Integrasi Fuzzy Analytical Network Process (FANP) Dengan Pendekatan Chang dan Metode Copras G untuk Menentukan Prioritas Pemasok Di PT. Budi Raya Perkasa
Pengumpulan Data Fuzzy ANP (Analytical Network Process) 1. Subkriteria Kesesuaian Spesifikasi (K-1)
Tabel Matriks Banding Berpasangan Terhadap Kesesuaian Spesifikasi (K-1) oleh Cluster Pelayanan
RESPONDEN 1
K-1 P-3 P-5
P-3 1 1 1 3 5 7
P-5 1/7 1/5 1/3 1 1 1
RESPONDEN 2
K-1 P-3 P-5
P-3 1 1 1 1/5 1/3 1
P-5 1 3 5 1 1 1
RESPONDEN 3
K-1 P-3 P-5
P-3 1 1 1 3 5 7
P-5 1/7 1/5 1/3 1 1 1
RESPONDEN 4
K-1 P-3 P-5
P-3 1 1 1 1 3 5
P-5 1/5 1/3 1 1 1 1
RESPONDEN 5
K-1 P-3 P-5
P-3 1 1 1 1 1 1
P-5 1 1 1 1 1 1
CR = 0 Tabel Matriks Banding Berpasangan Terhadap Kesesuaian Spesifikasi (K-1)
oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan RESPONDEN 1
K-1 FK-1 FK-2 FK-3 FK-4
FK-1 1 1 1 3 5 7 1 1 1 5 7 9 FK-2 1/7 1/5 1/3 1 1 1 1/7 1/5 1/3 1 3 5 FK-3 1 1 1 3 5 7 1 1 1 5 7 9 FK-4 1/9 1/7 1/5 1/5 1/3 1 1/9 1/7 1/5 1 1 1
(2)
Tabel Matriks Banding Berpasangan Terhadap Kesesuaian Spesifikasi (K-1) oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan (Lanjutan)
RESPONDEN 2
K-1 FK-1 FK-2 FK-3 FK-4
FK-1 1 1 1 1/7 1/5 1/3 1 3 5 1 3 5 FK-2 3 5 7 1 1 1 5 7 9 5 7 9 FK-3 1/5 1/3 1 1/9 1/7 1/5 1 1 1 1 1 1 FK-4 1/5 1/3 1 1/9 1/7 1/5 1 1 1 1 1 1
RESPONDEN 3
K-1 FK-1 FK-2 FK-3 FK-4
FK-1 1 1 1 1/5 1/3 1 3 5 7 3 5 7 FK-2 1 3 5 1 1 1 1 1 1 1 3 5 FK-3 1/7 1/5 1/3 1 1 1 1 1 1 3 5 7 FK-4 1/7 1/5 1/3 1/5 1/3 1 1/7 1/5 1/3 1 1 1
RESPONDEN 4
K-1 FK-1 FK-2 FK-3 FK-4
FK-1 1 1 1 1 3 5 1 1 1 5 7 9 FK-2 1/5 1/3 1 1 1 1 1/7 1/5 1/3 1/9 1/7 1/5 FK-3 1 1 1 3 5 7 1 1 1 3 5 7 FK-4 1/9 1/7 1/5 5 7 9 1/7 1/5 1/3 1 1 1
RESPONDEN 5
K-1 FK-1 FK-2 FK-3 FK-4
FK-1 1 1 1 1/9 1/7 1/5 1/7 1/5 1/3 3 5 7 FK-2 5 7 9 1 1 1 7 9 9 1 3 5 FK-3 3 5 7 1/9 1/9 1/7 1 1 1 1 1 1 FK-4 1/7 1/5 1/3 1/5 1/3 1 1 1 1 1 1 1
CR = 0,0606 2. Subkriteria Persentase penolakan barang masuk (K-2)
Tabel Matriks Banding Berpasangan Terhadap Persentase Penolakan Barang Masuk (K-2) oleh Cluster Kualitas
RESPONDEN 1
K-2 K-1 K-3 K-4
K-1 1 1 1 1 1 1 7 9 9
K-3 1 1 1 1 1 1 3 5 7
(3)
Tabel Matriks Banding Berpasangan Terhadap Persentase Penolakan Barang Masuk (K-2) oleh Cluster Kualitas (Lanjutan)
RESPONDEN 2
K-2 K-1 K-3 K-4
K-1 1 1 1 1/5 1/3 1 1 3 5
K-3 1 3 5 1 1 1 1 3 5
K-4 1/5 1/3 1 1/5 1/3 1 1 1 1
RESPONDEN 3
K-2 K-1 K-3 K-4
K-1 1 1 1 1/7 1/5 1/3 1 3 5
K-3 3 5 7 1 1 1 1 3 5
K-4 1/5 1/3 1 1/5 1/3 1 1 1 1
RESPONDEN 4
K-2 K-1 K-3 K-4
K-1 1 1 1 5 7 9 5 7 9
K-3 1/9 1/7 1/5 1 1 1 5 7 9
K-4 1/9 1/7 1/5 1/9 1/7 1/5 1 1 1
RESPONDEN 5
K-2 K-1 K-3 K-4
K-1 1 1 1 7 9 9 1/7 1/5 1/3
K-3 1/9 1/9 1/7 1 1 1 1/7 1/5 1/3
K-4 3 5 7 3 5 7 1 1 1
CR = 0,0028 Tabel. Matriks Banding Berpasangan Terhadap Persentase Penolakan
Barang Masuk (K-2) oleh Cluster Keandalan Pengiriman RESPONDEN 1
K-2 KP-1 KP-2
KP-1 1 1 1 1/5 1/3 1
KP-2 1 3 5 1 1 1
RESPONDEN 2
K-2 KP-1 KP-2
KP-1 1 1 1 1 3 5
(4)
NOTULENSI
“PEMILIHAN KRITERIA PENILAIAN KINERJA SUPPLIER”
1 Kualitas Setuju Tidak Setuju
2 Harga Setuju Tidak Setuju
3 Keandalan pengiriman Setuju Tidak Setuju
4 Pelayanan Setuju Tidak Setuju
5 Kapasitas Setuju Tidak Setuju
6 Fleksibilitas dan Ketanggapan Setuju Tidak Setuju
7 Faktor Manusia Setuju Tidak Setuju
8 Teknologi Setuju Tidak Setuju
9 Inovasi Setuju Tidak Setuju
Bila ada kriteria lain, mohon ditambahkan:
o ………... o ………... o ………...
(5)
NOTULENSI
“PEMILIHAN SUBKRITERIA PENILAIAN KINERJA SUPPLIER”
1. Apakah Anda setuju/tidak setuju kriteria berikut untuk dijadikan kriteria penilaian kinerja
supplier ditinjau dari kluster Kualitas Bahan Baku?
o Kesesuaian terhadap spesifikasi yang
dikehendaki
Setuju Tidak Setuju
o Persentase penolakan barang masuk Setuju Tidak Setuju
o Kondisi permesinan Setuju Tidak Setuju
o Sertifikasi kualitas produk Setuju Tidak Setuju
o Penerapan konsep TQM Setuju Tidak Setuju
o Kualitas pelayanan after sales Setuju Tidak Setuju
o Fleksibilitas billing Setuju Tidak Setuju
o Jumlah kekurangan material dan rework
material
Setuju Tidak Setuju
o Keandalan mempertahankan standar
kualitas
Setuju Tidak Setuju
o Kapabilitas proses Setuju Tidak Setuju
Bila ada kriteria lain, mohon ditambahkan:
o ... o ...
2. Apakah Anda setuju/ tidak setuju kriteria berikut untuk dijadikan kriteria penilaian kinerja
supplier ditinjau dari kluster Harga?
o Harga produk Setuju Tidak Setuju
o Cara pembayaran Setuju Tidak Setuju
o Harga dikarenakan cacat Setuju Tidak Setuju
o Biaya pengiriman Setuju Tidak Setuju
o Pajak tambahan dari wilayah supplier Setuju Tidak Setuju
o Kriteria peningkatan harga Setuju Tidak Setuju
(6)
KUISIONER Pemilihan Supplier
A. BIODATA
Nama :
Jabatan :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti menyampaikan kepada Saudara petunjuk pengisian kuisioner pembobotan berikut ini:
1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingan kriteria penilaian di sebelah kiri dan kriteria penilaian di sebelah kanan terhadap kriteria yang dipengaruhi.
2. Kolom penilaian di sebelah kiri digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kiri mempunyai pengaruh lebih tinggi. Sebaliknya, kolom penilaian di sebelah kanan digunakan jika kriteria atau indikator sebelah kanan mempunyai pengaruh lebih tinggi.
3. Saudara diminta melingkari atau memberi tanda (x) pada derajat yang sesuai dengan arti penilaian sebagai berikut:
Tabel Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Pentingnya Defenisi
1 3 5 7 9
Kedua elemen sama pengaruhnya
Elemen yang satu sedikit lebih berpengaruh dibanding yang lainnya Elemen yang satu sangat berpengaruh dibanding yang lainnya Satu elemen jelas lebih berpengaruh dari elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih berpengaruh ketimbang elemen yang lainnya 4. Usahakan penilaian Saudara konsisten. Misalnya Saudara menyatakan A lebih berpengaruh
dari Oleh B, dan B lebih berpengaruh dari Oleh C, maka penilaian Saudara konsisten jika menyatakan A lebih berpengaruh dari Oleh C.
5. Peneliti sampaikan contoh pengisian berikut ini:
Kriteria Kriteria
A 9 7 5 3 1 3 5 7 9 B A 9 7 5 3 1 3 5 7 9 C B 9 7 5 3 1 3 5 7 9 C Keterangan: 1 : Sama pengaruhnya
3 : Sedikit lebih berpengaruh 5 : Sangat berpengaruh daripada 7 : Jelas lebih berpengaruh 9 : Mutlak lebih berpengaruh
(7)
KUISIONER Penilaian Supplier
B. BIODATA
Nama :
Jabatan :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti menyampaikan kepada Saudara petunjuk pengisian kuisioner berikut ini:
6. Saudara diminta untuk memberi nilai kepada masing-masing supplier sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
7. Nilai diberikan dalam bentuk interval yang terdiri dari batas bawah dan batas atas. 8. Contoh pengisian:
A B
Harga 50,90 85,100 Fitur 80,90 85,95
Pada contoh di atas, untuk supplier A, dalam kriteria harga, mempunyai nilai di antara 50 sampai 90 dari skala 100 yang menerangkan bahwa harga yang ditawarkan supplier A termasuk dalam kategori menengah sampai mahal. Untuk kriteria fitur, supplier A mempunyai nilai di antara 80 sampai 90 yang menerangkan bahwa supplier A mempunyai fitur yang cukup bagus.
(8)
DAFTAR PUSTAKA
Dargi, Ahmad, dkk. 2014. Supplier Selection : A Fuzzy ANP Approach. Information Technology and Quantitative Management.
Ghorabae,dkk. 2014. Complex Proportional Assessment (COPRAS) Type-2 Fuzzy
Set.
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hoyer dan MacInnis. 2001. Impact of Customer Satisfaction on Customer Loyalty. Vol 2.
Imeri, Sphend. 2013. Key Performance Criteria for Vendor Selection- A
Literature Review. Vol 5 Issue 2.
Jinturkar, Adesh, dkk. 2014. Fuzzy AHP Approach to Improve Effectiveness of
Supply Chain.
Kahraman, Cengiz. 2008. Fuzzy Multi Criteria Decision Making. Springer-Istanbul Turkey.
Kusumadewi, Sri. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Liou, James J.H, dkk. 2015. New Hybrid COPRAS-G MADM Model for
Improving and Selecting Suppliers in Green Supply Chain Management,
International Journal of Production Research.
Mark Velasquez. 2013. An Analysis of Multi-Criteria Decision Making Methods. Nihal Erginel and Sevil Senturk. 2011. Ranking of the GSM Operators with Fuzzy
(9)
Nguyen, dkk. 2014. A Hybrid Approach for Multi-Atribute Decision Making in
Machine Tool Selection with Consideration of the Interaction of Attributes.
Jureen Thor. 2013. Comparison of Multi Criteria Decision Making Methods
From The Maintenance Alternative Selection Perspective.
Mobin, Mohammadsadegh, dkk. 2015. Integrating FAHP with COPRAS-G
Method for Supplier Selection. American Society for Engineering
Management.
Rao, R Ventaka. 2013. Decision Making in The Manufacturing Environment
Using Graph Theory and Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Method. Springer London Heidelberg New York Dordrecht.
Saaty, Thomas L. 2006. Decision Making With The Analytic Network Process. University of Pittsburgh : RWS Publication
Sinulingga, Sukaria. 2014. Metode Penelitian Edisi Ketiga. Medan : USU Press. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Tavana, Madjid, dkk. 2013. A Novel Hybrid Social Media Platform Selection
Model Using Fuzzy ANP and COPRAS-G.
Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Zhang, Xiaoge, dkk. 2015. A Fuzzy Extended Analytic Network Process- Based
(10)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pemilihan Pemasok
Menurut Sphend IMERI (2013) pemilihan pemasok sangat penting bagi perusahaan dimana dapat mengurangi biaya sekaligus meningkatkan keuntungan. Pemasok yang tepat dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi pada pemilihan pemasok adalah penyeleksian kriteria-kriteria. Kriteteria tersebut dapat berupa tangible maupun intangible.
Secara umum, kebanyakan perusahaan menggunakan kriteria-kriteria umum seperti kualitas barang, harga dan ketepatan waktu pengiriman. Namun, agar pemasok yang terbaik dapat dipilih, beberapa kriteria lain juga harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Jinturkar, et. al. (2014) menyarikan kriteria pemilihan pemasok dari berbagai literatur hasil penelitian yang telah ada dan menyimpulkan kriteria-kriteria tersebut dalam sembilan faktor utama dan 71 subfaktor yang ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok
No Kriteria Subkriteria
1. Kualitas - Kesesuaian terhadap spesifikasi yang dikehendaki
- Persentase penolakan barang yang masuk - Kondisi permesinan
- Sertifikasi seperti ISO - Penerapan konsep TQM - Kualitas pelayanan after sales - Fleksibilitas billing
(11)
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok (Lanjutan)
No Kriteria Subkriteria
- Keandalan mempertahankan standar kualitas - Kapabilitas proses
2. Harga - Harga net dari produk
- Cara pembayaran
- Harga dikarenakan cacat - Biaya pengiriman
- Pajak tambahan dari wilayah supplier - Kriteria peningkatan harga
- Harga dalam kuantitas besar - Persen pemotongan harga - Tingkat konversi mata uang
3. Keandalan
pengiriman
- Lama Lead time produk
- Kecocokan dengan sistem semisal ERP
- Fill rate
- Pemenuhan order secara sempurna 4. Pelayanan - Kebijakan garansi dan klaim
- Waktu penyelesaia klaim - Kemudahan komunikasi - Bantuan modifikasi - Kualitas perbaikan
5. Kapasitas - Manajemen dan organisasi - Sumber daya manufaktur - Sumber daya penyimpanan - Sumber daya logistic - Sumber daya manusia - Sumber daya finansial - Kapabilitas teknis - Kapabilitas pengemasan - Sumber daya pelatihan 6. Fleksibilitas
dan
ketanggapan
- Pemenuhan prosedur
- Kecepatan dalam menanggapi komplan - Fleksibilitas produksi
- Fleksibilitas terhadap kustomisasi - Pelayanan terkostumisasi
7. Faktor
manusia
- Pengalaman supplier - Hubungan jangka panjang - Kepercayaan
- Attitude
- Rasa hormat
- Rekam jejak hubungan kerja - Kecocokan budaya
(12)
Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok (Lanjutan)
No Kriteria Subkriteria
- Reputasi supplier
- Profesionalisme bagian sales - Masalah hokum
8. Teknologi - R&D yang kuat
- Dukungan teknis yang diberikan - Keterlibatan perancangan - Fasilitas komunikasi
- Kinerja pengiriman yang lalu - Kontrol operasi
9. Inovasi - Pengeluaran produk yang lebih baik - Penggunaan teknologi yang baru
Sumber: Cengiz Kahraman, (2014), Supply Chain Management Under Fuzziness
3.2. Teori Fuzzy
Kusumadewi (2006) menyatakan bahwa pada teori himpunan fuzzy, komponen utama yang sangat berpengaruh adalah fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan merepresentasikan derajat kedekatan suatu obyek terhadap atribut tertentu, sedangkan pada teori probabilitas lebih pada penggunaan frekuensi relatif.. Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang digunakan untuk merepresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, kekurangan informasi, dan kebenaran parsial. Kurangnya informasi, dalam menyelesaikan permasalahan sering kali dijumpai di berbagai bidang kehidupan.
Sebagai contoh, untuk menyatakan seseorang termasuk dalam kategori muda, pernyataan “muda” dapat memberikan interpretasi yang berbeda dari oleh tiap individu, dan tidak dapat diberikan umur tertentu untuk mengatakan seseorang masih muda atau tidak.
(13)
3.3. Analytic Network Process (ANP)
Saaty (2006) mengembangkan metode Analytic Network Process (ANP) yaitu generalisasi dari AHP dimana beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan kesimpulan sintesis. Perbedaan di antara AHP dan ANP adalah AHP memiliki struktur hierarki sedangkan ANP memiliki struktur
networks atau jaringan. Struktur hierarki bersifat linear dari struktur atas sampai
struktur bawah. Struktur networks atau jaringan bersifat menyebar ke segala arah dan melibatkan siklus di antara kelompok dan keterkaitan pada kelompok yang sama. Struktur hierarki dan struktur jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Sumber : Thomas L. Saaty (2006)
(14)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Budi Raya Perkasa yang beralamat di Jalan Jalan Industri No 38 Tanjung Morawa. Deli Serdang,Sumatera Utara dari Februari 2016 sampai Juni 2016.
4.2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah setiap supplier (supplier) bahan baku kawat dan busa pada perusahaan.
4.3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah action research yang merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan temuan-temuan praktis atau untuk keperluan pengambilan keputusan operasional (Sinulingga, 2014).
4.4. Variabel Operasional Penelitian
Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen merupakan variabel yang nilainya mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif (Sinulingga, 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kriteria pemilihan supplier antara lain :
(15)
a. Kualitas yaitu mutu produk yang dihasilkan oleh supplier. b. Harga yaitu biaya yang ditawarkan oleh supplier.
c. Keandalan pengiriman yaitu kemampuan supplier untuk mengirim bahan baku tepat waktu.
d. Pelayanan adalah fasilitas atau aktivitas yang diberikan supplier untuk mendukung kegiatan transaksi dengan perusahaan.
e. Fleksibilitas dan ketanggapan yaitu kemudahan perusahaan dalam mengikuti permintaan supplier dan bagaimana cara supplier menerima dan bertindak terhadap keluhan yang disampaikan oleh perusahaan.
f. Faktor manusia adalah kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan tugasnya.
2. Variabel Dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel lain (Sinulingga, 2014). Variabel dependen pada penelitian ini, yaitu urutan supplier.
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka atau model konseptual yang disebut juga kerangka teoritis adalah sebuah model yang ditunjukkan dalam bentuk diagram yang memperlihatkan struktur dan hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diindentifikasi dari teori dan temuan hasil review artikel yang akan digunakan dalam menganalisis masalah penelitian (Sekaran, 2003). Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
(16)
Fleksibilitas dan ketanggapan
Pelayanan Harga
Keandalan Pengiriman Kualitas
Prioritas Supplier
Faktor manusia
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Masalah yang diteliti pada penelitian ini yakni tingginya frekuensi keterlambatan pengiriman bahan baku oleh supplier yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman order ke konsumen sehingga diperlukannya metode yang dapat memberikan keputusan secara tepat dalam mengevaluasi supplier berdasarkan hasil prioritas supplier.
Kriteria penilaian supplier yang digunakan berdasarkan 9 Kriteria Pemilihan Supplier oleh Jintukar didapatkan 6 kriteria yaitu kualitas, harga, keandalan pengiriman, pelayanan, fleksibilitas dan ketanggapan, dan faktor manusia. Urutan supplier akan diperoleh berdasarkan hasil penilaian tiap kriteria ini.
4.6. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan ada dua yaitu penelitian awal dan penelitian lanjutan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
(17)
1. Penelitian Awal
a. Dilakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat pada perusahaan, proses produksi dan informasi lain.
b. Studi literarur dan teori pendukung untuk mendapatkan solusi atas pemecahan masalah.
c. Pengumpulan data primer penelitian awal dengan melakukan FGD (Focus
Group Discussion) terhadap manajer logistik dan purchasing berdasarkan
daftar kriteria dari teori Jintukar untuk menentukan kesepahaman kriteria sedangkan data sekunder berupa data supplier dan data keterlambatan pengiriman bahan baku setiap supplier .
2. Penelitian Lanjutan
a. Pengumpulan data untuk penelitian lanjutan dengan kuisioner matriks pairwaise untuk mendapatkan derajat kepentingan dan kuisioner copras untuk mendapatkan nilai interval alternatif
b. Pengolahan data dengan metode Fuzzy ANP dan COPRAS-G. c. Dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data.
d. Ditarik kesimpulan dan diberikan saran untuk penelitian yang dilakukan.
4.7. Populasi Penelitian
Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti (Sinulingga, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan bahan baku yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Berdasarkan kriteria tersebut,
(18)
terdapat lima orang yang memahaminya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Populasi Penelitian
No. Populasi Jumlah
(orang)
1 Quality Manager 1
2 Financial Manager 1
3 Logistic Manager 1
4 Production Manager 1
5 Purchasing 1
Total 5
Karena jumlah populasi yang relatif kecil, kurang dari tiga puluh orang maka semua populasi dijadikan sebagai responden narasumber. (Sugiyono, 2001).
4.8. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari tahap penentuan kriteria dan subkriteria
supplier, tahap penentuan hubungan antar subkriteria (network), tahap
(19)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Fuzzy Analytic Network Process
Fuzzy Analytic Network Process (FANP) merupakan metode penilaian
multi kriteria untuk strukturisasi keputusan dan analisis yang memiliki kemampuan untuk mengukur konsistensi dari penilaian pada level subkriteria. Langkah-langkah pengerjaan Fuzzy Analytic Network Process (FANP) yakni:
5.1.1. Tahap Penentuan Kriteria dan Subkriteria
Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini diawali dengan tahap pertama, yaitu penentuan kriteria penilaian kinerja supplier. Pemilihan kriteria dan subkriteria dilakukan dengan wawancara dan FGD (Focus Group Discussion) dengan manager purchasing dan logistik serta dengan menggunakan referensi dari studi literatur Jintuksr. Hasil kriteria dan subkriteria dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Kriteria dan Subkriteria Terpilih Penilaian Kinerja Supplier
NO Kriteria Subkriteria
1 Kualitas (K)
1. Kesesuaian terhadap spesifikasi 2. Persentase penolakan barang masuk
3. Keandalan mempertahankan standar kualitas 4. Sertifikasi kualitas produk
2 Harga (H)
5. Harga produk 6. Biaya pengiriman
7. Persen pemotongan harga 8. Cara pembayaran
3
Keandalan Pengiriman
(KP)
9. Ketepatan waktu pengiriman
10. Fleksibilitas pengubahan waktu pengiriman 11. Lama lead time
(20)
Tabel 5.1. Kriteria dan Subkriteria Terpilih Penilaian Kinerja Supplier
NO Kriteria Subkriteria
4 Pelayanan (P) 12. Adanya kebijakan garansi dan klaim 13. Waktu penyelesaian klaim
14. Kemudahan komunikasi 15. Kualitas perbaikan 16. Dukungan Teknis 5 Fleksibilitas dan
Ketanggapan (FK)
17. Pemenuhan prosedur
18. Kecepatan dalam menanggapi komplain 19. Hasil tanggapan komplain memuaskan 20. Fleksibilitas terhadap kustomisasi 6 Profil Supplier
(PS)
21. Reputasi supplier
22. Kapasitas dan fasilitas produksi 23. Lokasi supplier
5.1.2. Tahap Pembuatan Struktur Jaringan (Network)
Pada tahap ini setiap kriteria dan subkriteria akan ditentukan apakah mempengaruhi satu dengan yang lain. Penentuan hubungan pengaruh antar subkriteria ini juga dilakukan dengan diskusi kepada responden yang sama. Hasil network yang didapartkan dapat dilihat pada Gambar 5.1.
(21)
5.1.3. Matriks Banding Berpasangan
Perbandingan berpasangan antar kluster untuk masing-masing kluster kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.6. Matriks Banding Berpasangan Terhadap Kesesuaian Spesifikasi (K-1) oleh Cluster Kualitas
RESPONDEN 1
K-1 K-2 K-3 K-4
K-2 1 1 1 1/5 1/3 1 1 3 5
K-3 1 3 5 1 1 1 1 3 5
K-4 1/5 1/3 1 1/5 1/3 1 1 1 1
RESPONDEN 2
K-1 K-2 K-3 K-4
K-2 1 1 1 1 3 5 1/9 1/7 1/5
K-3 1/5 1/3 1 1 1 1 1/5 1/3 1
K-4 5 7 9 1 3 5 1 1 1
RESPONDEN 3
K-1 K-2 K-3 K-4
K-2 1 1 1 3 5 7 1 3 5
K-3 1/7 1/5 1/3 1 1 1 1/5 1/3 1
K-4 1/5 1/3 1 1 3 5 1 1 1
RESPONDEN 4
K-1 K-2 K-3 K-4
K-2 1 1 1 1/9 1/7 1/5 3 5 7
K-3 5 7 9 1 1 1 5 7 9
K-4 1/7 1/5 1/3 1/9 1/7 1/5 1 1 1
RESPONDEN 5
K-1 K-2 K-3 K-4
K-2 1 1 1 5 7 9 1/7 1/5 1/3
K-3 1/9 1/7 1/5 1 1 1 7 9 9
K-4 3 5 7 1/9 1/9 1/7 1 1 1
CR = 0,0748
Sumber : Hasil Pengumpulan Data
Tabel 5.6 menunjukkan CR = 0,0748 yang berarti jawaban responden konsisten (CR<0) .
