Manajemen Sarana dan Prasarana
C. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana sering disebut dengan manajemen materiil, yaitu segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan. Pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.(Mulyasa, 2007:49-50)
Ditinjau dari segi fungsi dan pemanfaatannya, terutama dalam konteks proses pembelajaran, Suharsimi dalam Hasbullah (2007:119-120)
Siti Rahma Agustiana, Nurika Khalila Daulay
membedakan menjadi tiga macam yaitu 1) alat pelajaran, 2) alat peraga, dan 3) media pelajaran. Lebih jauh Suharsimi dalam Hasbullah menyebutkan bahwa pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi lima hal, yaitu 1) penentuan kebutuhan, 2) proses pengadaan, 3) pemakaian, 4) pencatatan, dan 5) pertanggungjawaban. Dengan batasan tersebut maka manajemen sarana meliputi: Perencanaan, Pengadaan, Pengaturan, Penggunaan dan Penghapusan.
1. Perencanaan Sarana dan Prasarana
Proses perencanaan pengadaan perlengkapan tidak mudah karena harus dilakukan secara sistematis, rinci dan teliti berdasarkan informasi yang realistis tentang kondisi sekolah tersebut. Perencanaan yang baik tentunya berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan tingkat kepentingannya.
Gunawan dalam Daryanto dan Farid (2013:103) mengemukakan bahwa penyesuaian perencanaan dengan analisis kebutuhan itu meliputi empat tahapan, antara lain: (1) identifikasi tujuan umum yang mungkin dapat dicapai, (2) menyusun tujuan berdasarkan kepentingannya, (3) identifikasi perbedaan antara yang diinginkan dan apa yang sesungguhnya dan (4) menentukan skala prioritas.
Suharsimi Arikunto dalam Daryanto dan Farid (2013:102) memberikan empat kriteria dalam pemilihan sarana, yaitu: 1) alat itu harus berguna atau akan digunakan dalam waktu dekat (mendesak), 2) mudah digunakan, 3) bentuknya bagus atau menarik dan 4) aman atau tidak menimbulkan bahaya jika digunakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses merencanakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sebuah sekolah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan tingkat kepentingannya.
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Pengadaan adalah menghadirkan alat atau media dalam menunjang pelaksanaan proses pembelajaran. Pengadaan sarana pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. Suharsimi Arikunto dalam Daryanto dan Farid menyebutkan bahwa secara garis besar alat atau media itu diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan dibuat oleh pabrik dan alat atau media yang dibuat sendiri. Gunawan dalam Daryanto dan
Manajemen Sarana Dan Prasarana di MAS Al-Hikmah Marihat Bandar
Farid (2013) menyebutkan tentang pengadaan sarana pendidikan dengan empat cara, yaitu: 1) pembelian tanpa lelang, 2) membuat sendiri, 3) menerima bantuan atau hibah, dan 4) dengan cara menukar. Dalam kaitan pengadaan perlengkapan sekolah ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar-menukar dan meminjam.
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Menurut Bafadal dalam Daryanto dan Farid (2013) ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu: pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. Ditinjau dari perbaikan ada dua macam pemeliharaan perlengkapan sekolah yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan pada intinya merupakan kegiatan memelihara semua barang agar tetap dalam kondisi yang baik. Pemeliharan ini dapat dilakukan dengan cara pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat serta pemeliharaan dilakukan sehari-hari dan berkala.
4. Inventarisasi
Inventarisasi adalah penyatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan- ketentuan pedoman yang berlaku. Bafadal dalam Daryanto dan Farid (2013) menyebutkan barang milik negara adalah berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber, baik secara keseluruhan atau sebagiannya, dari APBN atau dana lainnya atau yang barang-barangnya dibawah penguasaan pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun daerah otonom, baik yang berada didalam maupun yang berada diluar negeri. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapkan tercipta ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan pengawasan.
Kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan meliputi dua kegiatan yaitu: 1) Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode barang perlengkapan, 2) Kegiatan yang berhubungan
Siti Rahma Agustiana, Nurika Khalila Daulay
dengan pembuatan laporan. Menurut Wirjosoermanto dkk dalam Daryanto dan Farid (2013), hal-hal umum yang diperlukan pada inventarisasi mencakup: 1) Kode alat/bahan, 2) Nama alat/bahan, 3) Spesifikasi alat/bahan (merek, tipe dan pabrik pembuat alat), 4) Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya, 5) Tahun penggunaan, 6) Jumlah atau kuantitas, 7) Kondisi alat, baik atau rusak.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah sekolah.
5. Penghapusan
Menurut Wahyuningrum dalam Daryanto dan Farid (2013) yang dimaksud dengan penghapusan ialah proses kegiatan yang bertujuan untuk menghapus barang-barang milik Negara atau kekayaan negara dari daftar barang inventarisasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sarana dan prasarana yang sudah tidak sesuai lagi bagi pelaksanaan pembelajaran diganti atau disingkirkan.