Alat-alat untuk proses pewarnaan

4) Alat-alat untuk proses pewarnaan

a) Ember

Kegunaan ember dalam proses pembuatan batik tulis adalah sebagai alat penampung zat pewarna untuk proses pencoletan dan pencelupan kain yang sudah dibatik ke dalam larutan pewarna. Ember yang digunakan tidak hanya satu, tetapi menyesuaikan jumlah warna yang akan di pakai. Ember di sini ukuranya sedang, kurang lebih memiliki diameter 50 cm. Selain ember digunakan untuk proses pencelupan dan pencoletan, ember juga digunakan untuk mencampur water glasss denga kostik.

b) Bak celup

Bak celup di sini memiliki fungsi yang sama dengan kegunaan ember, yaitu untuk tempat penampungan zat pewarna yang digunakan dalam proses pencelupan warna. Bak celup yang di gunakan oleh Perusahaan Bak celup di sini memiliki fungsi yang sama dengan kegunaan ember, yaitu untuk tempat penampungan zat pewarna yang digunakan dalam proses pencelupan warna. Bak celup yang di gunakan oleh Perusahaan

Gambar 4.56. Bak Celup (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)

c) Timbangan

Timbangan memiliki fungsi untuk menimbang zat warna yang akan digunakan untuk pencelupan. Timbangan yang digunakan adalah timbangan yang hanya dapat menimbang maksimal 1900 ons.

Gambar 4.57. Timbangan (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)

Pider adalah alat yang digunakan untuk proses pemberian water glass atau pengunci warna setelah proses pencelupan warna. Pider ini penggunaanya manual, bisa bergerak dengan cara diputar dengan tangan. Pemakaian alat pider ini harus dua orang untuk mempermudah prosesnya. Penggunaan pider dipilih karena dirasa mempersingkat proses pemberian water glass, selain itu dengan menggunakan alat pider pemberian water glass juga lebih rata.

Gambar 4.58. Pider (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)

e) Plastik

Plastik di sini berfungsi sebagai alas saat proses pemberian water glass, selain itu juga digunakan untuk membungkus kain yang sudah diberi water glas s. Membungkus kain yang sudah di beri water glass dengan plastik memiliki tujuan agar penguncian warna semakin baik hasilnya,

Plastik yang digunakan adalah plastik bening yang miliki lebar kurang lebih 120 cm.

f) Bak Air

Penggunaaan bak air dalam proses pewarnaan adalah untuk mencuci kain batik yang sudah di beri water glass. Bak air yang digunakan di buat permanen menggunakan batu bata campuran semen dan pasir, Penggunaaan bak air dalam proses pewarnaan adalah untuk mencuci kain batik yang sudah di beri water glass. Bak air yang digunakan di buat permanen menggunakan batu bata campuran semen dan pasir,

Gambar 4.59. Bak Air

(Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)

g) Angkong

Angkong adalah sejenis alat untuk mengakut barang. Bentuknya seperti gerobak, namun lebih kecil, terbuat dari fiber dan hanya memiliki satu roda saja, namun di bagian belakang terdapat dua penyangga seperti kaki.

a) Drum

Drum disini memiliki fungsi untuk merebus air yang akan digunakan untuk proses nglorod. Drum yang digunakan memiliki diameter kurang lebih 60 cm dan tinggi kurang lebih 120 meter.

b) Tungku

Tungku di fungsikan sebagai alat pemanas air. Di perusahaan ini tungku yang di gunakan adalah tungku buatan yag terbuat dari campuran semen dan pasir. Pemilihan tungku buatan sendiri karena tungku ini lebih kokh dan dapat di gunakan dalam jangka waktu yang panjang.

c) Bambu

Penggunaan bambu dalam proses pelorodan adalah untuk mengaduk kain batik yang akan di lorod dalam drum yang berisi air mendidih. Bambu yang digunakan memiliki panjang kurang lebih 120 cm dan berdiameter kurang lebih 8 cm.

Gambar 4.60. Drum, Tungku dan Bambu

Bak di sini memiliki fungsi untuk mencuci kain batik yang sudah dilorod. Bak yang digunakan terdiri dari 2 bak yang memiliki ukuran panjang kurang lebih 120 cm lebar kurang lebih 80 cm dan kedalaman kurang lebih 20 cm. Bak yang digunakan memiliki sifat permanen yang dibuat dengan menggunakan batu bata dan semen.

e) Gayung

Penggunaan gayung dalam proses pelorodan adalah untuk menyaring sisa malam dalam proses pelorodan. Gayung yang digunakan terlebih dahulu dilubangi, hal tersebut agar dapat untuk memisahkan antara malam batik dan air.

Setelah tersedia seluruh bahan dan alat yang diperlukan dalam proses pembuatan batik tulis di Perusahaan Batik Ismoyo, langkah selanjutnya adalah memulai proses pembuatan batik tulis. Proses atau tahapan-tahapan pembuatan batik tulis di Perusahaan Batik Ismoyo adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Dokumen yang terkait

1. No. Responden: 2. Nama : 3. Umur : 4. Kelas : - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 0 22

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 16

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Dismenorea dan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015

0 1 10

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan ` 2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara II (persero) Kebun Sampali berkedudukan di pasar - Efisiensi Pengelolaan Dana Dalam Rangka Meningkatkan Rentabilita

0 1 15

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan - Analisis Pinjaman Polis di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

0 1 27

POLA BATIK LASEM PASCA PENETAPAN UNESCO TENTANG BATIK TAHUN 2009

0 2 100

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Tingkat Depresi pada M ahasiswi S1 yang Sudah Menikah dan Belum Menikah di Unversitas Sebelas Maret Surakarta

0 1 46

Industri Tekstil Di Desa Padamulya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 1970 – 2009

0 0 127

Efektivitas Dan Elastisitas Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Di Kabupaten Ngawi Tahun 2006 - 2011

0 0 73

RISK MANAGEMENT DISCLOSURE DALAM PRESPEKTIF STAKEHOLDER THEORY: STUDI EMPIRIS PERBANKAN INDONESIA

0 1 100