Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ade Fatwa Lubis. 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Asril Sitompul, 2004. Pasar Modal (Penawaran Umum dan Permasalahannya),

Citra Aditya Bakti, Bandung.

Barton, Sidney L., Ned C. Hill dan Sirinivasan Sundaran, 1989. An Empirical Test of Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure. Journal of the Financial Management Association, Spring.

Basu Swastha, Hani Handoko, 2001. Manajemen Penjualan, EdisiKedua, Cetakan Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan Buku 2. Edisi Delapan, Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Dewi Astuti, 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : untuk Akuntansi dan Manajemen,

Edisi Revisi, USU Press, Medan.

Febriyani, Nina dan Ceacilia Srimindarti, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan-perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2(2), h: 138-159

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hatta, Atika J, 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder Pertumbuhan Penjualan, JAAL Vol.6.No.2.Desember.

Hermuningsih, Sri, 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis. Vol.16.No.2, Juli, h: 232-242.

Husnan, Suad, 1997. Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang), BPFE, Yogyakarta.

Indrajaya, Glenn; Herlina dan Setiadi, Rini, 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor


(2)

Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007.

Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.6 Tahun ke-2.

Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta. Joni dan Lina, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Stie

Trisakti. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No.2 Agustus. Hal 81-96. Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Kesuma, Ali, 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.11.No.1. h:38-45

Mahapsari, Nunky R. dan Taman, Abdullah, 2013. Analisis Profitabilitas, Struktur Aset dan Pertumbuhan Penjualatan Terhadap Harga Saham Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal. Vol.1.No.2. Martono dan Agus Harjito, 2008. Manajemen Keuangan, EKONESIA,

Yogyakarta.

Pardede, Ratlan dan Manurung, Renhard, 2014. Analisis Jalur = Path Analysis : Teori dan aplikasi dalam riset bisnis, Rineka Cipta. Jakarta.

Situmorang, Syafrizal H. Dan Muslich, 2014. Analisis Data: Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 3, USU Press, Medan.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian, Edisi Kedua, Cetakan Kesembilan. Alfabeta, Bandung.

Syamsudin, Lukman, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8, Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain kasual. Desain kasual berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:72), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2006:73). Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan sendiri sampel oleh peneliti.

Adapun kriteria yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar secara terus-menerus di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012-2014


(4)

2. Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesa yang memiliki laporan keuangan lengkap selama periode tahun 2012-2014 dan laporan keuangan berakhir per tanggal 31 Desember

3. Data harga saham pada saat penutupan per tanggal 31 Desember periode 2012-2014.

Jumlah perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014 adalah sebanyak 57 perusahaan. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 54 perusahaan sebagai sampel penelitian yang ditunjukkan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Jumlah

Total perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia di BEI 2012-2014

57

1. Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang secara terus menerus terdaftar di BEI 2012-2014

57

2. Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar di BEI yang memiliki laporan keuangan lengkap selama periode 2012-2014 dan laporan keuangan berakhir per tanggal 31 desember

54

3 Data harga saham pada saat penutupan per tanggal 31 desember periode 2012-2014

54

Jumlah sampel selama periode penelitian 54 Sumber:


(5)

Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang menjadi sampel penelitian tersebut adalah :

Tabel 3.2

Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Semen, Keramik dan Kimia

No. Kode Nama Perusahaan

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 2 SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk

3 SMGR PT. Semen Gresik, Tbk 4 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 5 ARNA PT. Arwana Citra Mulia, Tbk

6 IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk 7 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk 8 MLIA PT. Mulia Industrindo, Tbk

9 TOTO PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 10 BRPT PT. Barito Pasific, Tbk

11 BUDI PT. Budi Starch dan Sweetener, Tbk 12 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 13 EKAD PT. Ekadharma International, Tbk 14 ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk 15 INCI PT. Intan Wijaya International, Tbk 16 SRSN PT. Indo Acitama, Tbk

17 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk 18 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk Sumber : Lampiran 1

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung


(6)

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Jenis data yang digunakan adalah:

1. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang merupakan sampel penelitian

2. Informasi-informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu:

1. Studi dokumentasi, dalam penelitian ini pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yang diambil berupa laporan tahunan perusahaan yang menjadi populasi dan sampel penelitian.

2. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian-penelitian terdahulu. Dalam hal ini, data diperoleh melalui buku-buku, jurnal, serta media tertulis lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.


(7)

3.5Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel apapun. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan.

1. Profitabilitas

Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Assets (ROA) yang menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset untuk menghasilkan laba yang merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset

ROA=Laba Bersih

Total Aset x 100%

2. Struktur Aset

Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang, yang terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar dan aset tidak lancar. Cara mengukurnya adalah dengan perbandingan atau perimbangan antara aset tetap dengan total aset

Struktur Aset=Aset Tetap


(8)

3. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.

Pertumbuhan Penjualan =S1 – St-1 St-1

x 100%

Keterangan:

S1 : penjualan pada tahun ke t

St-1: penjualan pada periode sebelumnya

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti:

Tabel 3.3

Variabel Independen Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Profitabilitas Return On Assets (ROA) Rasio Struktur Aset Perbandingan aset tetap dan

total aset

Rasio

Pertumbuhan penjualan

Perbandingan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya


(9)

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Menurut Pamungkas (2013) harga saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Pada penelitian ini, harga saham dinilai berdasarkan harga penutupan.

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel dependen yang diteliti:

Tabel 3.4

Variabel Dependen Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Harga Saham Harga pasar pada saat penutupan per tahun

Rasio

3.5.3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007). Adapun


(10)

variabel intervening dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal saham (Weston dan Copeland, 1999). Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan antara utang jangka panjang dengan ekuitas (modal sendiri) dinyatakan dalam persen (%).

Struktur Modal =Utang Jangka Panjang

Ekuitas x 100%

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel intervening yang diteliti

Tabel 3.5

Variabel Intervening Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Struktur Modal Perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas

Rasio

3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan metode untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data kuantitati secara deskriptif. “Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi”, (Ghozali, 2006). Berdasarkan data olahan SPPS 22 yang meliputi ROA, Struktur Aset,


(11)

maksimum, nilai minimun, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, multikolinearitas, heterokedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.6.2.1. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas menurut Erlina (2008:12) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

Probabilitas > 0,05 : hipotesis diterima karena data berdistribusi secara normal. Probabilitas < 0,05 : hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusi.

Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk yang normal dengan cara transformasi data. Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (Ln), Log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan


(12)

logaritma natural (Ln), Log 10, maupun akar kuadrat akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel (n) akan berkurang.

3.6.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi diantara variabel-variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi menurut Ghozali (2005:91) dapat dilihat dari:

1. Nilai tolerance dan lawannya 2. Variance inflation factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/ tolerancei). Apabila nilai tolerance diatas 10 persen dan VIF dibawah 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas.

3.6.2.3. Uji Autokorelasi

Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi adalah


(13)

umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series karena pengganggu pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada seorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson. Kriteria pengambilan keputusan menurut Situmorang (2014:140) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelsi positif

No decision dl ≤ d ≤ du

Tida ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi

negatif

No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi positif dan negatif

Tidak ditolak du < d < 4 − du

3.6.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke


(14)

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan diperluas dengan analisis jalur. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Pardede & Manurung, 2014). Persamaan struktural dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(15)

Z=b1ZX1+ b2ZX2 + b3ZX3 + e1 Y=b1YX1+ b2YX2+ b3YX3 + e2 Keterangan :

Z : Struktur Modal Y : Harga Saham

X1 : Profitabilitas (diproksikan dengan ROA) X2 : Struktur Aset (diproksikan dengan FTA)

X3 : Pertumbuhan Penjualan (diproksikan dengan GROWTH)

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test. 1. Uji Signifikan Parsial (t-test)

Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t untuk mengetahui signifikansi koefisien regresi.

Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig-t dengan α = 0,05 :

a. Jika signifikansi t yang diperoleh lebih kecil dari nilai α maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

b. Jika signifikansi t yang diperoleh lebih besar dari nilai α maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen


(16)

Selain itu dapat dilihat dari signifikansinya dengan membandingkan thitung dan ttabel dengan ketentuan:

a. H0 diterima jika thitung < ttabel b. H1 diterima jika thitung > ttabel

2. Uji Signifikan Simultan (F-test)

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y.

Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig-F dengan α = 0,05 :

a. Jika Sig-F < 0,05 : model regresi signifikan b. Jika Sig-F ≥ 0,05 : model regresi tidak signifikan


(17)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda dan diperluas dengan analisis jalur. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpose sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 sampai dengan 2014, dimana jumlah perusahaan tersebut adalah 19 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 18 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian dan diamati selama periode 2012-2014.


(18)

4.2. Analisis Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata-rata (mean), nilai ekstrim yaitu nilai minimun dan nilai maksimum, serta standar deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel yang diteliti ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber : Output SPSS. Diolah penulis 2016

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Jumlah sampel perusahaan adalah 54 perusahaan manufaktur sektor

semen, keramik dan kimia yaitu 18 perusahaan dikali 3 tahun pengamatan penelitian

2. Variabel Independen Profitabilitas (X1) yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -10,68 dan memiliki nilai maksimum sebesar 26,06. Rata-rata ROA sebesar 6,6539 dengan standar deviasi sebesar 8,84001.


(19)

3. Variabel Independen Struktur Aset (X2) yang diproksikan dengan Fixed Tangible Assets (FTA) memiliki nilai minimum sebesar 23,68 dan memiliki nilai maksimum sebesar 86,68. Rata-rata FTA sebesar 53,9311 dengan standar deviasi sebesar 17,94404.

4. Variabel Independen Pertumbuhan Penjualan (X3) yang diproksikan dengan Growth memiliki nilai minimum sebesar -17,08 dan memiliki nilai maksimum sebesar 35,42. Rata-rata Growth sebesar 9,8130 dengan standar deviasi sebesar 11,71126.

5. Variabel Intervening Struktur Modal (Z) memiliki nilai minimum sebesar 3 dan memiliki nilai maksimum sebesar 392,20. Rata-rata Struktur Modal sebesar 45,0459 dengan standar deviasi sebesar 82,19122.

6. Variabel Dependen Harga Saham (Y) memiliki nilai minimum sebesar 50 dan memiliki nilai maksimum sebesar 25000. Rata-rata Harga Saham sebesar 3496,563 dengan standar deviasi sebesar 6071,7696.

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik.


(20)

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau variabel residual terdistribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng.

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa gambar grafik histogram tidak berbentuk lonceng yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

Pada grafik P-P Plot, data dikatakan terdistribusi secara normal apabila titik-titik datanya menyebar disekitar garis pola. Pada gambar 4.2


(21)

terlihat bahwa titik-titik data tidak menyebar dengan merata disekitar garis pola dimana titik-titik menjauhi garis pola, sehingga ini menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pengujian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan melihat grafik histogram dan P-P Plot saja tidak cukup, sehingga perlu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik dapat dilakukan dengan pengujian kolmogorov smirnov. Untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Apabila nilai


(22)

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Kolmogorov-Smirnov Test (Sebelum Transformasi Data)

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan atau nilai probabilitasnya sebesar 0,013. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal (Ho ditolak) karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,013 < 0,05. Pengujian normalitas data yang dilakukan dengan uji grafik dan uji statistik menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal sehingga uji hipotesis tidak dapat dilakukan. Untuk menormalkan data penelitian, maka penulis melakukan transformasi data. Salah satu transformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan akar kuadrat.


(23)

Penulis melakukan pengujian ulang terhadap normalitas data untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak setelah dilakukan transformasi data. Hasil uji normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.3

Grafik Histogram (Setelah Transformasi Data) Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Grafik histogram pada Gambar 4.3 menunjukkan pada distribusi normal karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Dilihat dari grafik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal. Normalisasi data juga diuji menggunakan grafik P-P Plot. Sebuah data dapat dikatan


(24)

normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 yang menunjukkan grafik normal P-P Plot setelah dilakukan transformasi data.

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (Setelah Transformasi Data) Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Berdasarkan pada hasil pengujian analisis statistik menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Agar dapat dilakukan pengujian hipotesis maka penulis melakukan transformasi data untuk


(25)

mendapatkan distribusi data yang normal. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Kolmogorov-Smirnov Test (Setelah Transformasi Data)

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Hasil uji kolmogorov smirnov pada Tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Kolmogorov Smirnov (K-S) sebesar 0,069 dan nilai signifikan sebesar 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi berdistribusi normal, dimana nilai signifikansinya 0,200 > 0,05.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance> 0,1, maka dapat disimpulkan tidak


(26)

terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Multikolinearitas (Sebelum Transformasi Data)

Tabel 4.5

Multikolinearitas (Setelah Transformasi Data)

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Berdasarkan data olahan pada Tabel 4.5, maka dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai


(27)

terjadi korelasi di antara variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian ini.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak diantara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi, positif atau negatif. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Durbin-Watson

(Sebelum Transformasi Data)

Tabel 4.7 Durbin-Watson (Setelah Transformasi Data)


(28)

Berdasarkan data yang ada pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai

Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 1,840. Nilai akan dibandingkan dengan nilai tabel yang mempunyai nilai signifikansi (α) = 5%, jumlah sampel (n) = 34 dan jumlah variabel independen (k) = 4. Berdasarkan tabel Durbin-Watson, maka diperoleh nilai batas atas (du) = 1,7277 dan nilai batas bawah (dl) = 1,2078 serta nilai 4-du = 2,2723. Oleh karena nilai dw = 1,840 lebih besar dari batas atas (du) = 1,7277 dan kurang dari 4-du (4-1,7277 = 2,2723), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas. Dengan melihat pola grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-tik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudia menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.


(29)

Gambar 4.5

Grafik Scatterplot (Sebelum Transformasi Data) Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pada Gambar 4.5 terlihat bahwa grafik scatterplot menunjukkan pola tertentu dimana titik-titik tidak tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tidak layak dipakai untuk memprediksi harga saham. Hasil dari transformasi data terhadap pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut.


(30)

Gambar 4.6

Grafik Scatterplot (Setelah Transformasi Data) Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pengujian heterokedastisitas setelah transformasi data pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi layak dipakai untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.


(31)

4.2.3 Diagram Jalur

Menentukan diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan variabel adalah sebagai berikut.

e1 e2

Gambar 4.7 Diagram Jalur

Pada Gambar 4.7 diagram jalur diatas terdiri dari dua persamaan struktural dimana profitabilitas (X1), struktur aset (X2) dan pertumbuhan penjualan (X3) adalah variabel eksogen dan struktur modal (Z) serta harga saham (Y) adalah variabel endogen.

Persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut:

Z=b1ZX1+ b2ZX2 + b3ZX3 + e1(Sebagai persamaan substruktur 1) Y=b1YX1+ b2YX2+ b3YX3 +e2(Sebagai persamaan substruktur 2)

4.2.4. Analisa Regresi Persamaan I

Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan) terhadap variabel tergantung (struktur modal). Analisa regresi tersebut menghasilkan koefisien-koefisien regresi yang menunjukkan arah

Struktur Aset Struktur

Modal

Harga Saham Profitabilitas

Pertumbuhan Penjualan


(32)

hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel tergantung. Berikut ini adalah hasil analisis regresi I yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Regresi I

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Z = 0,430 – 0,995 X1 + 1,174 X2 – 0,454 X3 + e

Dimana:

Z : Struktur Modal

X1 : Profitabilitas (diproksikan dengan ROA) X2 : Struktur Aset (diproksikan dengan FTA)

X3 : Pertumbuhan Penjualan (diproksikan dengan GROWTH)

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah struktur aset dengan koefisien sebesar 1,174. Sedangkan variabel profitabilitas dengan koefisien sebesar -0,995 dan variabel pertumbuhan penjualan dengan koefisien sebesar -0,454. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur modal sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.


(33)

4.2.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar hubungan antara variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan menjelaskan variabel struktur modal. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diperoleh hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,654 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara struktur modal dan variabel independen (profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan) kuat karena berada diatas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,427. Hal ini berarti 42,7 % variasi atau perubahan dalam struktur modal dapat dijelaskan oleh variasi profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan, sedangkan sisanya 57,3 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain.


(34)

4.2.4.2Pengujian Hipotesis Persamaan I

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji T (t-test) dan uji F (f-test)

1. Uji T (t-test)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil pengolah SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji T

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 a. Pengaruh ROA terhadap struktur modal

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar -2,669 dengan nilai signifikan 0,012. Hasil uji statistik tersebut menyimpulkan thitung adalah -2,669 sedangkan ttabel adalah 2,037, sehingga thitung >ttabel (2,669 > 2,037), maka ROA secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 (0,012


(35)

<0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

b. Pengaruh struktur aset terhadap struktur modal

Besarnya thitung untuk variabel struktur aset sebesar 3,353 dengan nilai signifikan 0,02, sedangkan ttabel adalah 2,037 sehingga thitung >ttabel (3,353 > 2,037), maka struktur aset secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 (0,02 < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya struktur aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

c. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal

Besarnya thitung untuk variabel pertumbuhan penjualan sebesar -1,116 dengan nilai signifikan 0,273, sedangkan ttabel adalah 2,037 sehingga thitung <ttabel (1,116> 2,037), maka pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,273 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya pertumbuhan penjualantidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2. Uji F (F test)

Untuk melihat pengaruh profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal secara simultan, dapat dihitung


(36)

dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji F

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya jika H1 diterima maka berpengaruh signifikan dan jika H0 diterima tidak berpengaruh signifikan.

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 7,455 dengan tingkat signifikansi 0,001 sedangkan Ftabel2,92 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap struktur modal karena Fhitung> Ftabel (7,455 >2,92) dan signifikan penelitian lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05).


(37)

4.2.5 Analisa Regresi Persamaan II

Berikut ini adalah hasil analisis regresi II yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.12

Hasil Analisis Regresi II

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -11,847 + 29,075 X1 – 0,467 X2 – 7,647 X3 + e

Dimana:

Y : Harga Saham

X1 : Profitabilitas (diproksikan dengan ROA) X2 : Struktur Aset (diproksikan dengan FTA)

X3 : Pertumbuhan Penjualan (diproksikan dengan GROWTH)

4.2.5.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar hubungan antara variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1.


(38)

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal menjelaskan variabel harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diperoleh hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebagai berikut.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,689 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham dengan variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal kuat karena berada diatas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,474. Hal ini berarti variabilitas harga saham yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal sebesar 47,4% sedangkan 52,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.

4.2.5.2 Pengujian Hipotesis Persamaan II

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian


(39)

1. Uji T (t-test)

Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji T

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 a. Pengaruh ROA terhadap harga saham

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar 4,885 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut menyimpulkan thitung adalah 4,885 sedangkan ttabel adalah 2,037, sehingga thitung >ttabel (4,885> 2,037), maka ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 (0,00< 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(40)

b. Pengaruh struktur aset terhadap harga saham

Besarnya thitung untuk variabel struktur aset sebesar -0,079 dengan nilai signifikan 0,937, sedangkan ttabel adalah 2,037 sehingga thitung <ttabel (0,079> 2,037), maka struktur aset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,937 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

c. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham

Besarnya thitung untuk variabel pertumbuhan penjualan sebesar -1,284 dengan nilai signifikan 0,209, sedangkan ttabel adalah 2,037 sehingga thitung <ttabel (1,284> 2,037), maka pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,209> 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

d. Pengaruh struktur modal terhadap harga saham

Besarnya thitung untuk variabel struktur modal sebesar 1,033dengan nilai signifikan 0,310, sedangkan ttabel adalah 2,037 sehingga thitung <ttabel (1,033> 2,037), maka struktur modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,310>0,05), maka


(41)

H0diterima dan H1 ditolak, artinya struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Uji F (F test)

Untuk melihat pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham secara simultan, dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji F

Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya jika H1 diterima maka berpengaruh signifikan dan jika H0 diterima tidak berpengaruh signifikan.

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 6,537 dengan tingkat signifikansi 0,001 sedangkan Ftabel 2,69 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak


(42)

dan H1 diterima, artinya profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap harga saham karena Fhitung> Ftabel (6,537 > 2,69) dan signifikan penelitian lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05).

4.2.6 Perhitungan Pengaruh

Untuk melihat besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dijelaskan dengan melihat nilai koefisien standardized beta sebagai berikut:

1. Total pengaruh profitabilitas terhadap harga saham melalui struktur modal

Pengaruh Langsung = 0,741

Pengaruh Tidak Langsung (-0,373 x 0,184) = -0,068

Pengaruh Total = 0,673

Profitabilitas dapat berpengaruh langsung terhadap harga saham dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar 0,741 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar -0,068. Nilai pengaruh tidak langsung lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh langsung (-0,068<0,741) sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh langsung terhadap harga saham dan struktur modal tidak berfungsi sebagai variabel interveningbagi profitabilitas. 2. Total pengaruh struktur aset terhadap harga saham melalui struktur


(43)

Pengaruh Langsung = -0,013 Pengaruh Tidak Langsung (0,465 x 0,184) = 0,856

Pengaruh Total = 0,843

Struktur aset dapat berpengaruh langsung terhadap harga saham dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar -0,013 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar 0,856. Nilai pengaruh tidak langsung lebih besar daripada nilai pengaruh langsung ( 0.856> -0,013) sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga saham melalui struktur modal dan struktur modal berfungsi sebagai variabel

intervening bagi struktur aset.

3. Total pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham melalui struktur modal

Pengaruh Langsung = -0,178

Pengaruh Tidak Langsung (-0,178 x 0,184) = -0,033

Pengaruh Total = -0,211

Pertumbuhan penjualan dapat berpengaruh langsung terhadap harga saham dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar -0,178 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar -0,033. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh langsung terhadap harga saham serta tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga saham


(44)

melaluistruktur modal dan struktur modal berfungsi sebagai variabel intervening.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal secara parsial dan secara simultan

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitunguntuk variabel profitabilitas adalah sebesar -2,669 dengan nilai signifikansi t < α (0,012 < 0.05), artinya bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.Hasil ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Brigham & Houston (2001) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengambilan keputusan struktur modal sertahasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kesuma (2009) dan Zulian & Asyik (2014).Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal artinya kondisi ini mencerminkan semakin tinggi tingkat profitabilitas maka struktur modal akan semakin turun, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel struktur aset adalah sebesar 3,353 dengan nilai signifikansi t < α (0,02 < 0,05), artinya bahwa struktur aset secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap


(45)

struktur modal. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Brigham & Houston (2001) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh terhadap pengambilan keputusan struktur modal akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahapsari & Taman (2013).

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar -1,116 dengan nilai signifikansi t > α (0,273 > 0,05), artinya bahwa pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Kondisi ini menunjukkan naik turunnya pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap utang karena perusahaan tidak menggunakan pendanaan dari luar tetapi menggunakan laba dari dalam perusahaan yaitu laba yang diperoleh dari hasil penjualan yang digunakan untuk operasional perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kesuma (2009), Mahapsari & Taman (2013) serta Zulian & Asyik (2014).

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai Fhitung = 7,455 yang nilainya lebih besar dari Ftabel = 2,92 artinya profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahapsari & Taman (2013).


(46)

2. Pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 4,885 dengan nilai signifikansi t < α (0,000< 0.05), artinya bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel struktur aset adalah sebesar -0,079, dengan nilai signifikansi t > α (0,937< 0,05), artinya bahwa struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar -1,284 dengan nilai signifikansi t > α (0,209> 0,05), artinya bahwa pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai thitung untuk struktur modal penjualan adalah sebesar 1,033 dengan nilai signifikansi t > α (0,310> 0,05), artinya bahwa struktur modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai Fhitung = 6,537 yang nilainya lebih besar dari Ftabel = 2,69 artinya profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan


(47)

penjualan dan struktur modal berpengaruh secara simultanterhadap harga saham.

3. Pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel intervening

Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal. Struktur aset berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial, profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan struktur aset (FTA) juga berpengaruh signifikan terhadap struktur modal sedangkan pertumbuhan penjualan (GROWTH) tidak berpengaruh terhadap struktur modal

2. Secara simultan, profitabilitas (ROA), struktur aset (FTA), dan pertumbuhan penjualan (GROWTH) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

3. Secara parsial, hanya profitabiitas (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan struktur aset (FTA), pertumbuhan penjualan (GROWTH) dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap harga saham

4. Secara simultan, profitabilitas (ROA), struktur aset (FTA), pertumbuhan penjualan (GROWTH) dan struktur modal secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

5. Profitabilitas (ROA) dan Pertumbuhan Penjualan (GROWTH) tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal. Struktur Aset (FTA) berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal.


(49)

5.2 Saran

1. Bagi pihak manajemen perusahaan manufaktur sektor semen, kimia dan keramik sebaiknya sebelum menetapkan kebijakan struktur modal agar terlebih dahulu memperhatikan variabel profitabilitas dan struktur aset. Dengan memperhatikan variabel-variabel tersebut, perusahaan dapat memutuskan besarnya struktur modal yang sesuai sehingga dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal bagi perusahaan.

2. Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hendaknya memperhatikan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan serta faktor-faktor fundamental dalam melakukan investasi karena secara simultan mempengaruhi harga saham.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun penelitian dan juga memperbanyak jumlah sampel penelitian agar menghasilkan informasi yang lebih mendukung. Selain itu, penambahan variabel dalam penelitian juga diperlukan seperti faktor lain diluar perusahaan yang kemungkinan berpengaruh terhadap harga saham.


(50)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. Harga Saham

2.1.1.1. Pengertian Saham

Astuti (2004) mendefinisikan Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseoraan terbatas. Saham adalah sekuritas yang paling sering diperdagangkan dan dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk.

Manfaat dari memiliki saham adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh dividen, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham

2. Untuk memperoleh capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli

3. Manfaat non finansial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan

2.1.1.2. Jenis-Jenis Saham

Menurut Asril (2004) Saham (Stock) terbagi atas beberapa jenis, antara lain:

1. Saham biasa (common stock)

Saham biasa atau common stock adalah saham yang mewakili jumlah kepemilikan dalam suatu perusahaan.


(51)

Karakteristik saham biasa adalah sebagai berikut:

a. Pemiliknya mempunyai tanggungjawab yang terbatas terhadap perusahaan, tanggung jawab tersebut adalah senilai dengan jumlah saham yang dimilikinya

b. Mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham c. Adanya hak menuntut bila terjadi kebangkrutan perusahaan,

bila perusahaan mengalami kepailitan maka pemegang saham dapat menuntut pembayaran atas sahamnya setelah semua kewajiban perusahaan terhadap pihak lain dipenuhi.

d. Hak atas pembagian dividen, pembagian dividen ini ditetapkan biasanya dalam rapat umum para pemegang saham.

2. Saham Preferen (Prefered stock)

Saham preferen adalah saham yang memiliki ciri yang berbeda dengan saham biasa. Saham preferen ini memiliki pembayaran yang tetap setiap tahun. Menurut Astuti (2004) Saham preferen memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, namun tidak memiliki hak suara. Pemegang saham preferen memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.

2.1.1.3. Harga Saham

Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan


(52)

penawaran yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2008). Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan karena harga saham yang tinggi akan memberikan keuntungan yaitu capital gain dan prospek pertumbuhan perusahaan juga dapat terlihat dari pergerakan harga saham sehingga investor secara umum akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memberikannya keuntungan. Kondisi tersebut yang memudahkan manajemen untuk memperoleh dana dari luar perusahaan.

2.1.1.4. Macam-macam harga saham

Menurut Ade(2008), Harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Harga nominal

Merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya

2. Harga perdana

Harga ini merupakan harga saham sebelum saham dicatat di Bursa Efek

3. Harga pasar

Harga jual dari investor satu dengan investor lainnya 4. Harga pembukaan

Harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka


(53)

5. Harga penutup

Harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa

6. Harga tertinggi

Harga yang paling tinggi pada suatu hari bursa 7. Harga terendah

Harga yang paling rendah pada suatu hari bursa. 8. Harga rata-rata

Harga rata-rata dari harga tertingi dan harga terendah

2.1.2Struktur Modal

2.1.2.1. Pengertian Struktur modal

Halim (2007) Struktur modal menunjukkan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Dalam teori struktur modal dinyatakan mengenai apakah perubahan struktur modal berpengaruh atau tidak terhadap nilai perusahaan dengan asumsi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berubah. Apabila ada pengaruhnya, berarti ada struktur modal yang terbaik, tetapi jika tidak ada pengaruhnya, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik (Husnan, 1997).


(54)

2.1.2.1. Struktur Modal yang Ditargetkan

Brigham dan Houston (2001) struktur modal yang ditargetkan adalah bauran dari utang, saham preferen dan saham biasa yang direncanakan perusahaan untuk menambah modal

Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian

1. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham

2. Menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan

Empat faktor utama yang mempengaruhi struktur modal adalah:

1. Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Makin besar risiko bisnis perusahaan, makin rendah rasio utang yang optimal

2. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. 4. Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer

lebih agresif dari yang lain, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba


(55)

2.1.2.3Teori Struktur Modal 1. Teori Pendekatan Tradisional

Teori pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (biaya modal perusahaan) bisa dirubah dengan cara merubah struktur modalnya.

2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Teori pendekatan MM tidak ada pajak berpendapat bahwa pendapat pendekatan tradisional adalah tidak benar. Teori MM menunjukkan kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham atau nilai perusahaan tidak menggunakan utang maupun yang menggunakan utang.

Teori pendekatan MM dengan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan bisa dipergunakan utnuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak.

3. Teori Trade – Off

Teori Trade Off berpendapat bahwa perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi.


(56)

4. Pecking Order Theory

Pecking Order Theory menjelaskan perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah.Menurut pecking order theory dikutip oleh Smart, Megginson, dan Gitman (2004), terdapat skenario urutan (hierarki) dalam memilih sumber pendanaan yaitu:

a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan dari internal daripada pendanaan eksternal

b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman yaitu utang yang paling rendah risikonya, turun ke utang yang lebih berisiko.

c. Terdapat kebijakan dividen yang konstan

d. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan serta kesempatan investasi maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang lancar tersedia.


(57)

5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak-pihak yang berkatian dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan.

6. Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan manajer adalah konsep free cash flow. Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Utang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika perusahaan menggunakan utang, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.

2.1.3. Profitabilitas

2.1.3.1. Pengertian Profitabilitas

Kasmir (2008) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.


(58)

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah manajemen telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, manajemen dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki di mana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian, kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.

Tujuan penggunanan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan:


(59)

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri

2.1.3.2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis-Jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: 1. Profit Margin on Sales

Profit Margin on Sales atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba aas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rumus untuk mencari profit margin :

2. Return on Investment (ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama

Return on Investment (ROI)merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan.

���������������= ��������������������������


(60)

ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Rumus untuk mencari Return On Investment adalah:

3. Return on Equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) adalah:

4Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut:

������������������ = ��������������������������

�����������

�������������� (���) = ��������������������������

������

Laba Per Lembar Saham = Laba Saham Biasa Saham biasa yang beredar


(61)

2.1.4. Struktur Aset

2.1.4.1. Pengertian Struktur Aset

Struktur aset menggambarkan proporsi atau perbandingan antara total aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan total aset perusahaan (Joni dan Lina, 2010). Menurut Mas’ud (2009) struktur aset mencerminkan seberapa besar aset tetap mendominasi komposisi kekayaan atau aset yang dimiliki perusahaan. Struktur aset merupakan salah satu faktor yang penting pada keputusan pendanaan suatu perusahaan, karena apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi kesulitan keuangan dalam membayar utangnya, aset tetap yang dimiliki perusahan dapat bertindak sebagai jaminan dalam peminjaman kepada pihak eksternal (Febriyani dan Srimindarti, 2010). Perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dari modal sendiri, tetapi belum tentu juga karena menurut Joni dan Lina (2010), pengadaan untuk aset tetap membutuhkan dana yang tidak sedikit dan memungkinkan munculnya beban penambahan utang bagi perusahaan. Aset tetap berwujud yang digunakan sebagai jaminan dapat memperkecil risiko kebangkrutan perusahaan dan biaya kesulitan keuangan untuk membiayai kegiatan perusahaan (Indrajaya, 2011). Perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan memberikan kepercayaan kepada pihak eksternal untuk memberikan pinjaman dalam jumlah besar dan akan mengakibatkan penggunaan


(62)

utang lebih besar daripada modal sendiri dalam struktur modal perusahaan.

2.1.5. Pertumbuhan Penjualan

2.1.5.1.Pengertian Pertumbuhan Penjualan

Swastha dan Handoko (2001) menyatakan bahwa pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dan aktivitias utama operasinya.Pendekatan pertumbuhan penjualan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total pertumbuhan penjualan. Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi kecenderungan pertumbuhan penjualan perusahaan membagikan dividen lebih konsisten dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Hatta, 2002).

Perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang meningkat pesat akan menyebabkan perusahaan mencari dana yang lebih besar


(63)

2.2. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan struktur modal dan harga saham yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Kesuma (2009) Analisis faktor yang mempengaruhi struktur modal serta pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI

Variabel Independen: Growth of Sales, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Rasio Utang Dependen: Struktur Modal, Harga Saham

Growth of sales, profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Rasio utang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Growth of sales, struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham profitabilitas, rasio utang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Struktur modal mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham

2 Liwang (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Variabel Independen: Pertumbuhan penjualan, Secara simultan keenam variabel independen berpengaruh


(64)

serta pengaruhnya terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 struktur aktiva, rasio utang, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas Dependen: Struktur modal, harga saham terhadap struktur modal. Secara parsial struktur aktiva, rasio utang dan likuiditas yang berpengaruh signifikan dan searah terhadap struktur modal. Keenam variabel independen dan struktur modal tidak berpengaruh terhadap harga saham

3 Hermuningsih (2012) Pengaruh Profitabilitas, Size terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening Variabel independen: Profitabilitas, Ukuran perusahaan Variabel Dependen: Nilai perusahaan Variabel intervening: Struktur modal Profitabilitas,

Size berpengaruh

positif dan signifikan terhadap struktur modal. Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

4 Dwilestari (2010) Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan dan Likuiditas terhadap Struktur Modal Perusahaan Variabel independen: Struktur aktiva, pertumbuhan dan likuiditas Dependen: Struktur modal Struktur aktiva dan pertumbuhan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal


(65)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1.Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual yaitu menjelaskan bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah penting. Salah satu tolak ukur investor dalam menentukan investasinya adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dinilai dari harga saham perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, profitabilitas juga merupakan salah satu alat ukur kinerja manajemen. Perusahaan yang memiliki kinerja manajemen yang baik akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga hal tersebut akan berdampak terhadap harga saham perusahaan. Struktur aset dapat dijadikan jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh utang yang lebih besar sehingga hal tersebut akan mempengaruhi struktur modal perusahaan begitu juga dengan pertumbuhan penjualan yang dapat berpengaruh terhadap struktur modal karena perusahaan yang penjualannya cenderung meningkat akan

Struktur Aset

Pertumbuhan Penjualan

Struktur Modal

Harga Saham Profitabilitas


(66)

membutuhkan dana yang lebih besar untuk memproduksi produk yang lebih banyak. Perusahaan dituntut harus bisa mengoptimalkan struktur modal karena akan berakibat langsung pada posisi keuangan perusahaan sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan.

Berpijak pada keterbatasan pengkajian dan adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan struktur modal dengan variabel bebas berupa profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan.

2.3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusnya masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan latar belakang, kerangka konseptual dan tinjauan teoritis, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan berpengaruh

terhadap struktur modal secara parsial dan simultan

H2 : Profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal berpengaruh terhadap harga saham

H3 : Profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel


(67)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini semakin meningkat, terutama untuk perusahaan manufaktur. Hal ini menyebabkan persaingan di dunia bisnis menjadi sangat tinggi dan perusahaan dituntut menjadi lebih kreatif dan inovatif serta mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan diharapkan mampu memaksimumkan laba dalam jangka panjang serta meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai perusahaan, semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan juga akan semakin tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi indikator dari meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, perusahaan manufakur memerlukan dana yang cukup besar. Menurut Martono dan Harjito (2008), dana dapat diperoleh dari sumber eksternal dan internal perusahaan. Sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, artinya dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain diluar perusahaan sedangkan sumber dana internal yang ada diperusahaan terdiri atas laba yang tidak terbagi (laba ditahan) dan depresiasi, apabila setelah pajak yang diperoleh perusahaan tidak dibagi kepada pemegang saham, maka laba tersebut diperoleh oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya, sedangkan depresiasi dikatakan sebagai sumber internal


(68)

karena depresiasi berasal dari kegiatan operasi perusahaan.Husnan (1997) Tugas utama dari seorang manajer keuangan adalah kegiatan penggunaan dana (allocation of funds) dan pencarian dana (raising of funds). Manajer keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan dan tidak terbatas ke pasar modal. Untuk memperoleh dana tersebut diterbitkan aset finansial yang dalam bentuk saham (baik saham biasa maupun saham preferen), utang bank, dan kewajiban sewa. Dari kegiatan menanamkan dana (investasi), perusahaan mengharapkan memperoleh laba dan laba yang diperoleh diputuskan untuk dikembalikan ke pemilik dana atau diinvestasikan kembali ke perusahaan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa manajer keuangan sangat penting karena harus mengambil keputusan tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian laba (kebijakan dividen). Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aset perusahaan. Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aset lancar dengan aset tetap. Sebaliknya keputusan pendanaan dan kebijakan dividen akan tercermin pada sisi pasiva perusahaan. Apabila hanya memperhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu yang lama, maka perbandingan tersebut disebut sebagai struktur modal. Apabila diperhatikan baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang perbandingannya disebut sebagai struktur keuangan. Keputusan pendanaan dan kebijakan dividen mempengaruhi kedua struktur tersebut.

Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang


(69)

tidak baik akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan. Sulitnya menentukan struktur modal yang optimal menjadi masalah utama dalam keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham, karena itu struktur modal yang optimal harus berada keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.

Brigham dan Houston (2001 : 39), mengatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan serta fleksibilitas keuangan.Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapafaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal diantaranya profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan.Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu.Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannnya dengan penjualan, aset, maupun modal sendiri.Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan.Dalam penelitian ini kemampuan laba diwakili oleh Return On Assets (ROA), yaitu


(70)

membandingkan laba bersih dengan total aset perusahaan. Syamsudin (2007) mengatakan bahwa struktur aset adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun dalam aset tetap. Perusahaan yang melakukan perluasan usaha akan memerlukan banyak modal untuk membangun gedung baru, membeli mesin-mesin, membayar gaji karyawan serta biaya-biaya lainnya, dalam hal itu struktur aset sangat berperan penting karena dapat dijadikan sebagai jaminan untuk meminjam kepada kreditur.Pertumbuhan Penjualan diartikan sebagai cerminan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang (Barton et al, 1989). Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa akan datang. Pertumbuhan penjualan yang tinggi akan meningkatkan pendapatan sehingga pembayaran dividen cenderung meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal diatas dapat dijadikan sebagai cerminan tentang baik buruknya kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan yang tidak baik secara perlahan akan mengakibatkan penurunan laba dimana keadaan tersebut akan berdampakterhadap turunnya nilai perusahaan atau harga saham.

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma (2009) menunjukkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Serta struktur aset berpengaruh negatif terhadap harga saham dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham.


(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 18 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui situs website regresi berganda dan diperluas dengan analisis jalur.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) terdapat pengaruh negatif profitabilitas terhadap struktur modal, terdapat pengaruh struktur aset terhadap struktur modal, tidak terdapat pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. (2) terdapat pengaruh profitabilitas terhadap harga saham. Tidak terdapat pengaruh struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham. (3) terdapat pengaruh profitabilitas dan struktur aset terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai intervening. Tidak terdapat pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel intervening.

Kata kunci : Profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan, struktur modal, harga saham


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF PROFITABILITY, ASSET STRUCTURE AND SALES GROWTH ON SHARE PRICE

WITH CAPITAL STRUCTURE AS AN INTERVENING VARIABLE LISTED IN MANUFACTURING COMPANY

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to identify and analyze whether the profitability, asset structure and sales growth significantly influence stock prices by capital structure as an intervening variable in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The sampling method used is purposive sampling method and acquired 18 companies that will be the object of research. The data used are the published financial statements through the web site www.idx.co.id. The research hypotheses were tested using multiple regression analysis and expanded with path analysis.

The results showed: (1) there is a negative effect on the profitability of capital structure, asset structure there is the influence on the capital structure, there is no influence on the capital structure of sales growth. (2) there is the influence of profitability on stock prices. There is no effect of the structure of assets, sales growth and capital structure to the stock price. (3) there are significant profitability and asset structure to the stock price with the capital structure as intervening. There is no effect of sales growth to the stock price with the capital structure as an intervening variable.

Keywords: profitability, asset structure, sales growth, capital structure, share price


(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”dapat diselesaikan dengan baik. Penulis telah banyak menerima bimbingan dan motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, Ms selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Hotmal Ja’far, M.M, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. Selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak. Selaku dosen pembimbing yang telah


(4)

bermanfaat dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., Ak. Selaku pembanding saya yang telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti guna perbaikan skripsi ini.

5. Kepada orang tua saya Bapak S. Tambunan (Alm) dan Ibu T. Butar-Butar serta Abang dan Kakak atas motivasi, dukungan, biaya serta doa yang selalu mengiringi yang tidak terbatas dengan apapun juga.

6. Kepada semua teman-teman terima kasih atas dukungan dan motivasi yang membangun.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Elisabella Tambunan NIM : 120522111


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Batasan Masalah ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Harga Saham ... 9

2.1.2 Struktur Modal ... 12

2.1.3 Profitabilitas ... 16

2.1.4 Struktur Aset ... 20

2.1.5 Pertumbuhan Penjualan ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 24

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 24

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 30

3.5.1 Variabel Independen ... 30

3.5.2 Variabel Dependen ... 32

3.5.3 Variabel Intervening ... 32

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ... 33

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 33

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 34

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 40


(6)

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 41

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 43

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 48

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 50

4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 51

4.2.3 Diagram Jalur ... 54

4.2.4 Analisa Regresi Persamaan I ... 54

4.2.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 56

4.2.4.2 Pengujian Hipotesis Persamaan I ... 57

4.2.5 Analisa Regresi Persamaan II ... 60

4.2.5.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 60

4.2.5.2 Pengujian Hipotesis Persamaan II ... 61

4.2.6 Perhitungan Pengaruh ... 65

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

4 41 124

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 1 25

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 3 19

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

0 12 17

PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 18

Pengaruh profitabilitas , likuiditas, pertumbuhan penjualan dan struktur aset terhadap struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

1 2 18

Pengaruh profitabilitas , likuiditas, pertumbuhan penjualan dan struktur aset terhadap struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

Pengaruh profitabilitas , likuiditas, pertumbuhan penjualan dan struktur aset terhadap struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 7

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

0 0 16