Uji Autokorelasi Uji Multikolinearitas

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu Suharyadi Purwanto, 2009. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung autokorelasi. Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah: 1. Jika angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengalami autokorelasi. Universitas Sumatera Utara Menurut Ghozali 2006, acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut: a. Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05, maka observasi terjadi secara acak. b. Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05, maka observasi terjadi secara tidak acak.

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression Systems ”. Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna Suharyadi Purwanto, 2009. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pengamatan dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10. Universitas Sumatera Utara 3.6.3 Pengujian Hipotesis 3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

The Influence Of Liquidity, Profitability, And Working Capital To Capital Structure Of Manufacturing Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 42 90

Influence Of Liquidity And Leverage On The Profitability Of Coal Mining Companies In Indonesian Stock Exchange

1 59 92

THE INFLUENCE OF INTEREST RATE, INFLATION RATE, CAPITAL STRUCTURE, ASSETS STRUCTURE, AND THE LIQUIDITY RATE OF STOCK RISK OF RETAIL INDUSTRY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (BEI)

0 6 17

EFFECT OF BETA FIRM SIZE AND BOOK TO MARKET RATIO OF STOCK RETURN ON CONSUMER GOODS INDUSTRY IN BEI

0 0 2

The Influence of Profitability, Liquidity, Leverage, and Company Growth to Dividend Policy on Agricultural Companies In Indonesia Stock Exchange

0 0 11

The Effect of Profitability, Leverage, Liquidity, and the Company Size on Aggressiveness Tax the Sector Companies Consumer Goods Industry That Listed On The Indonesia Stock Exchange Year 2014-2016

0 0 9

THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, LEVERAGE, AND ACTIVITY RATIOS ON PROFIT GROWTH OF CONSUMER GOODS INDUSTRIES LISTED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

0 0 5

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 2 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang - The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 0 11

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 0 11