Klasifikasi Anak Tunagrahita
2.3.2 Klasifikasi Anak Tunagrahita
Ada berbagai cara pandang dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita. Pengklasifikasian atau pengelompokan ini memudahkan guru dalam penyusunan program layanan pendidikan atau pembelajaran yang akan diberikan secara tepat..
Menurut Mumpuniarti (2007:13-17) mengklasifikasikan tunagrahita dapat dilihat dari berbagai macam pandangan, yaitu: klasifikasi berpandangan medis, pendidikan, sosiologis, dan klasifikasi menurut Leo Kanner. Pengklasifikasian anak tunagrahita berpandangan pendidikan adalah mengklasifikasikan anak berdasarkan kemampuannya dalam mengikuti pendidikan atau bimbingan. Pengelompokan berdasarkan klasifikasi tersebut, adalah tunagrahita mampu didik, mampu latih, dan perlu rawat. Pengklasifikasian tersebut dapat dikaji sebagai berikut:
1) Mampu didik, IQ mereka berkisar 50/55 – 70/75.
2) Mampu latih, IQ berkisar 20/25 – 50/55.
3) Perlu rawat, IQ berkisar 0/5 – 20/25. Pengklasifikasian anak tunagrahita berdasarkan keperluan pembelajaran
menurut Apriyanto (2012:31-32) adalah sebagai berikut.
1) Educable , anak dalam kelompok ini memiliki kemampuan akademik pada kelas V SD.
2) Trainable , penyandang tunagrahita dalam kelompok ini masih mampu dalam mengurus dirinya sendiri dan mempertahankan diri.
3) Costodia , pembelajaran dapat diberikan secara terus menerus dan khusus. Seorang pendagog Efendi (2006:90-91) mengklasifikasikan tunagrahita berdasarkan penilaian program pendidikan yang disajikan pada anak yaitu diantaranya sebagai berikut.
1) Tunagrahita mampu didik ( debil ). Tidak mampu mengikuti program pendidikan pada sekolah regular, tapi masih dapat mengembangkan 1) Tunagrahita mampu didik ( debil ). Tidak mampu mengikuti program pendidikan pada sekolah regular, tapi masih dapat mengembangkan
2) Tunagrahita mampu latih ( imbecil ). Memiliki kecerdasan yang rendah, sehingga tidak dapat mengikuti program pembelajaran seperti pada tunagrahita mampu didik. Keterampilan anak tunagrahita mampu latih yang dapat diberdayakan, adalah (1) belajar mengurus diri sendiri misalnya makan, tidur dan mandi sendiri; (2) belajar menyesuaikan di lingkungan rumah atau sekitarnya; (3) mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, di bengkel kerja ( seltered workshop ), atau di lembaga khusus.
3) Tunagrahita perlu rawat ( idiot ). Tunagrahita dengan tingkat kecerdasan yang sebegitu rendahnya sehingga tidak dapat mengurus dirinya sendiri atau melakukan interaksi sosia. Tunagrahita dalam golongan ini adalah mereka yang membutuhkan bantuan orang lain dalam segala aktivitas hidupnya.
A child is an idiot is so intellectually that he does not learn to take care of his bodily need (Krik & Johnson dalam Efendi, 2006:90). Dapat dikatakan bahwa tunagrahita perlu rawat tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
bahwa sistem pengklasifikasian tunagrahita berpandangan pada sosiologis yaitu pengelompokan
Selanjutnya
Mumpuniarti
berpendapat berpendapat
2.3.2.1 Tunagrahita Ringan
Tunagrahita ringan disebut juga maron atau debil . Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet . Sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) Anak tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan intelektual/ IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana sampai tingkat tertentu. Biasanya hanya sampai pada kelas IV sekolah dasar (SD).
Anak terbelakang mental ringan dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, pada saatnya dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Anak terbelakang mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi-skilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan bimbingan dengan baik anak tunagrahita ringan dapat bekerja di pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan. Namun demikian anak terbelakang mental ringan tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independen, tidak bisa merencakan masa, bahkan suka berbuat kesalahan.
Pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak tunagrahita ringan dengan anak normal.
2.3.2.2 Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang disebut juga imbesil . Kelompok ini memiliki IQ 51-
36 menurut Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC). Anak terbelakang mental sedang bisa mencapai perkembangan MA sampai kurang lebih 7 tahun.23 Mereka dapat didik mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan dijalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya (Apriyanto,2012:32).
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis, membaca, dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis secara sosial, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dan lain- lain. Masih dapat dididik mengurus diri, seperti mandi, berpakaian, makan, minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, anak tunagrahita sedang membutuhkan pengawasan yang terus-menerus. Mereka juga masih dapat bekerja ditempat kerja terlindung (sheltered workshop).
2.3.2.3 Tunagrahita Berat
Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat. Tunagrahita berat (severe ) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC). Tunagrahita sangat berat ( profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler (WISC). Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun Kelompok anak tunagrahita berat sering disebut idiot. Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan sangat berat. Tunagrahita berat (severe ) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC). Tunagrahita sangat berat ( profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler (WISC). Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat dicapai kurang dari tiga tahun
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa tunagrahita dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya.