Consistent Akaike Information Criterion CAIC Criteria N CN

c. Akaike Information Criterion AIC

Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimoni lebih baik digunakan untuk perbandingan antarmodel.

d. Consistent Akaike Information Criterion CAIC

Nilai positif lebih kecil menunjukkan parsimoni lebih baik digunakan untuk perbandingan antarmodel.

e. Criteria N CN

Estimasi ukuran sampel yang mencukupi untuk menghasilkan adequate model fit untuk Chi-squared. Nilai CN 200 menunjukkan bahwa sebuah model cukup mewakili sampel data. Setelah evaluasi terhadap kecocokan keseluruhan model, langkah berikutnya adalah memeriksa kecocokan model pengukuran dilakukan terhadap masing-masing konstrak laten yang ada di dalam model. Pemeriksaan terhadap konstrak laten dilakukan terkait dengan pengukuran konstrak laten oleh variabel manifest indikator. Dari evaluasi ini akan didapatkan ukuran kecocokan pengukuran yang baik apabila: 1. Nilai t-statistik muatan faktornya faktor loading-nya lebih besar dari 1,96 t-tabel. 2. Standardized faktor loading completely standardized solution dengan nilai λ 0,5 .

4.1.6.5. Interpretasi dan Modifikasi Model

Langkah interpretasi dan modifikasi model adalah menginterpretasikan model dan modifikasi model bagi model-model yang tidak dapat memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. Setelah model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau Universitas Sumatera Utara mendekati 0 dan distribusi frekuensi dari covarian residual harus bersifat simetrik Tacbnnick dan Fidelc, 1997, Ferdinand, 2000. Model yang baik seharusnya memiliki Nilai Standardized Residual Covariances yang kecil. Nilai Standardized Residual Covariances merupakan batas nilai yang diperkenankan berada diantara -2,58 sampai dengan 2,58. Hasil Standardized Residual Covariances penelitian dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11. Standar Nilai Residual Model P1 P2 P3 IS1 IS2 IS3 IS4 KIP3 KIP2 KIP1 P1 -,019 P2 -,180 ,012 P3 ,087 ,065 ,007 IS1 -,031 -,223 -,139 ,022 IS2 -,160 ,108 ,146 -,121 ,007 IS3 ,121 -,011 -,142 ,128 -,014 -,009 IS4 ,100 ,147 -,037 ,101 ,055 -,085 ,003 KIP3 ,325 -,058 -,146 ,185 -,038 -,014 -,194 -,015 KIP2 ,112 -,198 -,194 ,096 -,158 ,207 ,032 ,071 ,015 KIP1 ,061 -,201 -,009 ,080 -,216 ,257 ,153 ,229 ,083 ,068 Sumber : output Amos V.21 Berdasarkan tabel 4.11 di atas diketahui bahwa nilai Standardized Residual Covariances masih berada diantara -2,58 sampai dengan 2,58. Nilai terbesar pada tabel di atas sebesar 0,325 berada pada titik temu covariance antara KIP1 kebijakan insentif pajak berupa pengecualian dari pengenaan pajak dan P1 Produktivitas berupa efisiensi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi terhadap model dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan.

4.1.6.6. Uji Kesahian Konvergen dan Uji Kausalitas

Uji kesahian konvergen diperoleh dari data pengukuran model setiap variabel measurement model, uji ini dilakukan untuk menentukan kesahian setiap indikator yang diestimasi, dengan mengukur dimensi dari konsep yang diuji Universitas Sumatera Utara dalam penelitian. Apabila indikator memiliki critical ratio lebih besar dari dua kali kesalahan standard error, menunjukan bahwa indikator secara sahih telah mengukur apa yang seharusnya diukur pada model yang disajikan Wijaya,2009. Validitas konvergen dapat dinilai dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diuji. Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa nilai nadir critical ratio untuk semua indikator yang ada lebih besar dari dua kali standar kesalahan standard error sehingga semua butir pada penelitian ini sahih terhadap setiap variabel penelitian. Tabel 4.12. Bobot Critical Ratio Estimate IS --- KIP ,954 P --- IS ,597 P --- KIP ,397 KIP1 --- KIP ,924 KIP2 --- KIP ,960 KIP3 --- KIP ,918 IS4 --- IS ,916 IS3 --- IS ,964 IS2 --- IS ,976 IS1 --- IS ,946 P3 --- P ,930 P2 --- P ,936 P1 --- P ,923 Sumber : output Amos V.21 Hasil uji kausalitas menunjukan bahwa semua variabel memiliki hubungan kausalitas seperti tampak pada table 4.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Hasil Uji Kausalitas Model Estimate S.E. C.R. P Label IS --- KIP 1,000 ,056 17,926 par_1 P --- IS ,615 ,132 4,668 par_9 P --- KIP ,429 ,136 3,161 ,002 par_10 KIP1 --- KIP 1,000 KIP2 --- KIP 1,074 ,057 18,768 par_2 KIP3 --- KIP 1,036 ,062 16,687 par_3 IS4 --- IS 1,027 ,057 17,873 par_4 IS3 --- IS 1,065 ,048 22,083 par_5 IS2 --- IS 1,055 ,048 21,796 par_6 IS1 --- IS 1,000 P3 --- P 1,000 P2 --- P ,998 ,047 21,163 par_7 P1 --- P ,980 ,057 17,233 par_8 Sumber : output Amos V.21 Hasil uji kausalitas probabilitas pada table 4.13 di atas dapat disajikan pada penjelasan berikut : 1. Terjadi hubungan kausalitas antara kebijakan insentif pajak KIP dengan investasi sosial IS. Nilai crtitical value sebesar 17,926 lebih besar dari dua kali nilai standar error dengan nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,001 yang ditunjukkan dengan tanda bintang yang berarti signifikan. 2. Terjadi hubungan kausalitas antara investasi sosial IS dengan produktivitas P. Nilai crtitical value sebesar 4,668 lebih besar dari dua kali nilai standar error dengan nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,001 yang ditunjukkan dengan tanda bintang yang berarti signifikan. 3. hubungan kausalitas antara kebijakan insentif pajak KIP dengan produktivitas P. Nilai crtitical value sebesar 3,161 lebih besar dari dua kali nilai standar error dengan nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,002 yang berarti signifikan. Universitas Sumatera Utara

4.1.6.7. Efek Langsung, Efek Tidak Langsung dan Efek Total

Besarnya pengaruh masing-masing variabel laten secara langsung standarized direct effect maupun secara tidak langsung standardized indirect effect serta pengaruh total standardized total effect dapat diperlihatkan pada tabel 4.14 dan tabel 4.15 berikut : Tabel 4.14. Standardized Direct Effects KIP IS P IS ,954 ,000 ,000 P ,966 ,597 ,000 P1 ,892 ,551 ,923 P2 ,905 ,559 ,936 P3 ,899 ,555 ,930 IS1 ,903 ,946 ,000 IS2 ,931 ,976 ,000 IS3 ,920 ,964 ,000 IS4 ,874 ,916 ,000 KIP3 ,918 ,000 ,000 KIP2 ,960 ,000 ,000 KIP1 ,924 ,000 ,000 Sumber : output Amos V.21 Hasil pengaruh langsung pada tabel 4.14 di atas dapat diberi penjelasan dan gambar pada gambar 4.8 dan gambar 4.9 sebagai berikut : a. Kebijakan insentif pajak berpengaruh secara langsung terhadap investasi sosial. b. Kebijakan insentif pajak berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8. Dirrect Effect Kebijakan insentif pajak output Amos V.21 Gambar 4.9. Dirrect Effect Investasi sosial output Amos V.21 Tabel 4.15 Standardized Indirect Effects KIP IS P IS ,000 ,000 ,000 P ,569 ,000 ,000 P1 ,892 ,551 ,000 P2 ,905 ,559 ,000 P3 ,899 ,555 ,000 IS1 ,903 ,000 ,000 IS2 ,931 ,000 ,000 IS3 ,920 ,000 ,000 IS4 ,874 ,000 ,000 KIP3 ,000 ,000 ,000 KIP2 ,000 ,000 ,000 KIP1 ,000 ,000 ,000 Sumber : output Amos V.21 Hasil pengaruh tidak langsung pada tabel 4.15 adalah kebijakan insentif pajak berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas, yang dapat dijelas dengan gambar 4.10 sebagai berikut : Kebijakan Insentif Pajak Invetasi Sosial Produktivitas 0,954 0,966 Invetasi Sosial Produktivitas 0,597 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Indirrect Effect Kebijakan insentif pajak output Amos V.21 Sementara secara keseluruhan, Standardized Total Effects dari penelitian ini dapat dijelaskan dengan tabel 4.15 sebagai berikut : Tabel 4.16. Standardized Total Effects KIP IS P IS ,954 ,000 ,000 P ,966 ,597 ,000 P1 ,892 ,551 ,923 P2 ,905 ,559 ,936 P3 ,899 ,555 ,930 IS1 ,903 ,946 ,000 IS2 ,931 ,976 ,000 IS3 ,920 ,964 ,000 IS4 ,874 ,916 ,000 KIP3 ,918 ,000 ,000 KIP2 ,960 ,000 ,000 KIP1 ,924 ,000 ,000 Sumber : output Amos V.21 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, seluruh Kebijakan insentif pajak eksegenous mempengaruhi Inventasi sosial dan produktivitas endogenous secara langsung. Hasil pengaruh total menunjukan bahwa yang kebijakan insentif pajak berpengaruh langsung terhadap produktivitas dengan niai total sebesar 0,966, sementara itu kebijakan insentif pajak juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap produktivitas, melalui investasi sosial pengaruh langsung kebijakan insentif pajak terhadap investasi sosial sebesar 0,954 dan pengaruh investasi sosial terhadap produktivitas sebesar 0,597. Kebijakan Insentif Pajak Produktivitas 0,569 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11. Total Effect Kebijakan insentif pajak output Amos V.21 4.1.6.8. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai probabilitas probability atau dengan melihat signifikansi dari keterkaitan masing-masing variabel penelitian. Adapun kiriterianya adalah jika P0.05 maka hubungan antar variabel adalah signifikan dan dapat dianalisis lebih lanjut, dan sebaliknya. Oleh karenanya, dengan melihat angka probabilitas p pada output Dari keseluruhan jalur menunjukkan nilai yang signifikan pada level 5 atau nilai standardize harus lebih besar dari 1.96. Jika menggunakan nilai perbandingan nilai t hitung dengan t tabel, berarti nilai t hitung di atas 1.96 atau 1.96 atau t hitung lebih besar dari t tabel. AMOS 20 dapat ditetapkan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut: Jika P 0.05 maka H0 diterima tidak signifikan Jika P 0.05 maka H0 ditolak siginifikan Santoso, 2007 Hipotesis dalam penelitian ini terbagi ke dalam 2 dua pengujian, yaitu: 1. Kebijakan insentif pajak memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas sektor industri pengolahan kelapa sawit di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Kebijakan Insentif Pajak Investasi Sosial Produktivitas 0,966 0,597 0,954 Universitas Sumatera Utara 2. Kebijakan insentif pajak mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas sektor industri pengolahan kelapa sawit melalui investasi sosial sektor di industri pengolahan kelapa sawit di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Berdasarkan hasil pengolahan data sebagaimana terdapat pada tabel 4.13 dapat diketahui : 1. Kebijakan insentif pajak berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produktivitas sektor industri pengolahan kelapa sawit di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana nilai estimate sebesar 0,429 dengan nilai C.R 3,161 dan probabilitas 0,002. 2. Kebijakan insentif pajak berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap investasi sosial sektor industri pengolahan kelapa sawit di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana nilai estimate sebesar 1,000 dengan nilai C.R 17,926 dan probabilitas dibawah 0,001 ditunjukkan dengan P = . Sementara itu investasi sosial sektor industri pengolahan kelapa sawit berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produktivitas sektor industri pengolahan kelapa sawit di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana nilai estimate sebesar 0,615 dengan nilai C.R 4,668 dan probabilitas dibawah 0,001 ditunjukkan dengan P = . Sehingga dapat dikatakan Kebijakan insentif pajak berpengaruh secara tidak langsung dan signifikan terhadap produktivitas sektor industri pengolahan kelapa sawit melalui investas sosial di wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

5 39 66

Penerapan Pengawasan Penagihan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

4 84 88

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 18

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Di Propinsi Sumatera Utara

0 1 64

Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Penerimaan Pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Di Propinsi Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Pengaruh Kebijakan Insentif Pajak Terhadap Produktivitas Industri Pengolahan Kelapa Sawit Di Wilayah Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Kebijakan Insentif Pajak Terhadap Produktivitas Industri Pengolahan Kelapa Sawit Di Wilayah Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

0 0 56

PENGARUH KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK TERHADAP PRODUKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI WILAYAH KERJA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SUMATERA UTARA I TESIS

0 0 16