Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan hidroksida membentuk FeOH
3
yang bersifat tidak larut dan mengendap presipitasi di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada substrat dasar. Oleh karena itu,
besi hanya ditemukan pada perairan yang berada dalam kondisi anaerob anoksik dan suasana asam.
Fenomena serupa terjadi pada badan sungai yang menerima aliran air asam dengan kandungan besi ferro cukup tinggi, yang berasal dari daerah pertambangan.
Sebagai pertanda terjadinya pemulihan recovery kualitas air, pada bagian hilir sungai dasar perairan berwarna kemerahan karena terbentuknya FeOH
3
sebagai konsekuensi dari meningkatnya pH dan terjadinya proses oksidasi besi ferro.
Sumber besi di alam adalah pyrite FeS
2
, hematite Fe
2
O
3
, magnetite Fe
3
O
4
, limonite [FeOOH], geothite HFeO
2
dan ochre [FeOH
3
] Cole, 1988 dan Moore, 1991. Senyawa besi pada umumnya bersifat sukar larut dan cukup banyak terdapat di
dalam tanah. Kadang-kadang besi juga terdapat sebagai senyawa siderite FeCO
3
yang bersifat mudah larut dalam air. Air tanah dalam biasanya memiliki karbondioksida dengan jumlah yang relatif
banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan biasanya disertai dengan kadar oksigen terlarut yang rendah atau bahkan terbentuk suasana anaerob. Pada kondisi ini,
sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga terjadi peningkatan kadar besi ferro Fe
2+
di perairan Effendi, 2003.
2.2.1. Prinsip Analisa Fe
Universitas Sumatera Utara
Didihan dalam asam dan hidroksilamin serta penggabungannya dengan 1,10- fenantrolin akan mengubah semua zat besi menjadi Fe
2+
yang terlarut. Tiga molekul fenantrolin bergabung dengan satu molekul Fe
2+
membentuk ion kompleks berwarna orange-merah.
Sistem warna tersebut mengikuti hukum Beer : sinar cahaya dengan panjang gelombang yang tertentu yaitu 510nm, akan diserap diabsorpsi larutan secara
proporsional dengan jarak perjalanannya di dalam larutan dan dengan kadar kompleks yang berwarna oranye-merah ini. Absorpsi tersebut dapat diukur melalui alat
spektrofotometer. Warna kompleks tersebut tidak dipengaruhi oleh pH larutan, bila pH antara 3
dan 9. Sesuatu absorpsi bersifat satu konsentrasi besi, dapat diketahui dengan membandingkannya dengan 5 larutan standard referensi yang mengandung kadar besi
yang telah dikatahui dan yang meliputi skala absorpsi spektrofotometer Alaerts, 1987.
2.2.2. Manfaat Fe Dalam Tubuh
Fe yang dalam keadaan tereduksi kehilangan 2 elektron memiliki 2 sisa muatan positif, yaitu bentuk ferro fe
2+
. Kedaan teroksidasi Fe kehilangan 3 elektron memiliki sisa 3 muatan positif, yaitu bentuk ferri fe
3+
. Fe dalam 2 bentuk ion sangat menguntungkan sehingga bisa berperan dalam proses respirasi sel serta sebagai
kofaktor enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi untuk produksi energi yang terdapat pada semua sel tubuh. Ferro fe
2+
merupakan unsur penting bagi makhluk hidup.
Fe memiliki berbagai fungsi esensial dalam tubuh, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. 2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel.
3. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim. Dalam setiap sel, Fe bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron.
Protein pengangkut elektron bertugas memindahkan hidrogen H dan elektron e dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga dihasilkan air dan Adenosin Tri
Pospat ATP. ATP merupakan bahan bakar tubuh yang tidak dapat disintesis tanpa adanya Fe sehingga mengakibatkan kelelahan meskipun kadar Hb normal.
Fe berperan penting dalam sistem imunitas. Seseorang dengan kadar Fe rendah akan memiliki daya tahan tubuh rendah terhadap infeksi. Respons kekebalan sel
oleh sel lomfosit-T akan terganggu bila pembentukkan sel tersebut berkurang yang disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA karena gangguan enzim reduktase
ribonukleotida yang membutuhkan Fe untuk fungsi enzim tersebut. Sel darah putih berfungsi menghancurkan bakteri dan tidak dapat bekerja efektif bila kekurangan
Fe Widowati, 2008.
2.2.3. Toksisitas Fe