah Yogyakarta. Setiap SKPD bertugas membantu pemerintahan dalam mengelola keuangan daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji tingkat kualitas laporan keuangan pemerintah Kota Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah staf akuntansi SKPD Kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioaner kepada staf akuntansi SKPD. Kuesioner dibagi ke SKPD di lingkungan Kota Yogyakarta yang terdiri dari:
1. Sekertariat DPRD Kota Yogyakarta 2. Ka. Inspektorat Kota Yogyakarta
3. Ka. Badan Kepegawaian Daerah Kota Yogyakarta 4. Ka. Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta
5. Ka. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta
6. Ka. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Pertanian Kota Yogyakarta
7. Ka. Pendidikan Kota Yogyakarta
8. Ka. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
9. Ka. Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kota Yogyakarta 10.Ka. Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta
11.Ka. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta 12.Ka. Dinas Pemukiman Dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta 13.Ka. Dinas Bangunan Gedung Dan Aset Daerah Kota Yogyakarta 14.Ka. Dinas Pajak Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta 15.Ka. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta
(51)
16.Ka. Bag. Umum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta 17.Ka. Bag. Protokol Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta 18.Ka. Bag. Hukum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta
19.Ka. Bag. Tata Pemerintahan Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta 20.Ka. Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta 21.Ka. Kantor Keluarga Berencana Kota Yogyakarta
22.Ka.Kantor Pemberdayaan Masyarakat & Perempuan Kota Yogyakarta 23.Ka. Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta
24.Kantor Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta 25.Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta
26.Kantor Kecamatan Kraton 27.Kantor Kecamatan Gondomanan 28.Kantor Kecamatan Danurejan 29.Kantor Kecamatan Gedongtengen 30.Kantor Kecamatan Gondokusuman 31.Kantor Kecamatan Mantrijeron 32.Kantor Kecamatan Mergangsan 33.Kantor Kecamatan Umbulharjo 34.Kantor Kecamatan Kotagede 35.Kantor Kecamatan Pakualaman 36.Kantor Kecamatan Jetis
37.Kantor Kecamatan Tegalrejo 38.Kantor Kecamatan Wirobrajan 39.Kantor Kecamatan Ngampilan
Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian
No Keterangan Jumlah Kuesioner Persentase
1 Kuesioner yang disebar 39 100%
2 Kuesioner yang kembali 35 89,74%
3 Kuesioner yang tidak kembali 4 10,26% 4 Kuesioner yang dapat diolah 35 89.74% Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
(52)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 39 kuesioner yang disebar kepada responden untuk 39 SKPD, kuesioner yang dikembalikan sebanyak 35 exemplar atau 35 SKPD dan dapat diolah semua. Sisanya sebanyak 4 kuesioner tidak kembali sehingga tidak dapat diolah. Unit analisis dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut
1. Inspektorat Kota Yogyakarta
Inspektorat Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Gambiran No.26, Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55161. Salah satu PPK yang dimiliki Inspektorat telah bekerja lebih dari 20 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun memiliki latar belakang pendidikan non akuntansi.
2. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta
BKD Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki BKD telah bekerja lebih dari 20 tahun dan memiliki pendidikan terakhir diploma namun memiliki latar belakang pendidikan non akuntansi.
3. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta
BLH Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Bimasakti No. 1 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki BLH telah bekerja kurang lebih 20 tahun dan memiliki pendidikan terakhir pascasarjana dengan namun latar belakang pendidikan akuntansi.
(53)
4. Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta BPBD Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki BPPD telah bekerja lebih dari 5 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun memiliki latar belakang pendidikan non akuntansi.
5. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Perindagkoptan) Kota Yogyakarta
Perindagkoptan Kota Yogyakarta beralamat di di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Perindagkoptan telah bekerja lebih dari 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir pascasarjana namun memiliki latar belakang pendidikan non akuntansi.
6. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 11, Danurejan, Kota Yogyakarta, 55212. Salah satu PPK yang dimiliki Dinas Pendidikan talah bekerja kuarang lebih 5 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
7. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Suroto No.11, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, 55224. Salah satu PPK yang dimiliki Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah
(54)
bekerja selama 27 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
8. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Dinsosnakertrans telah bekerja lebih dari 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir SLTA dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
9. Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta
Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Dinas Ketertiban telah bekerja lebih dari 20 tahun dan memiliki pendidikan terakhir SLTA dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
10.Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Yogyakarta
Dukcapil Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Dukcapil telah bekerja kurang lebih 16 tahun dan memiliki pendidikan terakhir pascasarjana dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
(55)
11.Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta
Kimpraswil Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Kimpraswil telah bekerja kurang lebih 18 tahun dan memiliki pendidikan terakhir pascasarjana dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
12.Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (PDPK) Kota Yogyakarta
PDPK Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki PDPK telah bekerja kurang lebih 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
13.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta
Bappeda Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Bappeda telah bekerja kurang lebih 6 tahun dan memiliki pendidikan terakhir pascasarjana namun memiliki latar belakang pendidikan non akuntansi.
