35
Perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yang menjadi sampel penelitian tersebut adalah :
Tabel 3.2 Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur
Sektor Semen, Keramik dan Kimia No.
Kode Nama Perusahaan
1 INTP
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 2
SMCB PT. Holcim Indonesia, Tbk
3 SMGR
PT. Semen Gresik, Tbk 4
AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk
5 ARNA
PT. Arwana Citra Mulia, Tbk 6
IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk
7 KIAS
PT. Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk 8
MLIA PT. Mulia Industrindo, Tbk
9 TOTO
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 10
BRPT PT. Barito Pasific, Tbk
11 BUDI
PT. Budi Starch dan Sweetener, Tbk 12
DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk
13 EKAD
PT. Ekadharma International, Tbk 14
ETWA PT. Eterindo Wahanatama, Tbk
15 INCI
PT. Intan Wijaya International, Tbk 16
SRSN PT. Indo Acitama, Tbk
17 TPIA
PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk 18
UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk
Sumber : Lampiran 1
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
36
melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Jenis data yang digunakan adalah:
1. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaan yang merupakan sampel penelitian
2. Informasi-informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
1. Studi dokumentasi, dalam penelitian ini pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data
yang diambil berupa laporan tahunan perusahaan yang menjadi populasi dan sampel penelitian.
2. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian-penelitian terdahulu. Dalam hal ini, data diperoleh melalui
buku-buku, jurnal, serta media tertulis lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
37
3.5Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang tidak dipengaruhi oleh variabel apapun. Variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan
penjualan. 1. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Assets ROA yang menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset
untuk menghasilkan laba yang merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset
ROA= Laba Bersih
Total Aset x 100
2. Struktur Aset Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang, yang terdiri dari aset tetap, aset tidak berwujud, aset lancar
dan aset tidak lancar. Cara mengukurnya adalah dengan perbandingan atau perimbangan antara aset tetap dengan total aset
Struktur Aset= Aset Tetap
Total Aset x 100
Universitas Sumatera Utara
38
3. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun atau dari waktu ke waktu. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan
pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya. Pertumbuhan Penjualan =
S
1
– S
t-1
S
t-1
x 100 Keterangan:
S1 : penjualan pada tahun ke t St-1: penjualan pada periode sebelumnya
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti:
Tabel 3.3 Variabel Independen Penelitian
Variabel Pengukuran
Skala
Profitabilitas Return On Assets ROA
Rasio Struktur Aset
Perbandingan aset tetap dan total aset
Rasio
Pertumbuhan penjualan
Perbandingan penjualan pada tahun ke t setelah dikurangi
penjualan pada periode sebelumnya terhadap
penjualan pada periode sebelumnya
Rasio
Universitas Sumatera Utara
39
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2007:33. Adapun variabel
dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Menurut Pamungkas 2013 harga saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Harga
saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Pada penelitian ini, harga saham dinilai
berdasarkan harga penutupan.
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel dependen yang diteliti:
Tabel 3.4 Variabel Dependen Penelitian
Variabel Pengukuran
Skala
Harga Saham Harga pasar pada saat
penutupan per tahun Rasio
3.5.3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyelaantara variabel independen dan variabel
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2007. Adapun
Universitas Sumatera Utara
40
variabel intervening dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang,
saham preferen, dan modal saham Weston dan Copeland, 1999. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan antara utang jangka panjang
dengan ekuitas modal sendiri dinyatakan dalam persen . Struktur Modal =
Utang Jangka Panjang Ekuitas
x 100
Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel intervening yang diteliti
Tabel 3.5 Variabel
Intervening Penelitian Variabel
Pengukuran Skala
Struktur Modal Perbandingan antara utang
jangka panjang dengan ekuitas Rasio
3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data kuantitati secara deskriptif. “Statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis, dan skewness kemencengan distribusi”, Ghozali, 2006. Berdasarkan data olahan SPPS 22 yang meliputi ROA, Struktur Aset,
Pertumbuhan dan Struktur Modal maka akan dapat diketahui nilai
Universitas Sumatera Utara
41
maksimum, nilai minimun, nilai rata-rata mean dan standar deviasi dari setiap variabel.
