BAB I KONSEP KOMUNIKASI simbolik docx

BAB I KONSEP KOMUNIKASI

A. Sejarah Komunikasi

Perkembangan komunikasi sebelum menjadi science, komunikasi sebagai science sejak dekade 40-an sampai sekarang Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4) periode. Pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi.

Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 60-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode

1. Periode Tradisi Retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Isilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978, Foss, 1985; forsdale 1981). Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1978) Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni:

a. Ethos (kredibilitas sumber)

b. Pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan) dan

c. Logos (hal yang menyangkut fakta)

Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle menuntut tiga (3) faktor yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika) Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5) unsur:

a. Invention (urutan argumentasi)

b. Dispesitio (pengaturan ide)

c. Eloquito (gaya bahasa)

d. Memoria (ingatan), serta

e. Pronunciation (cara penyampaian pesan)

Kelima unsur ini, menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Corax, Socrates dan Plato. Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman. Tokoh-tokohnya yang terkemuka pada masa ini antara lain Thomas Wilkson, Francis Bacon, Rene Descartes, John Locke, Giambatista, dan David Hume.

Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero dan Quintilian, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian "speech communication" (komunikasi ujaran) dan "rhetoric". Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika menunjuk pada "kemampuan manusia mengunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya" (Foss et al, 1985:15) Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A Richard, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall Mcluhan, Michel Foucalt, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi dan Chaim Perelman.

2. Periode Pertumbuhan : tahun 1900 – Perang Dunia II

Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi.

Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting)

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli

ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas- universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel.

3. Periode Konsolidasi : Perang Dunia II – tahun 1960an

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbet Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F. Lazarsfield (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I.

Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) disebut oleh Wilbur Schramm sebagai "the founding fathers" (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan-pengembangan teori komunikasi.

Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai "institutionalizer" – yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. "Institute of Communication Research" yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947 merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Nobert Wiener disebut sebagai "insinyur-insinyur komunikasi".

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research" (Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

4. Periode Teknologi Komunikasi : tahun 1960an - sekarang

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:

• Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika,

• Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya

yang regional dan internasional. Dan

Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi. Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:

A. Semakin banyaknya literatur komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk

penerbitan lainnya

B. Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi

C. Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang dihasilkan para ahli.

Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan

28 model tentang komunikasi (Dance, 182; Littlejohn, 1989; McQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981) Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik.

B. Definisi Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi secara Etimologis Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan kedua orang tadi dikatakan Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan kedua orang tadi dikatakan

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas (dari segi bahasa) sifatnya masih dasariah, dalam arti dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna dari pihak yang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena komunikasi tidaklah sekedar informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, namun juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain

2.Pengertian Komunikasi Secara Terminologis Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya multidisipliner, definisi-definisi yang yang berikan oleh para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda satu dengan lainnya. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut diantaranya adalah menurut :

1. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: "Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”

2. Theodore M. Newcomb: "Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari

sumber kepada penerima.”

3. Carl I. Hovland: "Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-

lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”

4. Gerald R. Miller "Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima.”

5. Everett M. Roger: "Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka.”

6. Raymond S. Ross: "Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa

sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator."

7. Harold Lasswell: (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What

In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan

Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? 1[4]

Ketujuh definisi di atas, masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, menekankan komunikasi pada proses penyampaian. Hal yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, sedangkan cara penyampaiannya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Theodore M. Newcomb juga menekankan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi yang dilakukan oleh pihak komunikator, namun komunikator dianggap memiliki kewenangan penuh kepada sasaran komunikasinya.

Sedangkan Raymond S. Ross menekankan bahwa proses penyampaian komunikasi tidaklah sederhana karena dengan komunikasi tersebut dimaksudkan terjadinya kesamaan pikiran antara komunikator dengan komunikannya.Definisi dari Carl I. Hovland, Gerald R. Miller, Everett M. Roger menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang terjadi antara satu orang pada orang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja mempunyai tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku dari orang lain yang menjadi sasaran komunikasi.

