The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP RASIO HUTANG PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

OLEH:

YULIA LAILA PUSPASARI 090503287

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, dan Likuiditas terhadap Rasio Hutang pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2013

Yulia Laila Puspasari NIM: 090503287


(3)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP RASIO HUTANG PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 22 perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas (dihitung dengan rasio lancar) sebagai variabel independen dan rasio hutang (dihitung dengan rasio hutang terhadap total aktiva) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan peluang pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap rasio hutang.

Kata Kunci: Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, dan Likuiditas


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTERPRISE SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, AND LIQUIDITY TO DEBT RATIO OF

CONSUMPTION GOODS INDUSTRY CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research is used to analyze the influence of enterprise size, growth opportunity, and liquidity to debt ratio of consumption goods industry corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.

This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 22 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of enterprise size, growth opportunity, and liquidity (calculated by current ratio) as independent variable and debt ratio (calculated by debt to total assets ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method and it had been tested in classic assumption first.

The results showed that, simultaneously, enterprise size, growth opportunity, and liquidity have significant influences to debt ratio. Partially, only liquidity has significant influence to debt ratio, while enterprise size and growth opportunity have no significant influence to debt ratio.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, dan Likuiditas terhadap Rasio Hutang pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, bantuan, dan doa dari banyak pihak, khususnya dari kedua orang tua saya tercinta H. Ramdhani, SH dan Hj. Rostiati, SH, terima kasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sebagai penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membaca dan memberikan penilaian terhadap skripsi saya.

6. Kedua adik saya Muhammad Rizky Ramdhani dan Muhammad Syakir Ramdhani yang senantiasa memberikan doa dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Ardha Yudha Muharram yang selalu mendukung dan sahabat-sahabat saya Nida, Opi, Vonna, Karin, Dewi, Rina, Dian, Dila, Citra, Yosico, dan Ade, terima kasih atas dukungan, kerja sama, bantuan, dan kebersamaan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan. Amin ya Rabbal Alamin.

Medan, April 2013 Penulis,

Yulia Laila Puspasari


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang ... 8

2.1.1 Pengertian Rasio Hutang ... 8

2.1.2 Pengertian Hutang dan Macam-Macam Hutang .. 9

2.2 Ukuran Perusahaan ... 12

2.3 Peluang Pertumbuhan ... 13

2.4 Likuiditas ... 13

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

3.2.1 Populasi Penelitian ... 19

3.2.2 Sampel Penelitian ... 19

3.3 Jenis Data ... 22

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 22

3.6 Teknis Analisis ... 24

3.6.1 Model Analisis Data ... 24

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 25

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 25

3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 26

3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 26

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas ... 27

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 28

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 28


(8)

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 29

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 31

4.2 Analisis Data Penelitian ... 31

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 31

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 32

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 32

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 35

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 36

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ... 37

4.3 Pengujian Hipotesis ... 38

4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 38

4.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 39

4.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 40

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 42

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Keterbatasan ... 45

5.3 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

3.1 Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi ... 20

4.1 Statistik Deskriptif ... 31

4.2 Uji Normalitas ... 35

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 37

4.4 Uji Multikolinearitas ... 38

4.5 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 39

4.6 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 40


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 17

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 33

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 34


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Daftar Populasi dan Sampel ... 48

Lampiran II Data Variabel Hasil Penelitian ... 50

1. Ukuran Perusahaan... 50

2. Peluang Pertumbuhan ... 51

3. Likuiditas ... 52

4. Rasio Hutang ... 53

Lampiran III Hasil Output Data Statistik Deskriptif ... 54


(12)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP RASIO HUTANG PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 22 perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas (dihitung dengan rasio lancar) sebagai variabel independen dan rasio hutang (dihitung dengan rasio hutang terhadap total aktiva) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang, sedangkan variabel ukuran perusahaan dan peluang pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap rasio hutang.

Kata Kunci: Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, dan Likuiditas


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTERPRISE SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, AND LIQUIDITY TO DEBT RATIO OF

CONSUMPTION GOODS INDUSTRY CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research is used to analyze the influence of enterprise size, growth opportunity, and liquidity to debt ratio of consumption goods industry corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.

This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 22 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of enterprise size, growth opportunity, and liquidity (calculated by current ratio) as independent variable and debt ratio (calculated by debt to total assets ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method and it had been tested in classic assumption first.

The results showed that, simultaneously, enterprise size, growth opportunity, and liquidity have significant influences to debt ratio. Partially, only liquidity has significant influence to debt ratio, while enterprise size and growth opportunity have no significant influence to debt ratio.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia berbisnis, ada kalanya suatu perusahaan mengalami

keuntungan yang baik dan ada pula kalanya perusahaan tersebut mengalami

kerugian, bahkan hingga menyebabkan kebangkrutan. Pasang surut dalam suatu

perusahaan sudah biasa terjadi. Walaupun pada teorinya, semua perusahaan pasti

memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari apa yang telah

dihasilkannya, terutama dalam bidang barang konsumsi. Semua perusahaan yang

bergelut dalam memproduksi barang dan jasa pasti selalu berusaha untuk

menghasilkan output yang berkualitas dari tenaga kerja yang memiliki keahlian

yang baik pula agar mampu bersaing di pasaran.

Suatu perusahaan tidak mungkin dapat berdiri sendiri tanpa adanya

perusahaan maupun pihak-pihak lain yang dapat membantu perusahaan tersebut

berjalan dengan baik, terutama dalam hal pendanaan. Perusahaan bisa saja

membelanjai kebutuhan rumah tangga perusahaannya dengan menggunakan

modal sendiri, dan memang itu merupakan hal yang dapat menunjukkan bahwa

keadaan pembelanjaan perusahaan sehat. Tetapi ketika modal sendiri tidak

mencukupi, maka perusahaan harus memiliki modal asing dari para kreditur untuk

mempertahankan aktivitas perusahaan. Menurut Manatap (2010) yang dikutip dari

Myers (1996), perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal


(15)

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan diharapkan mampu melakukan pembiayaan yang

optimal untuk membiayai kegiatan usaha yang telah ada dan untuk melakukan

investasi baru. Salah satu kebijakan perusahaan untuk melakukan alternatif

sumber pendanaan yaitu dengan menetapkan sumber dana eksternal sebagai

sumber pembelanjaan perusahaan dan pada akhirnya akan menentukan struktur

keuangan/modal perusahaan tersebut.

Struktur modal didefinisikan sebagai percampuran spesifik antara hutang

dan ekuitas suatu perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasi-operasi

yang terjadi. Keputusan struktur modal merupakan salah satu keputusan

terpenting yang dibuat oleh manajemen keuangan. Keputusan yang salah

mengenai struktur modal dapat menimbulkan posisi keuangan yang berbahaya dan

akhirnya mengakibatkan kebangkrutan. Salah satu tujuan dari manajer keuangan

suatu perusahaan adalah untuk memastikan biaya modal yang lebih rendah dan

memaksimalkan nilai dari perusahaan.

Untuk memperoleh struktur modal yang optimal, perusahaan harus

mengetahui besarnya biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan atas

penggunaan modal tersebut, karena struktur modal yang optimal adalah struktur

modal yang dapat meminimalkan biaya modalnya. Dalam kondisi tertentu

perusahaan-perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan

menggunakan sumber dana dari perusahaan, tetapi di waktu yang lain bisa saja

kebutuhan dana diperoleh dari perusahaan lain karena sumber dana perusahaan


(16)

Jumlah dan proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan merupakan

hal yang sangat penting bagi analisis keuangan karena menentukan hubungan

antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang dapat menimbulkan risiko

karena hutang menyebabkan perusahaan harus membayar bunga dan pokok

jaminan. Sehingga, semakin tinggi tingkat hutang menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan semakin buruk.

Hutang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu

memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang

harus dibayarkan. Namun, tingkat pengembalian investasi yang akan diperoleh

perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang akan terjadi pada

tahun-tahun mendatang (Handono, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa apabila

kondisi ekonomi mendatang membaik, tingkat pengembalian investasi juga

cenderung meningkat sehingga perusahaan yang berhutang akan mampu

membayar bunga dan pokok pinjamannya. Apabila kondisi ekonomi mendatang

memburuk, perusahaan akan menderita kerugian besar, karena di tengah turunnya

pendapatan, perusahaan harus membayar sejumlah beban tetap dari hutangnya.

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

perusahaan adalah ukuran perusahaan, asset berwujud, profitabilitas, peluang

pertumbuhan, likuiditas, risiko bisnis, beban bunga, dan usia perusahaan.

Pengaruh faktor-faktor tersebut tidak selalu sama berpengaruhnya terhadap

struktur modal perusahaan atau industri, tergantung pada kondisi dan jenis


(17)

Faktor pertama yang digunakan dalam peneitian ini adalah ukuran

perusahaan. Penelitian Azlan (2012) dan Manatap (2010) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Faktor

kedua adalah peluang pertumbuhan. Penelitian Azlan (2012) menunjukkan bahwa

peluang pertumbuhan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal

perusahaan. Faktor terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas.

Penelitian Azlan (2012) menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan penelitian lanjutan dari

penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu antara lain Manatap (2010) yang

melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, dan

ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008. Winda

(2011) meneliti tentang analisis pengaruh ukuran perusahaan, basis perusahaan,

profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia periode

2007-2010. Azlan (2012) meneliti tentang pengaruh firm size, growth opportunity,

liquidity, dan profitability terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang

terdaftar di BEI periode 2007-2010.

Penelitian ini menggunakan perusahaan industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena perusahaan-perusahaan tersebut

merupakan produsen dari kebanyakan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari.


(18)

perusahaan-perusahaan besar yang memiliki nama yang telah melekat di masyarakat dan

pastinya selalu menjadi sesuatu yang dicari masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari. Tingkat konsumsi masyarakat akan barang konsumsi sudah pasti tinggi dari

waktu ke waktu sehingga sangat kecil kemungkinan bagi perusahaan-perusahaan

tersebut untuk tenggelam dari persaingan bisnis. Keuntungan yang diraih juga

pasti besar sehingga perusahaan-perusahaan tersebut mampu membayar maupun

menutupi kewajiban-kewajiban yang ada, baik yang bersifat jangka pendek

maupun yang berjangka panjang.

Variabel-variabel yang digunakan peneliti merupakan variabel-variabel

yang dipilih melalui jurnal ekonomi yang telah diperoleh sebelumnya sebagai

salah satu syarat penentuan judul skripsi ini. Variabel-variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan,

dan likuiditas dengan variabel dependen yaitu rasio hutang (Debt to Total Asset

Ratio).

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba menjelaskan

bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas

terhadap rasio hutang pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011. Penelitian ini berusaha untuk

menunjukkan apakah variabel-variabel independen yang digunakan memiliki

pengaruh yang sama terhadap rasio hutang, yang termasuk dalam struktur modal,

seperti penelitian-penelitian terdahulu.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap rasio hutang

pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah peluang pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap rasio

hutang pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek

Indonesia?

3. Apakah likuiditas mempunyai pengaruh terhadap rasio hutang pada

perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas secara

bersama-sama berpengaruh terhadap rasio hutang pada perusahaan

industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Menganalisis secara empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap rasio

hutang secara parsial.

2. Menganalisis secara empiris pengaruh peluang pertumbuhan terhadap

rasio hutang secara parsial.

3. Menganalisis secara empiris pengaruh likuiditas terhadap rasio hutang

secara parsial.

4. Menganalisis secara empiris pengaruh ukuran perusahaan, peluang


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti

dimintai pendapat mengenai pengaruh ukuran perusahaan, peluang

pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang pada perusahaan

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2009 sampai dengan 2011.

2. Perusahaan

Meskipun peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari

kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga penelitian ini memberi

manfaat bagi perusahaan industri barang konsumsi sebagai masukan yang

dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam menyusun suatu rasio hutang

yang optimum dengan harapan melalui pembentukan rasio hutang yang

maksimum, nilai perusahaan dapat ditingkatkan.

3. Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan rasio


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang

2.1.1 Pengertian Rasio Hutang

Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh

pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.

Rasio hutang merupakan rasio yang mengukur berapa besar aktiva

perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi rasio hutang, semakin

besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan.

Rasio hutang yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio

hutang terhadap total aktiva (total debt to total asset ratio). Menurut Syafrizal

Helmi (2009) dalam artikelnya yang berjudul ”Rasio-Rasio Keuangan

Perusahaan”, rasio hutang terhadap total aktiva merupakan perbandingan

antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva

yang diketahui.

Menurut Manatap (2010) rasio hutang yang tinggi dapat memiliki

dua asumsi, pertama adalah bahwa tingkat hutang yang tinggi memberikan

sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik karena mampu

menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya. Kedua adalah

bahwa rasio hutang yang tinggi menjadi indikator bahwa perusahaan


(22)

2.1.2 Pengertian Hutang dan Macam-Macam Hutang

Hutang adalah kewajiban yang dimiliki perusahaan baik yang

bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang diperoleh dari pihak

lain. Menurut Djarwanto (2004), berdasarkan jangka waktu pengembaliannya

atau pelunasannya, hutang terbagi sebagai berikut:

1. Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak

lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang normal, umumnya satu

tahun atau kurang semenjak neraca disusun, atau hutang yang jatuh temponya

masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan.

Yang termasuk hutang jangka pendek, yaitu:

a. Hutang Dagang

Semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang

dagangan atau jasa kredit. Pinjaman tersebut akan dikembalikan

dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi

perusahaan yang normal).

b. Wesel bayar

Wesel bayar adalah promes tertulis dari perusahaan untuk membayar

sejumlah uang atas perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang

akan datang yang ditetapkan (hutang wesel). Promes dapat diberikan

kepada bank ketika perusahaan meminjam uang, kepada kreditur


(23)

perusahaan lain untuk pembelian aktiva yang lain selain barang

dagangan.

c. Penghasilan yang Ditangguhkan

Penghasilan yang diterima lebih dahulu merupakan penghasilan yang

sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah

menyerahkan uang lebih dahulu kepada perusahaan sebelum

perusahaan menyerahkan barang atau jasanya (perusahaan

berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisir bila

jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai. Yang

termasuk penghasilan yang ditangguhkan misalnya pembayaran di

muka dari langganan untuk hasil produksi, sewa yang diterima di

muka, uang langganan majalah yang diterima lebih dahulu.

d. Hutang Deviden

Bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai dividen kepada

pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca

disusun.

e. Hutang Pajak

Beban pajak perseroan yang belum dibayar pada waktu neraca

disusun.

f. Kewajiban yang Masih Harus Dipenuhi

Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada


(24)

dilakukan (misalnya upah, bunga, sewa, pensiun, pajak harta milik,

dan lain-lain).

g. Hutang Jangka Panjang yang telah Jatuh Tempo

Sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang menjadi hutang

jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi.

2. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada

pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun.

Timbulnya pinjaman ini umumnya karena perusahaan memerlukan dana

besar untuk membelanjai perluasan pabrik, tambahan perlengkapan, modal

kerja, atau tanah, melunasi hutang jangka pendek atau hutang jangka panjang

lainnya.

Yang termasuk hutang jangka panjang, yaitu:

a. Hutang Hipotek

Hutang hipotek adalah surat tanda berutang dengan jangka waktu

pembayaran melebihi satu tahun, di mana pembayarannya dijamin

dengan aktiva tertentu seperti misalnya bangunan, tanah, atau

perabot.

b. Hutang Obligasi

Hutang obligasi adalah surat tanda berutang yang dikeluarkan di

bawah cap segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok


(25)

secara teratur pada setiap interval waktu tertentu yang telah

disepakati.

c. Wesel Bayar Jangka Panjang

Wesel bayar jangka panjang adalah wesel bayar di mana jangka

waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau

melebihi jangka waktu operasi normal.

2.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dianggap sebagai salah satu penentu struktur modal.

Perusahaan berskala besar umumnya memiliki tingkat utang lebih tinggi. Karena

perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dari perusahaan-perusahaan yang

lebih kecil dalam mengakses pasar kredit dan dapat meminjam dalam kondisi

yang lebih baik. Semakin besar perusahaan tersebut, semakin banyak informasi

yang diharapkan akan tersedia tentang kredit yang dilakukan, sehingga

memungkinkan untuk mendapatkan sumber daya keuangan dari kreditur. Tetapi

bagi perusahaan kecil, mendapatkan dana eksternal dari kreditur tidak semudah

seperti perusahaan besar, sehingga tingkat hutang pada perusahaan kecil juga

lebih rendah.

Menurut Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya

tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi

kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan

perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan


(26)

semakin besar ukuran perusahaan kecenderungan untuk menggunakan hutang

lebih besar untuk memenuhi kebutuhan modal dari pada perusahaan kecil.

2.3 Peluang Pertumbuhan

Peluang pertumbuhan adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di

masa depan. Peluang pertumbuhan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba

per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage.

Perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan

dana di masa depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba.

Perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi berharap akan menikmati

pertumbuhan tersebut bagi para pemegang saham. Sebaliknya, apabila perusahaan

memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah, mereka akan

berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui

penggunaan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki peluang

pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan hutang jangka

panjang.

2.4 Likuiditas

Likuiditas adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah kemampuan

suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi

sesegera mungkin. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan

semakin mudah untuk mendapatkan sumber pinjaman sebagai bagian aktivitas


(27)

Menurut Winda (2011), rendahnya nilai rasio ini dapat mengindikasikan

bahwa suatu perusahaan mengalami kesulitan kas sehingga waktu dapat

menimbulkan kegagalan pembayaran kepada krediturnya.

Menurut Sriwimerta (2010) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh

Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, bahwa ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan, yaitu:

1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka

panjang.

Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama

dari keadaan tidak likuid. Apabila semakin banyak dana perusahaan yang

dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan

jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, likuiditas menurun. Kemerosotan

tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk

menutup kebutuhan aktiva tetap yang meningkat.

2. Volume kegiatan perusahaan.

Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana

untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi

dengan meningkatkan hutang-hutang, tetapi jika hal lain tetap, investasi dana

jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat


(28)

3. Pengendalian aktiva lancar.

Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi yang

melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan

tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. NamaPeneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1. Azlan Hafitz

(2012)

Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI

Variabel independen: Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, dan Profitability.

Variabel dependen: Struktur Modal

Firm Size dan Growth Opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Liquidity dan Profitability secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

2. Winda V.

Silitonga (2011) Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas Variabel independen: Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas secara parsial


(29)

Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Leverage, dan Likuiditas. Variabel dependen: Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Sedangkan seluruh variabel independen tersebut secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. 3. Manatap Situmorang (2010) Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel independen: Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan. Variabel dependen: Struktur Modal Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(30)

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, penulis dapat membuat

kerangka konseptual sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan (X1)

Peluang Pertumbuhan (X2)

Likuiditas (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Ukuran perusahaan merupakan indikator yang ditunjukkan seberapa besar

suatu perusahaan memiliki kekayaan atau aset yang dimanfaatkan untuk

menjalankan usaha, tetapi juga bisa ditunjukkan oleh kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan pendapatan, penjualan, maupun indikator-indikator lainnya.

Peluang pertumbuhan merupakan tolak ukur peluang pertumbuhan

perusahaan di masa depan. Peluang pertumbuhan mengukur sejauh mana laba per

lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak

membutuhkan dana di masa depan dan lebih banyak mempertahankan laba.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan pos-pos aktiva lancar

dan hutang lancar. Dengan demikian, rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja Rasio Hutang


(31)

keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham

perusahaan.

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi

dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis

dalam penelitian ini, yaitu:

H1 = Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap rasio hutang.

H2 = Peluang pertumbuhan mempunyai pengaruh negatif terhadap rasio

hutang.

H3 = Likuiditas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

rasio hutang.

H4 = Ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas mempunyai


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel

independen, terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, peluang

pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2006), merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas atau karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk

periode 2009-2011 yang berjumlah 34 perusahaan.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi

perhatian (Suharyadi & Purwanto, 2009). Metode penentuan sampel yang

digunakan adalah penentuan sampel secara purposive. Metode purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu


(33)

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam

pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur dibidang industri barang konsumsi yang terdaftar

di BEI pada tahun 2009-2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009-2011.

3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap

dari variabel yang diteliti.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel dalam penelitian

ini berjumlah 22 data perusahaan industri barang konsumsi dengan 34 unit

analisis (22 x 3 tahun) 66 sampel. Daftar perusahaan yang dijadikan sampel

dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi

No. Nama Perusahaan Kode

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel

1 2 3 Makanan dan Minuman

1 Akasha Wira Internasional, Tbk ADES ✔ ✔

2 Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA ✔ ✔

3 Tri Banyan Tirta, Tbk ALTO ✔ ✔

4 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA ✔ ✔ ✔ Sampel 1

5 Davomas Abadi, Tbk DAVO ✔ ✔

6 Delta Djakarta, Tbk DLTA ✔ ✔ ✔ Sampel 2

7 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

ICBP ✔ ✔

8 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF ✔ ✔ ✔ Sampel 3

9 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI ✔ ✔ ✔ Sampel 4

10 Mayora Indah, Tbk MYOR ✔ ✔

11 Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN ✔ ✔

12 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI ✔ ✔ ✔ Sampel 5

13 Sekar Laut, Tbk SKLT ✔ ✔ ✔ Sampel 6


(34)

15 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ ✔ ✔ ✔ Sampel 7

Rokok

16 Gudang Garam, Tbk GGRM ✔ ✔ ✔ Sampel 8

17 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP ✔ ✔ ✔ Sampel 9

18 Bentoel Internasional Investama, Tbk

RMBA ✔ ✔ ✔ Sampel 10

Farmasi

19 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA ✔ ✔ ✔ Sampel 11

20 Indofarma, Tbk INAF ✔ ✔ ✔ Sampel 12

21 Kimia Farma, Tbk KAEF ✔ ✔ ✔ Sampel 13

22 Kalbe Farma, Tbk KLBF ✔ ✔ ✔ Sampel 14

23 Merck, Tbk MERK ✔ ✔ ✔ Sampel 15

24 Pyridam Farma, Tbk PYFA ✔ ✔ ✔ Sampel 16

25 Schering Plough Indonesia, Tbk SCPI ✔ ✔

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk

SQBI ✔ ✔

27 Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC ✔ ✔ ✔ Sampel 17

Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga

28 Martina Berto, Tbk MBTO ✔ ✔ ✔ Sampel 18

29 Mustika Ratu, Tbk MRAT ✔ ✔

30 Mandom Indonesia, Tbk TCID ✔ ✔ ✔ Sampel 19

31 Unilever Indonesia, Tbk UNVR ✔ ✔

Peralatan Rumah Tangga

32 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI ✔ ✔ ✔ Sampel 20

33 Kedaung Indah Can, Tbk KICI ✔ ✔ ✔ Sampel 21

34 Langgeng Makmur Industri, Tbk LMPI ✔ ✔ ✔ Sampel 22

Sumber: Hasil Olahan Penulis

3.3 Jenis Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data

kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif yaitu berasal dari

buku, jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan

dengan tema penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur


(35)

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

media perantara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan

mengambil data website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id yang berupa

laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti. Penelitian mengambil data

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2009-2011.

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

1. Variabel Dependen/Variabel Terikat

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

hutang terhadap total aset, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana utang dapat

ditutup oleh aset yang jika rasionya lebih besar maka lebih aman. Rasio hutang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rasio hutang = Total hutang Total asset

2. Variabel Independen/Variabel Bebas

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:


(36)

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan. Dalam penelitian ini, digunakan logaritma natural dari total aset

sebagai proksi ukuran perusahaan.

Ukuran Perusahaan = Log(Total Aktiva)

b. Peluang Pertumbuhan

Peluang pertumbuhan bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam

industri (Weston & Brigham, 1981).

Peluang Pertumbuhan = Penjualan Tahun Ini – Penjualan Tahun Lalu Penjualan Tahun Lalu

c. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

Likuiditas (Rasio Lancar) = Aktiva Lancar Hutang Lancar

3.6 Teknik Analisis

3.6.1 Model Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

model regresi linier berganda, karena penelitian ini menggunakan tiga

variabel independen dan satu variabel dependen. Model regresi linier

berganda digunakan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi

atau nilai rata-rata populasi dan rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai


(37)

Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formula

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Rasio Hutang

X1 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

X2 = Peluang Pertumbuhan (GROWTH)

X3 = Likuiditas (LIQUID)

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen

berdasarkan pada variabel independen.

e = error

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik

yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Ghozali (2006), ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:

a. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara


(38)

Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability

plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan

plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Analisis Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai

kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametric

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan tentang

data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan

uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari Sig. atau signifikan.

Apabila signifikannya > 0,05, maka data itu terdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji

Kolmogorov-Smirnov.

3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians

antarnilai Y, apakah sama atau heterogen (Suharyadi & Purwanto,

2009). Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas adalah

dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot.


(39)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan

dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota

observasi yang disusun menurut urutan waktu (Suharyadi & Purwanto,

2009). Uji autokorelasi digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi

berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang tidak mengandung autokorelasi.

Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika

angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Cara

untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah:

1. Jika angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2. Jika angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan

kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau

tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan

didasarkan pada acak atau tidaknya data. Apabila data bersifat acak,


(40)

Menurut Ghozali (2006), acak atau tidaknya data didasarkan

pada batasan sebagai berikut:

a. Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05, maka observasi terjadi secara acak.

b. Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05, maka observasi terjadi secara tidak acak.

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Ragner

Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of

Complete Regression Systems”. Frish menyatakan bahwa multikolinier

adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna

(Suharyadi & Purwanto, 2009).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

Pengamatan dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation

Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan


(41)

3.6.3 Pengujian Hipotesis

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 besarnya antara 0 hingga 1 (0 < R2 < 1). Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model

dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar, dimana adanya bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan dalam model, maka R2 akan meningkat walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

suatu model. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suatu model.

Dalam kenyataan nilai adjusted R2 bernilai negatif. Jika hal ini terjadi, maka nilai adjusted R2 dianggap 0 (Ghozali, 2006).

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted

R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu, maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan

variabel independen, dan sebaliknya.

3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Langkah-langkah


(42)

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Ha : β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan Signifikan F (Sig-F).

3. Menentukan tingkat signifikan (α), yaitu sebesar 5%. 4. Kriteria pengujian:

- Jika nilai sig F > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, variabel bebas

secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara

signifikan.

- Jika nilai sig F ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Artinya, variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual dalam

menerangkan variansi variabel dependen dengan menganggap variabel

lain konstan atau tetap. Langkah-langkah dalam pengujian ini:

1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.


(43)

2. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%.

3. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap rasio

hutang. Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas


(44)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN  4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dibidang barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2011.

Sampel yang digunakan sebanyak 22 perusahaan dari 34 perusahaan industri

barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka data

penelitian secara keseluruhan berjumlah 66 sampel (22 x 3 tahun penelitian).

4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum,

nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi data variable-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk

masing-masing variable terdapat pada Tabel 4.1 berikut:

Table 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

enterprise size 66 10,92 13,72 12,1103 ,72081

growth opportunity 66 -,39 ,72 ,1047 ,15966

Likuiditas 66 ,65 11,74 3,1018 2,28201

Debt Ratio 66 ,09 ,89 ,3680 ,16919

Valid N (listwise) 66


(45)

Berdasarkan data dari Table 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel independen ukuran perusahaan memiliki nilai terendah 10,92 dan

nilai tertinggi 13,72 dengan nilai rata-rata 12,1103 dan standar deviasi

0,72081.

2. Variabel independen peluang pertumbuhan memiliki nilai terendah -0,39

dan nilai tertinggi 0,72 dengan nilai rata-rata 0,1047 dan standar deviasi

0,15966.

3. Variabel independen likuiditas memiliki nilai terendah 0,65 dan nilai

tertinggi 11,74 dengan nilai rata-rata 3,1018 dan standar deviasi 2,28201.

4. Variabel dependen rasio hutang memiliki nilai terendah 0,09 dan nilai

tertinggi 0,89 dengan nilai rata-rata 0,3680 dan standar deviasi 0,16919.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Menguji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi linier berganda. Namun, terlebih dahulu akan diuji mengenai ada

tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yang diperlukan untuk

mendapatkan model regresi yang baik.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho: data residual terdistribusi normal

Ha: data residual terdistribusi tidak normal


(46)

a. Analisis grafik

b. Analisis Probability Plot

c. Uji Kolmogorov-Smirnov

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik

histogram dan grafik P-Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki

pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau

mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk

lonceng. Pada grafik P-Plot, apabila titik-titik data tidak banyak

menyebar ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis

diagonal, maka data tersebut berdistribusi normal.

Gambar 4.1

Uji Normalitas Histogram

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1,


(47)

garis tersebut menyentuh hampir semua titik pada batang histogram

yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-Plot

Pada grafik P-Plot pada gambar 4.2 diatas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar di sepanjang garis diagonal dan tidak

menjauhi garis tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa data

terdistribusi normal.

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik tidak

cukup, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan

menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan

apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal atau tidak,

maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya


(48)

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi

normal.

Table 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,11547561

Most Extreme Differences Absolute ,127

Positive ,127

Negative -,068

Kolmogorov-Smirnov Z 1,030

Asymp. Sig. (2-tailed) ,240

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas

menunjukkan nilai profitabilitas = 0,240. Dengan demikian, data pada

penelitian ini terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk

melakukan uji hipotesis karena 0,240 > 0,05.

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2006), uji heterokedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas atau

terjadi homoskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik


(49)

Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada

grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola, maka

tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 4.3

Uji Heterokedastisitas (Scatterplot)

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot di atas dapat

terlihat titik-titik menyebar acak dan tidak membentuk suatu pola

tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0

pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heterokedastisitas,

sehingga model regresi layak digunakan untuk melihat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam

model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu


(50)

adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah

autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson.

Cara mendeteksinya yaitu dengan mengamati hal berikut:

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,831.

Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF

(Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi

jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,731a ,534 ,512 ,11824 1,831

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio


(51)

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

enterprise size ,945 1,059

growth opportunity ,981 1,019

likuiditas ,942 1,062

a. Dependent Variable: Debt Ratio

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada

satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak

ada yang memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,1. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas

dan semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji

gejala multikolinearitas.

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah

nilai Adjusted R2 yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam

hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas terhadap

rasio hutang.

Pada penelitian ini adjusted R2 yang digunakan antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1, maka semakin baik kemampuan


(52)

Tabel 4.5

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,731a ,534 ,512 ,11824

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio

Besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh sebesar 0,512. Dengan demikian, besarnya pengaruh ukuran

perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang

adalah sebesar 51,2%. Sedangkan sisanya sebesar 48,8% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Apabila

probabilitas (signifikansi) lebih besar dari α (0,05), maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel rasio hutang.

Tetapi jika signifikansi lebih kecil dari α (0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel rasio hutang.

Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk melihat apakah

secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna

terhadap variabel terikat. Dari pengujian simultan diperoleh hasil sebagai


(53)

Tabel 4.6

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,994 3 ,331 23,698 ,000a

Residual ,867 62 ,014

Total 1,861 65

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio

Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas uji

simultan ini adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan dari tabel diatas menunjukkan

bahwa nilai Fhitung > Ftabel (23,698 > 2,75). Berdasarkan hasil tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan

likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang.

4.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen secara parsial (individu).

Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap rasio hutang. Jika signifikansi

lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas secara individu berpengaruh


(54)

Tabel 4.7

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,594 ,259 2,297 ,025

enterprise size -,003 ,021 -,014 -,154 ,878

growth opportunity -,174 ,093 -,164 -1,876 ,065

likuiditas -,054 ,007 -,734 -8,216 ,000

a. Dependent Variable: Debt Ratio

Pada tabel 4.7 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa variabel

ukuran perusahaan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,878 (lebih besar dari

0,05) sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang. Variabel

peluang pertumbuhan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,065 (lebih besar

dari 0,05) sehingga tidak berpegaruh signifikan terhadap rasio hutang.

Variabel likuiditas memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 (lebih kecil dari

0,05) sehingga berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang.

Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi

berganda sebagai berikut:

Y = 0,594 – 0,003X1 – 0,174X2 – 0,054X3 + e

a. Koefisien konstan adalah 0,594 menyatakan jika X1, X2, dan X3 adalah 0,

maka rasio hutang adalah 0,594.

b. Ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi ke arah negatif sebesar

-0,003. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen variabel ukuran

perusahaan akan menyebabkan rasio hutang perusahaan mengalami


(55)

c. Peluang pertumbuhan mempunyai koefisien regresi ke arah negatif sebesar

-0,174. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen variabel peluang

pertumbuhan akan menyebabkan rasio hutang perusahaan mengalami

penurunan sebesar 0,174 persen.

d. Likuiditas mempunyai koefisien ke arah negatif sebesar -0,054. Hal ini

berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen variabel likuiditas akan

menyebabkan rasio hutang perusahaan mengalami penurunan sebesar

0,054 persen.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel ukuran

perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas berpengaruh terhadap rasio

hutang. Berdasarkan F-tabel dapat dilihat signifikansinya, dimana secara simultan

variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari nilai

signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).

Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara

parsial akan dibahas sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan

Melalui analisis uji-t ditunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap rasio hutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi

variabel ukuran perusahaan yang lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,878.

Koefisien regresi ukuran perusahaan bertanda negatif. Koefisien regresi ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Azlan Hafitz (2012), Winda


(56)

bernilai positif. Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya

tersebut diatas memiliki pengaruh yang sama dengan penelitian ini, yaitu

ukuran perusahaan sama-sama tidak berpengaruh terhadap masing-masing

variabel dependennya.

2. Peluang Pertumbuhan

Melalui analisis uji-t ditunjukkan bahwa peluang pertumbuhan tidak

berpengaruh terhadap rasio hutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi variabel peluang pertumbuhan yang lebih besar dari 0,05, yaitu

sebesar 0,065. Koefisien regresi peluang pertumbuhan bertanda negatif.

Semakin tinggi peluang pertumbuhan perusahaan, maka modal yang

dibutuhkan untuk memperluas pangsa pasar menjadi lebih besar dan rasio

hutang cenderung lebih rendah. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Azlan Hafitz (2012).

3. Likuiditas

Melalui analisis uji-t ditunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan

terhadap rasio hutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi

variabel likuiditas yang lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000. Koefisien

regresi likuiditas bertanda negatif. Apabila perusahaan dapat mengelola

hutangnya dengan baik dan dapat memenuhi seluruh kewajibannya dengan

baik pula, maka hal ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi

pemegang saham atau pemilik perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Azlan Hafitz (2012), tetapi tidak sejalan dengan penelitian


(57)

menjelaskan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap variabel

dependennya.

Hasil penelitian yang berbeda dan tidak sejalan dengan penelitian

sebelumnya disebabkan oleh perbedaan objek penelitian yang digunakan. Dalam

penelitian ini digunakan objek penelitian perusahaan manufaktur bidang barang

konsumsi untuk tahun 2009-2011. Variabel dependen yang digunakan pun

berbeda dengan Winda (2011), dimana peneliti menggunakan variabel dependen

pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Sedangkan Azlan

(2012) menggunakan struktur modal (DER) dan Manatap (2010) juga

menggunakan struktur modal (DAR) sebagai variabel dependen, seperti penelitian


(58)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap rasio hutang perusahaan

manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Variabel ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap rasio hutang perusahaan manufaktur industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Variabel peluang pertumbuhan secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap rasio hutang perusahaan manufaktur industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Variabel likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rasio

hutang perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan

pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan


(59)

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur

di bidang industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI sehingga tidak

dapat diketahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen pada perusahaan lain yang terdaftar di BEI.

2. Variabel yang digunakan dibatasi oleh variabel independen seperti ukuran

perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas, sehingga masih terdapat

kemungkinan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi rasio hutang,

khususnya pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di

BEI.

3. Penelitian ini hanya mengambil sampel perusahaan manufaktur industri

barang konsumsi periode 2009 sampai dengan 2011.

5.3 Saran

Dari keterbatasan penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran

untuk peneliti selanjutnya:

1. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel independen dan variabel

dependen yang sama dengan sampel yang berbeda agar terlihat lebih variatif

dan informatif, sehingga diharapkan bisa memberikan data yang valid dan

terkini terkait dengan masalah penelitian.

2. Peneliti selanjutnya dapat pula menambah variabel-variabel lain yang

merupakan faktor-faktor penentu struktur modal atau rasio hutang.

3. Peneliti selanjutnya dapat menambah periode penelitian yang digunakan untuk


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto, 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Yogyakarta, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Mardiyanto, Handono, 2008. Inti Sari Manajemen Keuangan. Grafindo, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, Cetakan 7, BPFE, Yogyakarta.

Sugiyono, 2006. Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Suharyadi dan Purwanto, 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Silitonga, Winda V, 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Basis Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Situmorang, Manatap, 2010. “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sriwimerta, 2010. “Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Helmi, Syafrizal, 2009. Rasio-Rasio Keuangan Perusahaan.

http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-rasio-keuangan-perusahaan/ (20 Mar.2013).


(61)

Lampiran I

Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI (Populasi dan Sampel)

No. Nama Perusahaan Kode

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel

1 2 3 Makanan dan Minuman

1 Akasha Wira Internasional, Tbk ADES ✔ ✔

2 Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA ✔ ✔

3 Tri Banyan Tirta, Tbk ALTO ✔ ✔

4 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA ✔ ✔ ✔ Sampel 1

5 Davomas Abadi, Tbk DAVO ✔ ✔

6 Delta Djakarta, Tbk DLTA ✔ ✔ ✔ Sampel 2

7 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

ICBP ✔ ✔

8 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF ✔ ✔ ✔ Sampel 3

9 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI ✔ ✔ ✔ Sampel 4

10 Mayora Indah, Tbk MYOR ✔ ✔

11 Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN ✔ ✔

12 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI ✔ ✔ ✔ Sampel 5

13 Sekar Laut, Tbk SKLT ✔ ✔ ✔ Sampel 6

14 Siantar Top, Tbk STTP ✔ ✔

15 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ ✔ ✔ ✔ Sampel 7

Rokok

16 Gudang Garam, Tbk GGRM ✔ ✔ ✔ Sampel 8

17 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP ✔ ✔ ✔ Sampel 9

18 Bentoel Internasional Investama, Tbk

RMBA ✔ ✔ ✔ Sampel 10

Farmasi

19 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA ✔ ✔ ✔ Sampel 11

20 Indofarma, Tbk INAF ✔ ✔ ✔ Sampel 12

21 Kimia Farma, Tbk KAEF ✔ ✔ ✔ Sampel 13

22 Kalbe Farma, Tbk KLBF ✔ ✔ ✔ Sampel 14

23 Merck, Tbk MERK ✔ ✔ ✔ Sampel 15

24 Pyridam Farma, Tbk PYFA ✔ ✔ ✔ Sampel 16

25 Schering Plough Indonesia, Tbk SCPI ✔ ✔

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk

SQBI ✔ ✔


(62)

Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga

28 Martina Berto, Tbk MBTO ✔ ✔ ✔ Sampel 18

29 Mustika Ratu, Tbk MRAT ✔ ✔

30 Mandom Indonesia, Tbk TCID ✔ ✔ ✔ Sampel 19

31 Unilever Indonesia, Tbk UNVR ✔ ✔

Peralatan Rumah Tangga

32 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI ✔ ✔ ✔ Sampel 20

33 Kedaung Indah Can, Tbk KICI ✔ ✔ ✔ Sampel 21


(63)

Lampiran II

Data Variabel Hasil Penelitian

 

1. Ukuran Perusahaan = Log(Total Aktiva)

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA 11,75 11,92 11,91

2 Delta Djakarta, Tbk DLTA 11,88 11,85 11,84

3 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 13,60 13,67 13,72

4 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 11,99 12,05 12,08

5 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI 11,54 11,75 11,88

6 Sekar Laut, Tbk SKLT 11,29 11,29 11,33

7 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ 12,23 12,30 12,33

8 Gudang Garam, Tbk GGRM 13,43 13,48 13,59

9 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 13,24 13,31 13,28

10 Bentoel Internasional Investama, Tbk RMBA 12,63 12,69 12,80

11 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA 11,89 11,93 11,96

12 Indofarma, Tbk INAF 11,86 11,86 12,04

13 Kimia Farma, Tbk KAEF 12,19 12,21 12,25

14 Kalbe Farma, Tbk KLBF 12,81 12,84 12,91

15 Merck, Tbk MERK 11,63 11,63 11,76

16 Pyridam Farma, Tbk PYFA 10,99 11,00 11,07

17 Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC 12,51 12,55 12,62

18 Martina Berto, Tbk MBTO 11,44 11,52 11,73

19 Mandom Indonesia, Tbk TCID 11,99 12,02 12,05

20 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI 11,74 11,74 11,76

21 Kedaung Indah Can, Tbk KICI 10,92 10,93 10,94

22 Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI 11,73 11,78 11,83


(64)

2. Peluang Pertumbuhan = Penjualan Tahun Ini – Penjualan Tahun Lalu Penjualan Tahun Lalu

 

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA (0,39) (0,39) 0,72

2 Delta Djakarta, Tbk DLTA 0,07 (0,04) 0,15

3 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF (0,04) 0,03 0,18

4 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 0,21 0,10 0,03

5 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI 0,26 0,25 0,32

6 Sekar Laut, Tbk SKLT 0,01 0,08 0,14

7 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ 0,18 0,16 0,11

8 Gudang Garam, Tbk GGRM 0,08 0,14 0,11

9 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 0,12 0,11 0,21

10 Bentoel Internasional Investama, Tbk RMBA 0,02 0,46 0,13

11 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA 0,47 0,06 0,04

12 Indofarma, Tbk INAF (0,23) (0,06) 0,14

13 Kimia Farma, Tbk KAEF 0,05 0,11 0,09

14 Kalbe Farma, Tbk KLBF 0,15 0,12 0,06

15 Merck, Tbk MERK 0,17 0,05 0,15

16 Pyridam Farma, Tbk PYFA 0,10 0,06 0,07

17 Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC 0,23 0,14 0,12

18 Martina Berto, Tbk MBTO 0,20 0,09 0,14

19 Mandom Indonesia, Tbk TCID 0,12 0,05 0,12

20 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI (0,10) 0,17 0,05

21 Kedaung Indah Can, Tbk KICI (0,10) 0,02 0,08

22 Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI 0,16 0,05 0,25


(65)

3. Likuiditas = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

 

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA 4,89 1,67 1,68

2 Delta Djakarta, Tbk DLTA 4,53 6,33 6,00

3 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 1,16 2,04 1,91

4 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 0,65 0,94 0,99

5 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI 1,44 2,30 1,28

6 Sekar Laut, Tbk SKLT 1,89 1,92 1,70

7 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ 2,12 2,00 1,52

8 Gudang Garam, Tbk GGRM 2,46 2,70 2,24

9 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 1,88 1,61 1,75

10 Bentoel Internasional Investama, Tbk RMBA 2,08 2,50 1,12

11 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA 3,05 3,72 4,83

12 Indofarma, Tbk INAF 1,54 1,55 1,53

13 Kimia Farma, Tbk KAEF 2,00 2,43 2,75

14 Kalbe Farma, Tbk KLBF 2,99 4,39 3,65

15 Merck, Tbk MERK 5,03 6,22 7,51

16 Pyridam Farma, Tbk PYFA 2,10 3,00 2,54

17 Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC 3,47 3,37 3,08

18 Martina Berto, Tbk MBTO 1,76 1,59 4,08

19 Mandom Indonesia, Tbk TCID 7,26 10,68 11,74

20 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI 1,20 1,27 1,36

21 Kedaung Indah Can, Tbk KICI 5,53 7,34 7,26

22 Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI 2,78 1,76 1,06


(66)

4. Rasio Hutang = Total Hutang Total Aktiva

 

No. Nama Perusahaan Kode Tahun

2009 2010 2011

1 Cahaya Kalbar, Tbk CEKA 0,46 0,63 0,50

2 Delta Djakarta, Tbk DLTA 0,21 0,16 0,17

3 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 0,61 0,47 0,41

4 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 0,89 0,58 0,56

5 Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI 0,51 0,19 0,28

6 Sekar Laut, Tbk SKLT 0,42 0,40 0,42

7 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk

ULTJ 0,31 0,35 0,35

8 Gudang Garam, Tbk GGRM 0,32 0,30 0,37

9 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 0,40 0,50 0,47

10 Bentoel Internasional Investama, Tbk RMBA 0,59 0,56 0,64

11 Darya Varia Laboratoria, Tbk DVLA 0,29 0,24 0,21

12 Indofarma, Tbk INAF 0,58 0,57 0,45

13 Kimia Farma, Tbk KAEF 0,36 0,32 0,30

14 Kalbe Farma, Tbk KLBF 0,26 0,17 0,21

15 Merck, Tbk MERK 0,18 0,16 0,12

16 Pyridam Farma, Tbk PYFA 0,26 0,23 0,30

17 Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC 0,25 0,26 0,28

18 Martina Berto, Tbk MBTO 0,67 0,64 0,26

19 Mandom Indonesia, Tbk TCID 0,11 0,09 0,09

20 Kedawung Setia Industrial, Tbk KDSI 0,56 0,54 0,52

21 Kedaung Indah Can, Tbk KICI 0,27 0,25 0,26


(67)

Lampiran III

Hasil Output Data Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

enterprise size 66 10,92 13,72 12,1103 ,72081

growth opportunity 66 -,39 ,72 ,1047 ,15966

likuiditas 66 ,65 11,74 3,1018 2,28201

Debt Ratio 66 ,09 ,89 ,3680 ,16919


(68)

Lampiran IV

Hasil Output Data Uji Normalitas


(69)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,11547561

Most Extreme Differences Absolute ,127

Positive ,127

Negative -,068

Kolmogorov-Smirnov Z 1,030

Asymp. Sig. (2-tailed) ,240

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(1)

4. Rasio Hutang = Total Hutang

Total Aktiva

 

No. Nama

Perusahaan Kode

Tahun

2009 2010 2011

1

Cahaya Kalbar, Tbk

CEKA

0,46

0,63

0,50

2

Delta Djakarta, Tbk

DLTA

0,21

0,16

0,17

3

Indofood Sukses Makmur, Tbk

INDF

0,61

0,47

0,41

4

Multi Bintang Indonesia, Tbk

MLBI

0,89

0,58

0,56

5

Nippon Indosari Corporindo, Tbk

ROTI

0,51

0,19

0,28

6

Sekar

Laut,

Tbk

SKLT 0,42 0,40 0,42

7

Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company, Tbk

ULTJ 0,31 0,35 0,35

8

Gudang Garam, Tbk

GGRM

0,32

0,30

0,37

9

Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

HMSP

0,40

0,50

0,47

10

Bentoel Internasional Investama,

Tbk

RMBA 0,59 0,56 0,64

11

Darya Varia Laboratoria, Tbk

DVLA

0,29

0,24

0,21

12

Indofarma,

Tbk

INAF 0,58 0,57 0,45

13

Kimia Farma, Tbk

KAEF

0,36

0,32

0,30

14

Kalbe Farma, Tbk

KLBF

0,26

0,17

0,21

15

Merck,

Tbk

MERK 0,18 0,16 0,12

16

Pyridam Farma, Tbk

PYFA

0,26

0,23

0,30

17

Tempo Scan Pasific, Tbk

TSPC

0,25

0,26

0,28

18

Martina Berto, Tbk

MBTO

0,67

0,64

0,26

19

Mandom Indonesia, Tbk

TCID

0,11

0,09

0,09

20

Kedawung Setia Industrial, Tbk

KDSI

0,56

0,54

0,52

21

Kedaung Indah Can, Tbk

KICI

0,27

0,25

0,26

22

Langgeng Makmur Industry, Tbk

LMPI

0,26

0,34

0,40


(2)

Lampiran III

Hasil Output Data

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

enterprise size 66 10,92 13,72 12,1103 ,72081

growth opportunity 66 -,39 ,72 ,1047 ,15966

likuiditas 66 ,65 11,74 3,1018 2,28201

Debt Ratio 66 ,09 ,89 ,3680 ,16919


(3)

Lampiran IV

Hasil Output Data

Uji Normalitas


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 66

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,11547561 Most Extreme Differences Absolute ,127

Positive ,127

Negative -,068

Kolmogorov-Smirnov Z 1,030

Asymp. Sig. (2-tailed) ,240

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Uji Autokorelasi

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

enterprise size ,945 1,059

growth opportunity ,981 1,019

likuiditas ,942 1,062

a. Dependent Variable: Debt Ratio

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,731a ,534 ,512 ,11824

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,731a ,534 ,512 ,11824 1,831

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio


(6)

Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,994 3 ,331 23,698 ,000a

Residual ,867 62 ,014

Total 1,861 65

a. Predictors: (Constant), likuiditas, growth opportunity, enterprise size b. Dependent Variable: Debt Ratio

Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,594 ,259 2,297 ,025

enterprise size -,003 ,021 -,014 -,154 ,878

growth opportunity -,174 ,093 -,164 -1,876 ,065

likuiditas -,054 ,007 -,734 -8,216 ,000


Dokumen yang terkait

The Influence Of Liquidity, Profitability, And Working Capital To Capital Structure Of Manufacturing Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 42 90

Influence Of Liquidity And Leverage On The Profitability Of Coal Mining Companies In Indonesian Stock Exchange

1 59 92

THE INFLUENCE OF INTEREST RATE, INFLATION RATE, CAPITAL STRUCTURE, ASSETS STRUCTURE, AND THE LIQUIDITY RATE OF STOCK RISK OF RETAIL INDUSTRY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (BEI)

0 6 17

EFFECT OF BETA FIRM SIZE AND BOOK TO MARKET RATIO OF STOCK RETURN ON CONSUMER GOODS INDUSTRY IN BEI

0 0 2

The Influence of Profitability, Liquidity, Leverage, and Company Growth to Dividend Policy on Agricultural Companies In Indonesia Stock Exchange

0 0 11

The Effect of Profitability, Leverage, Liquidity, and the Company Size on Aggressiveness Tax the Sector Companies Consumer Goods Industry That Listed On The Indonesia Stock Exchange Year 2014-2016

0 0 9

THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, LEVERAGE, AND ACTIVITY RATIOS ON PROFIT GROWTH OF CONSUMER GOODS INDUSTRIES LISTED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

0 0 5

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang - The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 0 11

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 0 11