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, multikolinearitas, heterokedastisitas dan
asumsi-asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.6.2.1. Uji Normalitas Data Tujuan uji normalitas menurut Erlina 2008:12 adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan
keputusan adalah melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas 0,05 : hipotesis diterima karena data berdistribusi secara
normal. Probabilitas 0,05 : hipotesis ditolak karena data tidak berdistribusi.
Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk yang normal dengan cara transformasi data. Transformasi data
dapat dilakukan dengan logaritma natural Ln, Log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data yang bernilai negatif, transformasi data dengan
Universitas Sumatera Utara
42
logaritma natural Ln, Log 10, maupun akar kuadrat akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel n akan berkurang.
3.6.2.2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung korelasi diantara variabel-variabel
independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi menurut Ghozali 2005:91 dapat dilihat dari:
1. Nilai tolerance dan lawannya
2. Variance inflation factor VIF
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1 tolerancei. Apabila nilai tolerance diatas 10 persen dan VIF dibawah 10, maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas.
3.6.2.3. Uji Autokorelasi Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang
baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi adalah
Universitas Sumatera Utara
43
umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series karena pengganggu pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi
gangguan pada seorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson. Kriteria pengambilan keputusan menurut Situmorang
2014:140 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelsi positif
No decision dl
≤ d ≤ du
Tida ada korelasi negatif Tolak
4 – dl d 4 Tidak ada korelasi
negatif No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif dan negatif
Tidak ditolak du d 4
− du
3.6.2.4. Uji Heterokedastisitas Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
Universitas Sumatera Utara
44
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005:105. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain: 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.6.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan diperluas dengan analisis jalur. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara
langsung, tetapi juga secara tidak langsung Pardede Manurung, 2014. Persamaan struktural dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
45
Z=b
1
ZX
1
+ b
2
ZX
2
+ b
3
ZX
3
+ e
1
Y=b
1
YX
1
+ b
2
YX
2
+ b
3
YX
3
+ e
2
Keterangan : Z
: Struktur Modal Y
: Harga Saham X1
: Profitabilitas diproksikan dengan ROA X2
: Struktur Aset diproksikan dengan FTA X3
: Pertumbuhan Penjualan diproksikan dengan GROWTH
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test. 1.
Uji Signifikan Parsial t-test Uji t-test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t untuk mengetahui signifikansi koefisien regresi.
Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig- t dengan α
= 0,05 : a.
Jika signifikansi t yang diperoleh lebih kecil dari nilai α maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
b. Jika signifikansi t yang diperoleh lebih besar dari nilai α maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
46
Selain itu dapat dilihat dari signifikansinya dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
dengan ketentuan: a.
H diterima jika t
hitung
t
tabel
b. H
1
diterima jika t
hitung
t
tabel
2. Uji Signifikan Simultan F-test Uji F digunakan untuk menguji hubungan linier dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari
model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y.
Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig- F dengan α
= 0,05 : a.
Jika Sig-F 0,05 : model regresi signifikan b.
Jika Sig-F ≥ 0,05 : model regresi tidak signifikan
Universitas Sumatera Utara
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda dan diperluas
dengan analisis jalur. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan asumsi klasik dan pengujian
menggunakan regresi berganda. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpose sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 sampai dengan 2014, dimana jumlah perusahaan tersebut adalah 19 perusahaan. Setelah data
terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 18 perusahaan
yang dapat dijadikan sampel penelitian dan diamati selama periode 2012-2014.
Universitas Sumatera Utara
48
4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata-rata mean, nilai ekstrim yaitu nilai minimun dan nilai maksimum, serta
standar deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel yang diteliti ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Sumber : Output SPSS. Diolah penulis 2016 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Jumlah sampel perusahaan adalah 54 perusahaan manufaktur sektor semen, keramik dan kimia yaitu 18 perusahaan dikali 3 tahun pengamatan
penelitian 2. Variabel Independen Profitabilitas X
1
yang diproksikan dengan Return on Assets ROA memiliki nilai minimum sebesar -10,68 dan memiliki nilai
maksimum sebesar 26,06. Rata-rata ROA sebesar 6,6539 dengan standar deviasi sebesar 8,84001.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Variabel Independen Struktur Aset X
2
yang diproksikan dengan Fixed Tangible Assets FTA memiliki nilai minimum sebesar 23,68 dan
memiliki nilai maksimum sebesar 86,68. Rata-rata FTA sebesar 53,9311 dengan standar deviasi sebesar 17,94404.
4. Variabel Independen Pertumbuhan Penjualan X
3
yang diproksikan dengan Growth memiliki nilai minimum sebesar -17,08 dan memiliki nilai
maksimum sebesar 35,42. Rata-rata Growth sebesar 9,8130 dengan standar deviasi sebesar 11,71126.
5. Variabel Intervening Struktur Modal Z memiliki nilai minimum sebesar 3 dan memiliki nilai maksimum sebesar 392,20. Rata-rata Struktur Modal
sebesar 45,0459 dengan standar deviasi sebesar 82,19122. 6. Variabel Dependen Harga Saham Y memiliki nilai minimum sebesar 50
dan memiliki nilai maksimum sebesar 25000. Rata-rata Harga Saham sebesar 3496,563 dengan standar deviasi sebesar 6071,7696.
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi.
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik.
Pengujian asumsi klasik meliputi:
Universitas Sumatera Utara
50
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau variabel residual terdistribusi normal. Pada
grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa gambar grafik histogram tidak berbentuk lonceng yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi
secara normal. Pada grafik P-P Plot, data dikatakan terdistribusi secara normal apabila
titik-titik datanya menyebar disekitar garis pola. Pada gambar 4.2
Universitas Sumatera Utara
51
terlihat bahwa titik-titik data tidak menyebar dengan merata disekitar garis pola dimana titik-titik menjauhi garis pola, sehingga ini
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016
Pengujian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan melihat grafik histogram dan P-P Plot saja tidak cukup, sehingga perlu
dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan analisis statistik. Analisis statistik dapat dilakukan dengan pengujian kolmogorov
smirnov. Untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansinya lebih
besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Apabila nilai
Universitas Sumatera Utara
52
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai signifikan atau nilai probabilitasnya sebesar 0,013. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal Ho ditolak karena
nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,013 0,05. Pengujian normalitas data yang dilakukan dengan uji grafik dan uji statistik
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal sehingga uji hipotesis tidak dapat dilakukan. Untuk menormalkan data penelitian,
maka penulis melakukan transformasi data. Salah satu transformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan akar kuadrat.
Universitas Sumatera Utara
53
Penulis melakukan pengujian ulang terhadap normalitas data untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak setelah dilakukan
transformasi data. Hasil uji normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 4.3 Grafik Histogram Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Grafik histogram pada Gambar 4.3 menunjukkan pada distribusi normal
karena bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Dilihat dari grafik diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal. Normalisasi data juga diuji menggunakan grafik P-P Plot. Sebuah data dapat dikatan
Universitas Sumatera Utara
54
normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 yang menunjukkan grafik normal P-P Plot
setelah dilakukan transformasi data.
Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016
Berdasarkan pada hasil pengujian analisis statistik menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan
bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Agar dapat dilakukan
pengujian hipotesis maka penulis melakukan transformasi data untuk
Universitas Sumatera Utara
55
mendapatkan distribusi data yang normal. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov Test
Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Hasil uji kolmogorov smirnov pada Tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai
Kolmogorov Smirnov K-S sebesar 0,069 dan nilai signifikan sebesar 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi
berdistribusi normal, dimana nilai signifikansinya 0,200 0,05.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance inflation factor VIF. Jika
nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka dapat disimpulkan tidak
Universitas Sumatera Utara
56
terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4 Multikolinearitas Sebelum Transformasi Data
Tabel 4.5 Multikolinearitas Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016
Berdasarkan data olahan pada Tabel 4.5, maka dapat dilihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF 10 dan nilai
tolerance 0,1. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Universitas Sumatera Utara
57
terjadi korelasi di antara variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian ini.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson DW. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak diantara batas atas atau Upper
Bound DU dan 4-DU, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi, positif atau negatif. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Durbin-Watson
Sebelum Transformasi Data
Tabel 4.7 Durbin-Watson
Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016
Universitas Sumatera Utara
58
Berdasarkan data yang ada pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah sebesar 1,840. Nilai akan dibandingkan
dengan nilai tabel yang mempunyai nilai signifikansi α = 5, jumlah sampel n = 34 dan jumlah variabel independen k = 4. Berdasarkan
tabel Durbin-Watson, maka diperoleh nilai batas atas du = 1,7277 dan nilai batas bawah dl = 1,2078 serta nilai 4-du = 2,2723. Oleh karena
nilai dw = 1,840 lebih besar dari batas atas du = 1,7277 dan kurang dari 4-du 4-1,7277 = 2,2723, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas. Dengan melihat pola grafik
scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-tik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudia menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut
ini.
Universitas Sumatera Utara
59
Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Sebelum Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Pada Gambar 4.5 terlihat bahwa grafik scatterplot menunjukkan pola
tertentu dimana titik-titik tidak tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tidak
layak dipakai untuk memprediksi harga saham. Hasil dari transformasi data terhadap pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
60
Gambar 4.6 Grafik Scatterplot Setelah Transformasi Data
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Pengujian heterokedastisitas setelah transformasi data pada Gambar 4.6
menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dan model regresi layak dipakai untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham.
Universitas Sumatera Utara
61
4.2.3 Diagram Jalur
Menentukan diagram jalur berdasarkan paradigma hubungan variabel adalah sebagai berikut.
e
1
e
2
Gambar 4.7 Diagram Jalur
Pada Gambar 4.7 diagram jalur diatas terdiri dari dua persamaan struktural dimana profitabilitas X
1
, struktur aset X
2
dan pertumbuhan penjualan X
3
adalah variabel eksogen dan struktur modal Z serta harga saham Y adalah variabel endogen.
Persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut: Z=b
1
ZX
1
+ b
2
ZX
2
+ b
3
ZX
3
+ e
1
Sebagai persamaan substruktur 1 Y=b
1
YX
1
+ b
2
YX
2
+ b
3
YX
3
+e
2
Sebagai persamaan substruktur 2
4.2.4. Analisa Regresi Persamaan I
Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan
penjualan terhadap variabel tergantung struktur modal. Analisa regresi tersebut menghasilkan koefisien-koefisien regresi yang menunjukkan arah
Struktur Aset Struktur
Modal Harga
Saham Profitabilitas
Pertumbuhan Penjualan
Universitas Sumatera Utara
62
hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel tergantung. Berikut ini adalah hasil analisis regresi I yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi I
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Z = 0,430 – 0,995 X
1
+ 1,174 X
2
– 0,454 X
3
+ e Dimana:
Z : Struktur Modal X
1
: Profitabilitas diproksikan dengan ROA X
2
: Struktur Aset diproksikan dengan FTA X
3
: Pertumbuhan Penjualan diproksikan dengan GROWTH Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling
berpengaruh adalah struktur aset dengan koefisien sebesar 1,174. Sedangkan variabel profitabilitas dengan koefisien sebesar -0,995 dan variabel
pertumbuhan penjualan dengan koefisien sebesar -0,454. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa struktur aset berpengaruh positif terhadap
struktur modal sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
63
4.2.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar hubungan antara variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan menjelaskan
variabel struktur modal. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diperoleh hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebagai
berikut.
Tabel 4.9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,654 yang
berarti bahwa korelasi atau hubungan antara struktur modal dan variabel independen profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan
penjualan kuat karena berada diatas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,427. Hal ini berarti 42,7 variasi atau
perubahan dalam struktur modal dapat dijelaskan oleh variasi profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan, sedangkan
sisanya 57,3 dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Universitas Sumatera Utara
64
4.2.4.2Pengujian Hipotesis Persamaan I
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji T t-test dan uji F f-test 1. Uji T t-test
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil pengolah SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji T
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 a. Pengaruh ROA terhadap struktur modal
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel ROA sebesar -2,669 dengan nilai signifikan 0,012. Hasil uji statistik
tersebut menyimpulkan t
hitung
adalah -2,669 sedangkan t
tabel
adalah 2,037, sehingga t
hitung
t
tabel
2,669 2,037, maka ROA secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Signifikansi
penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 0,012
Universitas Sumatera Utara
65
0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
b. Pengaruh struktur aset terhadap struktur modal Besarnya t
hitung
untuk variabel struktur aset sebesar 3,353 dengan nilai signifikan 0,02, sedangkan t
tabel
adalah 2,037 sehingga t
hitung
t
tabel
3,353 2,037, maka struktur aset secara parsial berpengaruh positif terhadap struktur modal. Signifikansi
penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 0,02 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima, artinya struktur aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
c. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal Besarnya t
hitung
untuk variabel pertumbuhan penjualan sebesar - 1,116 dengan nilai signifikan 0,273, sedangkan t
tabel
adalah 2,037 sehingga t
hitung
t
tabel
1,116 2,037, maka pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 0,273 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak, artinya pertumbuhan penjualantidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
2. Uji F F test Untuk melihat pengaruh profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal secara simultan, dapat dihitung
Universitas Sumatera Utara
66
dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji F
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel. Jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika F
hitung
F
tabel
maka H diterima dan H
1
ditolak. Artinya jika H
1
diterima maka berpengaruh signifikan dan jika H
diterima tidak berpengaruh signifikan.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F
hitung
sebesar 7,455 dengan tingkat signifikansi 0,001 sedangkan F
tabel
2,92 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
1
diterima, artinya profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap
struktur modal karena F
hitung
F
tabel
7,455 2,92 dan signifikan penelitian lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05.
Universitas Sumatera Utara
67
4.2.5 Analisa Regresi Persamaan II
Berikut ini adalah hasil analisis regresi II yang disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi II
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016. Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -11,847 + 29,075 X
1
– 0,467 X
2
– 7,647 X
3
+ e Dimana:
Y : Harga Saham X
1
: Profitabilitas diproksikan dengan ROA X
2
: Struktur Aset diproksikan dengan FTA X
3
: Pertumbuhan Penjualan diproksikan dengan GROWTH
4.2.5.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar hubungan antara variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan
struktur modal terhadap harga saham. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada diatas 0,5 dan mendekati 1.
Universitas Sumatera Utara
68
Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal
menjelaskan variabel harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diperoleh hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi
sebagai berikut.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,689 yang
berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham dengan variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan
struktur modal kuat karena berada diatas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,474. Hal ini berarti variabilitas harga
saham yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal
sebesar 47,4 sedangkan 52,6 disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.
4.2.5.2 Pengujian Hipotesis Persamaan II
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan uji T t-test dan uji F f-test.
Universitas Sumatera Utara
69
1. Uji T t-test Untuk mengetahui
pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji T
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 a. Pengaruh ROA terhadap harga saham
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel ROA sebesar 4,885 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik
tersebut menyimpulkan t
hitung
adalah 4,885 sedangkan t
tabel
adalah 2,037, sehingga t
hitung
t
tabel
4,885 2,037, maka ROA secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian
juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 0,00 0,05, maka H
ditolak dan H
1
diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
70
b. Pengaruh struktur aset terhadap harga saham Besarnya t
hitung
untuk variabel struktur aset sebesar -0,079 dengan nilai signifikan 0,937, sedangkan t
tabel
adalah 2,037 sehingga t
hitung
t
tabel
0,079 2,037, maka struktur aset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 0,937 0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak, artinya struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
c. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham Besarnya t
hitung
untuk variabel pertumbuhan penjualan sebesar - 1,284 dengan nilai signifikan 0,209, sedangkan t
tabel
adalah 2,037 sehingga t
hitung
t
tabel
1,284 2,037, maka pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 0,209 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak, artinya pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. d. Pengaruh struktur modal terhadap harga saham
Besarnya t
hitung
untuk variabel struktur modal sebesar 1,033dengan nilai signifikan 0,310, sedangkan t
tabel
adalah 2,037 sehingga t
hitung
t
tabel
1,033 2,037, maka struktur modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga
menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 0,3100,05, maka
Universitas Sumatera Utara
71
H diterima dan H
1
ditolak, artinya struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Uji F F test Untuk melihat pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan
penjualan dan struktur modal terhadap harga saham secara simultan, dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji F
Sumber: Output SPSS. Diolah penulis 2016 Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel. Jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak dan H
1
diterima. Jika F
hitung
F
tabel
maka H diterima dan H
1
ditolak. Artinya jika H
1
diterima maka berpengaruh signifikan dan jika H
diterima tidak berpengaruh signifikan.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F
hitung
sebesar 6,537 dengan tingkat signifikansi 0,001 sedangkan F
tabel
2,69 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
ditolak
Universitas Sumatera Utara
72
dan H
1
diterima, artinya profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan struktur modal secara simultan berpengaruh dan
signifikan terhadap harga saham karena F
hitung
F
tabel
6,537 2,69 dan signifikan penelitian lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05.
4.2.6 Perhitungan Pengaruh
Untuk melihat besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dijelaskan dengan melihat nilai koefisien standardized beta sebagai
berikut: 1.
