Dekripsi Lokasi Penelitian

A. Dekripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Sekolah Dasar Negeri 2 Cadassari Sekolah Dasar Negeri 2 Cadassari dengan NSS. 101022009002 beralamatkan di Jalan Terusan Simpang Desa Cadassari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat.

Sekolah tersebut berdiri pada tahun ajaran 1982/1983 dengan nama SD Negeri Cilangkap 02. Setelah adanya otonomi daerah, Desa Cilangkap berubah menjadi Desa Cadassari, dan SD Negeri Cilangkap 02 berganti nama menjadi SD Negeri 2 Cadassari. Secara geografis SD Negeri 2 Cadasari sangat strategis karena berada di tengah lingkungan padat penduduk.

2. Karakteristik Siswa Pembahasan mengenai gambaran umum karakteristik siswa kelas V SD Negeri 2 Cadassari, difokuskan pada empat instrument, yaitu: jumlah siswa berdasarkan jeis kelamin, prestasi akademik, komposisi siswa yang aktif dan komposisi tepat duduk. Alas an ditempatkannya keempat instrument tersebut, karena diperkirakan dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan prestasi anak dan aktivitas peserta didik di dalam kelas. Data di peroleh dari dokumen guru pada semester pertama tahun 2009/2010.

Tabel 4.1 Data Keadaan Siswa SD Negeri 2 Cadassari

Tahun 2009/2010

NO KELAS

LAKI-LAKI

PEREMPUAN JUMLAH

Jumlah siswa kelas V SD Negeri 2 Cadassari pada tabel di atas sebanyak

30 orang yang terdiri dari 17 laki-laki dan 13 perempuan. Dari data hasil ulangan semester 1 diperoleh nama-nama siswa peringkat tiga besar, yaitu: Muhamad Parhan Alawi, Iwan, dan Sihab Ali Patah. Sedangkan peserta didik yang menonjol di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu: Siti Hindun, Ending, Fahrul, dan Ina. Dan siswa yang kurang aktif yaitu: Cecep, Ma’mun, dan Mudripin.

3. Karakteristik Guru Keberadaan guru dalam proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting. Ia memegang posisi sentral sebagai pengendali kegiatan pembelajaran. Hal ini lebih terasa pada kelas-kelas rendah dimana tingkat kematangan peserta didik belum mencapai kondisi maksimal. Dalam pengelolaan kelas guru seyogyanya memiliki peran yang paling utama dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Hal ini berkenaan dengan kedudukan guru sebagai 3. Karakteristik Guru Keberadaan guru dalam proses pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting. Ia memegang posisi sentral sebagai pengendali kegiatan pembelajaran. Hal ini lebih terasa pada kelas-kelas rendah dimana tingkat kematangan peserta didik belum mencapai kondisi maksimal. Dalam pengelolaan kelas guru seyogyanya memiliki peran yang paling utama dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Hal ini berkenaan dengan kedudukan guru sebagai

Berikut data tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri 2 Cadassari:

Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

SD Negeri 2 Cadassari Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama

Jabatan

Pendidikan

1 H. Endis Bahrudin

Kepala Sekolah

SPG/1974

2 Zaenudin, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/1998

3 Deni Rudianto, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/1998

4 Yuyu Yudiawati, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2001

5 Lilis Sri M., A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2001

6 Elis Nuryati, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2000

7 Enik Rokayah, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2007

8 Zaenal Agus Salim, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2006

9 Aidah St. M., A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2007

10 Hamdanah, A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2005

11 Pipin Sri M., A.Ma.Pd.

Guru

D-2/2007

12 Deni Gunawan S. A., S.Pd.

Penjaga Sekolah

SMK/2001

4. Sumber Belajar Sumber belajar (learning resources) merupakan semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/metode/teknik: disikusi, seminar, Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3) bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5) pendekatan/metode/teknik: disikusi, seminar,

Sumber belajar yang dominan dipakai di sekolah ini adalah alam sekitar dan buku cetak yang terbit pada tahun 2004/2005. Untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah ini menggunakan sumber belajar buku Pengetahuan Sosial dari penerbit PT. Erlangga.

5. Sarana dan Prasarana SD Negeri 2 Cadassari memiliki sarana dan prasarana penunjang kegiatan

belajar yang memadai, diantaranya: luas tanah 378,3 m 2 , yang terdiri dari Lapangan Upacara, Bangunan 2 Unit dengan Ruang Kelas 6 Unit, dan Ruang

Kantor 1 Unit. Fasilitas belajar yang ada di SDN 2 Cadassari berupa bangunan sekolah yang terdiri dari dua unit bangunan permanen yang cukup baik, berada di tengah perumahan warga dan lingkungan yang cukup kondusif dengan udara yang cukup bersih karena tidak terlalu dekat dengan jalan raya namun terjangkau oleh kendaraan bermotor.

Kondisi fisik bangunan cukup baik dan layak dipergunakan oleh warga sekolah terutama siswa untuk belajar. Unit pertama terdiri dari tiga lokal digunakan oleh siswa / siswi kelas I, II dan III. Luas kelas masing-masing adalah

4 x 6 meter². Unit kedua terdiri dari tiga lokal digunakan oleh siswa / siswi kelas IV,V dan VI dengan luas kelas yang sama yaitu 4 x 6 meter². Selain itu terdapat 4 x 6 meter². Unit kedua terdiri dari tiga lokal digunakan oleh siswa / siswi kelas IV,V dan VI dengan luas kelas yang sama yaitu 4 x 6 meter². Selain itu terdapat

Dalam proses belajar mengajar, siswa/siswi SDN 2 Cadassari dibagi menjadi 6 rombongan belajar, yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Yang didukung dengan sarana kegiatan lainnya seperti perangkat belajar, mebeuler, perlengkapan olahraga, pramuka, serta perlengkapan dan perangkat kegiatan belajar lainnya.

Di setiap kelas tertata rapi meja dan kursi murid serta meja dan kursi guru, serta hiasan dengan aneka hasil kreasi siswa yang diletakkan di dinding dan didepan kelas. Selain itu, di depan kelas di lengkapi pula dengan pot bunga dengan berbagai jenis tanaman bunga.

6. Deskripsi Awal Pembelajaran Kegiatan awal penelitian yaitu melakukan observasi terhadap proses pembelajaran IPS di kelas V SDN 2 Cadassari yang menjadi objek penelitian. Dalam pelaksanaan observasi, observer mengamati, mencatat kemudian mendokumentasikan berbagai temuan dan informasi yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran pra-siklus.

Pada proses pembelajaran di kelas kegiatan yang dilakukan adalah guru melakukan absensi siswa yang dilanjutkan dengan melaksanakan apersepsi, yaitu kegiatan untuk melihat tingkat penguasaan materi. Lalu guru menyuruh peserta didik membuka buku IPS dan dilanjutkan dengan mencatat hal-hal yang penting dan mendeskripsikan.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi IPS dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan cara-cara untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi dan langkah-langkah penyelesaiannya. Setelah pembahasan berakhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Atas dasar itulah guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, soal yang telah disiapkan guru berupa LKS yang dibagikan kepada siswa secara kelompok. Sebagai tindak lanjut, guru menyuruh siswa belajar di rumah dengan membaca kembali materi yang telah disampaikan.

7. Analisis Refleksi dan Rencana Penerapan Metode Kerja Kelompok dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial

Dengan menggunakan gambaran yang telah diperoleh dari hasil observasi mengenai proses pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cadassari, penulis mengadakan analisis refleksi yang akan digunakan untuk mengambil langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan. Dari hasil observasi terlihat perincian waktu pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cadassari

No Jenis Kegiatan

Waktu

Presentase (%)

1. Kegiatan Awal

5 menit

2. Kegiatan Inti:

a. Menjelaskan

35 menit

b. Tanya Jawab

10 menit

c. Mencatat Materi

10 menit

3. Kegiatan Akhir/Penutup:

a. Menyimpulkan

5 menit

b. Evaluasi

10 menit

c. Tindak lanjut

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran 62,50% berpusat pada guru. Guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya 12,50%, itupun lebih banyak pasif. Sedangkan sisanya 25% merupakan kegiatan yang melibatkan guru dan siswa.

Dari kondisi proses pembelajaran IPS di atas, dirasakan kurang efektif karena siswa bersifat pasif akibat guru hanya menyampaikan materi melalui ceramah dan tanya jawab. Proses pembelajaran yang berlangsung kurang membawa keterlibatan siswa. Guru tanpak mendominasi, kurang memberikan kesempatan belajar secara aktif, padahal materi yang dibahas dapat diterapkan melalui metode kerja kelompok yang dapat meningkatkan aktifitas siswa.

Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPS, Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPS,

Karena hal tersebut diupayakan dapat menjadi solusi masalah di atas, peneliti merencanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan materi pelajaran yang mengacu pada tujuan yang ingin dicapai.