MODEL – MODEL KOMUNIKASI

BAB. 5 MODEL – MODEL KOMUNIKASI

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Model merupakan kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teori untuk kasus-kasus tertentu. Kerangka kerja dalam model komunikasi tidak lepas dari pengertian komunikasi yaitu sebagai proses transmisi dan interpretasi pesan yang dilakukan melalui proses encoder dan decoder.

Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakandeskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri ciri penting dan menghilangkan rincian yang tidak perlu dalam dunia nyata.Sedangkan Aubrey Fisher memberikan pemahaman tentang model komunikasi sebagai analogi yang mengabstrakkan dan memilih bagian dari keseluruhan , unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain model disebut sebagai teori yang disederhanakan. Model komunikasi terdiri atas komponen komunikasi yaitu:

1. Pengirim pesan ( komunikator)

2. Pesan

3. Media

4. Penerima pesan ( komunikan )

5. Effect/ Feedback/ umpan balik

Dalam beberapa model yang sederhana tidak semua komponen dimasukkan dalam model. Seperti model yang paling sederhana hanya ada 3 komponen yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Sedangkan pada model- model yang lain selain memasukkan 5 komponen diatas masih dtambahkan beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi seperti noice atau gangguan, factor psikological dan factor lingkungan fisik.

Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dan pembentukan maksa memiliki model. Model komunikasi dibedakan berdasarkan proses dan respon yang diberikan dalam proses komunikasi. Terdapat 3 model komunikasi yaitu:

A. Model komunikasi linier

B. Model Komunikasi Interaksional

C. Model komunikasi transaksional

Untuk lebih memudahkan memahami bentuk model komunikasi linier, interaksional dan transaksional adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Interaksi Dalam Model Komunikasi

Dalam memahamo ketiga model diatas kunci yang paling penting adalah tanda panah dalam setiap model komunikasi. Perbedaan tersebut merepresentasikan respond an alur informasi dalam proses komunikasi yang dilakukan. Akan kita bahas model linier, interaksional dan transaksional. Pada akhir bab ini akan ditunjukkan beberapa bentuk model yang dikembangkan oleh tokoh- tokoh komunikasi seperti Laswell, Shanon Wever, Newcomb, Aristoteles dan tokoh- tokoh lainnya.

A. Model Komunikasi Linier

Model komunikasi linier diadopsi dari pemikiran Shannon & Weaver. Model ini merupakan pengembangan penelitian dengan melihat komunikasi yang terjadi pada radio dan telepon. Model ini ingin menggambarkan bagaimana pola pesan di transmisikan melalui berbagai chanel. Shannon and Weaver menyatakan bahwa model komunikasi linier adalah one way view of communivation that assumes a message is sent by a source to a receiver though a channel.

Model ini memandang komunikasi sebagai aksi. Disebut sebagai one way communication, from sender to receiver. Dalam beberapa istilah disebut juga dengan something you do to someone. Terdapat beberapa hal yang menjadi kunci dari model ini yaitu:

1. Ethos ( source credibility)

2. Pathos ( Understanding audience)

3. Logos ( pertains to message and strategy)

Kredibilitas dari pelaku komunikasi menjadi penentu terhadap keberhasilan proses komunikasi. Apakah pengirim memiliki kecakapan cukup, menguasai pesan dan mengirim pesan dengan baik.. Hal ini disebut dengan source credibily atau kredibilitas dari pengirim pesan komunikasi. Apakah penerima pesan dapat melakukan proses encoding dengan baik dan dapat memahami pesan Kredibilitas dari pelaku komunikasi menjadi penentu terhadap keberhasilan proses komunikasi. Apakah pengirim memiliki kecakapan cukup, menguasai pesan dan mengirim pesan dengan baik.. Hal ini disebut dengan source credibily atau kredibilitas dari pengirim pesan komunikasi. Apakah penerima pesan dapat melakukan proses encoding dengan baik dan dapat memahami pesan

Untuk memahami proses dalam komunikasi linier penulis akan menyajikan beberapa poin yang dapat digunakan untuk memahami proses komunikasi linier: Models