(22)
Cara perhitungan Consistency Ratio untuk matriks banding berpasangan Terhadap Kesesuaian Spesifikasi (K-1) oleh Cluster Kualitas ditampilkan sebagai berikut:
1. Menghitung rata-rata pembobotan dengan cara menghitung rata-rata geometrik. Nilai yang diambil merupakan nilai tengah dari bilangan fuzzy segitiga. Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus:
Contoh untuk perhitungan hubungan subkriteria K-2 terhadap K-3 : Responden 1 : 1/3
Responden 2 : 3 Responden 3 : 5 Responden 4 : 1/7 Responden 5 : 7
Perhitungan rata-rata geometris untuk matriks banding berpasangan diatas ditampilkan pada Tabel 5.7
Tabel 5.7. Rata-rata Geometris
K-1 K-2 K-3 K4
K-1 1.0000 1.3797 1.0515 K-2 0.7248 1.0000 1.8384 K-3 0.9510 0.5439 1.0000
Jumlah 2,6758 2,9237 3,890
(23)
Tabel 5.8. Normalisasi Matriks
K-1 K-2 K-3 K4 Average
K-1 0.3737 0.4719 0.2703 0.3720 K-2 0.2709 0.3420 0.4726 0.3618 K-3 0.3554 0.1860 0.2571 0.2662
Jumlah 1.0000 1.0000 1.0000
3. Menghitung Rasio Konsistensi:
(Matriks Perhitungan Rata-rata Pembobotan) x (Vektor Bobot tiap baris)
1.0000 1.3797 1.0515 0.3720 1.1511
0.7248 1.0000 1.8384 X
0.3618 =
1.1208
0.9510 0.5439 1.0000 0.2662 0.8167
4. Menghitung Konsistensi Vektor:
(Rasio Konsistensi / Bobot Parsial tiap baris)
1.1511 : 0.3720 = 3.0945 1.1208 : 0.3618 = 3.0975 0.8167 : 0.2662 = 3.0685 5. Menghitung rata-rata entri (maks)
maks = n iVektor Konsistens n 1 i
0868 , 3 3 0685 , 3 0975 , 3 0945 , 3 maks
6. Menghitung Consistency Index (CI)
7. Menghitung Consistency Ratio (CR)
Index y Consistenc Random CI CR
(24)
BAB VI
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Network
Analisis terhadap network supplier PT. Budi Raya Perkasa terdiri dari hubungan-hubungan antar 6 kluster yang terdiri dari 23 subkriteria. Pada permasalahan ini yang menjadi goal (tujuan) adalah prioritas supplier. Hubungan-hubungan antar subkriteria dari cluster kualitas, harga, keandalan pengiriman, fleksibilitas dan ketanggapan, pelayanan, dan profil supplier yang menjadi input untuk mendapatkan bobot masing-masing subkriteria dan prioritas supplier.
6.2. Analisis Metode Fuzzy Analytic Network Process (ANP)
Fuzzy ANP digunakan untuk memperoleh bobot masing-masing
subkriteria yang nantinya digunakan untuk pengolahan dengan metode COPRAS-G. Bobot yang diperoleh dari fuzzy ANP disajikan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Bobot Subkriteria Hasil Fuzzy ANP
NO KRITERIA KODE BOBOT
1 Kesesuaian terhadap spesifikasi yang dikehendaki K-1 0,0958
2 Persentase penolakan barang masuk K-2 0,0443
3 Keandalan mempertahankan standar kualitas K-3 0,0701
4 Sertifikasi kualitas produk K-4 0,0394
5 Harga produk H-1 0,0812
6 Biaya pengiriman H-2 0,0279
(25)
Tabel 6.1. Bobot Subkriteria Hasil Fuzzy ANP (Lanjutan)
NO KRITERIA KODE BOBOT
8 Cara pembayaran H-4 0,0275
9 Ketepatan waktu pengiriman KP-1 0,0843
10 Fleksibilitas pengubahan waktu pengiriman KP-2 0,0373
11 Lama lead time KP-3 0,0514
12 Kebijakan garansi dan klaim P-1 0,0275
13 Waktu penyelesaian klaim atau komplain P-2 0,0333
14 Kemudahan komunikasi P-3 0,0737
15 Kualitas perbaikan P-4 0,0173
16 Dukungan teknis P-5 0,0711
17 Pemenuhan prosedur dalam menangani komplain FK-1 0,0504 18 Kecepatan dalam menanggapi komplain FK-2 0,0340 19 Hasil tanggapan komplain memuaskan FK-3 0,0129 20 Fleksibilitas terhadap kustomisasi FK-4 0,0327
21 Reputasi supplier PS-1 0,0006
22 Kapasitas dan fasilitas produksi PS-2 0,0434
23 Lokasi supplier PS-3 0,0079
Hasil perhitungan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 6.1 menunjukkan bahwa lima subkriteria dengan bobot terbesar adalah subkriteria K-1, KP-K-1, H-K-1, P-3 dan P-5 yang secara berturut merupakan kesesuaian terhadap spesifikasi yang dikehendaki, ketepatan waktu pengiriman, harga produk, kemudahan komunikasi dan dukungan teknis.
Lima besar subkriteria dengan bobot terbesar masing-masing mewakili kluster kriteria yang penting dalam pemilihan supplier yaitu kluster kualitas, keandalan pengiriman, harga dan pelayanan.
(26)
Subkriteria kesesuaian bahan baku dari supplier terhadap spesifikasi yang dikehendaki seharusnya menjadi faktor dasar yang bersifat tetap karena kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus uniform (seragam) dengan hanya memperbolehkan terjadi penyimpangan berdasarkan batas toleransi sedangkan ketepatan waktu pengiriman, harga produk, kemudahan komunikasi dan dukungan teknis merupakan faktor yang bervarian (berbeda) pada setiap
suppliernya. Ketepatan waktu pengiriman penting agar kelancaran produksi
terjamin dan pemenuhan order konsumen dapat dilakukan tepat waktu. Harga produk yang ditawarkan supplier juga akan mempengaruhi harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga produk perusahaan dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya. Kemudahan komunikasi diperlukan antara perusahaan dan
supplier untuk menjamin tidak adanya kesalahpahaman atas kesepakatan yang
telah dibuat untuk menunjang kelancaran produksi. Dukungan teknis dari
supplier sangat membantu ketika perusahaan menghadapi kendala dengan bahan
baku yang sudah dikirimkan.
6.3. Analisis Metode COPRAS-G
Metode COPRAS-G mengelola informasi mengenai kriteria yang ditulis dalam bentuk interval dan digunakan untuk memperoleh prioritas alternatif terbaik. Ada 7 supplier yang dinilai yang dibagi ke supplier bahan baku busa dan bahan baku kawat. Supplier bahan baku busa terdiri dari 4 supplier yaitu PT. Hanaria Indah (HI), PT. Pacific Foam (PF), PT. Dunia Chemical Industries (DCI) dan PT. Maju Foam (MF). Supplier bahan baku kawat terdiri dari 3 supplier yaitu
(27)
PT. Gunung Gahapi Sakti (GGS), PT. Baja Utama Wiraswasta Inti (BUWI) dan PT. Abadi Jaya Perkasa (AJS). Melalui pengolahan metode COPRAS, diperoleh prioritas bobot alternatif yang akan dijadikan saran bagi perusahaan dalam mengevaluasi supplier. Hasil bobot alternatif melalui pengolahan COPRAS untuk
supplier bahan baku busa ditampilkan pada Tabel 6.2. dan supplier bahan baku
kawat ditampilkan pada Tabel 6.3.
Tabel 6.2. Prioritas Bobot Supplier Bahan Baku Busa
Keterangan HI PF DCI MF
Pi (Atribut dengan nilai lebih besar lebih
dikehendaki) 0,1914 0,1790 0,1745 0,1752
Ri (Atribut dengan nilai lebih kecil lebih
dikehendaki) 0,0637 0,0711 0,0727 0,0724
1/Ri 15,6864 14,0551 13,7488 13,8182
Bobot Relatif (Qi) 0,2681 0,2477 0,2417 0,2427
Derajat Utilitas (Ni) 100,00% 92,38% 90,16% 90,53%
Tabel 6.3. Prioritas Bobot Supplier Bahan Baku Kawat
Keterangan GGS BUWI AJS
Pi (Atribut dengan nilai lebih besar lebih
dikehendaki) 0,2353 0,2412 0,2436
Ri (Atribut dengan nilai lebih kecil lebih
dikehendaki) 0,0917 0,0925 0,0959
1/Ri 10,9100 10,8119 10,4329
Bobot Relatif (Qi) 0,3303 0,3353 0,3345
Derajat Utilitas (Ni) 98,49% 100,00% 99,74%
Tabel 6.2. menunjukkan prioritas supplier bahan baku busa hasil pengolahan metode COPRAS dari yang terbaik adalah Hanaria Indah, Pacific Foam, Maju Foam, dan Dunia Chemical Industries. Sedangkan untuk supplier
(28)
bahan baku kawat ditampilkan pada Tabel 6.3. dengan priotitas Baja Utama Wiraswasta Inti, Abadi Jaya Perkasa, dan. Gunung Gahapi Sakti. Hal ini mengindikasi bahwa supplier yang paling unggul adalah rekanan terbaik dibandingkan dengan supplier lainnya sedangkan untuk prioritas supplier terbawah mengindikasi bahwa supplier ini dapat dievaluasi ulang kinerjanya dan dipertimbangkan kembali oleh perusahaan untuk menyuplai bahan baku.
Pada teori Porter Five Forces Model yang dikemukakan oleh Porter (1998), terdapat salah satu kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri yaitu daya tawar supplier. Kondisi yang mengindikasikan bahwa daya tawar supplier lebih tinggi terhadap buyer dapat dilihat dari produk supplier merupakan komponen penting bagi buyer, tidak adanya persaingan dari produk substitusi, dan buyer bukan merupakan pelanggan utama dari supplier. Ketiga kondisi tersebut sesuai dengan keadaan yang terjadi pada PT. Budi Raya Perkasa sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tawar supplier bahan baku kawat dan busa lebih tinggi terhadap PT. Budi Raya Perkasa. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku terhadap PT. Budi Raya Perkasa dimana hubungan sebaliknya terjadi antara buyer terhadap supplier. Namun, terdapat supplier sejenis yang lain sehingga perusahaan memiliki opsi untuk mengganti supplier mengingat kinerja supplier saat ini yang kurang baik berdasarkan hasil urutan prioritas supplier dalam melakukan evaluasi supplier.
