PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB VIII PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Pemerintah memang telah bekerja keras untuk membangun sektor pertanian. Berbagai pendekatan pembangunan sektor pertanian telah dicoba seperti pembangunan pertanian terpadu, pembangunan pertanian berwawasan lingkungan dan pembangunan pertanian berwawasan agroindustri. Berbagai model pembangunan telah dilaksanakan dan semuanya bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pertanian itu sendiri. Kalau diperhatikan secara seksama, maka upaya pendekatan pembangunan pertanian pada dasarnya berupaya untuk: (1) tetap menjaga dan memperhatikan prinsip keunggulan komparatif sehingga produk pertanian mampu berkompetisi; (2)terus meningkatkan keterampilan petani (masyarakat tani) sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian; (3) terus mengupayakan sarana produksi yang mencukupi setiap saat diperlukandengan tingkat harga yang terjangkau; (4) menyediakan dan meningkatkan fasilitas kredit bagi petani guna proses produksinya; serta(5)penyediaan infrastruktur dan institusi/kelembagaan yang dapat meningkatkan nilai tambah hasil produksi pertanian.

Pembangunan adalah suatu proses yang tidak pernah berhenti, sehingga pembangunan berkelanjutan menjadi suatu kebutuhan bagi semua pihak. Pembangunan pertanian berkelanjutan juga merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian setiap negara. Untuk itu, diperlukan pemahaman terhadap pengertian pertanian berkelanjutan. Pengertian pertanian berkelanjutan dikemukakan sebagai berikut (Mardikanto, 2009):

1. Mary V. Gold (1999) menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture ) memadukan tiga tujuan yang meliputi: pengamanan lingkungan, pertanian yang menguntungkan dan kesejahteraan masyarakat petani.

2. SAREP (1998) memberikan pengertian pertanian berkelanjutan adalah suatu pendekatan sistem yang memahami keberlanjutan secara mutlak. Sistem ini memahaminya dari sudut pandang yang luas, dari sudut pertanian individual, kepada ekosistem lokal, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh sistem pertanian, memberikan piranti untuk menggali interkoneksi antara pertanian dan aspek-aspek lain dari lingkungan

3. Altieri (1995) mengemukakan bahwa pertanian berkelanjutan mengacu kepada kemampuan usahatani untuk memproduksi pangan untuk waktu yang tak terbatas, tanpa berakibat pada kerusakan kesehatan lingkungan yang permanen. Hal ini mengandung dua kata kunci, yaitu biofisik (pengaruh jangka panjang dari beragam praktek pengelolaan lahan dan proses produksi tanaman), dan sosial ekonomi (kemampuan jangka panjang dari petani (sebagai juru tani) untuk memanfaatkan input dan mengelola sumber daya).

Dewasa ini, praktek pertanian berkelanjutan secara umum mencakup O’Connel dalam Mardikanto, 2009):

1) Pergiliran tanaman, untuk menekan pertumbuhan gulma, penyakit, serangga, dan masalah hama yang lain dan mengembangkan sumber daya alternatif dari: nitrogen tanah, mengurangi erosi tanah, dan mengurangi resiko kontaminasi air yang disebabkan oleh pestisida.

2) Strategi pengendalian hama yang tidak merusak sistem alam, petani, tetangga mereka atau konsumen. Ini disebut teknik pengendalian hama terpadu yang mengurangi penggunaan pestisida berdasarkan pengamatan, menggunakan kultivar yang

resisten, waktu penanaman, dan pengendalian ham a biologis.

3) Peningkatan pengendalian gulma secara mekanis dan biologis, lebih melakukan konservasi lahan dan air, dan penggunaan pupuk hewan dan pupuk hijau.

4) Penggunaan input alam dan buatan, sepanjang tidak secara

signifikan mengganggu manusia, hewan dan lingkungan.

Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan (Sanim dalam Saptana dan Ashari, 2007) yaitu tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial (kepemilikan/keadilian), dan tujuan ekologi (kelestarian sumber daya alam dan lingkungan). Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat terwujud apabila ketiga tujuan pembangunan tersebut tercapai. Secara ringkas

sebagaimanan disajikan dalam Gambar 8.1. Keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan ditentukan oleh pelaksanaan revitalisasi pertanian. Krisnamurthi (2006) mengemukakan revitalisasi pertanian memiliki tiga pilar pengertian. Pertama, pengertian revitalisasi pertanian sebagai kesadaran akan pentingnya pertanian dalam arti vitalnya pertanian bagi kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia. Kedua, revitalisasi pertanian sebagai bentuk rumusan harapan masa depan akan kondisi pertanian. Ketiga, pengertian revitalisasi sebagai kebijakan dan strategi besar melakukan proses revitalisasi itu sendiri.

Tujuan Ekonomi : Efisiensi dan Pertumbuhan

 Distribusi  Penilaian terhadap

pendapatan lingkungan

 Kesempatan Kerja  Penilaian  Asistensi yang

ditargetkan

 Internalisasi

Tujuan Sosial: Tujuan Ekologi:

Kepemilikan/kea

Kelestarian dan

dilan

lingkungan

 Partisipasi masyarakat/rakyat  Kosultasi  Pluralistik

Gambar 8.1. Hubungan Antara Tiga Tujuan Pembangunan

Pertanian Berkelanjutan Sumber: Sanim dalam Saptana dan Ashari (2007)

Pembangunan pertanian berkelanjutan telah diupayakan, diantaranya adalah melalui pembangunan pertanian berkelanjutan dengan kemitraan usaha, salah satu contoh dapat dikemukakan adalah upaya yang dilaksanakan melalui kemitraan usahatani kelapa sawit sebagaimana yang dilaksanakan di Kutai Kartanegara, tentunya dengan harapan ketiga tujuan tersebut bisa terlaksana. Pengembangan model pembangunan pertanian berkelanjutan melalui kemitraan usaha di perdesaan dengan melakukan revitalisasi kelembagaan kelompok tani dan penyuluhan disajikan pada Gambar

8.2.

Revitalisasi Kelembagaan kelembagaan:

pemerintah dinas

Kelembagaan pemerintah yang

1, Kelembagaan

teknis terkait

bersifat mediasi dan fasilitatif

kelompok tani

Kelembagaan

2. Kelembagaan penyuluhan

komunitas- pertanian

lokal/kelompok

tani Produk

3. Kelembagaan

Pusat pelayanan dan

kemitraan usaha

Konsultasi Agibisnis (PPA);

pertanian:

1. Efisien dan pasar-

Kelembagaan agribisnis

informasi dan konsultasi

produktif ekonomi/pelaku

2. Berdaya saing agribisnis swasta 3. Distribusi

Kelembagaan

Pelaku agribisnis

pendapatan

Integrasi program

di tingkat

swasta yang

agribisnis terpadu

berbadan

ulet, mandiri

1. Pusat dan daerah

hukum,

dan dinamis

2. Kelembagaan

usahatani

Jaringan agribisnis di

profesional

petani, penyuluh

perdesaan

dan peneliti dalam

semitradisional,

wadah PPA

semisubsisten,

3. Petani dan

parsial, jangka

perusahaan

pendek, tidak

pertanian

Jaringan agribisnis pertanian di perdesaan: sisitem agribisnis berkelanjutan maju, komersial, terintegrasi, jangka panjang, berkelanjutan

Gambar 8.2. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan melalui Kemitraan Usaha Agribisnis Sumber : Saptana dan Ashari, 2007

