Definisi Operasional

3.3.2 Definisi Operasional

a. Evaluasi Program Sekolah Secara garis besar, evaluasi program strategis dan pengembangan sekolah dapat dilakukan pengawas sekolah dengan melihat berbagai komponen berikut. (1) Penyusunan Rencana Operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan operasional yang memegang teguh prinsip- prinsip penyusunan rencana operasional yang baik. (2) Penyusunan Proposal melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan Rencana Kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip. (3) penyusunan proposal yang baik. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan atau Term of Reference (TOR) berlandaskan Renop, RAPBS, atau Proposal Pengembangan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan TOR yang memegang teguh prinsip-prinsip a. Evaluasi Program Sekolah Secara garis besar, evaluasi program strategis dan pengembangan sekolah dapat dilakukan pengawas sekolah dengan melihat berbagai komponen berikut. (1) Penyusunan Rencana Operasional (Renop) pengembangan sekolah berlandaskan kepada keseluruhan rencana strategis yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan perencanaan operasional yang memegang teguh prinsip- prinsip penyusunan rencana operasional yang baik. (2) Penyusunan Proposal melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan Rencana Kegiatan yang memegang teguh prinsip-prinsip. (3) penyusunan proposal yang baik. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan atau Term of Reference (TOR) berlandaskan Renop, RAPBS, atau Proposal Pengembangan yang telah disusun, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan TOR yang memegang teguh prinsip-prinsip

b. Evaluasi model CIPP Adapun model CIPP yang digunakan sebagai evaluasi program sekolah, antara lain: (1) Konteks adalah eksternalisasi yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan sehingga harus diinternalisasikan ke dalam penyelenggaraan sekolah. Dengan demikian, sekolah akan menjadi sekolah masyarakat. Konteks, meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah dan masyarakat, kebijakan pemerintah, landasan yuridis, tuntutan ekonomi, tuntutan globalisasi, tuntutan pengembangan diri, serta peluang tamatan untuk melanjutkan pendidikan ataupun untuk terjun masyarakat. (2) Input sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan, khusus proses pembelajaran. Input yang diolahadalah siswa dan input yang mengolah adalah visi, misi, tujuan sasaran, kurikulum, tenaga kependidikan, dana, sarana dan prasarana, regulasi sekolah, organisasi sekolah, adsministrasi sekolah, budaya sekolah, dan peran masyarakat dalam mendukung sekolah. (3) Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Proses meliputi manajemen, kepemimpinan, dan terutama proses belajar mengajar. Dalam pendidikan, proses adalah kejadian berubahnya siswa yang belum terdidik menjadi siswa terdidik. Mutu proses belajar mengajar sangat tergantung pada mutu interaksi antara guru dan siswa. Perilaku guru dikelas, misalnya kejelasan mengajar,

penggunaan variasi metode mengajar, penggunaan media pendidikan, keseriusan guru mengajar, cara guru bertanya, manajemen kelas, penggunaan waktu, kedisiplinan, rasa empati terhadap siswa, hubungan interpersonal, ekspektasi, keinovasian pengajaran, dan penggunaan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif. Di samping itu juga sangat tergantung pada mutu perilaku siswa di kelas, misalnya keseriusan belajar, perhatian terhadap pelajaran, keingintahuan, usaha, pertanyaan, dan kesiapan belajar. (4) Produk berupa output dan outcome. Output adalah hasil belajar yang mereflesikan seberapa efektif proses belajar berlangsung. Ini berarti bahwa hasil belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Prestasi belajar ditunjukkan oleh peningkatan kemampuan dasar dann kemampuan fungsional. Kemampuan dasar meliputi daya piker, daya kalbu, dan daya raga yang diperlukan oleh siswa untuk terjun dimasyarakat dan untuk mengembangkan dirinya. Daya piker deduktif, induktif, ilmiah, kreatif, eksploratif, diskoveri, nalar, lateral, konvergen, dan berfikir sistem. Daya kalbu terdiri atas daya spiritual, emosional, moral, rasa kasih sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran, kedisiplinan diri, harga diri, tanggung jawab, keberanian moral, kerajinan , komitmen, estetika, dan etika. Daya raga meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan keterampilan. Selanjutnya kemampuan fungsional adalah kemapuan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kemampuan mengelola sumberdaya, kemampuan kerjasama, kemampuan memanfaatkan informasi, kemampuan menggunakan sistem dalam kehidupan, kemampuan berwirausaha, kemampuan menjaga harmoni dengan lingkungan, kemampuan mengembangkan karir, dan kemampuan lainnya yang positif. Sedangkan Outcome adalah dampak jangka pan jang dari hasil belajar (output), baik dampakbagi individu maupun bagi masyarakat. Artinya, jika hasil belajar bagus, dampaknya juga akan bagus. Outcome memiliki dua sisi yaitu: (a) kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan kerja , dan (b) pengembangan diri selanjutnya.