b. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi
antara prinsipal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.
Jensen dan Meckling 1976 dalam Iqbal 2007 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah
keagenan dari manajer dengan pemegang saham. Penelitian ini menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan
dengan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya.
Good Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan
keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance sangat berkaitan dengan
bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencurimenggelapkan
atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan danakapital yang telah ditanamkan oleh investor.
2.2 Good Corporate Governance
Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern
Universitas Sumatera Utara
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut
Rahmawati dalam Putri 2006 Good Corporate Governance didefenisikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency,
accountability dan responsibility yang mengatur hubungan antar pemegang saham, manajemen, direksi dan Komisaris, kreditur, karyawan serta stakeholders
lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Sedangkan tujuan dari Good Corporate Governance adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders. Menurut Rahmawati dalam Putri 2006 Pelaksanaan good corporate governance
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini : a.
Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value. c.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden.
Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Prinsip-prinsip dasar ini
diharapkan menjadi rujukan bagi para regulator pemerintah daam membangun framework bagi penerapan good corporate governance. Prinsip-prinsip dasar
penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Fairness Kewajaran
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan
keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam insider
trading.
b. Transparansi
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta
dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari
keuuntungan perusahaan.
c. Accountability Akuntablitas
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan
Komisaris dan auditor.
d. Responsibility Responsibilitas
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang
kepemtingan dalam menciptakan kesejahteraan.
2.3 Manajemen Laba Earning Management