The Influence Of Liquidity, Profitability, And Working Capital To Capital Structure Of Manufacturing Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

(1)

SKRIPSI

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

oleh

NOVIA ANGGRAINI S 090503292

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2013

Yang membuat pernyataan

Novia Anggraini Sirait


(3)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada persahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 24

perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana likuiditas dan working capital (dihitung dengan rasio lancar) serta profitabilitas (ROE) sebagai variabel independen dan struktur modal (dihitung dengan rasio hutang terhadap ekuitas) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Kata Kunci: Struktur Modal, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Working Capital


(4)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE OF MANUFACTURING CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research is used to analyze the influence of liquidity, profitability, and working capital to capital structure of manufacturing corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.

This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 24 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of liquidity and working capital (calculated by current ratio) as independent variable and profitability (ROE) and capital structure (calculated by debt to total equity ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method.

The results showed that, simultaneously, liquidity, profitability, and working capital have significant influences to capital structure. Partially, only liquidity has significant influence to capital structure, while profitability and working capital have no significant influence to capital structure.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya dan terima kasih kepada kedua orang tua saya James Sirait dan Almh. Marlia Siagian serta Kakak-kakak saya yang selalu mendukung dan memberikan doa. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kelemahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, bantuan, dan doa dari banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sebagai penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menilai skripsi saya.

6. Muammar Hary Hakiki yang selalu mendukung dan memberikan doa. Sahabat-sahabat saya Nida, Yulia, Vonna, Karin, Dewi, Rina, Dian, Dila, Citra, Amri, Doli, dan Ade, terima kasih atas dukungan, kerja sama, bantuan, dan kebersamaan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan. Amin ya Rabbal Alamin.

Medan, April 2013 Penulis,

Novia Anggraini S

NIM: 090503292

                 


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 8

2.1.2 Teori Struktur Modal ... 11

2.1.2.1 Trade-Off Theory ... 11

2.1.2.2 Pecking Order Theory ... 12

2.1.2.3 Balancing Theory ... 13

2.1.2.4 Agency Theory ... 13

2.1.3 Rasio Likuiditas ... 14

2.1.4 Rasio Profitabilitas ... 16

2.1.5 Working Capital ... 17

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Konseptual ... 20

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

3.2.1 Populasi Penelitian ... 22

3.2.2 Sampel Penelitian ... 22

3.3 Jenis Data ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.6 Teknis Analisis ... 26

3.6.1 Model Analisis Data ... 26

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 27

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 27

3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

3.6.2.3 Uji Autokorelasi ... 29

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas ... 30

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 30


(8)

3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 32

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 32

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 34

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 39

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 42

4.1.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 45

4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 47

4.1.2.4 Uji Multikolinearitas ... 48

4.2 Hipotesis ... 49

4.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49

4.2.2 Uji Simultan (Uji F) ... 50

4.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 51

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Keterbatasan ... 57

5.3 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18

3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur ... 23

4.1 Struktur Modal (rasio leverage) ... 34

4.2 Likuiditas (current asset) ... 36

4.3 Profitabilitas (ROE) ... 37

4.4 Working Capital ... 38

4.5 Statistik Deskriptif ... 40

4.6 Uji Normalitas Data Awal ... 44

4.7 Uji Normalitas setelah transformasi ... 45

4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 47

4.9 Uji Multikolinearitas ... 48

4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 49

4.11 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 20

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 42

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Daftar Populasi dan Sampel ... 60

Lampiran II Data Variabel Hasil Penelitian ... 62

1. Struktur Modal ... 62

2. Likuiditas ... 62

3. Profitabilitas ... 63

4. Working Capital... 64

Lampiran III Hasil Output Data Statistik Deskriptif ... 66

Lampiran IV Hasil Output Data Uji Normalitas ... 67

                                   

   


(12)

ABSTRAK

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN WORKING CAPITAL TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada persahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 24

perusahaan sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dimana likuiditas dan working capital (dihitung dengan rasio lancar) serta profitabilitas (ROE) sebagai variabel independen dan struktur modal (dihitung dengan rasio hutang terhadap ekuitas) sebagai variabel dependen. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial hanya variabel likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Kata Kunci: Struktur Modal, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Working Capital


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, PROFITABILITY, AND WORKING CAPITAL TO CAPITAL STRUCTURE OF MANUFACTURING CORPORATIONS LISTING ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research is used to analyze the influence of liquidity, profitability, and working capital to capital structure of manufacturing corporations listing on Indonesian Stock Exchange since 2009 up to 2011.

