KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Alam
Desa Jati adalah sebuah desa kecil yang masuk dalam Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dan terletak pada ketinggian 90 meter di atas
permukaan air laut dengan suhu rata-rata 29 0
C, sehingga Desa Jati termasuk dalam topografi dataran rendah. Secara keseluruhan Desa Jati memiliki luas wilayah 265,47 ha, sedangkan batas-batas wilayah yang membatasi Desa Jati dengan desa lain yaitu:
a. Sebelah Selatan : Kelurahan Suruhkalang
b. Sebelah Timur : Kelurahan Jungke
c. Sebelah Utara
: Kelurahan Papahan
d. Sebelah Barat : Kecamatan Mojolaban Secara administratif Desa Jati terdiri dari 4 kebayanan dengan jumlah
dusun ada 14 Dusun yaitu Dusun Pundak, Dusun Pundungrejo, Dusun Ocak- Acik, Dusun Banaran, Dusun Mlori, Dusun Jati, Dusun Jetis, Dusun Sorobaon, Dusun Dukuh, Dusun Gotanon, Dusun Ngentak, Dusun Karangsono, Dusun Karang Duren dan Dusun Senden. Jarak Desa Jati dengan pusat pemerintahan kota kecamatan yaitu berjarak 3 kilometer, sedangkan jarak dengan kota kabupaten yaitu 4 kilometer.
Banyaknya curah hujan yang terjadi di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar adalah 2000 milimeter per tahun. Sedangkan banyaknya hari hujan di Desa Jati adalah sebanyak 75 hari hujan dan banyaknya curah hujan banyak terjadi pada bulan Desember-Februari dan kejadian ini hampir terjadi pada setiap tahunnya, sehingga pada bulan tersebut termasuk ke dalam musim penghujan.
B. Tata Guna Lahan Pertanian
Luas wilayah lahan pertanian di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar adalah 265,47 Ha. Luas lahan tersebut digunakan
Tabel 4. Luas Wilayah menurut Jenis lahan sawah dan lahan kering di Desa Jati Tahun 2009
No Lahan
Luas (Ha)
Prosentase (%)
1 Lahan Sawah
2 Lahan Kering
6,61 Jumlah lahan keseluruhan
3 Lain-lain
100 Sumber : Monografi Desa Jati Tahun 2009
Tabel 4 menunjukkan bahwa lahan sawah Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar seluas 171,34 Ha. Jenis usahatani yang banyak dilakukan oleh masyarakat Desa Jati adalah bercocok tanam padi. Sedangkan untuk lahan kering seluas 76,58 Ha. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang potensial untuk kegiatan usahatani padi. Lahan kering di Desa Jati digunakan oleh penduduk untuk pekarangan dan juga sebagai tempat bangunan- bangunan seperti perumahan, gedung sekolah dan bangunan yang lain. Sedangkan lahan seluas 17,55 Ha digunakan untuk fasilitas umum seperti jalan, sungai atau tempat pemakaman.
C. Keadaan Penduduk
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui sex ratio. Adapun keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi penduduk menurut Jenis Kelamin di Desa Jati Tahun 2009.
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 3.047
2 Perempuan 3.104
Jumlah 6.151 Sumber : Monografi Desa Jati Tahun 2009 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan
sebanya 3.104 jiwa sedangkan untuk penduduk laki-laki berjumlah 3.047 jiwa. Dengan keadaan jumlah penduduk seperti ini maka dapat diketahui bahwa penduduk perempuan lebih banyak dari pada penduduk laki-laki, Sex ratio Desa Jati adalah :
Jumlah penduduk laki-laki
Sex Ratio = x 100
Jumlah penduduk perempuan
Sex ratio sebesar 98 menunjukkan bahwa tiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Apabila angka SR (Sex Ratio) jauh di bawah 100, dapat menimbulkan berbagai masalah. Ini berarti di wilayah tersebut kekurangan penduduk laki-laki akibatnya antara lain kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan pembangunan, atau masalah lain yang berhubungan dengan perkawinan. Apabila laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan ada kemungkinan penduduk ada yang tidak kawin karena jumlahnya tidak sepadan. Hal ini dapat terjadi apabila suatu daerah banyak penduduk laki-laki meninggalkan daerah atau kematian banyak terjadi pada penduduk laki-laki.
