Gunung Pakuwaja

Gunung Pakuwaja

Lokasi ketiga adalah Gunung Pakuwaja berada di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar. Gunung berketinggian sekitar 2.413 meter bisa menjadi alternatif untuk menikmati panorama kemilau bumi, selain Bukit Sikunir dan Gunung Prau. Jarak tempuhnya pun sebentar, hanya sekitar 1,5 jam. Menurut sejarah, batu-batu andesit bahan pembangunan kompleks candi di Dieng berasal dari Pakuwaja.

Gunung Pakuwaja berada di selatan Bukit Sikunir atau sebelah tenggara Desa Dieng Kulon. Pendaki bisa memilih jalur Desa Sembungan yang agak terjal atau dari Dieng Plateu Theater yang landai, tapi agak memutar dan jauh. Kedua jalur ini harus melewati ladang kentang, bahkan hingga puncak Pakuwaja pun masih bisa dijumpai lahan perkebunan kentang. Selain itu, pendakian ini pun harus menghadapi

Berkemah di Gunung Prau

ilalang-ilalang setinggi dada, yang menjadi bukti

menanti mentari menghiasi untaian gunung.

bahwa Pakuwaja masih jarang didaki.

Foto: Atep Kurnia.

awan kelabu berubah jingga kemerahan. Pandangan dapat ditempuh sekitar 2 jam. Jalur ini relatif lebih pun kemudian akan dimanjakan oleh Gunung singkat namun kemiringannya sangat terjal. Jalur Sundoro yang berdiri kokoh dan anggun. Di kejauhan

kedua, dari Desa Dieng Kulon, yang kondisinya relatif

nampak menyembul Gunung Merbabu dan Gunung landai dan lebih jauh karena harus memutar. Namun, Merapi. Dari Bukit Sikunir juga kita bisa melihat bagi pendaki pemula jalur kedua inilah yang relatif indahnya Telaga Cebong di Desa Sembungan.

mudah didaki dan tidak berbahaya.

Gunung Prau

Pendakian dari jalur Dieng Kulon akan melalui

Lokasi kedua yang dapat dijadikan tempat Gemekan Area, Bukit Bucu, Plintangan, Tower Anjir, berburu kemilau bumi adalah Gunung Prau. Gunung padang rumput Telaga Wurung, dan puncak Prau berketinggian 2.565 meter ini bentuknya memanjang,

ditempuh dalam 3 jam. Lebih jelasnya, pendaki akan

sehingga secara administratif termasuk ke dalam melewati perkampungan dan undakan-undakan wilayah empat kabupaten, yaitu: Banjarnegara, anak tangga ke arah lahan kebun sayur. Setelah itu Wonosobo, Batang dan Kendal. Selain itu, gunung kita akan mulai melewati hutan pinus. Di sini ada ini bisa disebut sebagai puncak tertinggi di kawasan patok batas antara Wonosobo dan Kendal. Dieng dan merupakan gunung yang memiliki puncak

Setelah melalui punggungan pemisah air yang

terluas di Jawa Tengah.

menghubungkan bukit bertower dengan bukit di

Puncaknya menjadi spot sangat menarik sebelahnya, jalur ini akan memasuki padang sabana untuk menikmati panorama sunrise atau sunset. berhiaskan hamparan bunga daisy dan aster. Padang Tantangannya suhu di puncak Prau sangat dingin sabana yang dikenal sebagai Telaga Wurung ini yang dengan hembusan angin yang menerpa tubuh. Oleh menjadi lokasi favorit para pendaki untuk berkemah. karena itu, Gunung Prau termasuk salah satu gunung

Saat matahari terbit, pendaki dimanjakan

dengan suhu yang sangat dingin.

panorama indah. Gunung Slamet akan terlihat di

Keindahan untaian gunung dari Pakuwaja.

Dari Dieng, ada dua jalur pendakian menuju sebelah barat. Di sebelah timurnya, terlihat gunung-

Foto: Gunawan.

puncak Prau. Pertama, melalui Desa Patak Banteng gunung di Jawa Tengah, yaitu Gunung Sundoro, puncak Prau. Pertama, melalui Desa Patak Banteng gunung di Jawa Tengah, yaitu Gunung Sundoro,

Di balik berbagai potensi berlimpah di Dataran (Kabupaten Banjarnegara) dan Kecamatan Kejajar Tinggi Dieng, tetap saja membayang bencana geologi.

1 terletak di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Batur

(Kabupaten Wonosobo), meliputi areal seluas Karena kekhasan fenomena kegunungapiannya, 107.351,995 hektare. Adapun energi listrik yang unsur gas sangat dominan di dataran tinggi ini.

dihasilkan PLTP Geo Dipa Energi Dieng sebesar 60 Komposisi gas gunung apinya terdiri dari CO 2 ,H 2 S, MW yang setara dengan kebutuhan steam 400.000 SO 2 , HCl, H 2 ,N 2 , CO dan CH 4 . Di antara gas tersebut, kg/jam yang dipasok oleh 8 sumur produksi dari konsentrasi CO 2 lebih dominan, kemudian H 2 O dan kemampuan maksimum produksi steam sebesar diikuti gas-gas lain yang komposisinya bervariasi. 1.277 ton/jam atau setara dengan 103,11 MW.

Gas CO 2 merupakan salah satu gas yang mencapai Keberadaan PLTP tersebut bisa menjadi wahana permukaan lebih awal, karena daya larutnya rendah. berkembangnya wisata edukatif. Hal tersebut misalnya

Gas CO 2 ini juga sebagai gas yang paling beracun mengemuka saat Kelompok Sadar (Pokdarwis) yang sering muncul di Dataran Tinggi Dieng seperti

Wisata Dieng Pandawa bekerja sama dengan PT. contoh kasus peritiwa tahun 1979. Geo Dipa Dieng mengadakan pelatihan pemandu

Di wilayah Dieng bagian barat, yaitu di Kawah wisata bagi warga Desa Dieng Kulon, Pawuhan, Candradimuka, Sinila, Timbang, Sigludug, Sidongkal,

dan Karangtengah (Kabupaten Banjarnegara), Desa Wanapriya, Wanasida, konsentrasi CO 2 -nya tinggi. Di Sembungan dan Jojogan (Kabupaten Wonosobo), wilayah timurnya, gas CO 2 dengan konsentrasi tinggi dan Desa Rejosari (Kabupaten Batang). ditemukan di lokasi sumber gas, yaitu di Sikendang

Selain itu, panas bumi juga digunakan untuk dan Buntu, sedangkan di Pakuwaja, Sikidang, memenuhi kebutuhan hidup sebagian warga Pagerkandang, dan Siglagah konsentrasi CO 2 yang

Dieng. Misalnya di Dusun Bitingan, Desa Kepakisan, dijumpai relatif rendah.

Lapangan panas bumi Dieng. Foto: Priatna.

Kecamatan Batur, Banjarnegara memanfaatkan

Dominasi gas ini terlihat dari riwayat letusan panas bumi untuk keperluan rumah tangga. Mereka gunung api di Dieng, paling tidak telah terjadi 15

Di puncak gunung ini, pendaki akan mendapati tindak lanjut pemboran selanjutnya. Pada tahun kali kejadian. Letusan 1826 terjadi di Kawah Butak

menggunakan panas bumi sebagai sumber air panas

sebuah batu besar yang tegak. Batu tersebut diyakini 1964 hingga 1965 UNESCO mengidentifikasikan yang melenyapkan Desa Jampang dan menyebabkan

untuk keperluan mandi air hangat setiap waktu tanpa

memasak dengan kompor ataupun kayu bakar.

sebagai paku bumi Pulau Jawa, sehingga dengan dan menetapkan bahwa Dieng sebagai salah satu alasan itulah gunung ini dinamai Pakuwaja atau prospek panas bumi yang sangat bagus di Indonesia. pakunya Jawa. Batu ini diapit dua buah telaga yang Hal ini ditindaklanjuti oleh USGS, pada tahun 1970 kini sudah mengering.

