Kebiasaan Makan Anak TK

keuarga yang jumlahnya banyak akan berusaha membagi makanan yang terbatas sehingga makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Besar keluarga akan memengaruhi kesehatan seseorang atau keluarga. Hal ini disebabkan oleh besar keluarga akan mempengaruhi konsumsi zat gizi di dalam suatu keluarga. Selain itu, besar keluarga juga akan mempengaruhi luas per penghuni di dalam suatu bangunan yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan baik anak-anak maupun ibu Sukami 1989 diacu dalam Sukandar 2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dini Latief, dkk 2000 menunjukkan adanya penurunan rata-rata intake energi dan protein selama terjadi krisis moneter. Distribusi pangan yang dikonsumsi semakin memburuk pada rumah tangga yang mempunyai anggota yang cukup besar. Pada rumah tangga yang beranggotakan 6 orang atau lebih menunjukkan tingkat konsumsi pangan yang memburuk. Pada rumah tangga yang beranggotakan 3-5 orang rata-rata intake energi dan protein masih mendekati nilai yang dianjurkan.

2.3. Kebiasaan Makan Anak TK

Menurut Suhardjo 2009, bahwa kebiasaan makan mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu dimulai dari permulaan hidup dan menjadi bagian perilaku yang berakar di antara kelompok penduduk. Kebiasaan makan dapat dinilai dari frekuensi konsumsi sayur, buah, makanan sumber protein hewani dan nabati dalam seminggu terakhir Atmarita dan Fallah, 2004. Kebiasaan makan yang terbentuk selama masa kanak- Universitas Sumatera Utara kanak akan bertahan sampai dewasa. Anak-anak lebih memilih makanan yang sebelumnya mereka telah kenal. Pilihan makanan anak-anak juga dipengaruhi oleh faktor individu, sosial dan budaya. Hal ini sejalan dengan pendapat Crockett et al dalam Shi et al 2005, bahwa kebiasaan makan dipengaruhi beberapa faktor selain faktor endogen individu si anak, tetapi juga oleh karena lingkungan. Termasuk makanan yang tersedia untuk anak-anak di dalam dan luar rumah dan juga perilaku makan contoh seperti pengasuh terutama orang tua. Menurut Kardjati 2001 kebiasaan makan adalah berhubungan dengan tindakan untuk mengkonsumsi pangan, dan berapa banyaknya, dengan mempertimbangkan dasar yang lebih terbuka dalam hubungannya dengan apa yang orang biasa makan. Kebiasan makan merupakan cara individu atau kelompok memilih makanan yang akan dikonsumsi, dan kesemuanya dipengaruhi oleh gaya hidup dan perilaku kelurga, dan merupakan bagian dari budaya masyarakat, Sediaoetama, 2008. Mengembangkan kebiasaan makan, mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, dimulai dari permulaan hidupnya dan akan merupakan bagian prilaku yang berakar diantara kelompok penduduk. Dimulai sejak dilahirkan, untuk beberapa tahun makanan anak tergantung pada orang lain. Bersamaan dengan pangan yang disajikan dan diterima langsung atau tidak langsung anak menerima pula informasi yang berkembang menjadi perasaan, sikap, tingkah laku dan kebiasaan mereka yang berkaitan dengan pangan, Suhadjo, 2003. Kebiasaan makan dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk pendapatan. Universitas Sumatera Utara Menurut Aranceta et al 2003, terdapat model dan teori yang berbeda-beda yang telah menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan. Ketersediaan pangan dalam keluarga terhadap keberagaman pangan diindentifikasi sebagai kunci utama yang secara bersama-sama dengan proses psikologi tingkat individu maupun kelompok mempengaruhi dalam pemilihan makanan. Disamping itu juga dipengaruhi aspek sosial ekonomi dan gaya hidup. Pangan merupakan istilah umum yang digunakan untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan, sedangkan makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi yang berguna bagi tubuh.. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan za-zat gizi essensial yang merupakan zat gizi yang merupakan zat gizi yang harus diperoleh dari makanan Almatsier, 2002. Konsumsi pangan merupakan faktor utama dalam memenuhi kebutuhan zat gizi. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses metabolisme dalam tubuh, serta memperbaiki jaringan serta pertumbuhan. Pada dasarnya keadaan gizi ditentukan oleh konsumsi pangan dan kemampuan tubuh dalam menggunakan zat gizi tersebut Sukandar, 2007. Bahan makanan dapat dikelompokkan berdasarkan tiga fungsi utama yaitu sumber energi atau tenaga seperti padi-padian atau serela, umbi-umbian dan hasil olahannya; sumber protein yaitu protein hewani dan protein nabati seperti ikan, daging, tempe, dan sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah-buahan. Lemak murni seperti minyak goreng, margarine, mentega, serta karbohidrat murni seperti gula pasir, gula Universitas Sumatera Utara merah, madu, dan sirup Almatsier , 2004. Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu Madanijah, 2004. Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan sesorang atau kelompok orang keluarga atau rumah tangga pada waktu tertentu. Manusia memerlukan sejumlah zat gizi agar dapat hidup sehat dan mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan internal dan eksternal, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan bagi yang masih dalam taraf pertumbuhan bayi, anak-anak, dan remaja atau untuk aktivitas dan pemeliharaan tubuh bagi orang dewasa dan lansia Hardinsyah Martianto, 1992. Penilaian konsumsi pangan atau survei diet adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok Supariasa et al 2002. Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang baik kualitatif maupun kuantitatif. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan atau makanan yang dikonsumsi. Dari informasi ini akan dapat dihitung konsumsi gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Zat Gizi Makanan Daftar Komposisi Bahan Makanan dan daftar-daftar lain bila diperlukan Suhardjo, 1989. Survei konsumsi secara kualitatif biasanya untuk mengetahui frekwensi makanan, frekwensi konsumsi menurut jenis pangan yang dikonsumsi dan menggali informasi tentang kebiasaan makan food habit serta cara memperoleh pangan. Universitas Sumatera Utara Supariasa et al. 2002 menyebutkan prinsip dari metode recall 24 jam yaitu mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut- turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake individu.

2.4. Perilaku Makan Anak TK

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Batunadua Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara

3 67 95

Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007

0 52 103

ANALISIS POSITIVE DEVIANCE STATUS GIZI BALITA PESERTA TAMAN KANAK-KANAK PADA KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN HELVETIA TIMUR KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 2 18

MANFAAT PEMBIASAAN MAKAN DI TAMAN KANAK-KANAK DARUL HIKAM BANDUNG PADA KEBIASAAN MAKAN DI RUMAH.

0 0 23

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 17

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 7

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

1 1 5

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 29

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN ASUPAN MAKANAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK TAMAN KANAK- KANAK

0 0 11