BAHAN BANGUNAN UNTUK FINISHING

2.1.3. Granit

Jenis lantai ini merupakan bahan tambang yang langsung diambil dari alam. Marmer dan granit merupakan jenis batuan yang terbentuk dalam waktu ratusan tahun dan tidak dapat diperbaharui. Pengolahannya hanya memerlukan proses pemotongan dan penghalusan saja. Ketersediaannya di alam yang terbatas menyebabkan harganya sangat mahal di pasaran. Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak. Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai lainnya. Lantai granit pada prinsipnya hampir sama dengan marmer, hanya secara kasat mata warnanya lebih gelap. Ketersediaan jenis batuan ini di alam lebih langka menyebabkan harganya juga lebih mahal dari marmer.

2.1.4. Marmer

Marmer adalah sejenis batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.

2.1.5. Parquet

Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan estetika yang alami serta kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat. Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk semua elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan estetika yang alami serta kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat. Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah

- Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan Solid Parquet - Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer untuk mencapai tingkat

kestabilan yang sempurna dikenal dengan engineer parquet - Parket yang bahannya terbuat dari bubuk kayu ( MDF ) dan diberi lapisan bertekstur kayu pada permukaannya.

Gb. 3.2 Cont oh M odul Praquet

3.2. Dinding

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit- langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

Pada Bab 2 sudah di jelaskan bahan-bahan pembentuk dinding, dari bahan di atas ada yang bisa di ekspose dan ada juga yang membutuhkan finishing , berikut ini bahan-bahan finishing yang sering di gunakan.

2.2.1. Cat

Cat merupakan bahan finishing yang sering dipakai selain karena bahannya mudah didapatkan, dan mudah pengaplikasiannya, bisa di pakai untuk eksterior dan interior dan juga banyak pilihan warna , cat adalah bahan finishing akhir dari plester,aci. Banyak jenis dan merk cat yang di jual di pasaran.

Gb. 3.3 Cont oh Cat D inding I nt erior

Fot o oleh : htt ps:/ / sit es.google.com/ sit e/ merkcat tembokyangbagus/

Gb. 3.4 Cont oh Cat D inding Ekst erior Fot o oleh :

ht t ps:/ / sit es.google.com/ sit e/ merkcatt embokyangbagus/

2.2.2. Wall paper

Wallpaper adalah jenis bahan yang digunakan untuk menutupi dan menghias dinding bagian dalam rumah, kantor, dan bangunan lainnya, yang merupakan salah satu aspek dari dekorasi interior. WallPaper biasanya dijual dalam bentuk roll (gulungan ) dan dipasang ke dinding menggunakan lem khusus wallpaper.

Gb. 3.5 Cont oh M ot if Wall Paper Fot o oleh :

ht t p:/ / f ibrewall.wordpress.com/ 2013/ 09/ 11/ def inisi- wallpaper-dinding/

Wallpaper ada yang polos sebagai ‘kertas lapisan’ (sehingga dapat dilukis), ada juga yang bertekstur (seperti anaglypta), dengan desain pola yang berulang secara teratur, atau yang sekarang mulai jarang yaitu Wallpaper yang di-set hanya satu lembar (tetapi seluas dinding). Teknik yang digunakan dalam mencetak Wallpaper antara lain yaitu pencetakan permukaan, cetak gravure, sutra sablon, percetakan rotary, dan digital printing. Wallpaper dibuat dalam gulungan panjang yang digantung secara vertikal pada dinding. Wallpaper bermotif dirancang sehingga pola “Berulang kembali” dan potongan dipotong dari gulungan yang sama dapat ditempel di samping pola lainnya sehingga kita dapat melanjutkan pola tersebut.

Gb. 3.6 Cont oh Pemasangan Wall Paper

Fot o oleh : htt p:/ / f ibrewall.wordpress.com/ 2013/ 09/ 11/ def inisi-wallpaper-dinding/ Wallpaper biasanya berbahan dasar kertas dan dilapisi oleh vinyl. Wallpaper yang

masuk ke Indonesia biasa masuk dari Korea, Belgia (Belgium) dan Italia (Italy).