(29)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:
1. Subkriteria yang paling berpengaruh yaitu kesesuaian terhadap spesifikasi yang dikehendaki (0,0958), ketepatan waktu pengiriman (0,0843), harga produk (0,0812), kemudahan komunikasi (0,0737) dan dukungan teknis (0,0711).
2. Prioritas supplier busa yang dinilai berdasarkan derajat utilitas dari yang terbaik yaitu Hanaria Indah (100%), Pacific Foam (92,38%), Maju Foam (90,53%) dan Dunia Chemical Industries (90,16%). Sedangkan untuk supplier kawat yaitu Baja Utama Wiraswasta Inti (100%), Abadi Jaya (99,74%) dan Gunung Gahapi Sakti (98,49%).
7.2. Saran
Saran yang diberikan adalah:
1. Berdasarkan penelirian dengan metode Fuzzy ANP, perusahaan dapat mempertimbangkan.kriteria kualitas, keandalan pengiriman, dan pelayanan untuk pemilihan supplier dalam pemesanan bahan baku selanjutnya.
2. Perusahaan dapat mempertimbangkan hasil urutan supplier yang diperoleh berdasarkan penggunaan metode COPRAS-G dalam mengevaluasi supplier.
(30)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan Mei tahun 2011. PT. Budi Raya Perkasa berlokasi di Jalan Industri No. 38 Tanjung Mmorawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.
PT. Budi Raya Perkasa pertama kali didirikan karena melihat adanya peluang pasar di kabupaten Deli Serdang khususnya dan secara umumnya di Sumatea Utara. Perusahaan tersebut memiliki tekad untuk menjadi perusahaan
spring bed yang dapat menguasai pasar. Produk spring bed yang diproduksi oleh
perusahaan tersebut menggunakan merek dagang Maxi Coil.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Budi Raya Perkasa memfokuskan produksinya pada pembuatan spring
bed. Spring bed yang diproduksi merupakan tempat tidur yang siap dipasarkan
kepada konsumen langsung maupun distributor dengan daerah pemasaran di seluruh Sumatera Utara dengan fokus utama di sekitar Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Galang, Tembung dan lainnya.
Produk yang diproduksi oleh PT. Budi Raya Perkasa adalah sping bed yang berukuran 100x200 cm, 140x200 cm, dan 180x200 cm. Ketiga ukuran
(31)
berdasarkan jumlah target stock yang telah ditentukan (make to stock). Produk yang diproduksi oleh perusahaan ini secara umumnya adalah spring bed 6 kaki. Akan tetapi perusahaan ini juga menerima order yang berasal dari konsumen atau distributor (make to order).
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Budi Raya Perkasa berlokasi di Jalan Industri No. 38 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang masih berskala lokal. Produk yang dihasilkan oleh PT. Budi Raya Perkasa akan dipasarkan di seluruh daerah Sumatera Utara terutama di sekitar Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Galang, Tembung dan lainnya. Selain itu, produk yang dihasilkan juga dapat dibeli konsumen melalui toko pabrik tersebut uaitu toko ‘Budi Perabot’ yang tidak jauh dari lokasi pabrik.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Stuktur organisasi PT. Budi Raya Perkasa adalah berbentuk gabungan lini, dan fungsional, Struktur Organisasi PT. Budi Raya Perkasa dapat dilihat pada Gambar 2.1.
(32)
Direktur General Manager Bag. Quality Control Bagian Maintenance Petugas Kebersihan Purchasing Bag. Logistik Bag. Produksi Bag.
Pemasaran Bag. Keuangan Mandor Karyawan Produksi Staff Pemasaran Staff Keuangan Staff Quality Control Karyawan Maintenance Hubungan Fungsional Hubungan Lini Bagian Personalia Satpam Resepsionis
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Budi Raya Perkasa
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
PT Budi Raya Perkasa memiliki tenaga kerja sebanyak 42 orang yang terdiri dari tenaga kerja produksi dan tenaga kerja kantor dimana jumlah jam kerja nya dapat ditampilkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jadwal Kerja Karyawan Produksi dan Kantor Hari Kerja Jam Kerja Waktu Kerja
(WIB)
Waktu Istirahat (WIB)
Senin-Kamis 7 jam 09.00-17.00 12.00-13.00
Jumat 6 jam 09.00-17.00 12.00-14.00
Sabtu 6 jam 09.00-16.00 12.00-13.00
(33)
2.6. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Jadi, bahan baku ini dapat disebut sebagai bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Busa
Merupakan bahan utama dalam proses produksi perakitan spring bed, busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia. Dimana bahan-bahan dasar kimia tersebut diperoleh dari dalam dan luar negeri. Sehingga persentase dari standar mutu yang ditetapkan dapat dipenuhi dengan baik.
2. Per
Merupakan salah satu dasar dari bahan baku. Sebelum Per ini dibentuk, Per ini awalnya merupakan berupa gulungan kawat. Bahan baku ini didapat dari dalam negeri berupa gulungan kawat, dimana gulungan kawat ini diolah kembali menjadi spring coil (kawat Per).
2.7. Uraian Proses Produksi
Secara umum proses pembuatan spring bed di PT. Budi Raya Perkasa diklasifikasikan dalam 3 tahapan proses, yaitu proses pembuatan :
1. Matras Spring bed 2. Divan Spring bed 3. Sandaran Spring bed
(34)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan ekonomi pada era pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini menuntut perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing pada pasar domestik maupun internasional (Aldi, 2008). Dalam suasana persaingan yang ketat, kepuasan konsumen merupakan kunci untuk perusahaan memenangkan persaingan, sebab konsumen yang puas akan kembali ke perusahaan tersebut, setia pada produk perusahaan dan menyebarkan citra baik produk perusahaan ke pelanggan lainnya (Hoyer, 2001). Salah satu kekuatan untuk kepuasan konsumen yang menentukan intensitas persaingan pada industri adalah daya tawar supplier. (Porter, 1998).
PT Budi Raya Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi springbed. PT Budi Raya Perkasa bekerjasama dengan beberapa supplier lokal yang berbeda dalam memasok bahan baku busa dan kawat (Tabel 1.1.) untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan kelancaran produksi agar pemenuhan order dapat dipenuhi tepat waktu. Selain telah menjalin kerja sama dalam waktu yang lama, faktor harga yang ditawarkan juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam menjalin kerja sama dengan supplier-supplier bahan baku busa dan kawat saat ini.
(35)
Tabel 1.1. Daftar Supplier Bahan Baku PT. Budi Raya Perkasa
No Bahan Baku Supplier Impor/ Lokal
1 Busa
PT. Hanaria Indah Lokal
PT. Pacific Foam Lokal
PT. Dunia Chemical Industries PT. Maju Foam
Lokal Lokal
2 Kawat
PT. Gunung Gahapi Sakti Lokal
PT. Baja Utama Wiraswasta Inti Lokal
PT. Abadi Jaya Lokal
Sumber: Bagian Purchasing PT. Budi Raya Perkasa
Pada prakteknya, perusahaan selalu melakukan pemesanan lebih awal dalam mengantisipasi keterlambatan pengiriman yang mungkin terjadi. Namun, kekurangan atau ketidaktersediaan bahan baku tetap terjadi disebabkan waktu pengiriman bahan baku yang tidak tepat oleh supplier yang ditampilkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015 No Supplier Lead
Time Tanggal Pemesanan Pengiriman Terjadwal Pengiriman Aktual Keterangan
1. PT. Hanaria Indah
4 hari 15 Okt 2015 12 Nov 2015 17 Des 2015
19 Okt 2015 16 Nov 2015 21 Des 2015
19 Okt 2015 16 Nov 2015 23 Des 2015
Tepat waktu Tepat waktu Telat 2 hari 2. PT. Pacific Foam 3 hari 2 Okt 2015
30 Okt 2015 4 Des 2015
5 Okt 2015 2 Nov 2015 7 Des 2015
5 Okt 2015 3 Nov 2015 9 Des 2015
Tepat waktu Telat 1 hari Telat 2 hari 3. PT. Dunia
Chemical Industries
3 hari 23 Okt 2015 20 Nov 2015 18 Des 2015
26 Okt 2015 23 Nov 2015 21 Des 2015
27 Okt 2015 26 Nov 2015 22 Des 2015
Telat 1 hari Telat 3 hari Telat 1 hari 4. PT. Maju Foam 4 hari 8 Okt 2015
5 Nov 2015 3 Des 2015
12 Okt 2015 9 Nov 2015 7 Des 2015
14 Okt 2015 9 Nov 2015 9 Des 2015
Telat 2 hari Tepat waktu Telat 2 hari
(36)
Tabel 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015 (Lanjutan)
No Supplier Lead Time Tanggal Pemesanan Pengiriman Terjadwal Pengiriman Aktual Keterangan
5. PT. Gunung Gahapi Sakti
4 hari 18 Okt 2015 15 Nov 2015 17 Des 2015
22 Okt 2015 19 Nov 2015 21 Des 2015
24 Okt 2015 21 Nov 2015 21 Des 2015
Telat 2 hari Telat 2 hari Tepat waktu 6. PT. Baja Utama
Wiraswasta Inti
5 hari 7 Okt 2015 4 Nov 2015 9 Des 2015
12 Okt 2015 9 Nov 2015 14 Des 2015
14 Okt 2015 9 Nov 2015 17 Des 2015
Telat 2 hari Tepat waktu Telat 3 hari 7. PT. Abadi Jaya 4 hari 1 Okt 2015
29 Okt 2015 3 Des 2015
5 Okt 2015 2 Nov 2015 7 Des 2015
5 Okt 2015 4 Nov 2015 8 Des 2015
Tepat waktu Telat 2 hari Telat 1 hari
Sumber: Bagian Logistik PT. Budi Raya Perkasa
Tabel 1.2. menunjukkan data keterlambatan pengiriman bahan baku pada bulan Oktober-Desember 2015, dari tabel tersebut dapat diperoleh informasi bahwa frekuensi keterlambatan pengiriman bahan baku dari supplier mencapai 66% dari total pengiriman bahan baku yang dilakukan dari bulan Oktober-Desember 2015.