Definisi dari Harold Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja dan memiliki tujuan.

Definisi tentang komunikasi, misalnya “komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik,” atau terlalu luas, misalnya “komunikasi adalah interkasi antara dua makhluk hidup atau lebih,” sehingga peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman atau bahkan jin.

Dalam buku ini, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi manusia (human communication). Sebelumnnya kita bahas komunikasi hewan selintas membandingkan dengan komunikasi manusia.Terdapat ratusan definisi komunikasi yang telah dikemukakan para ahli. Seringkali definisi komunikasi berbeda atau bahkan bertentangan dengan definisi lainnya.

Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adlah tingkat observasi (level of Dance menemukan tiga dimensi konseptual penting yang mendasari definisi-definisi komunikasi. Dimensi pertama adlah tingkat observasi (level of

PERILAKU

PERILAKU SUMBER

PENERIMA

Perilaku tidak

Perilaku disengaja

disengaja Simtom

Verbal Tidak diterima

Nonverbal

1A 2A 3A

Perilaku simtomatik Pesan nonverbal

Pesan verbal tidak

dipersepsi Diterima secra

tidak dipersepsi

tidak dipersepsi

1B 2B 3B insidental

Simtom dipersepsi

Pesan nonverbal

Pesan verbal

insidental Diperhatikan

secara insidental

Pesan nonverbal

Pesan verbal

Perilaku yang berhubungan dengan komunikasi

Kolom pertama terdiri dari perilaku sumber yang tidak disengaja. Perilaku ini simtomatik karena dapat ditafsirkan sebagai suatu keadaan sumber seperti kelelahan, kegugupan, atau kemarahan. Kolom kedua terdiri dari perilaku nonverbal yang secara sebgaja dikirimkan kepada orang lain, seperti melambaikan tangan, dsb. Kolom ketiga meliputi tindakan verbal, atau berorientasi-bahasa, seperti menulis surat, bercakap-cakap atau berpidato.

Littlejohn menyebutkan, setidaknya terdapat tiga pandangan yang dapat dipertahankan. Pertama, komunikasi harus terbatas pada pesan yang secara sengaja diarahkan kepada orang lain dan diterima oleh mereka. Kedua, komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi penerima, baik disengaja atau tidak. Ketiga, komunikasi harus mencakup pesan yang dikirimkan secara sengaja, namun ini sulit ditentukan. Semua pakar komunikasi sepakat bahwa komunikasi mencakup perilaku sengaja yang diterima, namun mereka tidak sepakat perilaku lainnya yang dianggap sebagai komunikasi.

Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli komunikasi tersebut dakam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma ilmiah (objektif, mekanistik, positivistik) yang Banyak definisi komunikasi bersifat khas, mencerminkan paradigma atau perspektif yang digunakan ahli komunikasi tersebut dakam mendekati fenomena komunikasi. Paradigma ilmiah (objektif, mekanistik, positivistik) yang

atau yang biasa disebut komunikator/pengirim (yang aktif) untuk mengubah pengetahuan, sikap atau perilaku komunikate/penerima yng pasif.

mencerminkan pengirim

pesan

Dalam pendekatan saintifik oarang yang terlibat dalam komunikasi dikategorikan sebagai pengirim pesan dan penerima pesan, dalm pendekatan yang humanistik, mereka disebut peserta komunikasi atau keduanya disebut komunikator.

Tidak semua perilaku manusia adalah komunikasi. Bentuk umum tindakan orang yang terlibat komunikasi, yaitu penciptaan pesan dab penafsiran pesan. Komunikasi manusia melibatkan setidaknya dua orang, meskipun dua orang tersebut tidak bertatap-muka atau bahkan tidak sejaman.

