Tingkat pedidikan termasuk dalam faktor sosial ekonomi karena tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi yaitu dengan meningkatkan pendidikan
kemungkinan akan dapat meningkatkan pendapatan sehingga meningkatkan daya beli makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi. Berbagai faktor sosial ekonomi keluarga
ikut mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendidikan, pekerjaan, tehknologi, budaya, dan pendapatan keluarga. Faktor tersebut
diatas akan mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi.
2.2.1 Pendapatan Keluarga
Salah satu ukuran standar ekonomi keluarga adalah tingkat pendapatan yang diterima keluarga atau jumlah pengeluaran totalnya setiap bulan, setiap pendapatan
yang tinggi akan member peluang yang lebih besar bagi keluarga untuk memilih pangan dalam jumlah maupun jenisnya Roedjito, 1989. Menurut hukum engel, pada saat
terjadi peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya menurun, persentase yang dibelanjakan pendapatnnya untuk pangan dengan persentase
yang semakin mengecil. Sebaliknya bila pendapatan menurun, persentase yang dibelanjakan untuk pangan akan meningkat. Sedangkan menurut hukum Bennet
menyatakan bahwa peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih unit zat gizinya.
Pada tingkat pendapatan perkapita yang lebih rendah, permintaan terhadap pangan diutamakan pada pangan padat energi yang berasal dari hidrat arang, terutama padi-
padian Astuti, 2002. Apabila pendapatan meningkat pola konsumsi pangan akan beragam, serta umunya akan terjadi peningkatan konsumsi pangan yang lebih bernilai
Universitas Sumatera Utara
gizi tinggi. Keluarga atau masyarakat yang berpenghasilan rendah menggunakan sebagian besar dari penghasilannya untuk membelikan makanan dan bahan makanan,
dan semakain tinggi penghasilan semakin menurun jumlah yang digunakan untuk membeli makanan. Rumah tangga yang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah
yang diperlukan akan berakibat buruk pada status gizi anggota rumah tangga. Pendapatan akan mempengaruhi statatus sosial seseorang, terutama akan
ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan Hafiaradin, 2009. Dalam Worsley 2003,
disebutkan bahwa pendapatan per kapita secara luas terkait dengan konsumsi makanan individu dan indeks total makanan berbagai kelompok. Umumnya, rumah tangga
berpenghasilan rendah memiliki makanan yang kurang bervariasi dari pada rumah tangga dengan pendapatannya tinggi. Bahkan rumah tangga dengan penghasilan tinggi
khususnya wanita telah menolak sejumlah makanan tradisional. Tingkat pendapatan menentukan pola makan apa yang dibeli, semakin tinggi
pendapatan semakin tinggi pula presentasi pembelanjaannya. Dengan demikian pendapatan merupakan faktor yang paling menetukan kuantitas dan kualitas hidangan
makanan Nursanti dkk, 2005. Di Negara seperti di Indonesia jumlah pendapatan penduduknya sebagian besar adalah golongan rendah dan menengah akan berdampak
pada pemenuhan bahan makanan terutama makanan yang bergizi. Keterbatasan ekonomi yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang berkualitas baik,
maka pemenuhan gizinya akan terganggu Budiyanto, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Aceh Nanggroe Aceh Darussalam dalam upaya peningkatan hidup layak bagi masyarakatnya mengeluarkan keputusan dalam menetapkan Upah Minimum
Propinsi UMP daerah untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp.1.550.000. Ketetapan tersebut dimaksudkan untuk penyesuaian antara naiknya harga barang kebutuhan pokok
masyarakat dengan pendapatan minimum keluarga. Ketetapan yang dikeluarkan agar masyarakat yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap dan dengan pendapatan yang
rendah masih dapat dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Walaupun dalam kenyataanya masih banyak kebutuhan hidup masyarakat yang memiliki tingkat
pekerjaan dan pendapatan yang rendah belum secara optimal melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ini terlihat dari penggunaan dan pemamfaatan
sarana prasarana penunjang seperti sarana dan prasarana kesehatan dalam masyarakat tidak terjangkau oleh mayarakat karena dengan daya beli yang begitu rendah
Rarumangkay, 2008. Menurut Berg 1986 terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status
gizi. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang menetukan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Adapun menurut Sayogyo, Goenardi, Roesli, Haryadi, dan
Khunaidi 1983 rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang dapat menyebabkan rumah tngga tidak mampu membeli makanan dalam jumlah yang diperlukan sehingga
kebutuhan anggota kelurga tidak terkecukupi.
2.2.2 Pendidikan Orangtua