: Simplified representation of the communication process Linier Model of

: One way view of communication that assumes a message is Communication

sent by a source to a receiver though a channel/ media Source

: Originator of a message

Message

: Words

Sound Action Gesture in an interaction

Receiver

: Recipient of a message

Channel

: Pathway to communication

Noice : Distortion in channel not intended by the source Semantic Noice

: Linguistic influences on reception of message Physical

: Bodily influences on reception of message Psycological Noice

: Cognitive influences on reception of message and biological

influences on reception of message Tabel 5.2

Konsep- konsep dalam komunikasi Linier Sumber:Richard West and Thurner, Introducing Communication Theory

B. Model Komunikasi Interaksional

Model komunikasi interaksional melihat komunikasi sebagai interaksi antar individu. Perbedaan dengan model komunikasi linier bahwa penerima pesan dalam komunikasi linier tidak memberikan feedback, hanya menerima pesan. Sedangkan dalam model komunikasi interaksional, penrima pesan akan memberikan feedback terhadap pesan yang disampaikan. Feedback ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar penerimaan informasi oleh komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Biasa disebut dengan two way communication.

West dan thurner menjelaskan model komunikasi interactional sebagai view of communication as the sharing of meaning with feedback that links source and receiver. Kata kunci dalam pengertian ini adalah feedback, yaitu communication given to the source by the receiver to indicate understanding ( meaning). Feedback dipahami sebagai respon dalam komunikasi. Bentuk dari feedback ini bermacam- macam yaitu dapat berupa komunikasi yang berbentuk West dan thurner menjelaskan model komunikasi interactional sebagai view of communication as the sharing of meaning with feedback that links source and receiver. Kata kunci dalam pengertian ini adalah feedback, yaitu communication given to the source by the receiver to indicate understanding ( meaning). Feedback dipahami sebagai respon dalam komunikasi. Bentuk dari feedback ini bermacam- macam yaitu dapat berupa komunikasi yang berbentuk

Gambar 5.1 Interactional Model Sumber:Richard West and Thurner, Introducing Communication Theory

Model komunikasi interaksional mengadopsi pengalaman dari pelaku komunikasi sebagai factor penunjang dalam kualitas komunikasi. Factor ini dalam diagram terdapat di kedua sisis yaitu pengalaman dari komunikator dan pengalaman dari komunikan. Dalam melakukan interpretasi makna pengalaman ini berfungsi sebagai referensi dalam melakukan analisa ( encoding process). Semakin banyak pengalaman seorang komunikator atau komunikan terhadap topic komunikasi maka akan semakin tinggi efektifitas komunikasi yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya jika topic komunikasi tidak dikenal dan mengganggu dalam proses interpretasi pesan maka efektifitas komunikasi akan semakin rendah/ kurang.

C. Model Komunikasi Transaksional

Gambar 5.2 Transactional Model

Sumber:Richard West and Thurner, Introducing Communication Theory

Model transaksional merupakan tataran paling tinggi dalam model komunikasi. Model ini akan menghasilkan komunikasi 2 arah dimana yang pada awalnya terdapat komunikator dan komunikan yang jelas dalam model ini posisi komunikator dan komunikan menjadi bias, karena setiap orang berperan sebagai komunikator sekaligus sebagai komunikan. Model ini menyatakan bahwa komunikator dan komunikan sama- sama memiliki tanggung jawab atas efek komunikasi dan efektifitas dari proses komunikasi yang dilakukan.

West dan Thurner dalam model komunikasi transaksional menyatakan model ini sebagai view of communication as the simultaneous sending and receiving of message. Pada gambar diatas dapat dilihat antara posisi pesan dan feedback sebagai sesuatu yang menjadi transaksi interaksi antara sender dan receiver. Bentuk hambatan dalam komunikasi transaksional sangat bervariatif, hambatan fisik, psikologikal dan hambatan semantic.

Dalam model ini yang menarik adalah adanya transaksi pengam\laman dari komunikator dan komunikan. Komunikator da komunikan berbagi pengalam. Jika terdapat kesamaan pengalaman maka komunikasi akan semakin mudah berjalan. Hambatan bisa muncul karena pengakaman yang berbeda dan merupakan nilai krusial yang sulit untuk dilebur dalam proses komunikasi. Seperti contoh adalah pandangan erhadap nilai dan budaya. Terdapat transaksi dimana komunikator dan komunikan harus mempelajari budaya dan melakukan transaksi nilai.

Berikut adalah beberapa model komunikasi dari para teoritikus komunikasi. Setiap model memiliki elemen yang berbeda :

1. Model Komunikasi S- R

Model Komunikasi S-R merupakan model komunikasi yang paling simple. Dalam model ini hanya ada 2 komponen yaitu stimulus dan respon. Komunikasi muncul karena ada stimulus. Stimulus dapat dimaknai sebagai motif yang mendorong terjadinya komunikasi, seperti keinginan bertanya atau berinteraksi sesame individu. Secara alamiah stimulus ini jika diwujudkan dalam interaksi akan menghasilkan respon.

Sebagai contoh adalah seorang anak kecil lapar, lalu ia mendekati ibunya dan mengatakan bahwa ia ingin makan. Secara alamiah sang ibu pasti memberikan respon terhadap sang anak. Model ini muncul pada awal Sebagai contoh adalah seorang anak kecil lapar, lalu ia mendekati ibunya dan mengatakan bahwa ia ingin makan. Secara alamiah sang ibu pasti memberikan respon terhadap sang anak. Model ini muncul pada awal

2. Model Komunikasi Aristoteles

Model komunikasi Aristoteles lebih memiliki kecenderungan dalam komunikasi yang bersifat verbal. Model komunikasi Aristoteles merupakan model paling klasik dan memiliki kesederhaaan metode. Terdapat 4 komponen dalam model komunikasi Aristoteles yaitu speaker, speech, audiens dan effect. Dalam model ini komunikasi dilakukan secara langsung, tidak menggunakan media sebagai sarana penyampaian pesan. Komunikasi berjalan 1 arah ( linier model) dari komunikator kepada komunikan.

Model komunikasi Aristoteles dapat dicontohkan adalah jenis komunikasi perintah. Sebagai contoh adalah seorang atasan memberikan tugas kepada staf, Seorang Guru memberikan tugas kepada murid atau seorang tua meminta tolong kepada anaknya. Komunikasi jenis ini dapat juga berjalan pada tataran yang lebih tinggi seperti komunikasi public. Contohnya adalah seoranag kandidat melakukan pidato untuk mendapatkan dukungan public.

Kelemahan dari model ini adalah terbatas pada komunikasi berbentuk verbal. Bentuk komunikasi model aristoteles dinilai terlalu statis, sedangkan ilmu sosial merupakan ilmu yang interdisipliner, tidak dapat berdiri sendiri. Dalam model ini belum memasukkan komponen lain seperti media, lingkungan, system budaya dan gangguan yang dapat muncul dalam proses komunikasi seperti gangguan psikologikal dan gangguan fisik.

3. Model Komunikasi Schramm

Model komunikasi Schramm merupakan bentuk komunikasi interaksional. Terjadi perbedaan yang signifikan dengan model aristoteles maupun model SR. Dalam model ini telah memasukkan feedback dan feedback ini dapat berupa pesan yang disampaikan oleh masing- masing pelaku komunikasi. Model ini menunjukkan ada proses decoder dan proses encoder. Model ini tidak lagi bersifat statis. Ada proses interpretasi terhadap pesan yang disampaikan. Dalam interpretasi seorang pelaku komunikasi telah menggabungkan berbagai unsur diantaranya adalah respond an kemampuan berfikir atau analisa yang akan diwujudkan dalam feedback.

4. Model Komunikasi Shanon and Weaver

Model Shanon and Weaver telah memasukkan komponen media yang dalam komponen sebelumnya belum terbahas. Kemungkinan terjadinya gangguan dalam model ini sudah muncul. Namun dalam model ini noice ada di bagian media. Dalam komponen yang lain noice belum diberikan.

Model ini memberikan gambaran bahwa pesan ditransmisikan melalui media. Terdapat signal yang menghubungkan media dengan sender dan receiver. Kelemahan dari model ini adalah sifat komunikasi yang statis dan satu arah. Komunikasi jenis ini dapat terjadi dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.

5. Model Komunikasi Laswell

Model komunikasi Laswell dalam ilmu komunikasi sangat popular. Formulasi Who Says What, In Which Channel to Whom and With What effect kerap menjadi rujukan dalam memahamai komunikasi. Who merujuk pada komunikator, Says What merujuk pada Message atau pesan, Channel merujuk pada media, Whom merujuk pada receiver atau komunikan dan Effect merujuk pada efek komunikasi.

6. Model Komunikasi Gebner

Model dari Gebner lebih kompleks dibandingkan model dari Shannon dan Weaver, namun masih menggunakan kerangka model proses linier. Kelebihan Model dari Gebner lebih kompleks dibandingkan model dari Shannon dan Weaver, namun masih menggunakan kerangka model proses linier. Kelebihan

7. Model Komunikasi Newcomb

Theodore Newcomb memandang komunikasi dari perspektif psikologi social modelnya mengingatkan kita akan diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikologi sosial dan merupakan formulasi awal dan merupakan formulasi awal mengenai konsistensi kognitif. Dalam komunikasi model tersebut yang sering juga disebut model ABX atau model simetri Newcomb menggambarkan bahwa seseorang, A menyampaikan informasi kepada seorang lainnya, B, mengenai sesuatu, X model tersebut mengasumsikan bahwa orientasi

A (sikap) terhadap B dan terhadap X saling bergantung, dan ketiganya merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat orientasi. Dalam model Newcomb, komunikasi adalah cara lazaim dan aktif yang

memungkinkan orang-orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah suatu model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja (intensional). Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem apa pun mungkin ditandai oleh keseimbangan kekuatan dan bahwa setiap perubahan dalam bagian manapun dari sistem tersebut akan menimbulkan ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenagkan dan menimbulakn tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan

8. Model Komunikasi Berlo

Sebuah model lain yang di kenal luas adalah model model David K. Berlo, yang ia kemukakan pada tahun 1960. Model ini di kenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Bagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan kedalam suatu kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi.10

10 “Ibid” hal. 137. Dalam situasi tatap muka, kelompok kecil dan komunikasi public (pidato), saluran komunikasinya adalah udara yang menyalurkan gelombang suara. Dalam

komunikasi massa terdapat banyak saluran televisi, radio dan lain sebagainya. Model Berlo juga melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi : proses keterampilan berkomunikasi, pengetahuan system sosial dan lingkungan budaya sumber dan penerima. Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, system sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode

Referensi

Devito A.Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia, Karisma. Jakarta Fiske John. 2004. Cultural and Communication Studiest, Jalasutra, Bandung LitleJohn. Stephen. 2004. Human Communication , Sage Publication. New York Mc Quail, Denis, 1996. Mass Communication Theory, Sage Publication , New

York Miller Katherin, 2001. Communication Theories, Mc Graw Hill. New York Mulyana, Deddy.2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya.

Bandung Pace Wayne & Faules Don. 2005. Komunikasi Organisasi. Remaja Rosdakarya. Bandung West Richard, & Turner Lynn, 2010. Introducing Communication Theory ( International Edition), Mc Graw Hill. Singapore

Responsi

1. Jelaskan apa yang disebut dengan model komunikasi

2. Jelaskan Pembagian Model Komunikasi berdasarkan West and Thurner

3. Analisisnya model komunikasi Aristoteles dan Model Komunikasi Laswell, sebutkan kelemahan masing- masing model

4. Jelaskan bentuk- bentuk noice yang mungkin muncul dalam proses komunikasi

5. Jelaskan proses decoding dan proses encoding dalam proses komunikasi