Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa

l. Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Berdasarkan APB Desa yang telah ditetapkan, dimulailah tahap Pelaksanaan. Kegiatan pokok pada tahap ini mencakup: penyusunan RAB, pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan selanjutnya pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hal yang juga sangat pentig untuk dipahami dengan tepat dan benar adalah tugas dan tanggungjawab masing-masing pelaku (Pengelola). Bab ini akan memaparkan secara rinci topik di atas.

Pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan APB Desa. Kegiatan pokok dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah menjadi dua: 1) Kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran uang, dan 2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan. Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa, adalah:

(1) Pelaksanaan pembangunan, yang didanai oleh APB Desa, dilakukan oleh Desa (Kepala Desa, Perangkat Desa dengan melibatkan Masyarakat Desa).

(2) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa (pasal 24 ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014).

(3) Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah (pasal 24 ayat 3 Permendagri 113 Tahun 2014).

(4) Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi peraturan desa(pasal 26 ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014). Pengecualian untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional kantor yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.

1. Tugas dan Tanggungjawab Pelaku

Tugas dan tanggung jawab pelaku dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dapat dilihat dalam tabel berikut:

204 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa

Unsur Pengelola Tugas dan Tanggungjawab

Kepala Seksi (Kasi)  Meyusun RAB - Rencana Anggaran Biaya.  Mengajukan SPP – surat permohonan pencairan  Memfasilitasi pengadaan Barang dan Jasa  Mengerjakan Buku Kas Pembantu Kegiatan

Sekretaris Desa

 Memverifikasi RAB  Memverifikasi persyaratan pengajuan SPP

Kepala Desa

 Mengesahkan RAB  Menyetujui SPP

Bendahara  Melakukan pembayaran/pengeluaran uang dari kas

Desa  Mencatat transaksi dan menyusun Buku Kas Umum  Mendokumentasikan bukti bukti pengeliaran

2. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan awal yang harus dilakukan pada tahap ini meliputi: 1) Penyusunan RAB. 2) Pengadaan Barang dan Jasa. 3) Pengajuan SPP. 4) Pembayaran, dan 5) Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan. Rangkaian kegiatan dimaksud, secara rinci diuraikan sebagai berikut:

Penyusunan RAB Sebelum menyusun RAB, harus dipastikan tersedia data tentang standard harga

barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Standard harga dimaksud diperoleh melalui survey harga di lokasi setempat (desa atau kecamatan setempat). Dalam hal atau kondisi tertentu, standar harga untuk barang dan jasa (tertentu) dapat menggunakan standar harga barang/jasa yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Adapun prosedur dan tatacara penyusunan RAB sebagai berikut:

Gambar Bagan

 Pelaksana Kegiatan (Kepala Seksi) menyiapkan RAB untuk semua rencana kegiatan.

 Sekretaris Desa memverifikasi RAB dimaksud. 

Kepala Seksi mengajukan RAB yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa.

 Kepala Desa menyetujui dan mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan (RAB) .

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 205

Contoh RAB

RENCANA ANGGARAN KEGIATAN DESA: MUTIARA KEC.: BATU MULIA TAHUN ANGGARAN 2015

1. Bidang : Pelaksanaan Pembangunan Desa

2. Kegiatan :

Jalan Lingkungan (Rabat Beton)

3. Waktu Pelaksanaan: Rincian Pendanaan

No

Harga

Jumlah Rp. .

Satuan Rp.

1. Belanja Barang dan Jasa

5.480.000 1.2 Upah Tukang

1.1 Upah Pekerja

2.250.000 1.3 Paku 5-10 cm

45 HOK

176.000 1.4 Minyak Bekesting

15.000 1.6 Mobil Pik Up

8.953.200 2. Belanja Modal

Sub Total 1)

2.1 Beton Readymix

68.800.000 2.2 Kayu Bekesting

86 M3

1.760.000 2.3 Pasir Urug

2 M3

2.706.000 2.4 Plastik cor

25 M3

1.514.000 2.5 Batu Scroup

1.430.000 2.6 Papan Proyek

11 M3

150.000 2.7 Prasasti Marmer

Sub Total 2)

Desa Mutiara, tanggal.........

Disetujui/Mensahkan

Kepala Desa Pelaksana Kegiatan

Pengadaan Barang/Jasa Berdasarkan RAB yang sudah disahkan Kepala Desa dan rencana teknis pengerjaan

kegiatan di lapangan, Kepala Seksi (Pelaksana Kegiatan) memproses/memfasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa guna menyediakan barang/jasa sesuai kebutuhan suatu kegiatan yang akan dikerjakan, baik yang dilakukan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga. Pengadaan barang dan jasa dimaksud bertujuan untuk dan menjamin:

206 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa

 Penggunaan anggaran secara efisien efisien 

Efektifitas pelaksanaan sebuah kegiatan 

Jaminan ketersediaan barang dan jasa yang sesuai (tepat jumlah, tepat waktu, dan sesuai spesifikasi)

 Transparansi dan akuntabilitas dalam penyediaan barang/jasa 

Peluang yang adil bagi seluruh masyarakat atau pengusaha terutama yang berada di desa setempat untuk berpartisipasi

Dengan demikian, pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, pemberdayaan masyarakat, gotong-royong, dan akuntabel serta sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa dapat berjalan sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan desa.

Prioritas bagi warga dan atau pengusaha desa setempat, serta barang dan jasa yang tersedia atau dapat disediakan di desa setempat, mengandung maksud untuk mendorong peningkatan kegiatan ekonomi lolal/desa. Dengan demikian, memberikan dampak yang nyata bagi perkembangan eknomi masyarakat desa. Namun, proses pengadaan itu harus tetap berdasar pada ketentuan dan mekanisme yang ditetapkan dalam peraturan.

Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa, sebagaimana diatur dalam PP No. 43 tahun 2014, diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, setiap Bupati/Wali Kota wajib menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota yang mengatur tatacara dan menggariskan ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa.

Salah satu peraturan tentang pengadaan barang dan jasa adalah Perka LKPP No.

13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tatacara Pengadaan Barang/Jasa di Desa. Dalam Perka dimaksud dinyatakan secara jelas bahwa pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APB Desa di luar ruang lingkup pengaturan pasal 2 Perpres 54 /2010 jo Perpres 70/2012. Menurut Perka LKPP tersebut, tata cara pengadaan barang/jasa oleh Pemerintah Desa yang sumber pembiayaannya dari APB Desa ditetapkan oleh kepala daerah dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan Kepala LKPP dan kondisi masyarakat setempat.

Berikut disajikan informasi tentang pokok-pokok pengaturan dalam Perka LKPP dimaksud:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 207

Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Selanjutnya, Kepala Seksi sebagai Koordinator Pelaksana Kegiatan mengajukan Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:

Gambar Bagan

 Berdasarkan RAB tersebut, Pelaksana Kegiatan membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa dilengkapi dengan Pernyataan Tanggung Jawab Belanja dan Bukti Transaksi. Ke

208 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa

 Sekretaris Desa melakukan verifikasi terhadap SPP beserta lampirannya. 

Kepala Seksi mengajukan dokumen SPP yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa

Kepala Desa menyetujui SPP dan untuk selanjutnya dilakukan pembayaran.

Pembayaran Prosedur dan tatacara pembayaran ditetapkan sebagai berikut: 

Kepala Seksi menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/disahkan Kepala Desa

 Bendahara melakukan pembayaran sesuai SPP 

Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi. De

Tentang Pajak

Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Pajak adalah perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara

langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

 Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak. Jadi wajib pajak terdiri dari dua golongan besar yaitu orang pribadi atau badan dan pemotong atau pemungut pajak.

 Pemotong pajak adalah istilah yang digunakan pemungut pajak penghasilan (PPh)

atas pengeluaran yang sudah jelas /pasti sebagai penghasilan oleh penerimanya. Misal pengeluaran untuk gaji, upah, honorarium (imbalan kerja atau jasa) sewa, bunga, dividen, royalti (imbalan penggunaan harta atas modal). Bendahara diwajibkan untuk memotong PPh atas pembayaran terhadap penerima. Jenis-jenis PPh, ada PPh perorangan (PPh 21) dan PPh badan (PPh 23).

 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan terhadap penyerahan barang kena pajak

(BKP) dan Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha. Prinsip dasar cara pemungutan PPN adalah penjual atau pengusaha kena pajak (PKP) memungut pajak dari si pembeli. Pembeli pada waktu menjual memungut PPN terhadap pembeli berikutnya. Penjual atau PKP wajib menerbitkan Faktur Pajak minimal dua rangkap. Lembar kedua untuk PKP penjual – namanya Pajak. Keluaran dan lembar pertama untuk PKP pembeli – namanya pajak masukan. Tarif PPN pada umumnya adalah 10% (sepuluh persen) dari harga jual selanjutnya yang harus dibayar oleh pembeli adalah 110% (seratus sepuluh persen).

 Setiap penerimaan dan pengeluaran pajak dicatat oleh Bendahara dalam buku

pembantu kas pajak.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 209

Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan Kepala Seksi/Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran

yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan Buku Kas Pembantu kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa. Buku Kas Pembantu Kegiatan ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

BUKU KAS PEMBANTU KEGIATAN DESA……………….. KECAMATAN…………………..

TAHUN ANGGARAN…………………………………….

Bidang : Kegiatan

Penerimaan (Rp.)

Pengeluaran(Rp.)

Jumlah Saldo No Tgl

Belanja Pengembalian Kas

Modal ke Bendahara (Rp.)

Jasa

Pindahan Jumlah dari halaman sebelumnya Jumlah Total Penerimaan

Total Pengeluaran Total Pengeluaran + Saldo Kas

Desa……………….. …….,Tanggal……

Pelaksana Kegiatan

3. Mewujudkan Asas PKD dalam Kegiatan Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan ini adalah tahap yang rawan tindakan dan/atau peristiwa yang potensial menghambat kelancaran pengerjaan kegiatan di lapangan, antara lain: konflik diantara pihak-pihak terkait, penyimpangan, penyelewengan, dan penyalahgunaan wewenang, karena pada tahap ini terjadi aliran uang yang nyata. Untuk menghindari semua itu, ketentuan dan azas-azas Pengelolaan Keuangan Desa harus diperhatikan dan diwujudkan secara sungguh-sungguh.

Asas Penerjemahannya dalam Pelaksanaan Yang dibutuhkan

Partisipasi  Mengutamaan sumber daya yang  Kasi terkait membentuk tim

penyusun RAB  Masyarakat terlibat dalam:

ada di desa

 Ada warga yang mengerti

1. Survey harga

tentang tatacara dan terampil

2. Menyusun RAB

menghitung RAB

3. Memfasilitasi proses pengadaan barang dan jasa.

Transparansi  Barang dan jasa yang dibutuhkan  Data harga dan spesifikasi

diumumkan secara terbuka

barang dan jasa yang umum

210 | Modul Pelatihan Penyegaran Pendampingan Desa

Asas Penerjemahannya dalam Pelaksanaan Yang dibutuhkan

 Standard harga hasil survey berlaku di desa setempat

 Warga yang memiliki  Spesifikasi barang dan jasa yang

diumumkan secara terbuka

pengetahuan tentang harga

dibutuhkan diumumkan secara

dan spesifikasi barang dan jasa

yang dibutuhkan  (Bila pengadaan melalui pelelangan)  Warga yang memiliki

terbuka

Penawaran dari pemenang lelang

kemampuan dan/atau usaha

penyediaan barang dan jasa  Mengumumkan renvana pengadaan barang dan jasa Akuntabel

diumumkan secara terbuka

 Kegiatan dilakukan sesuai  Mengumumkan,

ketentuan, prosesur, dan tatacara

menyosialisasikan kegiatan

yang akan dilaksanakan  Kegiatan dilakukan oleh pihak yang

yang telah ditetapkan

 Menyosialisasikan ketentuan

dan tatacara pelaksanaan  Setiap kegiatan didukung dan

berkompeten

kegiatan

dapat dibuktikan dengan dokumen

 Warga yang memiliki

keterampilan melakukan  Menyampaikan laporan

yang dipersyaratkan

pemantauan

perrtanggungjawaban penggunaan dana secara bertahap selama rentang waktu pengerjaan kegiatan

 Membuka ruang bagi masyarakat

untuk melakukan pemantauan

Tertib dan  Mencatat/membukukan setiap Disiplin

transaksi pada hari transaksi terjadi.

Anggaran  Data keuangan konsiten (tepat

jumlah dan tepat penggunaan)