Pendidikan Orangtua Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

Pemerintah Aceh Nanggroe Aceh Darussalam dalam upaya peningkatan hidup layak bagi masyarakatnya mengeluarkan keputusan dalam menetapkan Upah Minimum Propinsi UMP daerah untuk tahun 2013 yaitu sebesar Rp.1.550.000. Ketetapan tersebut dimaksudkan untuk penyesuaian antara naiknya harga barang kebutuhan pokok masyarakat dengan pendapatan minimum keluarga. Ketetapan yang dikeluarkan agar masyarakat yang memiliki pekerjaan yang tidak tetap dan dengan pendapatan yang rendah masih dapat dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Walaupun dalam kenyataanya masih banyak kebutuhan hidup masyarakat yang memiliki tingkat pekerjaan dan pendapatan yang rendah belum secara optimal melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Ini terlihat dari penggunaan dan pemamfaatan sarana prasarana penunjang seperti sarana dan prasarana kesehatan dalam masyarakat tidak terjangkau oleh mayarakat karena dengan daya beli yang begitu rendah Rarumangkay, 2008. Menurut Berg 1986 terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi. Tingkat pendapatan merupakan faktor yang menetukan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Adapun menurut Sayogyo, Goenardi, Roesli, Haryadi, dan Khunaidi 1983 rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang dapat menyebabkan rumah tngga tidak mampu membeli makanan dalam jumlah yang diperlukan sehingga kebutuhan anggota kelurga tidak terkecukupi.

2.2.2 Pendidikan Orangtua

Pendidikan sangat mempengaruhi penerimaan informasi tentang gizi. Masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan lebih mempertahankan tradisi-tradisi yang Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan makanan sehingga sulit menerima informasi baru di bidang Gizi Suharjo, 1992. Selain itu tingkat pendidikan juga ikut menentukan mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin mudah dia menyerap informasi yang diteima termasuk pendidikan dan informasi gizi yang mana pendidikan gizi tersebut diharapkan akan tercipta pola kebiasaan makan yang baik dan sehat Handayani, 1994. Dalam Apriadji 1986, disebutkan perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dalam kepentingan gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya. Tingkat pendidikan formal kepala rumah tangga juga berpengaruh terhadap pola konsumsi rumah tangga. Sumarwan 2003, menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka kemungkinannya akan mempunyai tingkat pendapatan yang relatif tinggi pula sehingga pola konsumsi rumah tangga yang bersangkutan juga akan berubah S Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang memadai Berg, 1986. Namun seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu memilih makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang berpendidikan lebih tinggi. Karena sekalipun pendidikannya rendah, jirat, 2012. Universitas Sumatera Utara kalau orang tersebut rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Hasil penelitian Widjaya 1986 mengungkapakan bahwa kecenderungan semakin tinggi pendidikan formal yang diterima oleh seseorang, semakin tinggi pula status sosial ekonominya dan semakin otoritatif pola asuhnya. Hal ini disebabkan mereka lebih terbuka terhadap pembaharuan. Mereka lebih memperoleh informasi tentang perkembangan anak dari majalah, surat kabar, radio, dan televise, sehingga mereka menjadi lebih mengerti mengenai perkembangan anaknya. Keadaan ini berbeda dengan orang tua yang berpendidikan rendah, yang mempunyai pengetahuan dan pengertian yang terbatas mengenai perkembangan anaknya, sehingga kurang menunjukkan pengertian dan cenderung untuk mendominasi anak-anaknya.

2.2.3 Pengetahuan Gizi Ibu

Dokumen yang terkait

Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Batunadua Kecamatan Pangaribuan Tapanuli Utara

3 67 95

Status Gizi Dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al – Ittihadiyah Medan Tahun 2007

0 52 103

ANALISIS POSITIVE DEVIANCE STATUS GIZI BALITA PESERTA TAMAN KANAK-KANAK PADA KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN HELVETIA TIMUR KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 2 18

MANFAAT PEMBIASAAN MAKAN DI TAMAN KANAK-KANAK DARUL HIKAM BANDUNG PADA KEBIASAAN MAKAN DI RUMAH.

0 0 23

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 17

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 2

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 7

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

1 1 5

Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Yapina Al-Ikhsan Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 29

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN ASUPAN MAKANAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK TAMAN KANAK- KANAK

0 0 11