Ngeblok atau nembok
5) Ngeblok atau nembok
Ngeblok atau nembok adalah menutup bagian tertentu dengan lilin batik pada kain yang akan di buat batik tulis dengan tujuan sebagai perintang warna atau menolak warna yang tidak dikehendaki. Proses ini juga memerlukan ketelitian dan kesabaran, karena jika terjadi kesalahan dalam proses ini, maka harus menghapus lilin tersebut yang sudah terlanjur di torehkan ke kain batik. Biasanya proses ini dilakukan setelah proses nyolet , jadi bagian yang di blok adalah bekas yang di colet. Dalam proses ini canting yang digunakan adalah canting yang memiliki cucuk paling besar atau sering di sebut canting tembokan.
Gambar 4.66. Contoh Kain Batik yang Diblok (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
c. Tahap pewarnaan batik
1) Penyeleksian kain
Seleksi kain di sini sama halnya dengan penyeleksian kain yang pertama, hanya saja penyeleksian kain pada tahapan kedua ini yang harus diperhatikan adalah kesempurnaan cantingan dan pencoletan warna, jika pencoletan warna belum sempurna atau ada yang cacat, maka kain tersebut harus dicolet ulang terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke dalam proses selanjutnya.
Penyeleksian kain ini juga memiliki tujuan untuk menjaga kualitas batik tulis di Perusahaan Batik Ismoyo. Penyeleksian kain batik yang akan di lorod ini di lakukan langsung oleh bapak Marjiyanto.
Gambar 4.67. Proses seleksi kain batik (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
2) Penyiapan pewarna remazol yang akan digunakan
Dalam proses pewarnaan kain batik, tentu saja bahan yang paling pokok adalah bahan pewarna. Di Perusahaan Batik Ismoyo bahan pewarna yang di gunakan adalah remazol. Ukuranya sendiri jika warna yang akan digunakan adalah warna hitam, maka 1 ons remazol di tambah dengan campuran air 1 liter, jika warna yang di gunakan selain warna hitam maka ukuranya setiap 40 gram pewarna dengan campuran 1 liter air. Ukuran penggunaan bahan pewarna tersebut di gunakan untuk lima potong kain.
Dalam proses ini alat yang digunakan adalah ember dan timbangan, untuk bahan tambahannya selain pewarna tentu saja air. Untuk pencampuran warna ini di lakukan langsung oleh bapak Marjiyanto dan di bantu oleh seorang karyawan.
Gambar 4.68. Proses penimbangan bahan pewarna
(Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
3) Pencelupan kain batik ke larutan warna
Setelah zat pewarna yang akan digunakan telah disiapkan, maka proses selanjutnya adalah pencelupan kain batik yang sudah melalui beberapa tahapan sebelumnya dicelup ke dalam larutan pewarna. Alat yang digunakan dalam proses pencelupan ini bisa menggunakan bak air ataupun ember, hal tersebut tergantung jumlah kain batik yang akan dicelup. Jika kain batik yang akan dicelup dalam jumlah banyak, maka yang digunakan untuk proses mencelup adalah bak air.
Pencelupan kain batik disini dilakukan satu-persatu atau lembar- perlembar dan dibolak-balik supaya warnanya merata keseluruh bagian kain. Setelah kain batik dicelup, maka kain batik tersebut ditiriskan sampai pewarna kain tidak menetes lagi.
Dalam proses pencelupan di Perusahaan Batik Ismoyo ini dilakukan oleh tiga karyawan laki-laki dan bapak Marjiyanto sendiri. Pencelupan ini tidak dilakukan setiap hari, pencelupan ini biasanya dilakukan dua atau tiga hari sekalim semua itu tergantung dari jumlah kain
(terkadang saya juga tidak puas jika bukan saya sendiri yang membuat racikkan warnanya). (hasil wawancara dengan bapak Majiyanto, 27 Juli 2012).
Gambar 4.69. Proses Nyelup (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
4) Pemberian kain batik dengan campuran water glass dan kostik
Setelah proses pencelupan selesai dan kain batik sudah ditiriskan, proses selanjutnya adalah pemberian kain batik tersebut dengan water glass yang di campur dengan kostik. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah water glass, kostik, air panas untuk campuran kostik dan air biasa. Sedangkan untuk alatnya sendiri adalah ember yang digunakan untuk mencampur water glass, pider yang akan digunakan untuk proses pemberian kain batik dengan water glass dan plastik yang akan digunakan untuk membungkus kain batik yang sudah diberi water glass.
Pemberian water glass ini dilakukan satu-persatu supaya water glass dapat merata ke seluruh bagian kain. Alasan penggunaan pider dalam proses ini adalah untuk mempermudah pekerjaan dan penghematan waktu, Pemberian water glass ini dilakukan satu-persatu supaya water glass dapat merata ke seluruh bagian kain. Alasan penggunaan pider dalam proses ini adalah untuk mempermudah pekerjaan dan penghematan waktu,
Gambar 4.70. Proses Pemberian Water glass Cair
(Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
5) Pencucian
Setelah kain yang sudah diberi water glass selesai didiamkan, proses selanjutnya adalah mencuci kain tersebut dengan air bersih. Alat yang dibutuhkan dalam proses ini adalah bak air. Tujuan dari pencucian ini adalah untuk menghilangkan water glass yang terdapat pada kain sebelum akhirnya kain tersebut di lorod. Pencucian ini dilakukan berulang-ulang sampai water glass benar-benar hilang dari kain.
Gambar 4.71. Proses Pencucian (Dokumentasi oleh Encus Dyah A. M : 2012)
Dalam proses pewarnaan di Perusahaan Batik Ismoyo ini dikerjakan oleh tiga orang karyawan laki-laki yaitu bapak Giyono, bapak Wandi dan bapak Sarwanto serta bapak Marjiyanto sendiri.
d. Tahap pelorodan dan finishing