2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan di suatu wilayah dapat menggambarkan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kualitas penduduk akan semakin baik jika diukur dari aspek pengetahuan. Namun hal ini belum tentu dapat menjamin kesadaran masyarakat. Apabila tingginya tingkat pendidikan diiringi dengan kesadaran yang tinggi pula, maka bukan hal yang mustahil jika dapat mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang semakin baik pula. Distribusi penduduk Desa Jati menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Jati
1 Tamatan SD 2463
2 Tamatan SLTP 1228
3 Tamatan SLTA 1040
4 Belum Tamat SD 690
5 Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 263
6 Tidak Sekolah
Jumlah 5692 Sumber: Monografi Desa Jati Tahun 2009
Tabel di atas menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk Desa Jati rata-rata adalah tamatan SD yaitu sebesar 2463 orang. Sedangkan penduduk yang tidak sekolah sebanyak 8 orang. Ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk sudah menempuh jenjang pendidikan meskipun hanya sampai tingkat SD. Sehingga bisa dikatakan penduduk Desa Jati telah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan.
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pembangunan daerah merupakan usaha peningkatan pendapatan dan kesejahteraan warga masyarakat. Dalam upaya pembangunan daerah salah satunya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Untuk mengetahui banyaknya jenis pekerjaan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar dapat disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Jati Tahun 2009
No Mata pencaharian Jumlah
1 Petani 203
2 Buruh Tani 365
3 Pengusaha
4 Buruh Industri 158
5 Buruh Bangunan 197
8 Pegawai Negeri Sipil 132
9 Pensiunan
Jumlah 1347 Sumber : Monografi Desa Jati Tahun 2009
Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar bermata pencaharian buruh tani yaitu 365 orang. Dengan demikian mayoritas penduduk Desa Jati bekerja di bidang pertanian. Mata pencaharian menunjukkan besarnya sumbangan pendapatan yang diperoleh penduduk dari kegiatan ekonomi, sehingga jenis mata pencaharian penduduk hanya semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini bila dilihat dari mata pencaharian penduduk Desa Jati yang sebagian besar sebagai buruh tani maka penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut memang semata-mata hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja. Berbeda halnya dengan petani yang memiliki lahan sawah sendiri yang biasanya penghasilannya jauh lebih besar dari pada buruh tani sehingga penghasilan yang didapat pun selain untuk kebutuhan hidup sehari-hari juga bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain seperti meningkatkan potensi pertanian yang dimiliki atau untuk kebutuhan yang lain.
D. Keadaan Pertanian
Penduduk Desa Jati sebagian besar bekerja di sektor pertanian secara turun temurun. Hasil produksi pertanian di Desa Jati adalah komoditas padi dengan luas panen 533,10 Ha dapat menghasilkan produksi padi sebanyak 3.411,84 ton. Hal tersebut disebabkan karena lahan sawah yang digunakan sudah tergolong dalam sawah teknis, sehingga kebutuhan air tanah tetap terjaga dan dapat dipenuhi sesuai dengan kehendak petani itu sendiri.
E. Profil Singkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jaten
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jaten merupakan satu diantara 17 BPP yang ada di Kabupaten Karanganyar yang terletak di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Pada mulanya nama BPP Jaten adalah kantor penyuluhan. Wilayah kecamatan awalnya dibagi menjadi WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian) yang dikoordinatori oleh seorang koordinator penyuluh lapang. Kemudian berdasarkan UU No 16 Tahun 2006 dan diperkuat dengan PERDA No 5 Tahun 2009 akhirnya nama kantor penyuluhan diubah menjadi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
BPP Jaten membawahi kelompok tani sebanyak 24 kelompok tani yang tersebar di delapan desa. Adapun kelompok tani yang ada di wilayah BPP Jaten dapat disajikan pada tabel 8 :
Tabel 8. Daftar Kelompok Tani BPP Jaten No Nama
Luas Sawah Jumlah Anggota Desa
1. Sari Dadi I
Suruh Kalang Sari Dadi II
Sari Dadi III
Jati Mbanguncoro
2. Rukun Makarti
Rukun Makaryo
3. Ngudi Rejeki
39 45 Jaten Ngudi Makmur
39 60 Ngudi Subur
4. Langgeng Mulyo
62 51 Dagen Basuki
42 39 Handoyo Tani
38 96 Jetis Sumber Rejeki
5. Margo Tani
Kismo Rejo
6. Marsudi Tani
Brujul Subur Makmur
Sido Makmur
60 98 Ngudi Makmur
7. Tani Makaryo
Ngringo
Sroyo Sumber Rejeki II
8. Sumber Rejeki I
Sumber Rejeki III
38 67 Sumber Rejeki IV
45 62 Sumber : BPP Jaten 2009
BPP Jaten memiliki struktur organisasi yang terdiri dari koordinator dan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL). Yang dapat disajikan pada gambar berikut :
Koordinator BPP Jaten
Penyuluh atau THL
Penyuluh Penyuluh
atau THL
atau THL
Gambar 3. Struktur Organisasi BPP Jaten
Koordinator BPP bertugas mengkoordinasi keseluruhan dari kinerja kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan. Penyuluh bersama dengan THL (Tenaga Harian Lepas) bertugas melaksanakan penyuluhan di wilayah kerja yang telah ditetapkan. Adapun nama koordinator penyuluh BPP dan petugas penyuluhan di Desa Jati dapat disajikan pada tabel 9 sebagai berikut : Tabel 9. Daftar Nama Petugas Penyuluhan Desa Jati Tahun 2009
No Nama Petugas
Wilayah Kerja Dalam Tim Dalam Dinas
1. Anna Maria H, STP Koordinator PNS Kec. Jaten
2. Widodo, SP
PPL
PNS
Ds. Nglingo
3. Darwati, SP
PPL
PNS
Ds. Jaten
4. Suranto, SPT
PPL
PNS
Ds. Mbrujul
5. Sadino, STP
PPL
PNS
Kec. Jaten
Ds. Suruhkalang
7. Ikhwan Hadi
PPL
THL
Ds. Ndagen
8. Dwi Hartati
PPL
THL
Ds. Jetis
9. Ir.Tri Susityoatmoko PPL
THL
Ds. Sroyo
Ds. Jati Sumber : BPP Jaten 2009
10. Indri Saptaningsih
PPL
THL
BPP Jaten memiliki inventaris atau alat-alat penunjang untuk kegiatan penyuluhan baik untuk keperluan pribadi bagi penyuluh maupun untuk kegiatan lapang. Inventaris barang yang ada di kantor BPP Jaten dapat disajikan pada tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Inventaris Barang BPP Kecamatan Jaten Tahun 2009 No Nama Barang
Jumlah
Asal Pendanaan
1. Meja kantor
5 Dinas Pertanian
2. Almari
1 BPP Jaten
3. Mesin ketik
1 BPP Jaten
4. Data dinding
2 BPP Jaten
5. Jam dinding
1 BPP Jaten
6. Kipas angin
1 BPP Jaten
7. Papan acara
1 BPP Jaten
8. Kaca rias
1 BPP Jaten
9. kursi
10 Kecamatan Jaten
10. Perangkat Uji
1 Pemerintah pusat
Tanah Sawah (PUTS)
Sumber : BPP Jaten 2009
F. Gambaran Umum Kelompok Tani Desa Jati
Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang terbentuk berdasarkan keakraban dan keserasian serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Anggota kelompok tani adalah para petani sebagai pengelola usaha tani yang terdaftar sebagai anggota kelompok dapat berupa petani dewasa maupun petani muda. Pada dasarnya kelompok tani ditumbuhkan berdasarkan wilayah, satu dusun atau lebih yang dapat berupa kelompok hamparan atau kelompok domisili tergantung dari kondisi penyebaran penduduk dan lahan usaha taninya di wilayah tersebut. Dalam pertumbuhannya tersebut perlu diperhatikan kondisi-kondisi kesamaan kepentingan sumber daya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai dan keserasian hubungan antar petani sehingga setiap anggota kelompok dapat merasakan, memiliki dan menikmati manfaat sebesar- besarnya apa yang ada dalam kelompok.
