BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia berbisnis, ada kalanya suatu perusahaan mengalami keuntungan yang baik dan ada pula kalanya perusahaan tersebut mengalami
kerugian, bahkan hingga menyebabkan kebangkrutan. Pasang surut dalam suatu perusahaan sudah biasa terjadi. Walaupun pada teorinya, semua perusahaan pasti
memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari apa yang telah dihasilkannya, terutama dalam bidang barang konsumsi. Semua perusahaan yang
bergelut dalam memproduksi barang dan jasa pasti selalu berusaha untuk menghasilkan output yang berkualitas dari tenaga kerja yang memiliki keahlian
yang baik pula agar mampu bersaing di pasaran. Suatu perusahaan tidak mungkin dapat berdiri sendiri tanpa adanya
perusahaan maupun pihak-pihak lain yang dapat membantu perusahaan tersebut berjalan dengan baik, terutama dalam hal pendanaan. Perusahaan bisa saja
membelanjai kebutuhan rumah tangga perusahaannya dengan menggunakan modal sendiri, dan memang itu merupakan hal yang dapat menunjukkan bahwa
keadaan pembelanjaan perusahaan sehat. Tetapi ketika modal sendiri tidak mencukupi, maka perusahaan harus memiliki modal asing dari para kreditur untuk
mempertahankan aktivitas perusahaan. Menurut Manatap 2010 yang dikutip dari Myers 1996, perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal
internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan, dan depresiasi.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan mampu melakukan pembiayaan yang
optimal untuk membiayai kegiatan usaha yang telah ada dan untuk melakukan investasi baru. Salah satu kebijakan perusahaan untuk melakukan alternatif
sumber pendanaan yaitu dengan menetapkan sumber dana eksternal sebagai sumber pembelanjaan perusahaan dan pada akhirnya akan menentukan struktur
keuanganmodal perusahaan tersebut. Struktur modal didefinisikan sebagai percampuran spesifik antara hutang
dan ekuitas suatu perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasi-operasi yang terjadi. Keputusan struktur modal merupakan salah satu keputusan
terpenting yang dibuat oleh manajemen keuangan. Keputusan yang salah mengenai struktur modal dapat menimbulkan posisi keuangan yang berbahaya dan
akhirnya mengakibatkan kebangkrutan. Salah satu tujuan dari manajer keuangan suatu perusahaan adalah untuk memastikan biaya modal yang lebih rendah dan
memaksimalkan nilai dari perusahaan. Untuk memperoleh struktur modal yang optimal, perusahaan harus
mengetahui besarnya biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan atas penggunaan modal tersebut, karena struktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang dapat meminimalkan biaya modalnya. Dalam kondisi tertentu perusahaan-perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan
menggunakan sumber dana dari perusahaan, tetapi di waktu yang lain bisa saja kebutuhan dana diperoleh dari perusahaan lain karena sumber dana perusahaan
sendiri tidak mencukupi.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah dan proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi analisis keuangan karena menentukan hubungan
antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang dapat menimbulkan risiko karena hutang menyebabkan perusahaan harus membayar bunga dan pokok
jaminan. Sehingga, semakin tinggi tingkat hutang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin buruk.
Hutang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang
harus dibayarkan. Namun, tingkat pengembalian investasi yang akan diperoleh perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang akan terjadi pada
tahun-tahun mendatang Handono, 2008. Hal ini menunjukkan bahwa apabila kondisi ekonomi mendatang membaik, tingkat pengembalian investasi juga
cenderung meningkat sehingga perusahaan yang berhutang akan mampu membayar bunga dan pokok pinjamannya. Apabila kondisi ekonomi mendatang
memburuk, perusahaan akan menderita kerugian besar, karena di tengah turunnya pendapatan, perusahaan harus membayar sejumlah beban tetap dari hutangnya.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah ukuran perusahaan, asset berwujud, profitabilitas, peluang
pertumbuhan, likuiditas, risiko bisnis, beban bunga, dan usia perusahaan. Pengaruh faktor-faktor tersebut tidak selalu sama berpengaruhnya terhadap
struktur modal perusahaan atau industri, tergantung pada kondisi dan jenis perusahaan atau industrinya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor pertama yang digunakan dalam peneitian ini adalah ukuran perusahaan. Penelitian Azlan 2012 dan Manatap 2010 menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Faktor kedua adalah peluang pertumbuhan. Penelitian Azlan 2012 menunjukkan bahwa
peluang pertumbuhan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Faktor terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah likuiditas.
Penelitian Azlan 2012 menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu antara lain Manatap 2010 yang
melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai dengan 2008. Winda 2011 meneliti tentang analisis pengaruh ukuran perusahaan, basis perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-
2010. Azlan 2012 meneliti tentang pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity
, dan profitability terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2007-2010.
Penelitian ini menggunakan perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI karena perusahaan-perusahaan tersebut
merupakan produsen dari kebanyakan kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar yang memiliki nama yang telah melekat di masyarakat dan pastinya selalu menjadi sesuatu yang dicari masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Tingkat konsumsi masyarakat akan barang konsumsi sudah pasti tinggi dari waktu ke waktu sehingga sangat kecil kemungkinan bagi perusahaan-perusahaan
tersebut untuk tenggelam dari persaingan bisnis. Keuntungan yang diraih juga pasti besar sehingga perusahaan-perusahaan tersebut mampu membayar maupun
menutupi kewajiban-kewajiban yang ada, baik yang bersifat jangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Variabel-variabel yang digunakan peneliti merupakan variabel-variabel yang dipilih melalui jurnal ekonomi yang telah diperoleh sebelumnya sebagai
salah satu syarat penentuan judul skripsi ini. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan,
dan likuiditas dengan variabel dependen yaitu rasio hutang Debt to Total Asset Ratio
. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mencoba menjelaskan
bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, dan likuiditas terhadap rasio hutang pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011. Penelitian ini berusaha untuk menunjukkan apakah variabel-variabel independen yang digunakan memiliki
pengaruh yang sama terhadap rasio hutang, yang termasuk dalam struktur modal, seperti penelitian-penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah