Jenis Alat Musik Dan Cara Pembuatannya

B. Jenis Alat Musik Dan Cara Pembuatannya

Peralatan musik tradisional suku bangsa Ambon diperoleh dengan cara membuat sendiri dan dengan cara membeli. Dengan ke- mampuan dan rasa seni yang tinggi mereka mampu menciptakan Peralatan musik tradisional suku bangsa Ambon diperoleh dengan cara membuat sendiri dan dengan cara membeli. Dengan ke- mampuan dan rasa seni yang tinggi mereka mampu menciptakan

Alat-alat musik yang dibeli untuk memperkaya alat musik tradisional antara lain perangkat musik hawaian, totobuang, tambur, klarinet, terompet, simbal, organ dan lain sebagainya. Berbagai alat musik yang dibeli itu sebagian besar telah dianggap sebagi bagian dari musik tradisional orang Ambon. Berikut ini akan diuraikan ten- tang alat-alat musik tersebut serta cara pembuatannya.

Nama : Gong Totobuang Ukuran

: Tinggi 8 cm, diameter 22,5 cm Asal

: Dibeli Deskripsi

: Terbuat dari tembaga dan cara memainkannya adalah di- pukul dengan alat pukul

Gambar 29.

Gong Totobuang

Nama : Gong Sedang Ukuran

: Tinggi 6 cm, diameter 40 cm Asal

: Pembelian Deskripsi

: Terbuat dari tembaga cara memainkannya dipukul dengan alat pukul

Gambar 30.

Gong Sedang

Nama : Rebana Ukuran

: Tinggi 12 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Terbuat dari kayu dan genderangnya ditutup dengan kuli perut ikan pari, dianyam dengan tali senar (nilon). Rebana digunakan untuk dikolaborasikan dengan alat musik su- ling vertikal, gong dan tifa dalam irama musik sawat.

Kolaborasi Musik Rebana Dan Tifa

Nama : Suling Vertikal Ukuran

: Panjang 32 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Suling vertikal atau suling lintang adalah jenis suling bam- bu yang berfungsi untuk mengiring musik sawat. Pola rit- me suling sangat rumit. Melodi suling sawat sangat nya- ring.

Nama : Suling Bambu Ukuran

: Panjang 55 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Suling bambu bujur sangat terkenal di daerah Maluku de- ngan nama floit, yang dapat dimainkan lebih dari 30 (tiga puluh) orang dan dimainkan dalam bentuk akor suara 1, 2,

3, 4. Suling memiliki suara sopran, alto, tenor, dan bass. Je- nis bambu yang sangat baik untuk membuat suling adalah bambu tapir. Bambu berkulit tipis yang sudah tua dan hampir menguning dipotong dan dijemur di tempat yang sejuk sampai kering. Saat akan dibuat lubang bambu yang telah dipotong satu ruas harus diraut dengan api. Kemu- dian dengan besi bulat yang sudah dibakar sampai merah, suling diberi lubang sebanyak 7 (tujuh) buah. Enam buah untuk meletakan jari mencari nada dan satu buah untuk di- tiup. Jarak antara lubang dapat menentukan baik tidaknya bunyi suling. Pada ujung lubang tiup harus disumbat de- ngan sepotong gaba-gaba (dahan sagu). Digunakan untuk musik penyambutan tamu, pengiring orkes, resepsi, dan pengiring lagu gerejawi. Selain itu suling dapat dipadukan dengan alat musik tradisional lain maupun alat musik mo- dern.

Gambar 33.

Suling Bambu

Nama : Tifa Ukuran

: Panjang 31 cm, diameter 20 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Modelnya bulat pendek dengan anyaman ikatan tali rotan serta bidang pukul terbuat dari kulit kambing. Sejak da- hulu hingga kini berfungsi sebagai alat komunikasi, pe- ngiring tari-tarian, pertandingan perahu belang atau ar- umbai dan pengiring musik.

Gambar 34.

Tifa

Nama : Kulit Siput/Tahuri (Tritonis) Ukuran

: Panjang 47 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Jenis siput ini sangat baik k dibuatkan sebagai alat ti- up. Pada bagian tengah dilubangi sebagai tempat hembusan udara dengan bunyi monoton. Cara meni- upnya sama dengan meniup terompet. Alat musik ti- up Tahuri juga berfungsi sebagai alat komunikasi me- ngumpulkan masyarakat, tanda bahaya, orang meni- nggal, upacara adat, memanggil leluhur, memanggil angin saat berlayar. Tahuri juga memiliki nilai magis religius bagi orang Ambon.

Gambar 35.

Tahuri

Nama : Jukulele Ukuran

: Panjang 58 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Jukulele atau juk adalah alat musik yang terbuat dari ba- tok kelapa sebelah. Isinya dilepas kemudian dibuatkan tempat memasang grif serta dipasang 4 (empat) senar at- au tali nilon sebagai alat petik. Awalnya milik bangsa Portugis namun telah menjadi milik orang Ambon. Ber- fungsi sebagai pengiring musik hawaian. Modifikasi ju- kulele kayu ke batok kelapa merupakan kreasi masya- rakat setempat.

Gambar 36.

Jukulele

Nama : Rumba Ukuran

: Panjang 58 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Alat musik ritmis terdiri dari dua berbentuk bulat dan berisi butir-butir benda keras (pasir, bebatuan kecil). Ca- ra memainkannya digoyang-goyang oleh kedua tangan dan mengeluarkan suara gemercik sesuai irama. Berfu- ngsi sebagai pengiring musik hawaian, terbuat dari ba- tok kelapa di mana tempat pegangannya dari kayu.

Gambar 37.

Rumba

Nama : Hawaian Ukuran

: Panjang 92,5 cm, lebar 12,5 cm Asal

: Dibeli Deskripsi

: Hawaian terbuat dari kayu memilkiki 8 (delapan) dawai kawat dan memiliki nada tinggi 3, 1, 6, 5 (mi, do, la,sol) dan nada rendah 3, 1, 5, 1 (mi, do , sol, do). Dimainkan dengan dipetik melalui alat berupa kuku jari yang ter- buat dari kulit kerang atau plastik. Cara membunyikan dawainya ditekan dengan alat khusus yang terbuat dari plat besi atau kaca sebesar ibu jari. Gema suaranya khas panjang meliuk liuk, digunakan untuk musik hawaian, irama lautan teduh, dan irama musik lainnya. Walaupun musik ini diadopsi dari bangsa Eropa pada ke-16 namun telah menjadi bagian dari musik orang Ambon.

Gambar 38.

Hawaian

Nama : Kleper Ukuran

: Panjang 20 cm, lebar 5 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Bambu dengan ukuran yang telah ditentukan itu dibelah menjadi 2 (dua) belah di mana salah satu bagiannya dira- ut berbentuk bulat. Cara memainkannya diletakkan di antara jari-jari manis, tengah dan telunjuk kemudian dihentak-hentak sehingga menimbulkan irama tertentu. Kleper digunakan juga untuk mengiringi Tahuri.

Gambar 39.

Kleper

Nama : Toleng-Toleng Ukuran

: Panjang 60 cm, diameter 20 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Setelah bambu dibersihkan dan dikeringkan, maka ba- dan bambu diberi lubang sepanjang 3 cm dan pemu- kulnya adalah sepotong kayu (panjang 25 cm dan diame- ter 3 cm. Toleng-toleng dipegang dengan tangan kiri dan dipukul-pukul dengan kayu pemukul dengan tangan ka- nan.

Gambar 40.

Toleng-Toleng

Nama : Bambu Gesek Ukuran

: Panjang 60 cm, diameter 20 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Cara membuatnya sama seperti membuat toleng- toleng namun badan bambu itu disayat-sayat untuk digesek dengan sepotong alat gesek yaitu bambu yang dibelah. Bagian badan bambu diberi lubang ber- bentuk vertikal dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 1 cm. Badan bambu dipegang dengan tangan kiri ke- mudian alat penggesek di pegang pada tangan kanan kemudian mulai menggesek ke atas atau ke bawah te- pat di atas sayatan-sayatan badan bambu.

Gambar 41.

Bambu Gesek

Nama : Tifa Kecil Ukuran

: Panjang 60 cm, diameter 20 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Tifa kecil dipegang pada tangan kiri kemudian tangan kanan memukulnya dengan pemukul dari isi gaba- gaba (dahan pohon sagu yang dikeringkan yang kulit- nya telah dikupas) sambil jari-jari tangan turut memukul-mukul dinding kulit tifa tersebut. Tifa da- pat juga dipukul dengan tangan (tanpa alat). Bilamana tifa itu berukuran besar maka tifa diletakan di atas ta- nah kemudian menggunakan kedua tangan untuk me- mukulnya atau dengan memegang pemukul pada ke- dua tangan dan langsung memukulnya sehingga me- ngeluarkan nada-nada tertentu yang digunakan untuk mengiringi totobuang.

Gambar 42.

Tifa Kecil

Nama : Suling Bambu Ukuran

: Panjang 45 cm, diameter 2 cm Asal

: Dibuat Deskripsi

: Bambu yang telah dipotong diberi lubang sebanyak 7 (tujuh) buah dengan ketentuan 1 (satu) buah lubang di buat sebelah atas sedangkan 6 (enam) lubang lainnya un- tuk meletakan jari-jari tangan. Jarak satu lubang ke lu- bang yang lain kira-kira 1,5 cm. Untuk melubangi suling digunakan paku yang telah dipanaskan.

Gambar 43.

Suling Bambu

Nama : Bas Air Ukuran

: - Asal

: Dibuat Deskripsi

: Bas air terdiri dari dua potong ruas bambu. Ruas bambu sebelah luar bentuknya lebih besar dan lebih panjang dari ruas bambu bagian dalam yang bentuknya lebih ke- cil dan lebih pendek. Setelah ruas bambu kecil disarung- kan ke dalam ruas bambu besar maka tangan kiri lang- sung memegang ujung badan ruas bambu besar yang di- arahkan ke bawah atau lantai. Sedangkan tangan kanan memegang ruas bambu kecil yang dibawa ke mulut un- tuk ditiup sambil menggerak-gerakan ke alat tiup itu ke atas dan ke bawah sesuai nada yang diinginkan.

Gambar 44.

Bas Air

Nama : Biola Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Diletakkan di atas bahu muka sebelah kiri, yang disang- gah atau dijepit dengan wajah yang diarahkan ke bawah dagu. Tangan kanan memegang alat gesek sementara jari-jari tangan kiri berada di atas senar-senar biola ter- sebut. Ketika alat gesek diletakan di atas senar dan dige- rakkan ke atas dan ke bawah maka biola akan menge- luarkan nada yang kemudian disesuaikan dengan per- mainan jari-jari tangan sehingga mengeluarkan nada yang diinginkan.

Gambar 45.

Biola

Nama : Tambur dan Simbal Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Alat musik pukul sedangkan untuk memainkan simbal kedua piring simbal diadukan menjadi satu.

Gambar 46.

Tambur Dan Simbal

Nama : Klarinet Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Alat musik ini merupakan alat musik tiup modern.

Gambar 47.

Klarinet

Nama : Gitar Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Cara memainkannya senar gitar dipetik.

Gambar 48.

Gitar

Nama : Organ Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Nada di atas tuts disentuh dengan gerakan-gerakan ta- ngan yang membentuk kunci tangga nada sehingga me- nghasilkan bunyi yang diinginkan.

Gambar 49.

Organ

Nama : Totobuang dan Gong Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

: Totobuang dipukul dengan berdiri sesuai nada-nada tersedia melalui dua buah pemukul khusus. Untuk go- ng pemukul biasanya memegang pada tali gan-tungan yang tersedia di tangan kiri kemudian dengan alat pe- mukul khusus memukulnya sesuai irama. Totobuang dan gong adalah peralatan musik baru yang tidak di- buat tetapi dibeli langsung dari Pulau Jawa, hanya ru- mah atau kaki totobuang yang dibuat dari kayu dipe- san dari Negeri Amahusu.

Gambar 50.

Totobuang Dan Gong

Nama : Terompet Ukuran

: - Asal

: Dibeli Deskripsi

Cara memainkannya adalah ditiup.

Gambar 51.

Terompet