Pengaruh Musik Modern Dalam Musik Tradisional
B. Pengaruh Musik Modern Dalam Musik Tradisional
Kesenian dengan salah satu unsurnya yaitu seni musik sejak dahulu telah dikenal oleh orang-orang Ambon. Hal ini dapat dibuk- tikan dari adanya kapata dan lani (e) yang sering dibawakan dalam acara-acara ritual magis. Kapata yaitu nyanyian dengan bahasa lokal atau bahasa tanah. Disebut bahasa tanah oleh karena kapata itu me- rupakan nyanyian asli masyarakat setempat yang isinya mencerita- kan suatu peristiwa sejarah yang perlu diketahui oleh anak cucu yang pernah terjadi atas diri leluhur mereka. Adapun lani atau lane yaitu nyanyian yang mengisahkan peristiwa sedih biasanya tentang pengkhianatan yang merugikan banyak orang.
Kapata dan lani apabila didengungkan akan membawa sua- sana menjadi khidmat, sendu dan religius. Seperangkat alat musik seperti tifa, gong, tahuri akan mengiringi kapata atau lani yang di- Kapata dan lani apabila didengungkan akan membawa sua- sana menjadi khidmat, sendu dan religius. Seperangkat alat musik seperti tifa, gong, tahuri akan mengiringi kapata atau lani yang di-
Kapata dalam aspek musikologi adalah bentuk lagu dan nada yang terdiri dari lima buah nada yaitu dimulai dari nada (1) do sam- pai dengan (5) yaitu sol. Kapata adalah bentuk lagu dan tangga nada pentatonik. Tangga nada pentatonik adalah salah satu ciri dari nya- nyian rakyat di Maluku (Tamaela dalam Rumahuru, 2012:59). Kapata menggunakan tempo yang lambat dengan irama tifa sedangkan eks- presinya penuh perasaan bahkan sering kali yang membawakannya mengeluarkan air mata. Ritme yang digunakan adalah isoritme yaitu satu pola ritme pendek yang dimainkan berulang-ulang (Rumahuru Z, 2012:59).
Selain kapata dan lani, orang-orang Ambon juga senang de- ngan lagu-lagu bebas yang sifatnya gembira menggambarkan pujian terhadap alam dan kekayaannya sering dilagukan oleh seorang atau sekelompok pemuda ketika sedang beristirahat di kebun atau di tepi pantai. Sebagai pengiring lagu cukup digunakan tifa atau toleng- toleng yang sesungguhnya dimanfaatkan sebagai alat berkomunikasi di hutan atau di kebun sekaligus alat untuk mengusir burung-burung yang datang untuk mematok tanaman jagung. Jika berada di laut syair-syair lagu yang diperdengarkan ditingkahi dengan bunyi ketukan-ketukan panggayo yang diatur dengan ritme tertentu sede- mikian rupa sebagai pengiring lagu. Untuk sebuah acara gembira seperti pesta negeri atu, pesta keluarga maka tifa menjadi alat musik yang sangat digemari karena ketika dipukul akan mengeluarkan ir- ama gembira yang sangat kental di telinga setiap orang sehingga spo- ntan orang akan tergerak hatinya untuk menyaksikan acara itu. Seni musik orang-orang Ambon dengan seperangkat alat musik tradisio- nal seperti tifa, suling bambu dan tahuri (alat tiup dari kulit siput at- au kulit bia) kemudian mendapat pengaruh dari seni budaya pen- datang dari nusantara lainnya termasuk juga seni budaya Islam dan Eropa.
Ketika Belanda menanamkan kekuasaannya di Ambon mula- mula kehidupan sosial budaya rakyat terutama di bidang kesenian tidak banyak mengalami perubahan dan perkembangan. Kesenian asli penduduk di Pulau Ambon terutama di kampung-kampung te- Ketika Belanda menanamkan kekuasaannya di Ambon mula- mula kehidupan sosial budaya rakyat terutama di bidang kesenian tidak banyak mengalami perubahan dan perkembangan. Kesenian asli penduduk di Pulau Ambon terutama di kampung-kampung te-
Lagu-lagu asli yang mengandung nilai-nilai historis yang ber- sifat tradisional itu mulai dipengaruhi lagu-lagu yang mengandung perasaan gembira. Kapata yang melankolis mulai diimbangi dengan munculnya lagu-lagu bernada gembira maupun lagu-lagu bertema percintaan.
Dengan adanya kontak dengan dunia luar terutama dengan masyarakat Indonesia lainnya maka alat musik tradisional seperti su- ling bambu, tifa, tahuri diperkaya dengan gong dan totobuang, ma- upun dengan alat-alat musik dari Eropa seperti biola, triangle, har- monika, gitar, ukulele, sasando serta alat-alat tiup dari logam. Hal ini tidak mengherankan mengingat Portugis dan Belanda menetap di Maluku hampir dua abad lebih dan telah membawa perubahan sosial kultural baru termasuk dalam bidang seni musik, mulailah diperke- nalkan alat musik biola, gitar, triangle yang biasanya digunakan un- tuk mengiringi tari katereji.
Gambar 62.
Tari Katereji
Di kampung-kampung (Kristen) muncul orkes-orkes musik gesek dan suling bambu, bahkan Pemerintah Hindia Belanda telah mengembangkan orkes suling bambu menjadi orkes pengiring iba- dah di gereja-gereja. Selain orkes suling bambu di negeri-negeri mun- Di kampung-kampung (Kristen) muncul orkes-orkes musik gesek dan suling bambu, bahkan Pemerintah Hindia Belanda telah mengembangkan orkes suling bambu menjadi orkes pengiring iba- dah di gereja-gereja. Selain orkes suling bambu di negeri-negeri mun-
Pengaruh musik modern terhadap musik tradisional terasa sa- ngat kental dalam peribadatan (aliran agama Kristen). Jika di waktu dahulu ibadah gereja hanya diisi dengan paduan suara dan musik suling bambu kini sesuai dengan perkembangan maningkoor ber- kembang menjadi paduan-paduan suara. Di Hutumuri terdapat 5 (li- ma) kelompok paduan suara yang secara berganti-ganti mengisi ac- ara saat ibadah minggu atau saat dilaksanakan acara sipil pemerin- tahan. Paduan-paduan suara yang dahulunya menyanyi tanpa diiri- ngi dengan musik tetapi hanya dipimpin oleh seorang tukang palu ki- ni paduan suara telah diirigi dengan musik-musik modern seperti organ atau grup band yang dipimpin oleh seorang dirijen musik.
Gambar 63.
Paduan Suara Di Gereja
Demikian halnya dalam dunia hiburan lagu-lagu daerah yang dahulu hanya dibawakan oleh orkes suling bambu atau dengan sebu-
ah ukulele kini telah dikembangkan dalam sebuah orkestra sehingga lagu-lagu daerah itu menjadi lagu-lagu yang bernuansa pop dan mendapat tempat di hati generasi muda.
Gambar 64.
Orkestra Suling Bambu
Pengaruh musik modern bukan saja melanda orang-orang Ambon Kristen yang terwujud dengan diterimanya alat-alat dan ali- ran musik modern dalam peribadatan ternyata kondisi inipun dite- rima oleh orang-orang Ambon beragama Islam. Pengaruh musik da- ngdut, melayu atau irama padang pasir, ditandai dengan diterima- nya alat-alat musik modern seperti gambus, kecapi dan seperangkat alat musik modern lainnya. Pengaruh musik modern bukan saja ter- jadi pada musik tradisional tetapi juga melanda dalam dunia seni tari antara lain dengan munculnya tari-tarian ala Timur Tengah seperti tari zamra.
Pada akhirnya kita tiba pada suatu konstatir sementara bah- wa kesenian tradisional secara khusus musik tradisional sebagai wa- risan leluhur masa lampau yang masih tersisa dalam kehidupan mas- yarakat Ambon tetap mengalami perkembangan meskipun perkem- bangan itu berjalan tidak serentak dan juga tidak secara radikal. De- ngan demikian pengaruh musik modern terhadap musik tradisional dalam perkembangan musik suku bangsa Ambon diterima melalui jalur-jalur peribadatan, hiburan maupun melalui jalur seni tari.