(56)
14.Bagian Umum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta
Bagian Umum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Bagian umum setda telah bekerja kurang lebih 25 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
15.Bagian Protokol Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta
Bagian Protokol Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Bagian protokol setda telah bekerja kurang lebih 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun latar belakang pendidikannya non akuntansi.
16.Bagian Hukum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta
Bagian Hukum Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Bagian hukum setda telah bekerja kurang lebih 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun latar belakang pendidikannya non akuntansi.
17.Bagian Tata Pemerintahan Sekertariat Daerah Kota Yogyakarta Bagian tata pemerintahan setda Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165. Salah satu PPK yang dimiliki Bagian Tapem setda
(57)
memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikannya akuntansi.
18.Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Suroto No.9 Kotabaru Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki Kantor arsip dan perpustakaan telah bekerja kurang lebih 3 tahun dan memiliki pendidikan terakhir diploma namun latar belakang pendidikannya non akuntansi.
19.Kantor Keluarga Berencana (KB) Kota Yogyakarta
Kantor KB Kota Yogyakarta beralamat di Jl. Depokan, Prenggan, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55172. Salah satu PPK yang dimiliki Kantor KB telah bekerja kurang lebih 16 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun latar belakang pendidikannya non akuntansi.
20.Kantor Pemberdaya Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta
KPMP Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, 55165. Salah satu PPK yang dimiliki KPMP telah bekerja selama 18 tahun dan memiliki pendidikan terakhir diploma dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
21.Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta
Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta beralamat di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, 55165. Salah satu PPK yang
(58)
dimiliki Kesatuan Bangsa memiliki pendidikan terakhir sarjana namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
22.Kecamatan Kraton
Kecamatan Kraton bealamat di Jalan Rotowijayan, No 6, Kraton, Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 15 tahun dan memiliki pendidikan terakhir SLTA dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
23.Kecamatan Gondomanan
Kecamatan Gondomanan beralamat di jalan Ibu Ruswo 3A Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini memiliki pendidikan terakhir sarjana namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
24.Kecamatan Danurejan
Kecamatan Danurejan beralamat di jalan Hayam Wuruk No 28 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 10 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
25.Kecamatan Gedongtengen
Kecamatan Gedongtengen beralamat di jalan Jlagran Lor No 52 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 20 tahun dan memiliki pendidikan terakhir diploma namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
(59)
26.Kecamatan Gondokusuman
Kecamatan Gondokususman beralamat di jalan Munggur No 32 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini memiliki pendidikan terakhir diploma namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
27.Kecamatan Mantrijeron
Kecamatan Mantrijeron beralamat di jalan D.I. Panjaitan No 84 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini memiliki pendidikan terakhir sarjana namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
28.Kecamatan Mergangsaan
Kecamatan Mergangsan beralamat di sisingamaraja No 55 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 3 tahun dan memiliki pendidikan terakhir SLTA dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
29.Kecamatan Umbulharjo
Kecamatan Umbulharjo beralamat di Jalan Glagah Sari No 99 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini memiliki pendidikan terakhir diploma namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
30.Kecamatan Kotagede
Kecamatan Kotagede beralamat di jalan Nyi Wijiadisono No 39 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja
(60)
kurang lebih 8 tahun dan memiliki pendidikan terakhir diploma namun dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
31.Kecamatan Pakualaman
Kecamatan Pakualaman beralamat di jalan Sultan Agung No 133 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 5 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
32.Kecamatan Jetis
Kecamatan Jetis beralamat di jalan Pangeran Diponegoro No 91 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 24 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana namun dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
33.Kecamatan Tegalrejo
Kecamatan Tegalrejo beralamat di jalan Tompeyan III No 219 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 4 tahun namun memiliki pendidikan terakhir SLTA dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
34.Kecamatan Wirobrajan
Kecamatan Wirobrajan beralamat di jalan Kapten Tendean Gg. Sadewa Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 18 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan akuntansi.
(61)
35.Kecamatan Ngampilan
Kecamatan Ngampilan beralamat di jalan K.H Wachid Hasyim No 12 Yogyakarta. Salah satu PPK yang dimiliki kecamatan ini telah bekerja kurang lebih 6 tahun dan memiliki pendidikan terakhir sarjana dengan latar belakang pendidikan non akuntansi.
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 23 untuk menguji statistik deskriptif yaitu nilai minimum, maximum, mean, dan standar deviasi. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
N Range Minimum Maximum Mean Std.Deviasi
SDM 35 6 9 15 12,26 1,314
TI 35 4 11 15 12,74 1,268
SAP 35 15 45 60 49,29 3,659
KLK 35 14 31 45 36,94 3,765
Valid N (listwise)
35
Sumber: Data primer, diolah tahun 2016
Data tabel 4.2 menunjukan bahwa penelitian terhadap Kualitas Laporan Keuangan dengan N sebesar 35 memiliki nilai minimum jawaban responden sebesar 31, maksimum jawaban 45, rata-rata (mean) jawaban 36,94, dan standar deviasi jawaban sebesar 3,765. Kompetensi SDM memiliki nilai minimum jawaban sebesar 9, maksimum jawaban 15, rata-rata (mean) jawaban 12,26, dan standar deviasi sebesar 1,314. Pemanfaatan TI memiliki minimum jawaban sebesar 11, maksimum jawaban 15, rata-rata
(62)
(mean) 12,74, dan standar deviasi jawaban sebesar 1,268. Penerapan SAP memiliki minimum jawaban responden sebesar 45, maksimum jawaban 60, rata-rata (mean) sebesar 49,29, dan standar deviasi jawaban responden sebesar 3,659.
2. PLS (Partial Least Square)
a. Model Pengukuran (Outer Model) 1) Uji Validitas
a) Validitas Konvergent
Uji validitas Konvergent indikator refleksi dapat dilihat dari nilai loading factor dan nilai AVE untuk tiap indikator konstruk sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Validitas Konvergent (Outer Loading) Indikator Kompetensi
SDM
Pemanfaatan TI
Penerapan SAP
Kualitas Laporan Keuangan SDM1 0,848
SDM2 0,782 SDM3 0,771
TI1 0,824
TI2 0,877
TI3 0,854
SAP1 0,817
SAP2 0,769
SAP3 0,723
SAP4 0,736
SAP5 0,735
SAP6 0,712
SAP7 0,760
SAP8 0,823
SAP9 0,777
(63)
Indikator Kompetensi SDM Pemanfaatan TI Penerapan SAP Kualitas Laporan Keuangan
SAP11 0,787
SAP12 0,757
KLK1 0,775
KLK2 0,,717
KLK3 0,748
KLK4 0,777
KLK5 0,749
KLK6 0,746
KLK7 0,801
KLK8 0,724
KLK9 0,714
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016 Tabel 4.4
Uji Validitas Konvergent (Average Variance Extracted) AVE
Kualitas Laporan Keuangan 0,563 Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan
0,584 Kompetensi Sumber Daya Manusia 0,644 Pemanfaatan Teknologi Informasi 0,726 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
Hasil pengujian dengan menggunakan PLS menunjukan bahwa indikator yang terdapat dalam tabel 4.3 Uji validitas Konvergent (Outer loading) menunjukan nilai Outer Loading > 0,70. Pada tabel 4.4 Uji validitas Konvergent (Average Variance Extracted) menunjukan nilai Outer Loading > 0,50, sehingga dalam hal ini semua konstruk dapat dikatakan valid.
b) Validitas Diskriminant
Cara menguji validitas diskriminant adalah dengan melihat nilai nilai Cross Loading untuk setiap variabel harus > 0,70. Uji validitas
(64)
diskriminant dapat dilihat dari nilai tabel 4.10 Cross Loading untuk tiap indikator sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Validitas Diskriminan (Cross Loading) Indikator Kualitas
LK Penerapan SAP Kompetensi SDM Pemanfaatan TI
KLK1 0,775 0,641 0,678 0,410
KLK2 0,717 0,652 0,453 0,608
KLK3 0,748 0,597 0,350 0,445
KLK4 0,777 0,609 0,510 0,349
KLK5 0,749 0,655 0,345 0,265
KLK6 0,746 0,648 0,539 0,513
KLK7 0,801 0,654 0,368 0,391
KLK8 0,724 0,550 0,485 0,440
KLK9 0,714 0,446 0,435 0,228
SAP1 0,590 0,817 0,409 0,671
SAP10 0,676 0,769 0,409 0,553
SAP11 0,531 0,787 0,456 0,464
SAP12 0,737 0,757 0,520 0,473
SAP2 0,636 0,769 0,375 0,528
SAP3 0,628 0,723 0,464 0,457
SAP4 0,614 0,736 0,326 0,442
SAP5 0,607 0,735 0,388 0,289
SAP6 0,593 0,712 0,337 0,670
SAP7 0,588 0,760 0,504 0,407
SAP8 0,650 0,823 0,399 0,554
SAP9 0,575 0,777 0,363 0,464
SDM1 0,617 0,497 0,848 0,340
SDM2 0,475 0,501 0,787 0,472
SDM3 0,307 0,182 0,771 0,197
TI1 0,391 0,550 0,289 0,824
TI2 0,528 0,609 0,394 0,877
TI3 0,469 0,520 0,456 0,854
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
Hasil pengujian menunjukan bahwa indikator yang ada pada tabel 4.5 Uji Validitas Diskriminant (Cross Loading) menunjukan nilai Loading Factor validitas diskriminant > 0,70. Hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa semua variabel laten mampu
(65)
memprediksi ukuran yang lebih baik daripada dengan ukuran variabel lainnya
2) Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas dapat diketahui dengan melihat nilai Composite reliability dan Cronbach’s alpha pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas (Composite Reliability)
Composite Reliability
Kualitas LK 0,921
Penerapan SAP 0,944
Kompetensi SDM 0,844
Pemanfaatan TI 0,888
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016 Tabel 4.7
Uji Reliabilitas Cronbach’s alpha
Cronbach’s alpha
Kualitas LK 0,903
Penerapan SAP 0,935
Kompetensi SDM 0,738
Pemanfaatan TI 0,811
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
Hasil pengujian ini menunjukan bahwa indikator pada tabel 4.6 Uji Reliabilitas Composite Reliability > 0,70 dan tabel 4.7 Uji Reliabilitas Cronbach’s alpha memiliki nilai > 0,70 sehingga dalam hal ini variabel kualitas laporan keuangan, penerapan SAP, kompetensi SDM, dan pemanfaatan TI reliabel.
