Peran Pemda dan SIGNAS

Peran Pemda dan SIGNAS

Perencanaan industri smelter bijih besi pada skala yang sesuai dengan kebutuhan industri hilirnya tidak terlepas dari cadangan/sumber daya dan harus dimulai dari data sumber daya/cadangan yang tersedia. Oleh karena itu, mengetahui cadangan/ sumber daya melalui kompilasi dan penelitian menjadi sangat penting sebelum skala industri smelter ditetapkan. Peran Badan Geologi sebagai institusi yang berkompeten menjadi sangat strategis karena dituntut merencanakan program jangka pendek, menengah dan panjang guna menyiapkan data sumber daya/cadangan. Hambatan utama yang dialami Badan Geologi sekarang ini, yaitu kurangnya tenaga ahli yang ada dikarenakan pensiun, perlu diatasi segera melalui rekrutmen tenaga ahli yang baru dan secara bersamaan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga riset terkait lainnya.

Oleh karena kualitas sumber daya/cadangan bijih besi mempengaruhi teknologi pengolahan smelter, maka hendaknya institusi terkait membuat road map teknologi smelter yang sesuai dengan tipe umum bijih besi yang tersedia di Indonesia. Dengan demikian dapat difokuskan arah penyelidikan pada tipe endapan besi yang dibutuhkan dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Peran pemda dalam penyampaian informasi sumber daya/cadangan pada IUP Bijih Besi yang ada melalui SIGNAS sangat membantu dalam menghimpun data neraca nasional agar lebih lengkap dan up to date. Oleh karena itu, koordinasi agar alur informasi ini berjalan dengan lancar menjadi urgen. n

Penulis adalah Koordinator Kelompok Penyelidikan Mineral Logam Pusat Sumber Daya Geologi-Badan Geologi

sebagai institusi yang berkompeten sangat dituntut dalam melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dengan menerapkan konsep-konsep geoscience, teknologi eksplorasi dan fasilitas laboratorium yang modern sangat membantu dalam mengarahkan penyelidikan.

Dengan mengacu kepada jumlah cadangan bijih besi primer yang ada, laju peningkatan kebutuhan besi baja nasional dan teknologi smelter yang sudah dibangun ataupun yang segera akan dibangun, road map pencarian/peningkatan sumber daya dapat disusun dengan skala prioritas jangka pendek menengah atau tiga tahun kedepan (2015-2018). Tiga tahun kedepan saat delapan smelter sudah terbangun dan siap beroperasi dan pada saat yang sama implementasi pelarangan ekspor bahan mentah mineral sudah sepenuhnya berjalan, maka akan diperlukan bahan baku bijih besi yang besar. Pada saat itu pemenuhan bahan baku dari produk smelter untuk pasokan industri hilir pertambangan di dalam negeri diharapkan sudah mulai berjalan.

Mengacu kepada hasil pembahasan FGD, peningkatan status sumber daya ataupun perluasan sumber daya bijih besi dan kajian kebutuhan sumber daya bijih besi untuk pasokan smelter dapat diprioritaskan untuk jangka pendek menengah di

Bijih Besi Magnetit di Daerah Tanah datar, Sumatra Barat.

Endapan Pasir Besi Daerah Cidaun, Pantai Selatan Jawa Barat.

Endapan Besi Laterit di Daerah Sintang, Kalimantan Barat.

Hamparan Pasir Besi di daerah Sangihe, Sulawesi Utara

Hamparan Pasir Besi di Pantai Selatan Ende, Flores, NTT

Langlang Bumi

Harmoni

Merapi

Oleh: T. Bachtiar

Gunung Merapi dan Candi Borobudur menjelang pagi dilihat dari Punthuk Setumbu. Foto: T. Bachtiar.

Gunung Merbabu dan Merapi dilihat dari Gunung Prau, Kompleks Dataran Tinggi Dieng. Foto: Rudi Hartono

ATAS Jalur terakhir pendakian: pasir dan batu-batu lepas. Foto: Deni Sugandi.

BAWAH Disarankan memakai helm dan masker. Foto: T. Bachtiar.

Angin dingin bertiup kencang di lembah yang memanjang, menimbulkan suara menyerupai riuhnya orang-orang sepulang belanja di pasar, dengan bebatuan besar kecil yang berserakan, seperti kios dan dagangan yang ditinggalkan. Itulah yang menjadikan tempat ini dinamai Pasarbubrah, seperti pasar yang baru bubaran.

ATAS Pasargubrah, tempat istirahat sebelum mendaki ke puncak. Foto: Deni Sugandi.

BAWAH Merayapi batu-batu lepas sebelum puncak. Foto: Deni Sugandi.