Survivor Bencana Gempa Bumi di Bantul

C. Survivor Bencana Gempa Bumi di Bantul

1. Pengertian Survivor

Secara terminologis, korban adalah orang, binatang dan sebagainya yang menderita, mati, dan sebagainya akibat suatu kejadian dan sebagainya (Salim & Salim, 1991). Sementara survivor adalah orang yang terluput dari bencana, orang yang selamat (Hornby, dkk, 1977). Dalam penelitian ini, digunakan istilah survivor untuk menekankan pada mereka yang selamat dari gempa.

2. Pengertian Bencana Gempa Bumi

Indonesia adalah wilayah yang sangat rawan terjadi bencana alam. Selain wilayahnya yang dilintasi jajaran pegunungan berapi, letak di antara dua samudera besar, yakni Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, memberikan kemungkinan Indonesia akan sering dilibas bencana alam yang hebat. BPPT pernah memberikan peringatan bahwa Indonesia akan menjadi sasaran Tsunami setelah Amerika Selatan dan Jepang ( Kedaulatan Rakyat , 12/03/2003). Peringatan itu benar terjadi ketika Aceh dan sebagian Sumatera Utara diguncang gempa tektonik berkekuatan 9,2 skala Richter pada tanggal 26 Desember 2004 yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Menurut catatan The Global Seismic Hazard Assesment Program (Agus, 2005), Indonesia merupakan wilayah yang dilintasi secara sinambung jaring kerja geothermal , sehingga tidak aneh jika Indonesia rentan terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, retakan lapisan tanah, dan semburan gas bumi. Indonesia Menurut catatan The Global Seismic Hazard Assesment Program (Agus, 2005), Indonesia merupakan wilayah yang dilintasi secara sinambung jaring kerja geothermal , sehingga tidak aneh jika Indonesia rentan terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, retakan lapisan tanah, dan semburan gas bumi. Indonesia

Menurut WHO (World Health Organization), bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian pada kehidupan manusia, serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna, sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak lain. Sedangkan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugess) mendefinisikan bencana sebagai peristiwa atau kejadian berbahaya pada suatu daerah yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan serta kerugian material yang hebat. (Anonim, 2005).

Pengertian lain mengenai bencana dikemukakan oleh Bakornas-PBB, yaitu suatu kejadian yang terjadi secara alami ataupun yang disebabkan oleh ulah manusia, yang terjadi secara mendadak maupun berangsur-angsur, dan menimbulkan akibat yang merugikan sehingga masyarakat dipaksa untuk melakukan tindakan penanggulangan (Anonim, 2005).

Gempa bumi adalah bergetarnya tanah akibat adanya gaya-gaya yang bekerja dari dalam bumi. Munculnya gaya ini dapat disebabkan oleh gerakan kerak tektonik, gerakan atau aktivitas gunung api atau akibat kejatuhan benda langit, seperti meteor (http://www.iagi.or.id).

Gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa Gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba-tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa

a. Gempa bumi runtuhan: terjadi melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi, misalnya akibat runtuhnya tambang/batuan yang menimbulkan gempa.

b. Gempa bumi vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api.

c. Gempa bumi tektonik: terjadi akibat lepasnya sejumlah energi pada saat bergeraknya bumi.

Dengan demikian, bencana gempa bumi adalah suatu kejadian yang terjadi secara alami akibat adanya pelepasan sejumlah energi bumi yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan yang luar biasa.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa survivor bencana gempa bumi adalah orang yang luput dari bencana gempa bumi yang terjadi secara alami dan mengakibatkan kerugian dan penderitaan.

3. Bencana Gempa Bumi di Bantul

Bencana gempa tektonik berkekuatan 5,9 skala Richter yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu (27/05/2006) pukul 05:53 WIB ini telah menewaskan lebih dari 6.000 jiwa serta meluluhlantakkan ribuan bangunan, dan infrastruktur di Yogyakarta dan Bantul. Gempa ini terjadi akibat gerakan blok sesar/patahan yang dipicu oleh zona penunjaman lempeng tektonik di Laut Selatan Yogyakarta. Lokasi gempa 37 km di selatan kota Yogyakarta pada kedalaman 17 km. Getaran gempa akibat patahan merambat ke segala arah. Getaran yang menuju ke arah Yogyakarta mengenai patahan opak yang memanjang dari Kretek sampai Prambanan menyebabkan bencana yang lebih besar karena batuan yang pernah patah di masa lalu masih bersifat labil.

Dampak bencana yang lebih besar terdapat di kiri kanan zona sesar opak, yaitu di Kecamatan Kretek, Bambanglipuro, Jetis, Imogiri, Piyungan, Berbah, Kalasan, dan Prambanan. Kemudian merambat ke sesar jiwo, sehingga daerah yang parah di Klaten adalah Kecamatan Wedi, Gantiwarno, Bayat, dan Cawas (http://www.a11.ugm.ac.id/).

Kabupaten Bantul merupakan pusat kerusakan karena dekat dengan sumber gempa. Efek gempa berakibat lebih buruk lantaran substan lapisan di bawah daratan Bantul merupakan lapisan aluvial pantai, endapan batu gamping, dan endapan letusan gunung api yang bersifat memperbesar efek guncangan gempa. Inilah yang membuat korban yang berjatuhan di Bantul lebih banyak ketimbang di daerah lain ( Gatra , 07/06/2006).

Khusus wilayah Bantul, sebanyak 4.143 korban tewas dan 779.287 jiwa lainnya harus tinggal di tenda-tenda pengungsian. Adapun kerusakan rumah warga yang ditimbulkan oleh bencana tersebut adalah sebanyak 71.763 unit roboh, 71.372 unit rusak berat/sedang, serta 73.669 unit rusak ringan (http://www.portalinfaq.org).