b. Model Struktural (Inner Model)
Pengujian model struktural menggunakan uji koefisien deteminasi R-Square. Uji r-square digunakan untuk mengetahui seberapa besar
(66)
kemampuan variabel independen dapat mempengaruhi atau menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi R Square R Square
Kualiats LK 0,709
Penerapan SAP 0,510
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
Hasil pengujian R Square pada tabel 4.8 menunjukan nilai 0,709 untuk kualitas laporan keuangan dan 0,510 untuk penerapan standar akuntansi pemerintah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi SDM, pemanfaatan TI, dan penerapan SAP mampu mempengaruhi variabel kualitas laporan keuangan sebesar 70,9% dan sisanya 29,1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Sedangkan variabel kompetensi SDM dan pemanfaatan TI mampu mempengaruhi penerapan SAP sebesar 51% dan sisanya sebesar 49% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.
c. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat dalam tabel 4.9, apabila nilai t-statistics > 1,96 maka Ha diterima sedangkan apabila nilai t-statistics < 1,96 maka Ha ditolak. Pengujian korelasi hipotesis dapat dilihat dari nilai original sample (O) yang bernilai positif ataupun negatif.
(67)
Tabel 4.9 Path Coefficients Original
Sampel (O)
Sampel Mean (M)
Standard error (STERR)
T
Statistics
P Value
Kompetensi SDM
-> Kualitas LK 0,261 0,279 0,150 1,743 0,082 Kompetensi SDM
-> Penerapan SAP 0,308 0,327 0,127 2,427 0,016 Pemanfaatan TI ->
Kualitas LK -0,023 -0,024 0,116 0,198 0,843 Pemanfaatan TI ->
Penerapan SAP 0,521 0,509 0,136 3,841 0,00 Penerapan SAP ->
Kualitas LK 0,687 0,685 0,145 4,755 0,000 Sumber: Data Primer, diolah tahun 2016
1) Uji Pengaruh Langsung a) Uji Hipotesis Satu
Dalam tabel 4.9, variabel kompetensi SDM mempunyai nilai t-statistics sebesar 1,743 < t-tabel 1,96 dengan P Value 0,082 > alpha 0,05 dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis pertama ditolak artinya kompetensi SDM tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
b) Uji Hipotesis Dua
Dalam tabel 4.9, variabel kompetensi SDM mempunyai nilai t-statistics 2,427 > t-tabel 1,96 dengan P Value 0,016 < alpha 0,05 dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima artinya kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP.
(68)
Dalam tabel 4.9, variabel pemanfaatan TI mempunyai nilai t-statistics 0,198 < t-tabel 1,96 dengan P Value 0,843 > alpha 0,05 dan berkorelasi negatif. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis ketiga ditolak artinya pemanfaatan TI tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
d) Uji Hipotesis Empat
Dalam tabel 4.9, variabel pemanfaatan TI mempunyai nilai t-statistics 3,841 > t-tabel 1,96 dengan P Value 0,000 < alpha 0,05 dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis keempat diterima artinya pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan SAP.
e) Uji Hipotesis Lima
Dalam tabel 4.9, variabel penerapan SAP mempunyai nilai t-statistics 4,755 > t-tabel 1,96 dengan P Value 0,000 < alpha 0,05 dan berkorelasi positif. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kelima diterima artinya penerapan SAP berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
(1)
Tabel Statistik Deskriptf
Tabel Outer Loading
(2)
Tabel AVE
(3)
Lanjutan Tabel Validitas Diskriminan
Tabel Composite Reliability
(4)
Tabel R Square
(5)
Gambar bootstrapping
(6)
Indirect Effect