a. Fairness Kewajaran
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan
keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam insider
trading.
b. Transparansi
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta
dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari
keuuntungan perusahaan.
c. Accountability Akuntablitas
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan
Komisaris dan auditor.
d. Responsibility Responsibilitas
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang
kepemtingan dalam menciptakan kesejahteraan.
2.3 Manajemen Laba Earning Management
Definisi manajemen laba diungkapkan oleh Schipper 1989 dalam Sutrisno 2002 yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu
intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat sebagai lawan untuk
memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut. Menurut Assih dan Gudono 2000 mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan
dengan sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Principles GAAP untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Manajemen laba adalah
campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, dan menambah bias dalam laporan keuangan serta
mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa Setiawati dan Na’im, 2001 .
Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan
perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor
mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya Ashari dkk, 1994 dalam Assih
2004.
2.4 Kepemilikan Manjerial
Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling 1976 yang menyatakan bahwa
semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang
saham yang juga adalah dirinya sendiri. Shleifer dan Vishny 1986 menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki
insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer
akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar
dengan manajemen Jansen dan Meckling, 1976. Sehingga permasalahan
Universitas Sumatera Utara
keagenen diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik.
Penelitian Warfield et al 1995 yang menguji hubungan kepemilikan manajerial dengan discretionary accrual dan kandungan informasi laba
menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan secara negatif dengan discretionary accrual. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa
kualitas laba meningkat ketika kepemilikan manajerial tinggi. Gabrielsen et al 2002 menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan kandungan
informasi laba serta discretionary accrual. Dengan menggunakan data pasar modal Denmark ditemukan adanya hubungan yang positif tetapi tidak signifikan
antara kepemilikan manajerial dan discretionary accrual dan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dan kandungan informasi laba. Smith 1976
menemukan bahwa income smoothing secara signifikan lebih sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh manajer dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan yang lain.
2.5 Proporsi Dewan Komisaris