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan 124

Pemberdayaan petani menjadi petani mandiri dan profesional dapat dilakukan melalui beberapa langkah (Saptana dan Ashari, 2007): Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani melalui pelatihan, penelitian, magang dan sebagainya. Kedua, melakukan revitalisasi kelompok tani mandiri ke arah kelembagaan formal berbadan hukum (koperasi petani atau koperasi agribisnis, asosiasi petani komoditas tertentu). Ketiga, mengangkat penyuluh swakarsa.Keempat,

kelembagaan penyuluh pertanian dan kelembagaan Balai Penyuluh Pertanain (BPP) menjadi Pusat Pelayanan dan Konsultasi Agribisnis (PPA) di setiap kecamatan melalui sistem penyuluhan partisipatif.

memberdayakan

Berbicara tentang pertanian tidak terlepas dari perdesaan dan akan terus berlanjut. Dengan demikian diskusi tentang konsep pertanian berkelanjutanpun juga, nampaknya akan terus berlanjut. Pemahaman akan semakin mendalam dan jawaban yang diberikan akan terus berlanjut. Menurut John Iker dalam Mardikanto (2009) mengemukakan cara yang terbaik untuk mengembangkan keberlanjutan di masa depan, adalah dengan mengkomunikasikan makna pertanian berkelanjutan dalam cerita nyata kehidupan petani yang sedang mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan di usahataninya.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Adisasmita, H. Rahardjo (2005). Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ahmadi, Abu H. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Lincolin, 2010 : Pembangunan Ekonomi. Edisi 5. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN Arsyad, Lincolin, Elan Satriawan, Jangkung Handoyo Mulyo dan

Ardyanto Fitrady. 2011. Strategi Pembangunan Perdesaan Berbasisi Lokal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kutai Kartanegara. 2009. Master Plan & Action Plan, Kawasan Agropolitan Kabupaten Kutai Kartanegara. Tenggarong: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Badan Pusat Statistik Kurtai Kartanegara. 2010. Kutai Kartanegara Dalam Angka. Tenggarong: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara.

Badan Pusat Statistik. 2008. Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Terdapat

dalam: http://daps.bps.go.id/File%20Pub/Analisis%20Kemiskinan% 202008.pdf.

Badan Pusat Statistik. 2009. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha. Jakarta:

Terdapat dalam: http://www.bps.go.id.

Badan Pusat Statistik.

Ban, A.W. Van Den dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. (Agnes Dwina Herdiasti, Pentj). Yogyakarta: Kanisius.

Baumann, Pari. 2000. Equity and Effciency in Contract Farming Schemes: The Experience of Agricultural tree Crops. Working Paper 139.

Bijman, Jos. 2008. Contract Farming in Developing Countries: an Overview. Working Paper. Netherlands.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Brambilla, Irene dan Guido G. Porto. 2007. Market Structure, Outgrower Contracts and Farm Output. Evidence From Cotton Reforms

Available from: http://www.econ.yale.edu/~ib55/papers/cotton_zambia.pdf

in

Zambia.

Cahyat, Ade, Christian Gonner dan Michaela Haug. 2007. Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga Sebuah Panduan dengan Contoh dari Kutai Barat, Indonesia. Bogor: Center for International Forestry Research.

Chotim, Erna Ermawati. 1996. Disharmoni Inti-Plasma Dalam Pola PIR Kasus PIR Pangan Pada Agroindustri Nana Subang. Bandung: Yayasan Akatiga.

Daryanto, Arief. 2003. Disparitas Pengembangan Perkotaan- Perdesaan Di Indonesia. AGRIMEDIA. April 2003. Volume 8 No.2.

Dessler, Gary. 1992. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. (Agus Dharma, Pentj). Jakarta: Erlangga.

Dwijatenaya, Ida Bagus Made Agung. 2013. Pengaruh Intensitas Kemitraan, Faktor Sosial Demografi dan Kompetensi Terhadap Produktivitas serta Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (Disertasi). Denapasar: Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Easterlin, Richard A. 2001. Income and Happiness: Towards a Unified Theory. The Economic Journal. 111(July), 465-484.

Echanove, Flavia dan Cristina Steffen. 2005. Agribusiness and Farmers in Mexico: the Importance of Contractual Relations. The Geographical Journal. Jun 2005:171, Academic Research Library pg. 166.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Erizal, Jamal (2009). Membangun Momentum Baru Pembangunan Pedesaan Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 28(1).2009.

Esmara, Hendra. 1986. Perencanaan Dan Pembangunan Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Fadjar, Undang. 2006. Kemitraan Usaha Perkebunan: Perubahan Struktur Yang Belum Lengkap. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 24 No.1, Juli 2006: 46-60. .

Ghosh, Chandralekha dan Ajitava Raychaudhuri. 2011. Model of Contract Farming and Price Risk with Special Reference to Indian

Available from: http://www.jma2011.fr/communications/E4/Ghosh_Raychau dhuri.pdf

Agrculture.

Gilbert, Alan dan Josef Gugler. 1996. Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. (Anshori dan Juanda. Pentj.). Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Glover, David dan Ken Kusterer. 1990. Small Farmers, Big Business Contract Farming and Rural Development. London: The Micmillan Press Ltd.

Guo, Hongdong, Robert W. Jolly dan Jianhua Zhu. 2007. Contract Farming in China: Perspectives of Farm Households and Agribusiness Firms. Comparative Economic Studies. 2007, 49 (285-312).

Hendarto, R. M., Sasana, E dan Rahardja, E. 1999. Strategi Penetapan pola Kemitraan Usaha Koperasi Sesuai Dengan Skala Ekonomi Di Jawa Tengah (Studi Kasus di Eks Karisidenan Se Jawa Tengah).

dalam: http://eprints.undip.ac.id/23364/1/166-ki-fe-1999-a.pdf.

Terdapat

Huddleston, Paul dan Matthewtonts. 2007. Agricultural Development, Contract Farming and Ghana’s Oil Palm Industry. Geography. Vulome 92(3), Pages 266-278. .

Ife, Jim dan Frank Tesoriera. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community Development. (Sastrawan Manulang, Nurul Yakin danM. Nursyahid. Pentj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jaffee, Steven. 1987. Case Stuidie of Contract Farming in The Horticultural Sector of Kenya. IDA Working Paper No.83.

Jamal, Erizal. 2008. Kajian Kritis Terhadap Pelaksanaan Pembangunan Perdesaan Di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 26 No.2. Desember 2008:92-102.

Jehle, Geoffrey A. dan Philip J. Reny. 2001. Advanced Microeconomic

Theory. Second Edition. New York: Addison Wesley. Kaminski, Jonathan. 2009. Contracting with Smallholders under

Joint Liability. Discussion Paper. No. 16.09. Karma. 2008. Strategi Kemitraan Petani Tambak Dengan PT. Wahyu

Perdana Bina Mulya Kabupaten Pangkep. JEPMA. Vol. 7, No.1, April 2008, hal 34-41.

Kartasapoetra, G., A.G. Kartasapoetra, Bambang S. Dam A. Setiady. 2001. Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila & UUD 1945. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan. Jakarta: PT Pustaka CIDESINDO.

Kartisius, Haryono, B.S., dan Sumartono. Kebijakan Pemerintah Daerah Untuk Pemberdayaan Petani Karet Rakyat. AGRITEK. Vol. 16, No.8, Agustus 2008.

Krisnamurthi, Bayu. 2002. Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Jurnal Ekonomi Kerakyatan. Th I No.4. Juni 2002.

Krisnamurthi, Bayu. 2006. Revitalisasi Pertanian Sebuah Konsekuensi Sejarah dan Tuntutan Masa Depan. Dalam: Jusuf Sutanto dan Tim. Editor. Revitalisasi Pertanian Dan Dialog Peradaban. Jakarta: Penerbit Buku Kompas PT Kompas Media Nusantara.

Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan Daerah Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota, dan Kawasan. Jakarta: Salemba Empat.