USGS melakukan survei geosfisika dan tahun 1973 melakukan pengeboran 6 sumur dangkal.

Dari puncak Pakuwaja, para pendaki dapat bisa melihat bentang alam Dieng dengan sudut pandang

Pada tanggal 17 Agustus 1974 Dieng ditetapkan

agak berbeda. Telaga Warna, Kawah Sikidang, oleh Menteri Pertambangan dan Energi sebagai Kompleks Candi Dieng, akan tampak berbeda dilihat wilayah kerja VI panas bumi bagi Pertamina, meliputi dari Pakuwaja. Gunung-gunung pun mempunyai area seluas 107.361.995 hektare. Dari tahun 1985 sudut pandang lain bisa dilihat dari sini.

hingga 1991, program pembangkit tenaga panas

bumi berkekuatan (55 MW × 2) didirikan di Dataran Tinggi Dieng dengan menggunakan biaya dari ADB.

ASAP PUTIH MENGALUN

Penanda alam lain yang sangat khas di Dataran Tinggi Dieng adalah asap putih mengalun, yang

Pada tahun 1994, California Energy International

terlihat di mana-mana. Asap putih yang keluar (CEI) menandatangani kontrak pembangunan dari rekahan-rekahan di atas tanah itu merupakan pembangkit (4, 150 MW), dan No.1 (60 MW) telah manifestasi dari panas bumi.

selesai dibangun pada tahun 1998. Meskipun 45 sumur pemboran mengkonfirmasi adanya potensi

Di dalam perut bumi Dieng terdapat energi panas

panas bumi sebesar 350 MW, pembangunan

bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit No. 2, 3, dan 4 ditunda karena adanya energi unggulan masa depan. Namun, Dieng di sisi dampak krisis moneter di Asia. Kemudian, Mid- lainnya menyimpan ancaman. Lapangan fumarola American membeli CEI. Selanjutnya, PT. Geo Dipa yang mengeluarkan asap yang mengandung gas Energi, yang merupakan perusahaan joint venture beracun setiap saat dapat membahayakan masyarakat

antara PLN dan Pertamina, memperoleh kepemilikan

di dataran tinggi itu.

untuk mengusahakan panas bumi di Dataran Tinggi

Sejarah eksplorasi panas bumi di Dieng dimulai Dieng sejak Agustus 2001. oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1928.

PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki beberapa

Saat itu, Departemen Pertambangan mengebor lokasi, sehingga perusahaan ini tidak memiliki luas beberapa lubang sedalam 80 m, tetapi tidak ada area yang sesungguhnya, antara lokasi satu ke lokasi

Gas keluar dari Kawah Timbang. Foto: Azis.

Pengambilan percontoh gas di Kawah Sikidang. Foto: T. Bachtiar.

Kawah Sikidang ramai dikunjungi wisatawan. Foto: T. Bachtiar.

38 orang meninggal. Pada Oktober 1939, di dekat alam berikut fenomena kebumiannya, sehingga

fumarola. Pengukuran biasanya dilakukan pada HIDUP HARMONI DI BUMI DIENG

Desa Batur, terjadi letusan dan menelan korban 10 ekonomi pun tidak akan bergulir tanpa adanya

Dieng telah menghipnotis begitu banyak orang meninggal. Selanjutnya, pada 4 Desember sumber daya alam.

ketinggian 1 sampai 1,5 meter di atas permukaan

orang untuk datang dan kembali untuk datang 1944 terjadi letusan di Kawah Sileri yang memakan

tanah. Sensor gas yang dipilih tergantung kebutuhan

dan gas yang dominan keluar dari lubang fumarola lagi. Dua tempat, Bukit Sikunir dan Gunung Prau korban, tercatat sebanyak 59 orang meninggal, 38

Seperti gunung api lainnya di Indonesia, di

orang luka-luka, dan 55 orang hilang.

