Hasil Penelitian

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari alat pengumpulan data (kuesioner), maka diperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini: Tabel 5 : Deskripsi Subjek Penelitian

No. Faktor Kategori Jumlah Prosentase

1. Usia

a. 21-30 tahun

b. 31-40 tahun

c. 41-50 tahun

d. 51-60 tahun

e. 61-70 tahun

2. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Pendidikan Terakhir a. SD

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi-rendahnya spiritualitas dan baik-buruknya proactive coping pada survivor bencana gempa bumi di Bantul yang menjadi subjek penelitian. Kriteria kategorisasi ditetapkan oleh penulis untuk memperoleh informasi tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Cara ini dilakukan berdasakan pada suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi, di mana skor subjek dalam populasinya terdistribusi Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi-rendahnya spiritualitas dan baik-buruknya proactive coping pada survivor bencana gempa bumi di Bantul yang menjadi subjek penelitian. Kriteria kategorisasi ditetapkan oleh penulis untuk memperoleh informasi tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Cara ini dilakukan berdasakan pada suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi, di mana skor subjek dalam populasinya terdistribusi

Kriteria kategorisasi digunakan sebagai acuan dalam mengelompokkan keadaan subjek pada saat data empiris telah diperoleh. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan deskripsi data penelitian untuk membuat kategori masing- masing variabel dengan menggunakan subjek dalam tiga kategori, yaitu:

a. Tinggi = X > (M + 1,0 SD)

b. Sedang = (M – 1,0 SD) < X < (M + 1,0 SD)

c. Rendah = X < (M – 1,0 SD) Dari hasil perhitungan yang dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari kuesioner, maka diketahui fungsi-fungsi statistik dasar berupa data penelitian mengenai skor hipotetik dan skor empirik yang meliputi skor maksimal, skor minimal, rerata (mean), dan standar deviasi pada masing-masing skala. Deskripsi data penelitian secara umum dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6 : Deskripsi Data Penelitian

Variabel Hipotetik Empirik

SD Min Max Mean SD Spiritualitas 43 172 107,5 21,5 99 164 131,5 10,83 Proactive Coping

Min Max Mean

Skor hipotetik diperoleh berdasarkan teori Azwar (2004) yang menyatakan bahwa suatu distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar. Tiga bagian berada di sebelah kiri mean dan tiga bagian lain berada di sebelah kanan. Sedangkan skor empirik diperoleh berdasarkan deskripsi statistik yang ada dalam data penelitian.

Deskripsi di atas menunjukkan bahwa rerata empirik variabel spiritualitas lebih besar daripada rerata hipotetiknya. Hal ini berarti bahwa tingkat spiritualitas subjek cenderung tinggi. Sementara itu, rerata empirik variabel proactive coping lebih besar daripada rerata hipotetiknya. Hal ini berarti bahwa tingkat proactive coping subjek cenderung tinggi pula.

a. Skala Spiritualitas

Skala spiritualitas terdiri atas 43 item. Setiap item diberi skor minimum (1) dan maksimum (4). Skor hipotetik variabel spiritualitas memiliki jarak sebaran 129 (172 – 43 = 129). Dengan demikian, satuan standar deviasinya bernilai 129 /

6 = 21,5 dan reratanya bernilai (172 + 43) / 2 = 107,5. Adapun kategorisasi subjek pada variabel spiritualitas berdasarkan kategorisasi yang telah dibuat adalah sebagai berikut: Tabel 7 : Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Spiritualitas

Kategori Skor Jumlah Subjek Prosentase

60 65,22 % Sedang 86 < X < 129

Tinggi X > 129

32 34,78 % Rendah

X < 86

Berdasarkan kategorisasi skor variabel di atas, maka dapat diketahui bahwa 65,22 % (60 orang) memperoleh skor tinggi dan 34,78 % (32 orang) memperoleh skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek yang memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi.

b. Skala Proactive Coping pada Survivor Gempa

Skala proactive coping terdiri atas 32 item. Setiap item diberi skor minimum (1) dan maksimum (4). Skor hipotetik variabel proactive coping pada survivor gempa memiliki jarak sebaran 96 (128 – 32 = 96). Dengan demikian, Skala proactive coping terdiri atas 32 item. Setiap item diberi skor minimum (1) dan maksimum (4). Skor hipotetik variabel proactive coping pada survivor gempa memiliki jarak sebaran 96 (128 – 32 = 96). Dengan demikian,

2 = 80. Adapun kategorisasi subjek pada variabel proactive coping pada survivor gempa berdasarkan kategorisasi yang telah dibuat adalah sebagai berikut: Tabel 8 : Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Proactive Coping

Kategori Skor Jumlah Subjek Prosentase

18 19,57 % Sedang 64 < X < 96

Tinggi X > 96

74 80,43 % Rendah

X < 64

Berdasarkan kategorisasi skor variabel di atas, maka diketahui bahwa hanya 19,57 % (18 orang) memperoleh skor tinggi dan 80,43 % (74 orang) memperoleh skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil subjek yang memiliki tingkat proactive coping yang tinggi.

3. Uji Asumsi

Sebelum dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis, telebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas tersebut merupakan syarat sebelum dilakukan perhitungan terhadap nilai korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya (Hadi, 2000).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel terdistribusi (tersebar) secara normal. Sebaran yang normal merupakan gambaran bahwa data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Uji normalitas yang menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 12.0 for Windows ini diperoleh sebaran skor pada variabel spiritualitas juga normal (K-S Z = 1,174; p = 0,127) dan sebaran skor pada Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel terdistribusi (tersebar) secara normal. Sebaran yang normal merupakan gambaran bahwa data yang diperoleh telah mewakili keseluruhan data. Uji normalitas yang menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 12.0 for Windows ini diperoleh sebaran skor pada variabel spiritualitas juga normal (K-S Z = 1,174; p = 0,127) dan sebaran skor pada

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear, sehingga dapat diketahui boleh tidaknya product moment digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil uji linearitas menunjukkan koefisien F = 108, 326 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti bahwa hubungan antara spiritualitas dan variabel proactive coping pada survivor gempa memenuhi asumsi linearitas (membentuk garis lurus) dan kecenderungan menyimpang dari garis linearnya sebesar p = 0,531 atau p > 0,05.

4. Uji Hipotesis

Setelah terpenuhinya uji normalitas dan uji linearitas, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Oleh karena data penelitian ini adalah data interval, maka untuk menganalisis hipotesisnya peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (Hadi, 2000) dengan bantuan komputer program SPSS

12.0 for Windows . Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa antara spiritualitas dan proactive coping pada survivor gempa diperoleh koefisien korelasi r xy = 0,741 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara spiritualitas dan proactive coping pada survivor bencana gempa bumi di Bantul. Semakin tinggi spiritualitas survivor gempa, semakin baik proactive coping yang dilakukannya. Sebaliknya, semakin rendah spiritualitas survivor gempa, semakin buruk proactive coping yang dilakukannya.

Hal lain yang diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah nilai koefisien determinasi (R squared) sebesar 0,549 yang berarti bahwa spiritualitas memberikan sumbangan efektif sebesar 54,9 % terhadap proactive coping pada survivor bencana gempa bumi di Bantul. Sedangkan sisanya 45,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.