Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

Perusahaan Kehutanan Republik Indonsia (PERHUTANI) berdiri pada Tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang N0.19 Prp. Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. Dengan beberapa Peraturan yang merupakan kelanjutan dari Undang-Undang N0.19 Prp. Tahun 1960 tersebut maka terbentuklah Perhutani :

1) Jawa Tengah

2) Jawa Timur

3) Kalimantan Timur

4) Kalimantan Tengah

5) Kalimantan Selatan

6) Badan Pimpinan Umum (BPU) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.1 Prp. Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-undang N0.9 Tahun 1969 mengharuskan perusahaan-perusahaan negara bentuk lama (berdasarkan Undang-Undang No.19 Prp. Tahun 1960), dirubah bentuknya menjadi :

1) Perusahaan Jawatan (PERJAN)

2) Perusahaan Umum (PERUM)

3) Perusahaan Persero (PERSERO) Setelah Perhutani bentuk lama mengalami likuidasi hampir dua tahun lamanya maka terbentuklah Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1972 dengan wilayah kerja yang meliputi Jawa Tengah sebagai Unit I dan Jawa Timur sebagai Unit II dengan Direksi yang berkedudukan di Jakarta. Setelah berjalan beberapa tahun kemudian pemerintah memandang perlu untuk meningkatkan penerimaan negara, guna meningkatkan cadangan

1972 bertujuan untuk melebur Dinas Kehutanan Jawa Barat dan dijadikan PERUM PERHUTANI sehingga wilayah kerja Perum Perhutani bertambah dengan Jawa Barat sebagai Unit III.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2001, terhitung sejak tanggal 23 Juni 2001 Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) bentuk PT. PERHUTANI diberlakukan sejak tanggal 1 Juli 2001. Kemudian berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN No. 5.904/m.MBU/2003 tanggal 17 Februari 2003 dan Putusan Mahkamah Agung No. 07.P/Ham/2001 tanggal 7 Juni 2002 bentuk hukum Perhutani kembali ke Perum Perhutani.

Perum Perhutani merupakan salah satu perusahaan milik negara yang seluruh modalnya adalah milik negara dan yang tidak dapat dibagi atas saham-saham perorangan, begitu pula dengan anggotanya. Direksinya diangkat dan diberhentikan oleh Persiden RI.

Perum Perhutani merupakan satu kesatuan produksi yang bertujuan mengadakan usaha-usaha produktif yang sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan nasional dengan cara melakukan kegiatan produksi di bidang kehutanan berupa penanaman, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan. Atas dasar tujuan tersebut Perum Perhutani terus melakukan seluruh aktivitasnya demi mengabdikan dan memanfaatkan hutan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pengelolaan sumber daya hutan sebagai ekosistem di Perhutani KPH Surakarta secara adil, demokratis, efisien dan profesional guna menjamin keberhasilan fungsi dan manfaatnya untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Lokasi Perum Perhutani KPH Surakarta terletak di Jl. Gajah Mada No. 45 Surakarta. Berikut ini gambar denah Perum Perhutani KPH Surakarta :

Gambar IV.1. Denah Kantor Perum Perhutani KPH Surakarta Sumber : TU Perum Perhutani KPH Surakarta

Dalam melaksanakan usahanya, Perum Perhutani mempunyai visi dan misi yang ingin dijalankan yaitu :

a) Visi Perum Perhutani.

Misi Perum Perhutani.

”Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

b)

1) Mengelola sumber daya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan non kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

2) Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta sumber daya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.

3) Mendukung dan turut berperan-serta dalam pembangunan wilayah secara regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.