1. Komunikasi sebagai tindakan satu-arah

Pemahaman komunikasi sebagi proses searah kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap-muka, namun tidak keliru bila diterapkan pada

komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya-jawab dan komunikasi massa (cetak dan elektronik)Pemahaman komunikasi searah ini oleh Michael Burgoon disebut “definisi berorientasi-sumber”. Ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain.

Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan bersifat instrumental dan persuasif.Lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber , komunikator , pembicara, atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber verbal atau nonverbal yang mewakili pesan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Penerima sering juga disebut sasaran / tujuan , komunikate atau khalayak, pendengar, penafsir, yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misal terhibur, setuju atau tidak setuju, dsb.Unsur komunikasi yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan / kendala komunikasi (noise / barriers) dan konteks atau situasi komunikasi.

2. Komunikasi sebagai interaksi Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi

dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Bila yang satu sebagai pengirim maka yang satunya lagi sebagai penerima, begitu pula sebaliknya.

Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikt lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu-arah. Salah satu unsur yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan-balik (feed back). Tidak semua respons penerima adalah umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengirim. Umpan balim juga tidak harus disengaja. Umpan balik itu sendiri sebenarnya bisa berasal dari saluran komunikasi atau daei lingkungan, sejauh digunakan oleh komunikator sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikannya.

Konsep umpan balik dari penerima (pertama) ini sekaligus merupakan pesan penerima (yang berganti peran menjadi pengirim kedua) yang disampaikan kepada pengirim pertama (yang saat itu berganti peran menjadi penerima kedua).

3. Komunikasi sebagai transaksi Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi

komunikasi yang terjadi. Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi sebagai transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengren disebut komunikasi penuh manusia. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga mengbubah penafsiran orang lain tersebut atas pesan Anda dan pada gilirannya, mengubah penafsiran Anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunkan pandangan ini tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi.

Kelebihan konseptualisasi ini adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik verbal maupun nonverbal. Pendekatan transaksional menyarankan bahwa semua unsur dalam proses komunikasi saling berhubungan.

Konteks-Konteks Komunikasi Secara luas konteks di sini berarti semua faktor di luar orang yang bekomunikasi yang terdiri dari :

1. Aspek bersifat fisik Seperti : iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding,

penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis Seperti : sikap kecenderungan , prasangka dan emosi peserta komunikasi.

3. Aspek sosial Seperti : norma kelompok, nilai sosial dan karakteristik budaya.

4. Aspek waktu Yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore,

malam )

Selain istilah konteks yang lazim, juga digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan(setting), arena, jenis (kind), cara

(mode), pertemuan (encounter), dan kategori. Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari : konteks fisik, konteks sosial, konteks historis, konteks psikologis dan konteks kultural. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasar konteksnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah : komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Pendekatan untuk membedakan konteks komunikasi adalah pendekatan situasional (situational approach) yang dikemukakan G. R. Miller.

Anwar Arifin (1998:17) berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan :

1. Komunikasi sebagai proses sosial Everett M. Rogers menginvetarisasi tipe-tipe telaah yang dilakukan

Laswell, Lewin, Hovland dan Lazarsfeld. Laswell menelaah masalah identifikasi symbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas/efek pada opini public. Lewin meneliti fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial informal. Hovland meneliti kredibilitas sumber hubungannya dengan efek persuasi. Lazarsfeld mengungkapkan hubuga antara status sosial, ekonomi, mass media exposure dan pengaruh interpersonal atau efek pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku. Keempat tokoh disebut sebagai The Four Founding Father of Communication Science.

2. Komunikasi sebagai peristiwa sosial Mempunyai pengertian bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya.

3. Komunikasi sebagai ilmu Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek, aksiologi, epistemology dan

ontology. Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas. Epistemologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontology menyodorkan struktur material dari ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia dari segi aksilogi, ilmu komunikasi telah banyak dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan-persoalan sosial. Dari epistemology, ilmu komunikasi pada umumnya dianggap sebagai subordinat ilmu lain. Makin berkembangnya pendidikan tinggi ilmu komunikasi, sifat subordinat tersebut perlahan-perlahan berkurang. Sebaliknya penelitian-penelitian yang mandiri terhadap gejala komunikasi memungkinkan berkembangnya teori-teori komunikasi. Dengan demikian wilayah ontology ilmu komunikasi semakin luas.

4. komunikasi sebagai kiat atau ketrampilan A.S Ahmad (1993:67) menyebutkan komunikasi sebagai technical know-

how. Komunikasi dipandang sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi.

C. Prinsip- Prinsip Komunikasi

Untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya, kita perlu memahami prinsip-prinsip komunikasi. Devito (1997) mengemukakan delapan prinsip komunikasi yaitu : komunikasi adalah paket isyarat, komunikasi adalah proses penyesuaian, komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan, komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer, rangkaian dipunktuasi, komunikasi adalah proses transaksional, komunikasi tak terhindarkan dan komunikasi bersifat tak reversible.

Devito (1997) dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia menjelaskan kedelapan prinsip tersebut sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah paket isyarat. Perilaku komunikasi, apakah melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau kombinasi keduanya biasanya terjadi

dalam ‘paket’.

2. Komunikasi adalah proses penyesuaian. Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan system isyarat yang sama. Kita

tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain kita system bahasanya berbeda. Namun kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan system isyarat yang sama persis. Oleh karena itu sebagian tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain kita system bahasanya berbeda. Namun kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan system isyarat yang sama persis. Oleh karena itu sebagian

3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan. Komunikasi menyangkut hubungan antara pembicara dan pendengar. Sebagai contoh,

seorang atasan mungkin berkata kepada bawahannya, “Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini.” Pesan sederhana ini mempunyai aspek isi dan aspek hubungan. Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu bahwan menemui atasan setelah rapat sedangkan aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi dilakukan. Kalimat perintah yang sederhana menunjukkan perbedaan status diantara keduanya.

4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer Dalam hubungan simetris, dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya.

Ketika satu orang tersenyum, maka satu orang lainnya akan tersenyum. Sedangkan dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda. Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplenter yang lain. Dalam hubungan komplementer perbedaan di antara keduanya dimaksimumkan, orang menempati posisi yang berbeda; satu sebagai atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif.

5. Rangkaian komunikasi dipunktuasi Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan tidak ada akhir yang jelas.

Kita dapat membagi proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab akibat atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan kontinyu komunikasi ini ke dalam potongan-potongan yang lebih kecil. Istilah bagi kecenderungan untuk membagi berbagai transaksi komunikasi dalam rangkaian stimulus dan respon disebut sebagai punktuasi (punctuation).

6. Komunikasi adalah proses transaksional Transaksi yang dimaksud adalah bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-

komponenya saling terkait, dan para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan atau keseluruhan.

7. Komunikasi tak terhindarkan Selama ini mungkin kita menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan dan termotivasi secara

sadar. Namun seringkali pula komunikasi terjadi meskipun seorang sama sekali tidak merasa ingin berkomunikasi. Ketika kita duduk melamun, mungkin kita merasa bahwa kita tidak berkomunikasi, namun bagi orang lain yang melihat akan menafsirkan perilaku kita. Setiap perilaku kita mempunyai potensi untuk ditafsirkan

8. Komunikasi bersifat tak reversible Sekali kita mengkomunikasikan sesuatu maka kita tidak bisa tidak mengkomunikasikannya. Kita hanya dapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang sudah terlanjur

disampaikan. Oleh karena itu kita perlu hati-hati dalam mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik kembali.

Sedangkan Mulyana (2003) dalam bukunya Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar menjelaskan beberapa prinsip komunikasi antara lain bahwa : komunikasi adalah suatu proses simbolik, setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan, komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan, komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu, komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

Komunikasi itu bersifat sistematik, semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi, komunikasi bersifat non sekuensial, komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional dan prinsip yang terakhir adalah Komunikasi bersifat inreversible, komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan berbagai masalah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Mulyana (2003) sebagai berikut :

Prinsip 1. Komunikasi adalah suatu Proses Simbolik Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan akan simbolisasi atau penggunaan lambang. Beberapa hal terkait dengan penggunaan lambang, yaitu : Lambang / simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi pesan verbal, non verbal dan obyek yang maknanya disepakati bersama.

Lambang adalah salah satu kategori tanda, dimana hubungan antara tanda dan obyek juga dapat dipresentasikan oleh ikon-ikon dan indeks. Namun perlu dicatat ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan bersama, sedangkan lambang memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik dua atau tiga dimensi yang menyerupai apa yang dipresentasikan.

Representasi ini ditandai dengan kemiripan misalnya : patung Sukarno adalah ikon Sukarno indeks adalah suatu tanda yang secara alamiah  mempresentasikan obyek lainnya. Istilah lain yang digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari yang disebut gejala (symptom).

Indeks muncul berdasar hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan akan turun. Lambang mempunyai bebeapa sifat, yaitu: bersifat sembarang, manasuka atau sewenang- wenang.

Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan dan tulisan), isyarat tubuh, huruf, makanan, dandanan, tempat tinggal, dan sebagainya Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata (lisan dan tulisan), isyarat tubuh, huruf, makanan, dandanan, tempat tinggal, dan sebagainya Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah

Misalnya Indonesia menyebut modul yang anda baca ini adalah buku, orang Inggris menyebutnya book, orang Jerman menyebutnya buch Prinsip 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Kita tidak dapat berkomunikasi (We cannot not communication). Tidak berarti semua perilaku adalah komunikasi. sebagai contoh pada saat kita diminta untuk tidak berkomunikasi, hal ini sangat sulit dilakukan karena setiap hal yang kita lakukan berpotensi untuk ditafsirkan, ketika kita melotot ditafsirkan marah, ketika tersenyum ditafsirkan gembira. Begitu pula dengan sikap diam dapat ditafsirkan setuju.

Prinsip 3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan Setiap komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal, menunjukkan bagaimana cara mengatakan, dan mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan ditafsirkan. Sebagai contoh, ketika seorang pemuda bertanya “ Mau pergi ke Jakarta, Dik?’ kepada seorang wanita yang duduk disebelahnya dalam sebuah kereta, bukannya pria itu tidak tahu bahwa kereta menuju ke Jakarta, melainkan pria tersebut ingin berkenalan atau ingin menunjukkan keramahannya.

Prinsip 4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengjaan mulai dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika seseorang mengamati kita pada saat menagis) sampai pada tingkat kesengajaan yang benar-benar direncanakan (misalnya seorang dosen yang mengajar di kelas).Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. meski kita tidak bermaksud untuk menyampaikan pesan. Namun perilaku kita potensial untuk ditafsirkan. Coba amati teman anda yang sedang mengikuti kuliah !, mungkin ada yang berpangku tangan, ada yang melamun, nah anda dapat menafsirkan perilaku teman anda tersebut, tanpa kesengajaan bahwa perilaku teman yang anda amati telah menyampaikan pesan.

Prinsip 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuMakna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, social dan psikologis. Sebagai contoh, topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon”, “acara televisi”, “mobil”, “bisnis” , atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid. Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Misalnya kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya pada malam biasa.

Kehadiran orang lain , sebagai konteks social juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang lain sama sekali di dekat mereka. Suasana psikologis peserta komunikasi mempengaruhi juga suasana komunikasi. ketika orang-orang berkomunikasi. Misalnya ketika kita menyampaikan kritik kepada teman kita pada suasana santai atau bercanda mungkin akan diterima dengan baik oleh teman kita, namun jika kritik kita lontarkan pada saat teman sedang merasa sedih atau emosi maka akan membuatnya marah.

Prinsip 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Selain itu ketika orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Misalnya kepada orang yang lebih tua kita akan memanggilnya dengan sebutan bapak / ibu, karena jika kita hanya memanggil namanya tentu akan membuatnya tersinggung. Dengan demikian orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon.

Prinsip 7. Komunikasi itu bersifat sistematik Komunikasi setidaknya menyangkut dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi, yaitu :

system internal dan system eksternal Sistem internal θ Seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga, kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya).Istilah lain system internal : kerangka rujukan (frame of reference), bidang pengalaman (filed of experience), struktur kognitif, pola piker , keadaan internal atau sikap (attitude).System internal mengandung semua unsur yang membentuk individu (termasuk ciri-ciri kepribadian, pendidikan, penget, agama, dan sebagainya). Sehingga system internal ini dapat diduga dari kata-kata yang diucapkan atau perilaku yang ditunjukan. Sistem eksternal System eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, seperti isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan disekitar, penataan ruang. Merupakan elemen- elemen berupa stimulasi publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.Komunikasi merupakan produk dari perpaduan antara system internal dan eksternal di atas. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan juga mempengaruhi perilaku kita.

Prinsip 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.Kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan karena kesamaan tersebut komunikasi lebih efektif. Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang yang terlibat komunikasi lebih mudah mencapai Prinsip 8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.Kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan karena kesamaan tersebut komunikasi lebih efektif. Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang yang terlibat komunikasi lebih mudah mencapai

Prinsip 9. Komunikasi bersifat non sekuensial Sebenarnya komuniaksi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah atau disebut juga bersifat sirkuler. Komunikasi sirkuler, ditandai beberapa hal berikut :1) Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, yang mengirim dan menerima pesan pada saat yang sama.2) Proses komunikasi berlangsung timbal balik (dua arah)3) Dalam prakteknya, tidak dapat dibedakan antara pesan dan umpan balik.4) Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Misalnya komunikasi antara dua orang sebernarnya secara simultan melibatkan komunikasi dengan diri sendiri (berpikir) untuk menanggapi pihak lain.

prosesual, dinamis dan transaksionalKomunikasi pada dasarnya tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, namun merupakan proses yang berkesinambungan. Sebagai contoh ketika seorang anak dinasehati ibunya untuk rajin belajar, komunikasi ini tidak berakhir ketika ibunya selesai berbicara, namun akan berlangsung terus krena anak ini akan terus menerus mengingatnya atau memaknainya.Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecil pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal maupun non verbal. Transaksi menunjukkan bahwa para peserta komunikasi saling berhubungan, sehingga kita dapat mempertimbangkan salah satu tanpa mempertimbangkan yang lainnya.Implikasi dari komunikasi sebagai prose yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya).

Prinsip

10. Komunikasi bersifat

Prinsip 11. Komunikasi bersifat irreversibleSifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya. Sehingga muncul ungkapan “To forgive but not to forget” (kita bisa memaafkan kesalahan orang lain, namun tidak dapat melupakannya).

Prinsip 12. Komunikasi bukan merupakan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan berbagai masalah.Banyak permasalahan antarmanusia yang disebabkan oleh masalah komunikasi, namun komunikasi bukan obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan masalah terebut, karena permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah structural. Sehingga agar komunikasi efektif maka masalah structural harus diatasi. Sebagai contoh meskipun pemerintah berusaha menjalin komunikasi yang efektif dengan warga Aceh, tidak mungkin usaha tersebut berhasil, selama pemerintah masih memperlakukan mereka secara tidak adil.

D. Fungsi dan Tujuan Komunikasi

1. Fungsi Komunikasi Ilmu komunikasi memiliki pemahaman yang luas namun ilmu komunikasi ini memiliki beberapa fungsi kenapa kita harus mempelajarinya berdasarkan kerangka yang di kemukakan William I. Gorden. Fungsi pertama, komunikasi sosial Fungsi sebagai kamunikasi sosial bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Faktor umum dari semua kesuksesan dan kebahagiaan adalah orang lain. (Dikutip pada buku the art of dealing with people, Les Geblin) Henry kaiser berkata ” Anda secara otomatis akan mempraktikkan hubungan antar-sesama manusia yang baik kalau anda ingat bahwa setiap individu itu penting, karena setiap individu adalah anak Tuhan”.

Fungsi kedua, komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,

komunikasi ini menjadi instrumen menyampaikan perasaan(emosi) kita. Perasaan ini di komunikasikan melalui pesan – pesan nonverbal seperti perasaan sayang, simpati, gembira, sedih, takut, rindu, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata – kata. Komunikasi kita dapat di salurkan pada seni seperti tarian, puisi, novel, cerpen atau lukisan. Dimana dengan mengekspresikan perasaan ini kita dapat mengubah perasaan orang lain untuk mengikuti perasaan yang kita ekspresikan, dengan ini orang bisa setuju dengan pemikiran kita.

Fungsi ketiga, komunikasi Ritual

Jelas komunikasi ini berkaitan dengan acara – acara ritual yang dapat diekspresikan lewat komunikasi yang menampilkan perilaku – perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Seperti tradisi keluarga, suku, agama, ideologi, bangsa, dan negara. Bunuh diri yang di lakukan oleh orang jepang yang mengikuti jejak kaum samurai untuk menebus rasa bersalah mereka dan untuk menunjukkan tanggung jawab mereka atas kesalahannya atau bawahannya. Tradisi ini menunjukkan komunikasinya bahwa Ia ingin menebus segala kesalahannya. Edward T. Hall berkata ”budaya adalah komunikasi” dan ”komunikasi adalah budaya”. Komunikasi

sebagai mekanisme untuk menunjukkan dan memperkenalkan budaya – budaya dan acara yang menjadi tradisi kita. Jadi dengan komunikasi dapat menunjukkan identitas diri, kelompok, ataupun ciri suatu daerah

Fungsi keempat, Komunikasi instrumental Komunikasi ini memiliki beberapa tujuan umum yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau pergerakan tindakan dan juga untuk menghibur. Tujuan – tujuan diatas dapat dikatakan membujuk (persuasif). Komunikasi ini membuat seorang dapat mengubah dan meyakinkan orang lain untuk mempercayainya. Misal seorang public relation atau humas di suatu perusahaan menawarkan kerjasama atau produk perusahaan pada calon konsumen, otomatis sang PR harus membujuk calon konsumen dengan jenis – jenis komunikasi yang meyakinkan yaitu keunggulan produk, jenis, dan manfaatnya. Sehingga calon konsumen memutuskan untuk bekerja sama. Komunikasi instrumental juga akan menentukan pencapaian tujuan dan visi serta cita – cita kita.

Beberapa peranan pentingnya komunikasi yang di kutip dari ”komunikasi antar

pribadi, johnson D.W 1981”

Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita

Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain

Dapat membanding realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan – kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia disekitar kita

Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan pleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain.

Johnson menyebutkan beberapa pentingnya komunikasi yang dapat meyakinkan kita disini bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu hidup, ilmu sosial yang dibutuhkan untuk pembentukan pribadi dan integritas kita di masyarakat.

”Berbagai penelitian membuktikan bahwa jika anda mempelajari cara membina hubungan dengan orang lain berarti anda sudah menempuh 85% dari perjalanan menuju kesuksesan dalam bisnis, pekerjaan, atau profesi apapun, dan sekitar, 95% dari perjalanan menuju kebahagiaan pribadi.” Penyebab 90% orang gagal dalam kehidupan adalah kegagalan dalam membina hubungan baik dengan orang lain. Orang sukses atau bahagia bukan hanya orang yang terpandai tapi orang yang pandai bergaul. (Dikutip pada buku the art of dealing with people, Les Geblin)