Keterlambatan pengiriman bahan baku oleh supplier mendorong perusahaan untuk melakukan rush order ke supplier lain untuk mendapatkan kekurangan bahan baku untuk melakukan produksi. Konsekuensi dari reorder yang dilakukan adalah timbulnya biaya tambahan bagi perusahaan yaitu biaya simpan, biaya pesan dan opportunity cost (Lwiki, 2013). Selain itu jadwal produksi juga akan terganggu yang berdampak pada keterlambatan pengiriman order ke konsumen.
(37)
Masalah keterlambatan pengiriman bahan baku oleh supplier menjadi penting untuk dibahas sebab mempengaruhi delivery yang merupakan fungsi dalam pemenuhan kepuasan konsumen. Akumulasi dari ketidakmampuan pemenuhan kepuasan konsumen akan berdampak pada kehilangan kepercayaan konsumen yang mengakibatkan kehilangan konsumen bagi PT. Budi Raya Perkasa. Oleh karena itu, evaluasi supplier harus dilakukan untuk mendapatkan penilaian supplier dengan kinerja yang baik dan kurang baik. Penilaian tersebut akan dijadikan dasar oleh PT. Budi Raya Perkasa untuk mempertimbangkan prioritas supplier, manakah supplier yang harus didahulukan atau apakah perlu dilakukan penambahan atau pengurangan supplier.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang dihadapi PT Budi Raya Perkasa adalah keterlambatan pengiriman bahan baku dari supplier mencapai 66% dari total pengiriman bahan baku dari bulan Oktober-Desember 2015 yang mengakibatkan keterlambatan pengiriman order ke konsumen sehingga perlu dilakukan pemilihan supplier agar perusahaan dapat mengambil keputusan secara tepat dalam mengevaluasi supplier berdasarkan hasil prioritas supplier.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan prioritas
(38)
tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendapatkan subkriteria yang diutamakan perusahaan berdasarkan bobot masing-masing subkriteria
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan baku yang diteliti dalam penelitian ini adalah bahan baku utama yaitu busa dan kawat.
2. Data order yang digunakan untuk produk springbed 6 kaki.
3. Data yang digunakan pada penelitian adalah data supplier pada periode Oktober-Desember tahun 2015.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perilaku supplier tidak mengalami perubahan dari kondisi saat penelitian dilakukan.
(39)
ABSTRAK
Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan utama dalam menjamin kelancaran produksi. Keterlambatan pengiriman bahan baku oleh pemasok mempengaruhi kelancaran produksi sehingga berdampak pada pengiriman order ke konsumen. Budi Raya Perkasa mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku busa dan kawat oleh masing-masing supplier dengan frekuensi sebesar 66% dari total pengiriman yang dilakukan. Oleh sebab itu, evaluasi pemasok perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prioritas pemasok. Integrasi metode Fuzzy Analytical
Network Process (FANP) dan Complex Proportional Assessment with Grey Theory (COPRAS-G) yang digunakan dalam evaluasi pemasok dimana skala
pengaruh antar kriteria dan penilaian supplier terhadap kriteria diperoleh menggunakan kuisioner yang dibagikan ke lima manajer untuk mendapatkan bobot – bobot kriteria yang menjadi input untuk mendapatkan prioritas pemasok. Hasil prioritas pemasok bahan baku busa adalah Hanaria Indah, Pacific Foam, Maju Foam, Dunia Chemical Industries, sedangkan urutan prioritas pemasok bahan baku kawat diperoleh Baja Utama Wiraswasta Inti, Abadi Jaya, Gunung Gahapi Sakti.
(40)
INTEGRASI FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS (FANP) DENGAN PENDEKATAN CHANG DAN METODE COPRAS G UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PEMASOK DI PT. BUDI RAYA PERKASA
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DEWI SURYA TANIWAN 1 2 0 4 0 3 0 7 3
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(41)
(42)
(43)
(44)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas
sarjana ini adalah “Integrasi Fuzzy Analytical Network Process (FANP)
Dengan Pendekatan Chang dan Metode Copras G untuk Menentukan Prioritas Pemasok Di PT. Budi Raya Perkasa”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, April 2016 Penulis,
(45)
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, M.T., selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, tuntunan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Ikhsan Siregar S.T. M.Eng., selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, tuntunan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan dosen fakultas lainnya yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.
(46)
5. Kedua orangtua tercinta, Chin Mei dan Ferry Tannoto yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta.
6. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Ridho, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.
7. Ibu Achien selaku pemilik di PT Budi Raya Perkasa yang telah memberikan bantuan informasi dan data selama melakukan penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian Eric Hertanto, Andy Suryadi dan Januar Handoko yang saling membantu dan bekerja sama selama penelitian. 9. Sahabat terdekat Calvin Setiawan yang telah mendukung penulis selama
menyelesaikan tugas sarjana.
10.Rekan-rekan angkatan 2012 DUABELATI di Departemen Teknik Industri, Sharen Septiani, Puja Satria, Stifen Tankas, Steven, Jevi Mulyati, Mike Senjaya, yang juga membantu dan memberi dukungan dan semangat selama penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS
(47)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
ABSTRAK ... xxii
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-7 1.3. Tujuan Penelitian ... I-7 1.4. Manfaat Penelitian ... I-8 1.5. Batasan dan Asumsi ... I-8 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-9
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
(48)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8 2.6. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong ... II-8 2.6.1. Bahan Baku ... II-8 2.6.2. Bahan Tambahan ... II-9 2.6.3. Bahan Penolong ... II-10 2.7. Uraian Proses Produksi ... II-11 2.7.1. Pembuatan Matras Springbed ... II-12 2.7.2. Pembuatan Divan Springbed ... II-14 2.7.3. Pembuatan Sandaran Springbed ... II-15
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Pemilihan Pemasok ... III-1 3.2. Teori Fuzzy ... III-4 3.2.1. Fungsi Keanggotaan ... III-4
(49)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.2.2. Representasi Kurva Segitiga ... III-4 3.3. Analytic Network Process (ANP) ... III-6 3.3.1. Langkah-Langkah ANP ... III-7 3.3.2. Chang’s Extent Analysis ... III-11 3.4. Complex Proportional Assessment (COPRAS)... III-13 3.5. Metode Sampling ... III-17 3.5.1. Probability Sampling ... III-17 3.5.2. Nonprobability Sampling ... III-19 3.6. Kuisioner ... III-20 3.7. Penelitian Terdahulu Jurnal Internet ... III-21
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Operasional Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Populasi Penelitian ... IV-6 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.8.1. Jenis Data ... IV-7
(50)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.8.2. Instrumen Penelitian ... IV-7 4.8.3. Teknik Pengumpulan ... IV-8 4.9. Pengolahan Data ... IV-8 4.10. Analisis Data ... IV-9 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-10
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Fuzzy Analytic Network Process ... V-1 5.1.1. Tahap Penentuan Kriteria dan Subkriteria ... V-1 5.1.2. Tahap Pembuatan Struktur Jaringan (Network) ... V-7 5.1.3. Matriks Banding Berpasangan ... V-13 5.1.4. Perhitungan Bobot ... V-17 5.2. Complex Proportional Assessment (COPRAS)... V-36 5.5.1. Penilaian Kriteria pada Supplier ... V-36 5.5.2. Pengolahan dengan COPRAS ... V-45
VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Network ... VI-1 6.2. Analisis Metode Fuzzy Analytic Network Process (ANP) ... VI-1 6.2. Analisis Metode COPRAS ... VI-3 6.4. Implikasi Manjerial ... VI-5
(51)
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-1 DAFTAR PUSTAKA
(52)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Daftar Supplier Bahan Baku PT Budi Raya Perkasa ... I-2 1.2. Data Keterlambatan Pengiriman Bahan Baku Okt-Des 2015 ... I-2 1.3. Data Pengiriman Order Bulan Okt-Des 2015 ... I-4 2.1. Jadwal Kerja Karyawan Produksi dan Kantor ... II-7 3.1. Kriteria Pemilihan Pemasok ... III-1 3.2. Perbandingan Metode Pemilihan Alternatif ... III-7 3.3. Skala Fundamental ANP dan AHP ... III-8 3.4 Skala Linguistik Fuzzy ... III-9 3.5. Random Consistency Index ... III-10
4.1. Populasi Penelitian ... IV-6 5.1. Kriteria Pemilihan Pemasok ... V-1 5.2. Rekapitulasi Jawaban Kriteria Penilian Kinerja Supplier ... V-4 5.3. Rekapitulasi Subkriteria Terpilih ... V-5 5.4. Kriteria dan Subkriteria Terpilih Penilian Kinerja Supplier ... V-7 5.5. Hubungan Antar Kriteria... V-10 5.6. Matriks Banding Berpasangan Terhadap Kesesuaian
Spesifikasi (K-1) oleh Cluster Kualitas ... V-13 5.7. Rata-rata Geometris ... V-14 5.8. Normalisasi Matriks ... V-15
(53)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.9. Rata-rata Geometris Cluster Kualitas ... V-17 5.10. Nilai W terhadap Subkriteria Kesesuaian Terhadap Spesifikasi
Yang Dikehendaki (K-1) Oleh Cluster Kualitas ... V-19 5.11. Nilai W terhadap Subkriteria Kesesuaian Terhadap Spesifikasi
Yang Dikehendaki (K-1) Oleh Cluster Pelayanan ... V-20 5.12. Nilai W terhadap Subkriteria Kesesuaian Terhadap Spesifikasi
Yang Dikehendaki (K-1) Oleh Cluster Fleksibilitas dan
Ketanggapan ... V-20 5.13. Nilai W Terhadap Subkriteria Persentase Penolakan Barang
Masuk (K-2) Oleh Cluster Kualitas ... V-20 5.14. Nilai W Terhadap Subkriteria Persentase Penolakan Barang
Masuk (K-2) Oleh Cluster Keandalan Pengiriman ... V-20 5.15. Nilai W Terhadap Subkriteria Persentase Penolakan Barang
Masuk (K-2) Oleh Cluster Pelayanan ... V-21 5.16. Nilai W Terhadap Subkriteria Persentase Penolakan Barang
Masuk (K-2) Oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan ... V-21 5.17. Nilai W Terhadap Subkriteria Keandalan Mempertahankan
Standar Kualitas (K-3) Oleh Cluster Kualitas... V-21 5.18. Nilai W Terhadap Subkriteria Keandalan Mempertahankan
(54)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.19. Nilai W Terhadap Subkriteria Sertifikasi Kualitas Produk (K-4) Oleh Cluster Harga ... V-21 5.20. Nilai W Terhadap Subkriteria Harga Produk (H-1) Oleh
Cluster Kualitas ... V-22
5.21. Nilai W Terhadap Subkriteria Harga Produk (H-1) Oleh
Cluster Harga ... V-22
5.22. Nilai W Terhadap Subkriteria Harga Produk (H-1) Oleh
Cluster Keandalan Pengiriman... V-22
5.23. Nilai W Terhadap Subkriteria Harga Produk (H-1) Oleh
Cluster Profil Supplier ... V-22
5.24. Nilai W Terhadap Subkriteria Biaya Pengiriman (H-2) Oleh
Cluster Harga ... V-22
5.25. Nilai W Terhadap Subkriteria Persen Potongan Harga (H-3)
Oleh Cluster Harga... V-23 5.26. Nilai W Terhadap Subkriteria Persen Potongan Harga (H-3)
Oleh Cluster Kualitas ... V-23 5.27. Nilai W Terhadap Subkriteria Cara Pembayaran (H-4) Oleh
Cluster Harga ... V-23
5.28. Nilai W Terhadap Subkriteria Ketepatan Waktu Pengiriman
(55)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.29. Nilai W Terhadap Subkriteria Ketepatan Waktu Pengiriman
(KP-1) Oleh Cluster Keandalan Pengiriman ... V-23 5.30. Nilai W Terhadap Subkriteria Ketepatan Waktu Pengiriman
(KP-1) Oleh Cluster Pelayanan ... V-24 5.31. Nilai W Terhadap Subkriteria Ketepatan Waktu Pengiriman
(KP-1) Oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan ... V-24 5.32. Nilai W Terhadap Subkriteria Ketepatan Waktu Pengiriman
(KP-1) Oleh Cluster Profil Supplier... V-24 5.33. Nilai W Terhadap Subkriteria Fleksibilitas Pengubahan Waktu
Pengiriman (KP-2) Oleh Cluster Fleksibilitas Dan
Ketanggapan ... V-24 5.34. Nilai W Terhadap Subkriteria Fleksibilitas Pengubahan Waktu
Pengiriman (KP-2) Oleh Cluster Profil Supplier ... V-24 5.35. Nilai W Terhadap Subkriteria Adanya Kebijakan Garansi dan
Klaim (P-1) Oleh Cluster Kualitas ... V-25 5.36. Nilai W Terhadap Subkriteria Adanya Kebijakan Garansi Dan
Klaim (P-1) Oleh Cluster Keandalan Pengiriman... V-25 5.37. Nilai W Terhadap Subkriteria Adanya Kebijakan Garansi Dan
(56)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.38. Nilai W Terhadap Subkriteria Adanya Kebijakan Garansi dan
Klaim (P-1) Oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan ... V-25 5.39. Nilai W Terhadap Subkriteria Waktu Penyelesaian Klaim atau
Komplain (P-2) Oleh Cluster Pelayanan ... V-25 5.40. Nilai W Terhadap Subkriteria Waktu Penyelesaian Klaim atau
Komplain (P-2) Oleh Cluster Fleksibilitas dan Ketanggapan .... V-26 5.41. Nilai W Terhadap Subkriteria Kemudahan Komunikasi (P-3)
Oleh Cluster Fleksibilitas Dan Ketanggapan ... V-26 5.42. Nilai W Terhadap Subkriteria Kemudahan Komunikasi (P-3)
Oleh Cluster Kualitas ... V-26 5.43. Nilai W Terhadap Subkriteria Kualitas Perbaikan (P-4) Oleh
Cluster Pelayanan ... V-26
5.44. Nilai W Terhadap Subkriteria Kualitas Perbaikan (P-4) Oleh
Cluster Fleksibilitas Dan Ketanggapan ... V-26
5.45. Nilai W Terhadap Subkriteria Kualitas Perbaikan (P-4) Oleh
Cluster Harga ... V-27
5.46. Nilai W Terhadap Subkriteria Dukungan Teknis (P-5) Oleh
Cluster Pelayanan ... V-27
5.47. Nilai W Terhadap Subkriteria Dukungan Teknis (P-5) Oleh
(57)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.48. Nilai W Terhadap Subkriteria Pemenuhan Prosedur Dalam
Menangani Komplain (FK-1) Oleh Cluster Pelayanan ... V-27 5.49. Nilai W Terhadap Subkriteria Kecepatan Dalam Menanggapi
Komplain (FK-2) Oleh Cluster Pelayanan ... V-27 5.50. Nilai W Terhadap Subkriteria Hasil Tanggapan Komplain
Memuaskan (FK-3) Oleh Cluster Kualitas ... V-28 5.51. Nilai W Terhadap Subkriteria Hasil Tanggapan Komplain
Memuaskan (FK-3) Oleh Cluster Pelayanan ... V-28 5.52. Nilai W Terhadap Subkriteria Hasil Tanggapan Komplain
Memuaskan (FK-3) Oleh Cluster Fleksibilitas dan
Ketanggapan ... V-28 5.53. Nilai W Terhadap Subkriteria Fleksibilitas Terhadap
Kustomisasi (FK-4) Oleh Cluster Pelayanan ... V-28 5.54. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Kualitas ... V-28
5.55. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Harga ... V-29
5.56. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
(58)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.57. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Pelayanan ... V-29
5.58. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Fleksibilitas Dan Ketanggapan ... V-29
5.59. Nilai W Terhadap Subkriteria Kapasitas Dan Fasilitas Produksi
(PS-2) Oleh Cluster Keandalan Pengiriman ... V-29 5.60. Nilai W Terhadap Kriteria Kualitas (C-1) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.61. Nilai W Terhadap Kriteria Harga (C-2) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.62. Nilai W Terhadap Kriteria Keandalan Pengiriman (C-3) Oleh
Cluster yang Mempengaruhi ... V-30
5.63. Nilai W Terhadap Kriteria Pelayanan (C-4) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.64. Nilai W Terhadap Kriteria Fleksibilitas Dan Ketanggapan
(C-5) Oleh Cluster yang Mempengaruhi ... V-31 5.65. Nilai W Terhadap Kriteria Profil Supplier (C-6) Oleh Cluster
yang Mempengaruhi ... V-31 5.66. Unweighted Supermatrix ... V-32
(59)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.68. Limiting Supermatrix ... V-34
5.69. Rekapan Bobot Subkriteria ... V-35 5.70. Penilaian Supplier Busa Responden I ... V-36 5.71. Penilaian Supplier Busa Responden II ... V-37 5.72. Penilaian Supplier Busa Responden III... V-37 5.73. Penilaian Supplier Busa Responden IV ... V-38 5.74. Penilaian Supplier Busa Responden V ... V-39 5.75. Penilaian Supplier Kawat Responden I ... V-40 5.76. Penilaian Supplier Kawat Responden II ... V-40 5.77. Penilaian Supplier Kawat Responden III ... V-41 5.78. Penilaian Supplier Kawat Responden IV ... V-42 5.79. Penilaian Supplier Kawat Responden V ... V-42 5.80. Rata-rata Penilaian Supplier Busa ... V-43 5.81. Rata-rata Penilaian Supplier Kawat ... V-44 5.82. Normalisasi Matriks COPRAS untuk Supplier Busa ... V-46 5.83. Normalisasi Matriks COPRAS untuk Supplier Kawat ... V-46 5.84. Weighted Matrix COPRAS untuk Supplier Busa... V-48
5.85. Weighted Matrix COPRAS untuk Supplier Kawat ... V-48
5.86. Perhitungan Pi dan Ri Supplier Busa ... V-50 5.87. Perhitungan Pi dan Ri Supplier Kawat... V-50
(60)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.88. Jumlah Ri dan 1/Ri Supplier Busa ... V-50 5.89. Jumlah Ri dan 1/Ri Supplier Kawat ... V-50 5.90. Perhitungan Bobot Relatif (Qi) Supplier Busa... V-51 5.91. Perhitungan Bobot Relatif (Qi) Supplier Kawat ... V-51 5.92. Perhitungan Ni Supplier Busa ... V-52 5.93. Perhitungan Ni Supplier Kawat ... V-52 6.1. Bobot Kriteria Hasil Fuzzy ANP ... VI-1 6.2. Urutan Bobot Supplier Bahan Baku Busa ... VI-4 6.3. Urutan Bobot Supplier Bahan Baku Kawat ... VI-4 6.4. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Awal) ... VI-8 6.5. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Alternatif 1) . VI-8 6.6. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Alternatif 2) . VI-8 6.7. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(Awal)... VI-10 6.8. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(Alternatif 1) ... VI-10 6.9. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(61)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Stuktur Organisasi PT. Budi Raya Perkasa ... II-3 3.1. Kurva Segitiga ... III-5 3.2. Himpunan Fuzzy NORMAL ... III-5 3.3. (a) Struktur Hierarki (b) Struktur Networks ... III-6 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-5 4.3. Diagram Alir Pengolahan Data ... IV-9 5.1. Struktur Jaringan (Network) Pemilihan Supplier ... V-12
(62)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
L-1 Pengumpulan Data Fuzzy ANP (Analytical Network Process) L-2 Surat Penjajakan
L-3 Surat Balasan Perusahaan L-4 Form Tugas Akhir
L-5 Surat Keputusan Tugas Akhir L-6 Notulensi Pemilihan Kriteria L-7 Notulensi Pemilihan Subkriteria
L-8 Notulensi Penentuan Hubungan (Network) L-9 Kuisioner ANP
L-10 Kuisioner COPRAS
L-11 Form Asistensi Dosen Pembimbing I L-12 Form Asistensi Dosen Pembimbing II
(63)
ABSTRAK
Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan utama dalam menjamin kelancaran produksi. Keterlambatan pengiriman bahan baku oleh pemasok mempengaruhi kelancaran produksi sehingga berdampak pada pengiriman order ke konsumen. Budi Raya Perkasa mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku busa dan kawat oleh masing-masing supplier dengan frekuensi sebesar 66% dari total pengiriman yang dilakukan. Oleh sebab itu, evaluasi pemasok perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prioritas pemasok. Integrasi metode Fuzzy Analytical
Network Process (FANP) dan Complex Proportional Assessment with Grey Theory (COPRAS-G) yang digunakan dalam evaluasi pemasok dimana skala
pengaruh antar kriteria dan penilaian supplier terhadap kriteria diperoleh menggunakan kuisioner yang dibagikan ke lima manajer untuk mendapatkan bobot – bobot kriteria yang menjadi input untuk mendapatkan prioritas pemasok. Hasil prioritas pemasok bahan baku busa adalah Hanaria Indah, Pacific Foam, Maju Foam, Dunia Chemical Industries, sedangkan urutan prioritas pemasok bahan baku kawat diperoleh Baja Utama Wiraswasta Inti, Abadi Jaya, Gunung Gahapi Sakti.
(1)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.57. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Pelayanan ... V-29
5.58. Nilai W Terhadap Subkriteria Reputasi Supplier (PS-1) Oleh
Cluster Fleksibilitas Dan Ketanggapan ... V-29
5.59. Nilai W Terhadap Subkriteria Kapasitas Dan Fasilitas Produksi
(PS-2) Oleh Cluster Keandalan Pengiriman ... V-29 5.60. Nilai W Terhadap Kriteria Kualitas (C-1) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.61. Nilai W Terhadap Kriteria Harga (C-2) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.62. Nilai W Terhadap Kriteria Keandalan Pengiriman (C-3) Oleh
Cluster yang Mempengaruhi ... V-30
5.63. Nilai W Terhadap Kriteria Pelayanan (C-4) Oleh Cluster yang
Mempengaruhi ... V-30 5.64. Nilai W Terhadap Kriteria Fleksibilitas Dan Ketanggapan
(C-5) Oleh Cluster yang Mempengaruhi ... V-31 5.65. Nilai W Terhadap Kriteria Profil Supplier (C-6) Oleh Cluster
yang Mempengaruhi ... V-31 5.66. Unweighted Supermatrix ... V-32
(2)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.68. Limiting Supermatrix ... V-34
5.69. Rekapan Bobot Subkriteria ... V-35 5.70. Penilaian Supplier Busa Responden I ... V-36 5.71. Penilaian Supplier Busa Responden II ... V-37 5.72. Penilaian Supplier Busa Responden III... V-37 5.73. Penilaian Supplier Busa Responden IV ... V-38 5.74. Penilaian Supplier Busa Responden V ... V-39 5.75. Penilaian Supplier Kawat Responden I ... V-40 5.76. Penilaian Supplier Kawat Responden II ... V-40 5.77. Penilaian Supplier Kawat Responden III ... V-41 5.78. Penilaian Supplier Kawat Responden IV ... V-42 5.79. Penilaian Supplier Kawat Responden V ... V-42 5.80. Rata-rata Penilaian Supplier Busa ... V-43 5.81. Rata-rata Penilaian Supplier Kawat ... V-44 5.82. Normalisasi Matriks COPRAS untuk Supplier Busa ... V-46 5.83. Normalisasi Matriks COPRAS untuk Supplier Kawat ... V-46 5.84. Weighted Matrix COPRAS untuk Supplier Busa... V-48
(3)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.88. Jumlah Ri dan 1/Ri Supplier Busa ... V-50 5.89. Jumlah Ri dan 1/Ri Supplier Kawat ... V-50 5.90. Perhitungan Bobot Relatif (Qi) Supplier Busa... V-51 5.91. Perhitungan Bobot Relatif (Qi) Supplier Kawat ... V-51 5.92. Perhitungan Ni Supplier Busa ... V-52 5.93. Perhitungan Ni Supplier Kawat ... V-52 6.1. Bobot Kriteria Hasil Fuzzy ANP ... VI-1 6.2. Urutan Bobot Supplier Bahan Baku Busa ... VI-4 6.3. Urutan Bobot Supplier Bahan Baku Kawat ... VI-4 6.4. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Awal) ... VI-8 6.5. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Alternatif 1) . VI-8 6.6. Biaya Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier (Alternatif 2) . VI-8 6.7. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(Awal)... VI-10 6.8. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(Alternatif 1) ... VI-10 6.9. Keterlambatan Bahan Baku Busa dengan Empat Supplier
(4)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Stuktur Organisasi PT. Budi Raya Perkasa ... II-3 3.1. Kurva Segitiga ... III-5 3.2. Himpunan Fuzzy NORMAL ... III-5 3.3. (a) Struktur Hierarki (b) Struktur Networks ... III-6 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-5 4.3. Diagram Alir Pengolahan Data ... IV-9 5.1. Struktur Jaringan (Network) Pemilihan Supplier ... V-12
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
L-1 Pengumpulan Data Fuzzy ANP (Analytical Network Process) L-2 Surat Penjajakan
L-3 Surat Balasan Perusahaan L-4 Form Tugas Akhir
L-5 Surat Keputusan Tugas Akhir L-6 Notulensi Pemilihan Kriteria L-7 Notulensi Pemilihan Subkriteria
L-8 Notulensi Penentuan Hubungan (Network) L-9 Kuisioner ANP
L-10 Kuisioner COPRAS
L-11 Form Asistensi Dosen Pembimbing I L-12 Form Asistensi Dosen Pembimbing II
(6)
ABSTRAK
Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan utama dalam menjamin kelancaran produksi. Keterlambatan pengiriman bahan baku oleh pemasok mempengaruhi kelancaran produksi sehingga berdampak pada pengiriman order ke konsumen. Budi Raya Perkasa mengalami keterlambatan pengiriman bahan baku busa dan kawat oleh masing-masing supplier dengan frekuensi sebesar 66% dari total pengiriman yang dilakukan. Oleh sebab itu, evaluasi pemasok perlu dilakukan agar perusahaan dapat mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prioritas pemasok. Integrasi metode Fuzzy Analytical
Network Process (FANP) dan Complex Proportional Assessment with Grey Theory (COPRAS-G) yang digunakan dalam evaluasi pemasok dimana skala
pengaruh antar kriteria dan penilaian supplier terhadap kriteria diperoleh menggunakan kuisioner yang dibagikan ke lima manajer untuk mendapatkan bobot – bobot kriteria yang menjadi input untuk mendapatkan prioritas pemasok. Hasil prioritas pemasok bahan baku busa adalah Hanaria Indah, Pacific Foam, Maju Foam, Dunia Chemical Industries, sedangkan urutan prioritas pemasok bahan baku kawat diperoleh Baja Utama Wiraswasta Inti, Abadi Jaya, Gunung Gahapi Sakti.