Total pengaruh profitabilitas terhadap harga saham melalui struktur modal
Pengaruh Langsung = 0,741
Pengaruh Tidak Langsung -0,373 x 0,184 = -0,068 Pengaruh Total
= 0,673 Profitabilitas dapat berpengaruh langsung terhadap harga saham
dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar 0,741 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar -0,068. Nilai pengaruh
tidak langsung lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh langsung - 0,0680,741 sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh langsung terhadap harga saham dan struktur modal tidak berfungsi sebagai variabel interveningbagi profitabilitas.
2. Total pengaruh struktur aset terhadap harga saham melalui struktur modal
Universitas Sumatera Utara
73
Pengaruh Langsung = -0,013
Pengaruh Tidak Langsung 0,465 x 0,184 = 0,856
Pengaruh Total = 0,843
Struktur aset dapat berpengaruh langsung terhadap harga saham dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar -0,013 dan
besarnya pengaruh tidak langsung sebesar 0,856. Nilai pengaruh tidak langsung lebih besar daripada nilai pengaruh langsung
0.856 -0,013 sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga saham melalui
struktur modal dan struktur modal berfungsi sebagai variabel intervening bagi struktur aset.
3. Total pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap harga saham melalui struktur modal
Pengaruh Langsung = -0,178
Pengaruh Tidak Langsung -0,178 x 0,184 = -0,033 Pengaruh Total
= -0,211 Pertumbuhan penjualan dapat berpengaruh langsung terhadap harga
saham dengan besarnya pengaruh langsung adalah sebesar -0,178 dan besarnya pengaruh tidak langsung sebesar -0,033. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh langsung terhadap harga saham serta tidak
berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga saham
Universitas Sumatera Utara
74
melaluistruktur modal dan struktur modal berfungsi sebagai variabel intervening.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal secara parsial dan secara simultan
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel profitabilitas adalah sebesar -2,669 dengan nilai signifikansi t
α 0,012 0.05, artinya bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal.Hasil ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Brigham Houston 2001 yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap pengambilan keputusan struktur modal sertahasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Kesuma 2009 dan Zulian Asyik 2014.Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal artinya kondisi
ini mencerminkan semakin tinggi tingkat profitabilitas maka struktur modal akan semakin turun, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel struktur aset adalah sebesar 3,353 dengan nilai signifikansi t
α 0,02 0,05, artinya bahwa struktur aset secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
75
struktur modal. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Brigham Houston 2001 yang menyatakan bahwa struktur aset
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan struktur modal akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Mahapsari Taman 2013.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar -1,116 dengan nilai signifikansi t
α 0,273 0,05, artinya bahwa pertumbuhan penjualan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap struktur modal. Kondisi ini menunjukkan naik turunnya pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap utang karena
perusahaan tidak menggunakan pendanaan dari luar tetapi menggunakan laba dari dalam perusahaan yaitu laba yang diperoleh dari hasil penjualan
yang digunakan untuk operasional perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kesuma
2009, Mahapsari Taman 2013 serta Zulian Asyik 2014.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai F
hitung
= 7,455 yang nilainya lebih besar dari F
tabel
= 2,92 artinya profitabilitas, struktur aset dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahapsari Taman 2013.
Universitas Sumatera Utara
76
2 . Pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan dan
struktur modal terhadap harga saham
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 4,885
dengan nilai signifikansi t α 0,000 0.05, artinya bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel struktur aset adalah sebesar -0,079, dengan nilai signifikansi t
α 0,937 0,05, artinya bahwa struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk variabel pertumbuhan penjualan adalah sebesar -1,284
dengan nilai signifikansi t α 0,209 0,05, artinya bahwa pertumbuhan penjualan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai t
hitung
untuk struktur modal penjualan adalah sebesar 1,033
dengan nilai signifikansi t α 0,310 0,05, artinya bahwa struktur modal secara parsial tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Hasil uji koefisien regresi diperoleh nilai F
hitung
= 6,537 yang nilainya lebih besar dari F
tabel
= 2,69 artinya profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
77
penjualan dan struktur modal berpengaruh secara simultanterhadap harga saham.
3. Pengaruh profitabilitas, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan terhadap harga saham dengan struktur modal sebagai variabel
intervening
Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal. Struktur aset berpengaruh
terhadap harga saham melalui struktur modal. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan