Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formula sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e
Keterangan: Y
= Rasio Hutang X
1
= Ukuran Perusahaan SIZE X
2
= Peluang Pertumbuhan GROWTH X
3
= Likuiditas LIQUID a
= konstanta
b
1
, b
2
, b
3
= koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.
e =
error
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut Ghozali 2006, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:
a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan data distribusi yang mendekati distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan
plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov K-S. Pedoman pengambilan keputusan tentang
data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari Sig. atau signifikan.
Apabila signifikannya 0,05, maka data itu terdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.
3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antarnilai Y, apakah sama atau heterogen Suharyadi Purwanto,
2009. Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot.
Dasar analisis Ghozali, 2006 adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka
mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan
dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi