KAJIAN ASUHAN

BAB IV KAJIAN ASUHAN

Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diperoleh pada kasus ibu Ny. NA didapatkan data bahwa ibu mengatakan badannya terasa pegal-pegal, pusing, lemas nafsu makan berkurang, dan pada pemeriksaan fisik conjungtiva mata pucat, keadaan umum ibu baik, TD : 120/80 mmHg, S : 36,3ºC, R : 20 x/menit, N : 80 x/menit dan Hb : 10,7 gr%.

Menurut Depkes RI (2009), anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin < 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II. Menururt Word Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu hamil di Indonesia sangat bervariasi dan dikatakan Anemia ringan : Hb 9-10.9 gr%. Dan menurut Manuaba (2007), tanda dan gejala anemia adalah cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan menurun dan mual-mual. Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami ibu Ny. NA menunjukkan antara teori dan kasus sama.

Perubahan pola makan yang dialami oleh ibu Ny. NA selama 2 minggu terakhir ini adalah kurangnya selera makan ibu. Dimana pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Menunjukkan bahwa semakin kurang baik pola makan, akan semakin tinggi angka kejadian anemia pada ibu hamil. Kurangnya selera makan ibu dipicu oleh karena gangguan psikologis ibu yaitu ibu merasa sangat takut dan cemas dalam menghadapi persalinan yang semakin dekat. Karena ini merupakan kehamilan yang ke empat dan mempunyai riwayat SC 2 kali.

Selama kehamilan ini ibu Ny.NA melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Pancung Soal Pesisir Selatan secara teratur yaitu 3x pada trimester I, 4x trimester II dan

3x trimester III. Dan pada setiap kali kunjungan petugas kesehatan di puskesmas ibu selalu mendapatkan informasi atau konseling atau penyuluhan sesuai dengan kebutuhan ibu, yaitu :

a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14  Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.

 Mendeteksi masalah dan menanganinya  Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan

zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan  Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi

 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya

b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda.

c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

Pada kunjungan terakhir di puskesmas ibu dianjurkan untuk dirujuk ke RSUP.Dr.M.Djamil mengingat riwayat persalinan ibu yang lalu adalah SC 2x sekaligus menganjurkan ibu untuk melakukan sterilisasi atau Kontap. Namun hal ini kurang dimengerti oleh ibu dan suami. Dimana ibu menginginkan persalinan secara normal saja, Pada kunjungan terakhir di puskesmas ibu dianjurkan untuk dirujuk ke RSUP.Dr.M.Djamil mengingat riwayat persalinan ibu yang lalu adalah SC 2x sekaligus menganjurkan ibu untuk melakukan sterilisasi atau Kontap. Namun hal ini kurang dimengerti oleh ibu dan suami. Dimana ibu menginginkan persalinan secara normal saja,

Ibu mengatakan bahwa ini merupakan kehamilan yang ke empat. Anak pertama lahir laki-laki, BB 2800 gr, PB 48 cm, SC di RSUP M. Djamil karena KPD tahun 2003. Anak kedua lahir laki-laki, BB 2800 gr, PB 49 cm, V.E di RSUP M. Djamil tahun 2006. Anak ketiga lahir laki-laki, BB 3400 gr, PB 49 cm, SC, di RSUP M. Djamil tahun 2010.

Upaya Pencegahan atau preventif dan Penanggulangan Anemia Zat Besi Pada Ibu Hamil

Memberikan pendidikan kesehatan atau KIE kepada ibu hamil berupa :

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan sumber hewani ( hem iron ) yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan, ayam. Selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung Vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi misalnya : jambu, jeruk, tomat dan Vitamin A (buah- buahan dan sayuran) untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada bahan makanan hasil produksi industri pangan. Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung serta beberapa produk susu

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya 3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian suplementasi zat besi hanya

4. Berdasarkan pelayanan/asuhan standar minimal Antenatal Care (ANC) yaitu pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan. Tablet zat besi diberikan pada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu :

a. Dosis pencegahan Diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb. Dosisnya yaitu 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu memeriksa kehamilannya (K1).

b. Dosis Pengobatan Diberikan pada sasaran (Hb <ambang batas) yaitu bila kadar Hb < 11gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya. Suplementasi tablet zat besi adalah pemberian zat besi folat yang berbentuk tablet. Tiap tablet 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat, yang diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi. Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status Hb dalam tubuh dalam waktu relatif singkat. Sampai sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil dan kelompok yang beresiko tingi lainnya. Di Indonesia tablet besi yang digunakan Ferrous Sulfat senyawa ini tergolong murah dan dapat diabsorbsi sampai 20%. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.

Dan beberapa literatur membedakan pencegahan atau preventif anemia pada ibu hamil yaitu :

1. Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan adalah tiga aspek utama di dalam pencegahan primer.29 Dalam hal ini pencegahan primer ditujukan kepada ibu hamil yang belum anemia. Tujuan pencegahan ini untuk mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit dan memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya faktor risiko. Pencegahan primer meliputi:

a. Edukasi (Penyuluhan) Petugas kesehatan dapat berperan sebagai edukator seperti memberikan nutrition education berupa dorongan agar ibu hamil mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah minimal selama 90 hari. Edukasi tidak hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil. Penanggulangannya, dimulai jauh sebelum peristiwa melahirkan. Selain itu, petugas kesehatan juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan. Suplementasi Fe adalah salah satu strategi untuk meningkatkan intake Fe yang berhasil hanya jika individu mematuhi aturan konsumsinya. Banyak faktor yang mendukung rendahnya tingkat kepatuhan tersebut, salah satunya adalah efek samping yang tidak nyaman dari mengkonsumsi Fe adalah melalui pendidikan tentang pentingnya suplementasi Fe dan efek samping akibat minum Fe.

b. Suplementasi Fe (Tablet Besi) Anemia defisiensi besi dicegah dengan memelihara keseimbangan antara asupan Fe dan kehilangan Fe. Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan ini bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya tergantung pada riwayat reproduksi. Jika kebutuhan Fe tidak cukup terpenuhi dari diet makanan, dapat ditambah dengan suplemen Fe terutama bagi wanita hamil dan masa nifas.24 Suplemen besi dosis rendah (30mg/hari) sudah mulai diberikan sejak kunjungan pertama ibu hamil.

c. Fortifikasi Makanan dengan Zat Besi Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai Negara. Fortifikasi makanan merupakan cara terampuh dalam pencegahan defisiensi besi. Produk makanan fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung serta beberapa produk susu.

2. Pada pencegahan sekunder, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya adalah :

a. Skrining diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok wanita yang harus diobati dalam mengurangi morbiditas anemia. Bagi wanita hamil harus dilakukan skrining pada kunjungan I dan rutin pada setiap trimester.24 Skrining dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi apakah ibu hamil anemia atau tidak, jika anemia, apakah ibu hamil masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang mendukung seperti tekanan a. Skrining diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok wanita yang harus diobati dalam mengurangi morbiditas anemia. Bagi wanita hamil harus dilakukan skrining pada kunjungan I dan rutin pada setiap trimester.24 Skrining dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi apakah ibu hamil anemia atau tidak, jika anemia, apakah ibu hamil masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang mendukung seperti tekanan

b. Pemberian terapi dan Tablet Fe Jika ibu hamil terkena anemia, maka dapat ditangani dengan memberikan terapi oral dan parenteral berupa Fe dan memberikan rujukan kepada ibu hamil ke rumah sakit untuk diberikan transfusi (jika anemia berat)

3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier mencakup pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Dalam hal ini pencegahan tersier ditujukan kepada ibu hamil yang mengalami anemia yang cukup parah dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ke arah yang lebih buruk untuk memperbaiki kualitas hidup klien seperti untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan, keparahan dan komplikasi penyakit, mencegah serangan ulang dan memperpanjang hidup. Contoh pencegahan tersier pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu :

a. Memeriksa ulang secara teratur kadar hemoglobin

b. Mengeliminasi faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak adekuat pada ibu hamil, tetap mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan tetap mengkonsumsi makanan yang adekuat setelah persalinan.

Ibu Ny. NA adalah G4P3A0H3 dengan usia kehamilan 33-34 minggu (kehamilan trimester III). Pada kehamilan trimester III kebutuhan akan berbagai zat gizi termasuk zat besi akan terus meningkat sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester

III diperlukan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu dan payudara. Sehingga pada kehamilan trimester III ibu akan mengalami anemia. Menurut penelitian Yacoob et al, 2011 tentan g“ Effect of routione iron suplementation with or without folic acid on anemia during pregnancy ” menyatakan bahwa suplemen zat besi memiliki manfaat sangat signifikans dalam mengurangi kejadian anemia pada kehamilan atau dikenal dengan istilah defisiensi zat besi. Zat besi yang dikombinasikan dengan asam folat juga memberikan dampak yang menguntungkan dalam mengurangi kejadian anemia pada wanita hamil terutama di negara-negara berkembang karena selama hamil dibutuhkan banyak nutrisi baik bagi ibu dan janinnya.

Dan hal yang sama juga diteliti oleh Osungbade, et al, 2012 tentang “ Preventive treatments of iron deficiency anaemia in pregnancy ” menyatakan bahwa :

a. Kekurangan zat besi masih menjadi penyebab paling tinggi dari anemia pada kehamilan di negara-negara berkembang. Sehingga memberikan kontribusi yang tinggi juga dengan resiko BBLR, prematur dan morbiditas pada ibu. Dan salah satu cara pencegahan defisiensi zat besi dengan memberikan suplemen zat besi dan fortifikasi makanan yang mengandung zat besi merupakan prospek yang bagus dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya. Dan advokasi yang berkelanjutan dalam menanggulangi defisiensi mikronutrien pada tingkat nasional dan internasional merupakan salah satu kebijakan untuk pencapaian MDG’s ke 4 dan 5.

b. Pencegahan pilihan pengobatan berdasarkan evidence-based, yaitu :  Pemberian suplemen besi

Pemberian suplemen besi pada wanita hamil sangat dianjurkan terutama di negara- negara berkembang, dimana terjadi masalah dengan kebutuhan nutrien. Selama kehamilan kebutuhan zat besi tidak sama. Pada trimester I, kebutuhan menurun setipa hari karena tidak adanya menstruasi, dengan demikian menghemat sekitar

0,56 mg zat besi perhari atau 160 mg untuk kehamilan. Pada trimester II, volume darah meningkat sebesar 45% dengan peningkatan volume plasma dari 50% dan massa sel eritrosit meningkat sebesar 35%. Pada timester III kebutuhan zat besi meningkat untuk kebutuhan janin yang diperkirakan sekitar 270 mg pada 3 kg janin. Oleh sebab itu, rata-rata dosis harian zat besi 4-6 mg pada tirmester II dan III.

 Fortifikasi pangan dengan zat besi. Fortifikasi zat besi dengan penambahan asam folat merupakan pencegahan anemia dengan defisiensi zar besi pada kehamilan di negara-negara berkembang. Untuk

tujuan ini, maka berbagai makanan seperti tepung sereal (jagung atau gandum), garam, minuman, susu, gula, mie, beras dan kecap telah diperkaya dengan zat besi dan digunakan dengan sukses sebagai suplemen mikronutrien untuk meningkatkan simpanan zat besi sehingga meningkatkan kadar hemoglobin.

Menurut penelitian Masharova, et al tentang “ Anaemias In Pregnancy: Diagnosis And Prevention menyatakan bahwa :

a. Dampak anemia pada kehamilan, yaitu : - Meningkatkan kemungkinan retardasi pertumbuhan janin - Kelahiran prematur - Perdarahan

b. Pencegahan anemia pada kehamilan : - Kunjungan ANC yang teratur minimal 4 x selama kehamilan yaitu 1x pada

trimseter I, 1x trimester II dan 2x trimester III. - Pendidikan tentang kebutuhan gizi, persiapan untuk menyusui

- Penyediaan pelayanan kesehatan yang memadai bagi ibu dan anak - Akses tentang informasi dan pelayanan KB

Menurut Manfaat Nwach, et al, 2010 tentang “ Anaemia in pregnancy: associations with parity, abortions and child spacing in primary healthcare clinic attendees in Trinidad and

Tobago” menyatakan bahwa :

a. Wanita anemia selama kehamilan 3,2 kali lebih besar pada paritas >3 daripada ibu nullipara. Sebelum kelahiran akan mengurangi simpanan zat besi karena ada kebutuhan untuk janin dan perdarahan pada kelahiran serta masa nifas.

b. Pada wanita hamil usia 30-34 tahun lebih besar kemungkinan anemia dibandingkan dengan usia 20-24 tahun.

c. Menganjurkan ibu ber KB pada paritas tinggi untuk mengurangi atau mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25