Gb. 3.7Cont oh Wall Paper Yang belum Terpasang

Fot o oleh : htt p:/ / f ibrewall.wordpress.com/ 2013/ 09/ 11/ def inisi-wallpaper-dinding/

2.2.3. Batu alam

Batu alam, adalah batuan tang di ambil dari alam dan di proses sehingga bisa membentuk modul-modul yang bisa di tempel atau di aplikasikan pada dinding, banyak jenis bantuan alam yang bisa di gunakan untuk pelapis bahan finishing dinding. Kelebihan menggunakan batu alam untuk pelapis dinding adalah : - Memberi kesan natural - Mudah dibersihkan - Tahan terhadap cuaca - Warna tidak berubah

3.3. Atap

Atap adalah bagian paling atas dari suatu bangunan, atap berfungsi melindungi bangunan dari cuaca, karena atap yang berhubungan langsung dengan cuaca, maka atap haruslah terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca, berikut ini macam- macam bahan penutup atap

2.3.1. Genteng

Genteng terbuat dari tanah liat yang di bakar, dan ada pula yang dilapisi glausur atau lapisan seperti keramik sehingga nampak berkilap, berfungsi pula untuk memantulkan panas, dan bahan genteng yang terbuat dari tanah dipercaya mampu menyerap panas dari sinar matahari, jadi didalam ruangan tidak terasa panas.

2.3.2. Sirap

Atap sirap adalah atap yang berbahan kayu besi (atau disebut juga kayu ulin). Kayu ini sangat kuat dan awet sampai puluhan tahun. Kesan alami bangunan dapat ditampilkan dengan menggunakan bahan atap sirap ini. Di Indonesia kayu ini banyak ditemukan di Kalimantan. Atap sirap banyak dipasang untuk gazebo, villa, rumah tinggal, resort, hotel, restoran, dan gedung instansi pemerintah maupun swasta.

Untuk menggunakannya sebagai bahan atap, kayu besi dipotong-potong tipis (sekitar

45 mm). Kemudian kayu tersebut dipasang dengan cara seperti memasang genteng 45 mm). Kemudian kayu tersebut dipasang dengan cara seperti memasang genteng

Berikut ini beberapa detail tentang pemasangan atap sirap.

1. Untuk menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah-bilah kayu besi bahan atap sirap dipotong agar rapid an benar-benar presisi.

2. Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya harus benar-benar rapi dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak memakai plafon, sirap pada lapisan paling bawah biasanya terlihat.

3. Seperti yang telah disebutkan, bilah-bilah kayu sirap dipasang seperti memasang genteng. Agar tidak melorot, bilah-bilah ini perlu dipaku. Karena jumlah bilah ini mencapai angka ribuan, gunakanlah pistol paku untuk memasang paku. Pistol paku bekerja menembakkan paku dengan tenaga angin dari kompresor, sehingga pekerjaan jadi lebih cepat. Sebisa mungkin proses ini juga dikerjakan secara bersamaan oleh sejumlah tukang.

4. Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4 lapis. Secara berurutan dari lapisan paling bawah, atap sirap yang dipasang yaitu layer 1, tripleks, aluminium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan sirap layer 4

Gb. 3.8 At ap sirap Fot o oleh : direkt orimat erial.blogspot .com

2.3.3. Asbes dan seng

Atap asbes meiliki bentuk gelombang besar atau gelombang kecil karena bentuk nya yang lembaran besar membuat atap seng/asbes memiliki beberapa keuntungan  Pemasangan tidak membutuhkan usuk dan reng  Pemasangan lebih cepat  Sudut atap bisa kecil (minimal 15°) Atap seng/asbes juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut  Jika terjadi kerusakan, harus mengganti lembaran besar  Bahan tidak menyerap panas  Tidak meredam bunyi-bunyian dari hujan

2.3.4. Galvalume

Atap galvalume memiliki sifat hampir sama seperti asbes / seng, yang membedakannya dalah bentuk gelombang atap galvalume yang bersudut (tidak lengkung) dan bahan dasarnya metal galvalume yang lebih anti karat dan anti pecah, tapi tidak dapat menyerap panas dan meredam bunyi-bunyian.