Gunung Dieng dilengkapi peralatan seismograf

tersebut. Untuk kasus di Dieng dipilih detektor gas

telah menjelma menjadi tempat yang digandrungi

CO, CO 2 ,H 2 S, dan SO 2 konsentrasinya dinyatakan para pecinta alam dan fotografer. Kedua lokasi itu Letusan pada 20 Februari 1979 merupakan keberadaan fumarola tersebar begitu luas di

dalam satuan part per million (ppm). Kedua, untuk juga sering dijadikan tempat untuk mengabadikan letusan yang paling banyak merenggut korban. beberapa tempat, maka pemantauan terhadap gas

sebagai pendeteksi kegempaan. Selain itu karena

mengetahui komposisi gas vulkanik dipilih tiga momen-momen penting sebagian cerita kehidupan

metode analisis yang digunakan. Pertama, metode Keluarnya gas dari Kawah Timbang dan rekahan di seseorang. Namun, bagi masyarakat Dieng atau Desa Kepucukan yang mengiringi letusan freatik

analisis spektrofotometri untuk menganalisis gas- periodik. Kawah Sikidang, Sibanteng, Sikendang, mereka yang mendekat ke Dieng, ancaman bahaya Kawah Sinila menyebabkan jatuhnya korban hingga dan Sileri merupakan kawah utama untuk terus

merupakan bagian yang penting dilakukan secara

gas terlarut HCl, HF, NH 3 , dan SO 2 . Kedua metode gas racun tetap saja membayang meski Dieng 149 orang. Korban-korban tersebut umumnya dipantau karena daerah tersebut sudah menjadi

analisis volumetri untuk menganalisis gas-gas terlarut

menjanjikan beribu pesona.

disebabkan oleh gas beracun yang dikeluarkan dari tempat wisata. Selain itu Kawah Timbang kendati

Kesadaran untuk hidup harmoni di Bumi Dieng rekahan tanah. Dampak lainnya, adalah matinya jauh dari penduduk namun kawah tersebut sering

CO 2 dan H 2 S, dan ketiga, menggunakan metode

analisis kromatografi gas untuk gas tidak terlarut, harus terus ditumbuhkan kepada seluruh masyarakat. tanaman dan gugurnya daun-daun tanaman yang mengeluarkan gas beracun.

yaitu H 2 , CO, O 2 +Ar, N 2 , CH 4 . Ketiga, pemasangan Memahami fenomena kebumian yang ada di tingginya mencapai 1,7 meter.

peralatan pengukur kandungan gas secara permanen

sekitar tempat hidupnya menjadi bagian aktivitas

dibangun di lapangan. Metoda pengiriman kesehariannya. Masyarakat harus bisa memilih Hal ini tentu memerlukan pemahaman terhadap mengetahui kadar gas yang keluar dari lubang

Tiga metoda yang telah dilakukan untuk

datanya menggunakan sistem telemetri dengan dan memanfaatkan sumber kekayaan alam sesuai fenomena kegunungapian di Dataran Tinggi Dieng fumarola, yakni: pengukuran langsung di lapangan,

memanfaatkan tenaga surya sebagai energi listrik. dengan batas kebutuhannya, serta mengutamakan yang berlangsung secara sinambung dimana pengambilan percontoh gas, dan pemasangan

Data berupa grafik dapat dibaca di layar monitor keseimbangan antara hidupnya dengan kehendak masyarakat berikut perekonomiannya dibatasi oleh sensor gas permanen di lokasi. Pertama, dengan

di Pos Pengamatan Gunung Dieng. Saat ini sudah alam. n

alam tempat hidupnya. Dengan kata lain, masyarakat

dipasang di dua lokasi, yaitu di Kawah Timbang dan Penulis adalah Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Laporan, Sekretariat Badan di sekitar Dieng tidak bisa hidup tanpa lingkungan diketahui konsentrasi gas yang keluar dari lubang

menggunakan alat portable multi-gas detector dapat

di Kawah Sileri.

Geologi, Wapimred Geomagz.

Profil