Desa Jati memiliki kelompok tani sebanyak tiga kelompok yaitu Kelompok Tani Mbangun Coro, Kelompok Tani Rukun Makarti dan Kelompok Tani Rukun Makaryo. Secara umum kelompok tani di Desa Jati dapat disajikan pada tabel 11. Tabel 11. Kelompok Tani Desa Jati Tahun 2009
Kelas Kelompok Jumlah Kelompok Tani
Wilayah
Nama Kelompok
Anggota Dusun Jati
Tani
172 Dusun Ndukuh
Mbangun Coro
Madya
164 Dusun Banaran
Rukun Makarti
Lanjut
Rukun Makaryo
Lanjut
Sumber : BPP Jaten Tahun 2009 Ketiga kelompok tani di Desa Jati didirikan pada tahun 1980. Pembentukan kelompok tani di Desa Jati pada mulanya dimulai dengan diadakannya pertemuan-pertemuan biasa antara petani dan masyarakat setempat. Karena pertemuan-pertemuan yang dilakukan ternyata dirasa sangat penting. Akhirnya pembentukan pengurus pun dilakukan yaitu sekitar tahun 1980. Dalam pembentukannya akhirnya dipilihlah nama untuk masing-masing Sumber : BPP Jaten Tahun 2009 Ketiga kelompok tani di Desa Jati didirikan pada tahun 1980. Pembentukan kelompok tani di Desa Jati pada mulanya dimulai dengan diadakannya pertemuan-pertemuan biasa antara petani dan masyarakat setempat. Karena pertemuan-pertemuan yang dilakukan ternyata dirasa sangat penting. Akhirnya pembentukan pengurus pun dilakukan yaitu sekitar tahun 1980. Dalam pembentukannya akhirnya dipilihlah nama untuk masing-masing
1. Kelompok Tani Mbangun Coro
Kelompok tani ini berada di Dusun Jati berdiri tanggal 21 Oktober 1980. Dengan susunan organisasi antara lain : Pelindung
Sesepuh : Suparjo, Suwarno Ketua
: Mariman Bakri
Sekretaris : Sumarno, Suwardi Bendahara
: Mulyono, Samadi Seksi : - Pengamat Lingkungan
: Martosuwiryo
- Wanita tani
: Sunarti
- Peternakan/pengairan : Samadi, Wiknyo Suratno, Jumadi - Penghubung
: Suwarto
2. Kelompok Tani Rukun Makarti
Kelompok tani ini berdiri tanggal 25 Februari 1980 bertempat di Dusun Ndukuh. Dengan kepengurusan antara lain sebagai berikut : Pelindung
Seksi : - Pengairan
: Wiyono, Hadi Sukimin
- Peternakan dan perikanan : Suroto, Mitro Suroso - Penghubung
: Suradi, Mitromidi
- Pengamat hama
: Citro Rebo, Ngatno
- Wanita tani
: Sunarmi, Nunuk
3. Kelompok Tani Rukun Makaryo
Kelompok Tani ini berdiri tanggal 14 Februari 1980 bertempat di Dusun Banaran. Dengan kepengurusan sebagai berikut : Pelindung
Seksi : - Pengairan
: Ngatno, Sardi
- Penghubung
: Suwarto
- Pengamat hama
: Tulus Suroyo