BAHAN BANGUNAN UNTUK BANGUNAN TROPIS / LEMBAB

BAB 4 BAHAN BANGUNAN UNTUK BANGUNAN TROPIS / LEMBAB

4.1. Definisi Iklim Tropis

Iklim tropis adalah iklim yang memiliki urah hujan dan kelembapan yang tinggi, suhu hariannya berada antara 27°C - 36°C , dan angin yang sedikit, selain itu radiasi matahari berada di takaran yang sedang sampai kuat, sehingga menyebabkan pertukaran panas yang kecil.

Ciri-ciri iklim tropis

a) Curah hujan tinggi

b) Kelembaban tinggi

c) Temperatur hampir selalu tinggi, selalu tambah besar

d) Angin sedikit

e) Radiasi matahari sedang sampai kuat

f) Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap

4.2. Arsitektur tropis

Indonesia merupakan negara yang terletak di 95° BT - 141°BT garis khatulistiwa, menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga indonesia hanya memiliki 2 musim, musim hujan dan musim panas, cuaca tersebut mempengaruhi gaya hidup sehari- hari masyarakat indonesia, termasuk dalam mendesain tempat tinggal mereka, dengan penyesuaian dari waktu-kewaktu membuat penduduk indonesia sadar bahwa penerapan arsitektur tropis lah yang paling tepat di terapkan pada rumah mereka.

Ciri-ciri arsitektur tropis

 Atap yang sebagian besar berbentuk runcing ke atas, dengan sudut

kemiringan atap 30° - 45°. Bertujuan agar memiliki ruang isolasi panas, dan dengan kemiringan membuat air hujan mudah mengalir.

 Memiliki tritisan yang lebar, bertujuan untuk menghindari tempias dari air hujan, dan masuknya cahaya yang berlebihan.  Memiliki banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau pintu, untuk sirkulasi udara.  Banyak menggunakan material - material dengan konsep alami, agar memberikan kesan sejuk

 Dinding, dan lantai biasanya menggunakan warna alam  Tumbuh-tumbuhan, air, dll sedemikian mungkin di desain sesuai tapak,

sehingga membuat sirkulasi udara dari luar ke dalam bangunan.  Ukuran dan tata ruang bangunan di sesuaikan dengan kebutuhan  Memaksimalkan sumberdaya alam untuk pencahayaan, dan penghawaan

Strategi utama untuk bangunan

a) Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan luevers dan sun shadding (pembayang sinar matahari).

b) Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan- bahan bersel dan berpori atau berongga).

c) Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara

d) Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.

e) Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan megurani penerapan kelembaban dan penguapan.

f) Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.

Perilaku iklim tropis basah dan bentuk bangunan

a) Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam

b) Kelembaban tinggi, diatasi dengan: (1) Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan.

(2) Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal

digunakan pada siang hari.

c) Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shadding. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasiats panasnya kecil.

d) Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.

4.3. Bahan bangunan untuk iklim tropis atau lembab

Bahan bangunan yang di gunakan harus memenuhi syarat seperti diatas dan bahan bangunan yang digunakan harus awet, tahan terhadap cuaca, isolasi terhadap panas juga ramah lingkungan, sebenarnya bahan bangunan untuk arsitektur tropis adalah, bahan-bahan bangunan yang sering kita jumpai di sekitar kita, jaman dahulu masyarakat indonesia mengambil material untuk bangunan langsung dari alam, tanpa pengolahan, hanya menggunakan metode perakitan, seperti contoh atap daun rumbia atau daun kelapa yang dahulu kala sering dipakai pada rumah-rumah masyarakat indonesia, tapi sekarang pun masih juga sering di pakai untuk atap gazebo, atau pendopo, atau untuk gubug-gubug di sawah.

Gb. 4.1 At ap D aun Kelapa yang di gunakan untuk gazebo di pant ai Fot o oleh : D okument asi Arsit ek Sore U npad 2013 – Gunung Kidul Jogja 2013

Semakin berkembangnya jaman, bertambah pula material- material yang bisa di gunanakn untuk bangunan tropis seperti bata merah, kayu, genteng keramik / plentong, dll. karena Indonesia berada di iklim tropis, hanya perlu memperhatikan jenis atau model yang sebaiknya kita pilih.

Karena di iklim tropis curah hujannya sangat tinggi maka sebaiknya memperhatikan hal tersebut dalam memilih bahan bangunan, seperti pemilihan paving untuk halaman rumah sebaiknya tang memiliki lubang untuk resapan air dan bisa di tumbuhi rumput

Gb. 4.2 Cont oh Paving

Temperatur yang sangat tinggi di iklim tropis membuat ruangan akan terasa panas dalam hal ini penataan lahan dan sirkulasi udara perlu di perhatikan, di usahakan sebisa mungkin 60% adalah ruang terbuka hijau, itu bertujuan untuk mendukung kenyamanan di dalam bangunan, dan untuk itu sirkulasi udara pada bangunan penting untuk di perhatikan, memperbanyak bukaan bisa menjadi solusi untuk aliran udara, selain itu juga bisa meggunakan daun pintu/jendela berbentuk krepyak.

Gb. 4.3 Cont oh Jendela Krepyak

Fot o oleh : htt p/ / www.cozyhomeideas.blogspot .com

Untuk bahan bangunan di iklim tropis bukan hanya material-material konvensional saja yang bisa di gunakan, tapi material-material baru juga bisa dipakai seperti hal nya baja ringan,bata ringan, dsb juga bisa dipakai untuk menunjang terbangunnya bangunan dengan konsep arsitektur tropis.

4.4. Dampak Lingkungan Penerapan Arsitektur Tropis

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Karena konsepnya yang menyatu dengan alam, dan memanfaatkan energi alam, maka konsep ini sangat baik diterapkan di negara indonesia, dan akan menimbulkan Karena konsepnya yang menyatu dengan alam, dan memanfaatkan energi alam, maka konsep ini sangat baik diterapkan di negara indonesia, dan akan menimbulkan

 Terciptanya kenyamanan dalam hunian. Karena sirkulasi udara tercukupi, membuat hawa dalam ruangan menjadi nyaman  Penghematan Energi, karena untuk penerangan dan penghawaan memanfaatkan sumber energi alam. Dampak Jangka Panjang

Dampak yang akan di nikmati beberapa tahun kemudian, jika arsitektur tropis diterapkan adalah :

 Terjaga nya kelestarian alam, karena konsep arsitektur tropis menyatu dengan

alam, bukan merusak alam  Akan semakin berkembangnya konsep arsitektur tropis jika banyak peminatnya.