Konsep Kurikulum
B. Konsep Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum telah dikenal dalam dunia pendidikan dan merupakan istilah yang tidak asing lagi. Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi, istuilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. (Salminawati, 2011:114) Dari kata ini, kurikulum dalam dunia pendidikan
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Mutu Lulusan di MTs Al- Ittihadiyah Medan Johor
diartikan secara sederhana sebagai jumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum adalah usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk mempengaruhi anak-anak untuk belajar didalam kelas, di luar kelas, ataupun dirumah yang masih di dalam lingkungan sekolah dan tanggung jawab sekolah, dan memborong tanggung jawab pendidikan anak yang merupakan beban yang terlampau berat, sehingga tidak mungkin dilakukan dengan baik. (Nasution, 2005:9)
2. Organisasi Kurikulum
Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi Kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda-beda akan mengakibatkan ini dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula. Dalam pola organisasi ini ada banyak macam-macamnya akan tetapi yang kami pandang perlu untuk dikemukakan ada 3 macam yaitu: Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum, dan Integrated Curriculum (Suryosubroto, 2010:36)
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid agar tercapainya tujuan pendidikan.
3. Asas-Asas Kurikulum
Mengembangkan kurikulum bukan sesuatu yang mudah dan sederhana karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dan banyak pertanyaan yang dapat diajukan untuk diperhitungkan. Apakah yang ingin dicapai, manusia yang bagaimana yang diharapkan akan dibentuk? Apakah akan diutamakan kebutuhan anak pada saat sekarang atau masa mendatang? Apakah hakikat anak harus dipertimbangkan, ataukah ia diperlakukan sebagai orang dewasa?. Semua pertanyaan itu menyangkut asas-asas yang mendasari setiap kurikulum, yakni:
a. Asas filosofis yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara.
b. Asas psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni (a) psikologis anak, perkembangan anak, (b) psikologis belajar, bagaimana proses belajar anak.
Muhammad Iqbal, Syafaruddin
c. Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, dan lain-lain.
d. Asas organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan. Dari defenisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan tujuan pendidikan dengan filsafat negara dengan memperhitungkan faktor- faktor anak dengan mempertimbangkan bentuk organisasi dan bahan mata pelajaran.
4. Komponen Kurikulum
Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, seorang pengembang terlebih dahulu mengenal komponen atau elemen unsur kurikulum. Seperti yang dikemukakan Tyler dalam Dimyati dan Mudjiono, (2009:264) bahwa It is important as a part of a comprehensive or organization to indicate just what kinds of elements will serve statisfactorily as organizing elements. And in a given curriculum it is important to identify the partiular elements that shall be used.
Dari pernyataan Tyler tersebut, tampak pentingnya mengenal komponen atau elemen atau unsur kurikulum. Herrik dalam Dimyati dan Mudjiono, (2009:264) mengemukakan 4 (empat) elemen, yakni: tujuan (objectives), mata pelajaran (subjet matter), metode dan organisasi (method and organization ), dan evaluasi (evaluation). Sedangkan ahli yang lain mengemukakan bahwa kurikulum terdiri dari 4 (empat) komponen dasar: (1) aims, goals, and objective, (2) content, (3) learning activites, dan (4) evaluations.
Dari defenisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan Komponen Kurikulum terdiri dari tujuan (objectives), mata pelajaran (subjet matter), metode dan organisasi (method and organization), dan evaluasi (evaluation) sehingga menjadikan sebagai tubuh kurikulum yang utama.
5. Kurikulum dan Anak
Sekolah didirikan mendidik anak-anak, yakni membantu dan membimbing anak-anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya,agar menjadi manusia yang sanggup menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya sebagai orang dewasa sesuai dengan tujuan dan cita-cita
Pelaksanaan Manajemen Kurikulum Dalam Peningkatan Mutu Lulusan di MTs Al- Ittihadiyah Medan Johor
negara. Oleh sebab itu tidak dapat tiada anak itu sendiri merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kurikulum. Kita hanya memperbaiki kurikulum apabila kita lebih dalam memahami anak pada umumnya dan khususnya anak sebagai individu. (Nasution, 2005:88)
Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran. Guru boleh saja tidak membuat kurikulum, boleh juga tidak membuat alat peraga, bahkan dalam hal tertentu tidak melakukan penilaian, tetapi tidak boleh tidak membuat perencanaan.(Mulyasa, 2010:154)
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa asas-asas kurikulum adalah usaha untuk membimbing anak-anak dalam tumbuh kembangnya agar menjadi manusia yang sanggup menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan dewasa nanti dan mereka mampu menghadapinya dengan melalui berbagai masalah yang mereka hadapi dan mereka tidak lari dari permasalahan-permasalahan namun mereka berusaha dan berupaya bagaimana permasalahan itu dapat terselesaikan dengan baik.