1. Kebijakan Pajak
Tax Policies
Mansury 1999
menyatakan bahwa kebijakan pajak merupakan pengertian sempit dari kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal dalam arti luas adalah kebijakan untuk
mempengaruhi produksi masyarakat, kesempatan kerja dan inflasi dengan mempergunakan instrument pemungutan pajak dan pengeluaran belanja Negara,
sedangkan pengertian dari kebijakan fiskal dalam arti sempit adalah kebijakan yang berhubungan dengan penentuan siapa-siapa yang akan dikenakan pajak, apa
yang akan dijadikan dasar pengenaan pajak, bagaimana menghitung besarnya pajak yang harus dibayar dan bagaimana tatacara pembayaran pajak yang
terhutang. Menurut Sicat dalam Nirwono
1991 , kebijakan fiskal fiscal policy berkaitan
dengan pemanfaatan gabungan pengeluaran pemerintah, perpajakan dan utang pemerintah untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Kebijakan fiskal yang aktif
dirancang untuk membantu meredakan goncangan liar siklus dunia usaha business cycles agar perekonomian menjadi lebih stabil. Kebijakan fiskal juga
harus dirancang guna memantapkan pertumbuhan pendapatan dari waktu ke waktu, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan keadilan pembagian
pendapatan dan kekayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal merupakan salah satu
instrumen yang dimiliki pemerintah untuk menstabilkan perekonomian dengan menggunakan instrumen perpajakan dan pengeluaran pemerintah serta hutang
pemerintah dengan peraturan atau pengawasan pemerintah yang dapat mempengaruhi produksi masyarakat, kesempatan kerja, dan meratakan
pendapatan dan kekayaan.
Universitas Sumatera Utara
Telah disebutkan bahwa kebijakan pajak merupakan bagian dari kebijakan fiskal. Menurut Mansury
1999 tujuan kebijakan pajak sebagai berikut :
1. Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
2. Distribusi penghasilan yang lebih adil
3. Stabilitas
Dalam pembuatan kebijakan perpajakan, pemerintah harus memperhatikan terlebih dahulu mengenai dua fungsi utama dari perpajakan. Dua fungsi tersebut
adalah fungsi budgeter dan fungsi regulerend. Fungsi budgeter yaitu fungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat bagi kas negara untuk pembiayaan kegiatan
pemerintah, baik pembiayaan rutin maupun pembiayaan pembangunan, Sedangkan fungsi regulerend yaitu fungsi pajak yang memberikan wewenang
kepada pemerintah untuk mengatur, bila perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan swasta.
Salah satu bentuk dari fungsi regulerend sebagaimana telah disebutkan sebelumnya dipergunakan untuk mengatur kondisi perkonomian yang ada, salah
satunya mengatur mengenai investasi atau penanaman modal. Dalam hal ini apabila pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan investasi baik asing maupun
dalam negeri maka pemerintah dapat memberikan rangsangan-rangsangan investasi kepada pihak investor. Rangsangan tersebut dapat berupa pemberian
insentif usaha. Salah satu jenis insentif usaha yang dapat diberikan oleh pemerintah adalah melalui pemberian fasilitas pajak.
2. Undang-Undang Pajak