Laschinger, Heather K. Spence dan Joan Finegan. 2005. Using Empowerment to Build Trust and Respect in the Workplace: A Strategy for Addressing the Nursing Shortage. Nursing Economic. 23(1): pg 6. .

Likulunga, Mwikisa L. 2005. The Status of Contract Farming and Contractual Arrangements in Zambian Agriculture and Agribusiness. A Report Prepared for FARNPAN.

Makmun. 2003. Gambaran Kemiskinan dan Action Plan Penanganannya. Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol 7, No.2, Juni 2003. .

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. (Fitria Liza, SE dan Imam Nurmawan, Pentj). Jakarta: Erlangga.

Mansur, Kasim Hj., Mansur Tola dan Romzi Ationg. 2009. Contract Farming System: A Tool Transforming Rural Society in Sabah. MPRA Paper. No. 13271.

Mardikanto, Totok. 2009. Membangun Pertanian Modern. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Menteri Negara Sekretaris Negara. 1995. Undang-Undang No. 9 Tentang Usaha Kecil. Jakarta.

Menteri Negara Sekretaris Negara. 1997. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan. Jakarta.

Menteri Sekretaris Negara. 1974. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. Jakarta.

Meyer, Burce D. dan James X. Sullivan. 2002. Measuring the Well- Being of the Poor Using Income and Consumption. Available from: http://www.northwestern.edu/ipr/publications/papers/2002 /WP-02-14.pdf.

Miller, R.L dan Meiners, R.E. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate. (Haris Munadar, Pentj). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Minot, Nicholas. 2011. Contract Farming in sub-Saharan Africa: Opportunities and Challenges. AAMP. Available from: http://programmes.comesa.int/attachments/article/206/Min ot%20Contract%20farming%20(AAMP%20Kigali).pdf.

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. (S. Krisnandhi dan Bahrin Samad. Pentj). Jakarta: C.V. Yasaguna.

Munir, Rozy. 2007. Migrasi. Dalam: Prayoga, Ayudha D. Editor. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia.

Nawawi, H. Ismail. 2009. Pembangunan Dan Problema Masyarakat Kajian Konsep, Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi. Surabaya: Putra Media Nusantara.

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate Dan Aplikasinya. Edisi Ke Delapan. (IGN Bayu Mahendra dan Abdul Azis, Pentj). Jakarta: Erlangga.

Okali, David, Enoch Okpara dan Janice Olawoye. Rural-Urban Interactions and Livelihood Strategies Seriea The Case of Aba

and it’s, region, southeastern Nigeria. Working Paper 4. IIED. Olomola, Aderibigbe S. 2010. Models of Contract Farming Pro-Poor

Growth

Available from: http://www.ippg.org.uk/papers/bp34.pdf.

Pardede, Pantun Josua dan Salis Finnahari. 2007. Pola Kemitraan Dalam Praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Studi Kasus Program Cummunity Development PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Kabupaten Toba Samosir. Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik. Volume 11, nomor 2 (November 2007).

Partomo, Tiktik Sartika. 2009. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 2008. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Kemitraan Pembangunan Perkebunan di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Pemprov KALTIM.

Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. 2008. Mikroekonomi. Edisi keenam. Jilid 2. (Nina Kurnia Dewi, Pentj.). Jakarta: PT Indeks.

Prawirokusumo, Soeharto. 2001. Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan, dan Strategi). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Rambe, Armaini. 2004. Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga dan Kesejahteraan (Kasus Di Kecamatan Medan Kota Sumatera Utara. (Tesis). Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institutut Pertanian Bogor.

Raynolds, Laura T. 2000. Negotiating Contract Farming in the Dominican Republic. Human Organization. Vol. 59, No. 4.

Rehber, Erkan. 2000. Vertical Coordination in the Agro-Food Industry and Contract Farming: A Comparative Study of Turkey and the USA. Research Report. No.52.

Rejeki, Dwi Prawani. 2006. Analisis Penanggulangan Kemiskinan Melalui Implementasi Program P2KP Di Kota Semarang. (Tesis). Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponogoro.

Rintuh, Cornelis dan Miar. 2005. Kelembagaan dan Ekonomi Rakyat. Edisi pertama. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Ropke, Jochen. 2000. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. (Hj. Sri Djatnika S. Ariffin. Pentj). Jakarta: Salemba Empat.

Ruky, Achmad S. 2006. SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rustiadi, Ernan dan Sugimin Pranoto. 2007. Agropolitan Membangun Ekonomi Perdesaan. Bogor: Crestpent Press.

Rustiani, Frida, Hetifah Sjaifudian dan Rimbo Gunawan. 1997. Mengenal Usaha Pertanian Kontrak (Contract Farming). Bandung: Yayasan Akatiga.

Sachiho, Arai W. 2008. Pembangunan Kelapa Sawit di Provinsi Riau. Sebuah Tafsiran seputar Pemberdayaan Petani Kebun. Komaba Studies in Human Geography. Vol. 19, 1-16, 2008.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. 2003. Ilmu Mikroekonomi. Edisi tujuh belas. (Nur Rosyidah, Anna Elly dan Bosco Carvallo, Pentj). Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha. Jurnal Litbang Pertanian. 26(4). 2007.

Saptana, Sunarsih dan Kurnia Suci Indraningsih. 2006. Mewujudkan Keunggulan Komparatif Menjadi Keunggulan Kompetetif Melalui Pengembangan Kemitraan Usaha Hortikultura. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 24, No.1, Juli 2006:61-76.

Saragih, Bungaran.2000. Agribisnis Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Dalam Era Millenium Baru. Jurnal Studi Pembangunan,Kemasyarakatan & Lingkungan.Vol 2 No.1. Februari 2000:1-9.

Sartorius, Kurt dan Johann Kirsten. 2006. Contrcts and Contract Farming as Potential Merchanisms to Improve Market Access for Black Farmers in South Africa. Available from: http://www.fanrpan.org/documents/d00692/Contract_Farmi ng_Report_South_Africa.pdf.

Sayaka, Bambang dan Yana Supriyatna. 2009. Kemitraan Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Terdapat dalam: http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffile/MKPC2,pdf.

Setboonsarng, Sununtar. 2008. Global Partnership in Poverty Reduction: Contract Farming and Regional Cooperation. ADB Institute Paper. No.89.

Siagian, H. 1989. Pokok-Pokok Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Singh, Sukhpal. 2003. Contract Farming in India: Impact on Women and Child Workers. IIED.

Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sriboonchitta, Songsak dan Aree Wiboonpoongse. 2008. Overview of Contract Farming in Thailand: Lessons Learnd. ADB Institute Discussion Paper. No.112.

Stiglitz, Joseph E., Amartaya Sen dan Jean-Paul Fitoussi. 2011. Mengukur Kesejahteraan Mengapa Produk Domestik Bruto Bukan Tolok Ukur Yang Tepat Untuk Menilai Kemajuan. (Mutiara Arumsari dan Fitri Bintang Timur, Pentj). Bintaro: Marjin Kiri.

Suharto, Edi. 2006. Negara Kesejahteraan Dan Reinventing DEPSOS. IRE.

Terdapat dalam: http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/Reiventing Depsos.pdf.

Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 1999. Pengantar Toeri Mikroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

Sumardjo, Jaka Sulaksana, dan Wahyu Aris Darmono. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Depok: Penebar Swadaya.

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Edisi kedua. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara.

Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Suyanto, Bagong. 2008, Perangkap Kemiskinan dan Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin. Jurnal Dialog Kebijakan Publik. Edisi 3. Tahun II. November 2008.

Swinnen, Johan F.M. dan Anneleen. 2009. Quality, Rich Consumers, and Small Farmers: Contracting and Rent Distributyion in Food

Value

from: http://www.robinson.cam.ac.uk/academic/swinnen_vandepla s.pdf.

Chains.

Available

Syahza, Almasdi. 2002. Potensi Pengembangan Desa Tertinggal dan Mobilitas Penduduk Di Kabupaten Bengkalis Riau. Jurnal Kependudukan. Vol.4.No2. Juli 2002

Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tambunan, Tulus. 2010. Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan. Jakarta: UI-PRESS.

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesembilan. (Drs. Haris Munandar, M.A; Puji A.L., SE., Pentj). Jakarta: Erlangga.

Wardoyo dan Hendro Prabowo. 2007. Meningkatkan Taraf Hidup Petani Melalui Pemberdayaan KUD. Proceeding PESAT. Vol 2(2007), ISSN:1858-2559. .

White, Ben. 1996. Agroindustry And Contract Farmers in Upland West Java. Working Paper Series. No.234. Netherlands..

Wrihatnolo, Randy R dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar Dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Dr. Ir. Ida Bagus Made Agung Dwijatenaya, M.Si dilahirkan

di Br. Pilisan Kaba-Kaba, 07 April 1965. Putra kedua dari Ida Bagus Puji dan Anak Agung Sagung Putri setelah lulus SMA Negeri Mengwi Badung Bali melanjutkan ke Institut Pertanian Bogor (IPB) setelah Sarjana Agribisnis diraih dilanjutkan menyelesaiakan S2 di UNHAS dengan bidang Ilmu Ekonomi.

Program Doktor dengan bidang Ilmu

Ekonomi di selesaikan di Universitas Udayana Bali. Saat ini menjadi dosen PNS Kopertis Wilayah XI Kalimantan dpk pada Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta). Selain menjadi dosen juga menjabat sebagai Ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) Unikarta. Pada universitas yang sama pernah menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Akademik (BAAK) Tahun1996-2006, menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Tahun 2006-2010. Pernah juga menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tenggarong Tahun 2014 sampai dengan September 2016. Sebelum menjadi dosen pernah bekerja di perusahaan perkebunan dengan jabatan kepala divisi. Pernah bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara dan di Balitbangda Pemkab Kutai Kartanegara sebagai koordinator Puslit. Aktif meniliti di bidang pembangunan perdesaan, sumberdaya manusia,, kesejahteraan, dan kemitraan yang sebagian besar telah dipublikasi pada jurnal ilmiah.

Dr. Ir. Ince Raden, MP dilahirkan di Poso, tepatnya 8 September 1967. Beliau anak ke tiga dari 7 bersaudara dari Drs.

H. Mansur Intje Gani (Alm), dan Ibu Hj. Zaitun Abdul Samad. Menyelesaikan studi Sekolah Dasar di Muhamadiyah I, SMP di Negeri 2, dan SMA di Negeri 4 semua di kota Palu. Pada tahun 1997 melanjutkan pendidikan

di Fakultas Pertanian

Universitas Tadulako Palu selesai pada tahun 1993. Selanjutnya tahun 1997 melanjutkan pendidikan di Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung tamat 1999 dengan predicat Cum Laude, di Tahun 2005 kembali melanjutkan studi di Jurusan Agronomi IPB Bogor dan tamat tahun 2009 dengan predikat lulusan terbaik Doktor pada Wisuda Tahap II Tahun Akadamik 2008/2009.

Dalam perjalanan karir, di mulai tahun 1994 sebagai dosen Kopertis Wil XI Kalimantan dpk Universitas Kutai Kartanegara, selanjutnya pernah menjadi Pembantu Dekan I dan Pimpinan Redaksi Jurnal Magrobis Fakultas Pertanian, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Terpadu (LP3T), Ketua Majelis Pengurus Cabang-Asosiasi Dosen Indonesia (MPC-ADI), Tim Ahli DPRD, Anggota Tim Teknis AMDAL BLHD, Ketua Dewan Riset Daerah Tahun 2012-2017 yang semunya di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan saat ini sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Kutai Kartanegara.