1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. 2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel.
3. Sebagai bagian terpadu dari berbagai reaksi enzim. Dalam setiap sel, Fe bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron.
Protein pengangkut elektron bertugas memindahkan hidrogen H dan elektron e dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga dihasilkan air dan Adenosin Tri
Pospat ATP. ATP merupakan bahan bakar tubuh yang tidak dapat disintesis tanpa adanya Fe sehingga mengakibatkan kelelahan meskipun kadar Hb normal.
Fe berperan penting dalam sistem imunitas. Seseorang dengan kadar Fe rendah akan memiliki daya tahan tubuh rendah terhadap infeksi. Respons kekebalan sel
oleh sel lomfosit-T akan terganggu bila pembentukkan sel tersebut berkurang yang disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA karena gangguan enzim reduktase
ribonukleotida yang membutuhkan Fe untuk fungsi enzim tersebut. Sel darah putih berfungsi menghancurkan bakteri dan tidak dapat bekerja efektif bila kekurangan
Fe Widowati, 2008.
2.2.3. Toksisitas Fe
Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan Fe ialah di dalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus juga sebagai
ekskresi Fe yang tidak diserap. Besi dalam usus diabsorpsi dalam bentuk feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri. Dimana bentuk
ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri. Feritin mesuk ke dalam darah dan berubah bentuk menjadi senyawa trasnferin. Dalam darah tersebut besi mempunyai
status sebagai besi trivalen yang kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang
Universitas Sumatera Utara
kemudian disimpan dalam organ tersebut dalam bentuk feritin dan hemosiderin. Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan Fe kejenuhan dalam ikatan tersebut.
Toksisitas akut Fe terjadi pertama-tama disebabkan oleh adanya iritasi dalam saluran gastro-intestinal. Kematian karena keracunan Fe pada anak kebanyakan terjadi
di antara anak umur 12-24 bulan, hal tersebut erat hubungannnya dengan pemberian yang terlalu banyak suplemen vitamin. Keracunan Fe ini dapat menyebabkan
permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar. Akibatnya, volume darah menurun, dan hipoksia jaringan
menyebabkan asidosis Darmono, 2001.
2.2.4. Metode Penghilangan Besi
Metode-metode yang digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar besi Fe dalam air adalah :
1. Penambahan bahan kimia dan pengendapan Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid,
termasuk di dalamnya besi dalam air yang bersifat sebagai butir koloid. Maka untuk menghilangkannya dapat dilakukan dengan membubuhkan atau
menambahkann bahan kimia dengan sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan yang dipakai adalah alumunium sulfat Al
2
SO
4 3
dalam bentuk larutan. Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai
flok-flok terbentuk. Flok ini mengumpulkan partikel kecil tersebut bertumbukan dan akhirnya bersama-sama mengendap.
Universitas Sumatera Utara
2. Filtrasi Bahan padat sisa dari proses di atas yang tetap berada dalam air setelah
pengendapan difiltrasi dengan media filter sehingga partikel-partikel serapan dan bahan flokulan akan bersentuhan dengan media filter seperti pasir atau
kerikil dan melekat Depkes.RI, 1993. 3. Aerasi
Aerasi dilakukan dengan cara membuat air terbuka bagi udara ataupun memasukkan udara ke dalam air.
4. OksidasiReduksi Proses oksidasi dan reduksi biasanya melibatkan bakteri sebagai mediator.
Bakteri kemosintesis Thiobacillus dan Ferobacillus memiliki sistem enzim yang dapat mentransfer elektron dari ion ferro kepada oksigen. Transfer
elektron ini menghasilkan ion ferri, air dan energi bebas digunakan untuk sintesis bahan organik dan karbondioksida. Bakteri kemosintesis bekerja
secara optimum pada pH rendah sekitar 5. Metabolisme bakteri Desulfovibrio menghasilkan H
2
SO
4
yang dapat melarutkan besi ferri Effendi, 2003.
2.3. Sianida