This research is classified as associative causal research. The sample was selected by purposive sampling methods and resulted 24 corporations as samples. Data of this research are secondary data which consists of liquidity and working capital (calculated by current ratio) as independent variable and profitability (ROE) and capital structure (calculated by debt to total equity ratio) as dependent variable. This research used multiple regression analysis as statistic method.

The results showed that, simultaneously, liquidity, profitability, and working capital have significant influences to capital structure. Partially, only liquidity has significant influence to capital structure, while profitability and working capital have no significant influence to capital structure.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Banyaknya perusahaan, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja dan memaksimalkan keuntungan agar tujuannya dapat tetap tercapai. Fungsi finansial merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Dalam mengelola fungsi finansial salah satu yang perlu di perhatikan adalah seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana yang akan di gunakan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri, hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang dan modal saham.

Struktur modal merupakan suatu pembiayaan yang terdiri dari modal sendiri dan modal dari luar perusahaan, di mana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba bersih sedangkan modal dari luar perusahaan (modal asing) terdiri dari berbagai hutang jangka panjang yang terdiri dari berbagai jenis obligasi dan sebagainya. Penggunaan modal dari luar perusahaan akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal eksternal ini akan menentukan leverage keuangan perusahaan. Leverage di definisikan sebagai penggunaan aktiva di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Masalah pendanaan modal


(15)

adalah salah satu masalah yang di hadapi dunia usaha saat ini. Sektor Manufaktur dalam Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor industri yang mengalami kekurangan modal sendiri. Di Indonesia perusahaan manufaktur berkembang pesat, hal ini di lihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin tinggi, sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan ini menjadi perusahaan yang sangat di butuhkan masyarakat yang prospeknya akan menguntungkan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pada umumnya penelitian mengenai struktur modal di fokuskan pada proporsi antara debt dan equity. Menurut Westerfield (2003), “struktur modal adalah kombinasi yang spesifik antara hutang jangka panjang dan ekuitas yang di gunakan perusahaan dalam membiayai perusahaannya”.

Di pilihnya sektor industri manufaktur adalah karena saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan terhadap krisis ekonomi di banding sektor lain, karena perusahaan manufaktur sebagian besar tetap di butuhkan oleh masyarakat. Di dasarkan pada perkiraan bahwa perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang sangat di butuhkan untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari sehingga kecil kemungkinan akan rugi. Dengan memiliki saham manufaktur di harapkan keuntungan yang di dapat akan lebih banyak daripada kerugiannya. Salah satu masalah pembelanjaan perusahaan adalah menyangkut masalah keseimbangan finansial. Menurut Riyanto (2001:14), “Keseimbangan finansial perusahaan dapat di capai apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan-gangguan finansial, yang di sebabkan


(16)

adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang di butuhkan”.

Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai struktur modal yang optimal agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan tersebut. Pertimbangan yang optimal antara modal dari luar perusahaan dan modal sendiri akan mencerminkan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang meminimalkan biaya modal rata-rata atau memaksimalkan nilai perusahaan. Semakin kecil hutang akan menyebabkan semakin kecil resiko yang harus di hadapi perusahaan, misalnya kesulitan keuangan, kegagalan membayar bunga, pokok pinjaman hingga kebangkrutan. Untuk menentukan seberapa optimalnya komposisi struktur modal terdapat banyak faktor yang perlu di pertimbangkan. Faktor tersebut bisa kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu, sudah seharusnya pihak manajemen maupun pihak kreditur mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pendanaan ini.

“Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal yaitu resiko bisnis, pajak, flesibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen (Brigham dan Houston, 2005)”. Untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan manufaktur pengelolaannya harus di lakukan secara profesional dengan memperhatikan aspek-aspek yang mendukung kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun salah satu aspek yang di perhatikan dalam perusahaan adalah tingkat likuiditas yang di capai perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan


(17)

juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan leverage maka perusahaan ini akan dengan sendirinya meningkatkan risiko keuangan perusahaan.

Teori trade-off memprediksi adanya hubungan positif antara struktur

modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan. Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan kena pajak akan memperkecil proporsi beban pajak, sehingga proporsi laba bersih (net income) setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas semakin tinggi. Tujuan dari struktur modal ini adalah untuk memadukan sumber dana permanen yang dapat di gunakan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001), “keputusan struktur modal juga secara

langsung berpengaruh terhadap besarnya resiko yang di tanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian keuntungan yang di harapkan”.

Keputusan yang diambil oleh para manajer secara langsung akan mempengaruhi profitabilitas dan resiko keuangan yang di hadapi perusahaan. Resiko keuangan tersebut termasuk ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban-kewajibannya dan kemampuan perusahaan untuk mencapai laba sesuai target tidak tercapai. Dapat dilihat bahwa keputusan struktur modal sangat berperan penting dalam keputusan perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin rendah tingkat penggunaan utang dalam struktur modalnya. Karena profitabilitas yang tinggi akan memperoleh dana internal yang tinggi. Pada dasarnya dalam mengukur struktur modal perusahaan dapat di ukur dengan posisi working capital


(18)

perusahaan yang berjalan dari laba yang di dapatkan dalam periode tertentu di mana modal tersebut dapat menunjukkan tingkat keamanan, kreditur jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebelumnya telah di lakukan oleh Ozkan (2001). Penelitian yang di lakukan Ozkan (2001) memperlihatkan lima faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu size, growth opportunities, non-debt tax shieldsan, profitability, dan liquidity. Dari lima faktor tersebut hanya size, growth opportunities dan liquidity saja yang mempengaruhi struktur modal.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal di harapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian yang terdahulu. Dari latar belakang atau pernyataan-pernyataan yang telah di sebutkan di atas maka penulis termotivasi

untuk menguji “Pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital

terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka di peroleh perumusan masalah dalam penelitian ini.

1. Apakah likuiditas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(19)

2. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah working capital mempunyai pengaruh terhadap struktur

modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara

simultan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini di peroleh tujuan penelitian yang terangkum di bawah ini.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara

likuiditas terhadap struktur modal.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara

profitabilitas terhadap struktur modal.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara

working capital (modal kerja) terhadap struktur modal.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara

likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan terhadap struktur modal.


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini.

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang

likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.

2. Bagi perusahaan dan instansi lainnya, penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan dalam mengatasi struktur modal.

3. Bagi peneliti lain, dapat menjadi referensi dalam melakukan

penelitian sejenis di masa yang akan datang.

 

                     


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Menurut Weston dan Copeland (1992), “struktur modal adalah bauran sumber pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham”. Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan baruan sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.

Struktur modal berkaitan dengan sumber dana dari dalam perusahaan, dan dana dari luar perusahaan. Dana internal berasal dari laba di tahan, penggunaan laba, cadangan-cadangan, dan penyusutan aktiva tetap. Dana yang berasal dari dalam perusahaan jumlahnya terbatas serta tidak cukup untuk menutupi kebutuhannya, maka perusahaan akan menggunakan dana eksternal dengan penggunaan hutang yang meliputi hutang lancar maupun hutang jangka panjang sebelum menerbitkan saham. Rasio struktur modal yang lebih dari 1 menunjukkan hutang atau kewajiban perusahaan tersebut lebih besar daripada total aktiva atau modal yang di miliki perusahaan tersebut.

Menurut Brigham dan Houston (2006:4), “penggunaan hutang


(22)

keunggulannya maka hutang dapat dilihat sebagai berikut. Pertama, biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya efektif atas hutang yang digunakan tersebut. Kedua, pemegang hutang mendapatkan pengembalian yang atas biaya bunga yang relatif tetap sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim pemilik perusahaan. Sedangkan jika dilihat dari segi kelemahannya maka hutang dapat dilihat sebagai berikut. Pertama, semakin tinggi rasio hutang yang di miliki perusahaan maka akan semakin besar pula resiko yang di hadapi perusahaan atas penggunaan hutang tersebut. Kedua, bila perusahaan menggunakan terlalu banyak, maka akan meningkatkan kemungkinan terhambatnya pertumbuhan perusahaan. Ketiga, bila bisnis perusahaan dalam kondisi yang tidak baik, pendapatan operasinya rendah, dan tidak cukup untuk menutup biaya bunga maka akan menyebabkan pemegang saham harus menutup kekurangan itu dan pada kondisi ekstrim perusahaan dapat terancam kebangkrutan”.

Menurut Harmanto (1995:306), “struktur modal mencakup tiga unsur penting. Pertama, keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan pendanaan tersebut, atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal. Kedua, seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana dalam pengelolaan perusahaan. Ketiga, resiko yang dihadapi perusahaan”.


(23)

le la E R m D se p se d p ja to re m g b Untu everage. Be ain Debt to Earned Rati Ratio (Rasio menghitung Debt to Equ endiri terha perusahaan emakin bes dan Haryant Secar Debt perusahaan d angka panja otal modal endah DER membayar se gunakan unt besar pula ju

uk menghit eberapa cara Assets Rat io (Rasio K o Hutang

struktur mo uity Ratio (D adap hutang

menunjukk ar terserap u o, 2004). ra matemati

t to Equity dalam menu ang maupun

di banding R akan s eluruh kewa tuk struktu umlah kewaj

tung strukt a yang terda tio (Rasio H Kelipatan P

terhadap E odal maka r (DER). DER g. “Bertamb kan risiko d

untuk melu

is rumus un

Ratio di g utup sebagi un jangka p gkan besarn

emakin tin ajibannya. S ur modal su

ajibannya

tur modal apat dalam Hutang terh Pembayara Ekuitas). D

rasio levera R menggam bah besarny distribusi la unasi kewaji ntuk menghi gunakan un an atau selu pendek deng nya hutang. nggi kema Semakin be uatu perusa maka di pengukuran adap Aktiva n Bunga), Dalam pene age yang di mbarkan kem

a Debt to e aba usaha p

iban perusah

itung Debt t

tuk menguk uruh hutang gan dana y

. Oleh kare ampuan pe esar propors ahaan, mak

gunakan n leverage a

a), Time In Debt to E elitian ini u i gunakan a

mampuan m equity ratio

perusahaan haan” (Purw

to Equity ra

ukur kemam g-hutangnya yang berasa

ena itu, sem erusahaan u si hutang ya ka akan sem

rasio antara terest Equity untuk adalah modal suatu akan wanto atio. mpuan a baik l dari makin untuk ang di makin


(24)

2.1.2 Teori Struktur Modal

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan struktur modal suatu perusahaan. Teori struktur modal bertujuan untuk memberikan landasan yang optimal tentang struktur modal, berikut beberapa teori struktur modal yang di jelaskan di bawah ini.

2.1.2.1 Trade-Off Theory

Teori ini merupakan keseimbangan antara keuntungan

dan kerugian dari penggunaan hutang. “Teori Trade off

menjelaskan adanya hubungan antara pajak, resiko kebangkrutan dan penggunaan hutang yang disebabkan keputusan struktur modal yang diambil perusahaan”. (Brealey dan Myers, 1991).

Teori ini menjelaskan tentang sebuah perusahaan yang tidak menggunakan hutang di dalam struktur modalnya. Perusahaan tanpa menggunakan hutang dalam modalnya akan membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan hutang. Hal tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dengan menggunakan hutang akan lebih besar dibanding perusahaan tanpa menyertakan hutang dalam modalnya.

Perusahaan dengan penggunaan hutang yang menjadi modalnya dikatakan buruk karena perusahaan tersebut harus membayar bunga hutang dalam setiap hutangnya. Dengan


(25)

demikian perusahaan membayar bunga hutangnnya dengan laba perusahaan tersebut. Hal itu sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan.

Teori trade off menggambarkan keseimbangan biaya masalah dengan nilai perlindungan pajak bunga yang dihasilkan oleh pinjaman. Untuk itu perusahaan hendaknya menyeimbangkan antara besarnya hutang dengan modal sendiri.

2.1.2.2 Pecking Order Theory

“Perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaaan daripada modal yang berasal dari luar perusahaan” (Myers dan Majluf, 1984). Pecking order theory ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam memilih sumber pendanaan.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih besar umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut di sebabkan karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan–perusahaan yang kurang memiliki profitabilitas cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena alasan dana internal yang tidak mencukupi kebutuhan.


(26)

Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. 2.1.2.3 Balancing Theory

Teori ini di kemukakan oleh Myers (1984). Teori ini menyetarakan besarnya modal sendiri sama dengan hutang. Balancing theory bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan berdasarkan keseimbangan yang tercapai sehingga struktur modal lebih optimal. Perusahaan yang mempunyai banyak hutang pasti memiliki resiko yang besar, hal tersebut tentu tidak menguntungkan bagi perusahaan. Akan tetapi perusahaan yang tidak mempunyai hutang juga merupakan hal yang buruk karena memiliki hutang pajak yang besar. Balancing teori membaurkan hutang dan modal sendiri sehingga penggunaan hutang dapat di gunakan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan menekan biaya modal.

2.1.2.4 Agency Theory

Agency theory pertama kali dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Di dalam teori ini terdapat dua hal yang berkepentingan terhadap perusahaan yaitu pihak manajemen dan pemegang saham. Manajemen bertindak sebagai agen yang menjalankan perusahaan sedangkan


(27)

pemegang saham merupakan principal yaitu pemilik perusahaan yang menginvestasikan dana ke perusahaan tersebut.

Teori keagenan (agency theory) membahas tentang

adanya hubungan keagenan antara prinsipal dan agen. Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak di mana satu atau lebih prinsipal menyewa orang lain (agen) untuk melakukan jasa untuk kepentingan mereka yaitu dengan mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan kepada agen.

Pihak manajemen yang melakukan pengawasan berhak mendapatkan pembayaran imbalan atau biaya yang berasal dari pemegang saham selaku pemilik perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen menimbulkan biaya agensi atau agency cost.

Dari teori di atas dapat di simpulkan bahwa teori pecking order berkaitan dengan struktur modal perusahaan dalam hal pendanaan dan teori ini juga bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.

2.1.3 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Harahap (2010:301), “rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka


(28)

p a st a m ji ti m a m m y D p m te H pendeknya”. atau kewajib truktur mod antara likuid memenuhi k ika hubung inggi yang a

Pada menghitung aktiva lancar menghitung Dari menyukai pe yang di tang Dengan tin perusahaan mengurangi

Berdas erhadap stru H1= Likuidi

. Berarti, seb bannya yan dal dari dua ditas dan u kewajiban ja gan ini neg

akan di gun penelitian

rasio likui r dengan ut rasio lancar sisi teori endanaan in ggung perus ngginya k hendakny hutang peru sarkan kons uktur modal itas berpeng berapa mam ng sudah ja a sisi. Pertam

utang adala angka pend atif berarti nakan untuk ini, penelit iditas. Curr tang lancar. r. pecking nternal. Hal sahaan apab kemampuan ya mengu usahaan ters sep tersebu l, sehingga garuh negati mpu perusah atuh tempo

ma, ketika h ah positif b dek karena t

perusahaan membiayai ti menggun ent ratio m

Berikut rum

order, per tersebut dik bila menggu memenuh

urangi res

sebut. ut maka liku

di peroleh h if terhadap

haan untuk m . Likuiditas hubungan y berarti peru tingginya li n memiliki i investasi. nakan curr menunjukkan

mus yang d

rusahaan c karenakan r unakan pen hi kewajib iko perus uiditas berp hipotesis. struktur mo membayar s mempeng yang di hara usahaan m ikuiditas. K i likuiditas

rent ratio u n relative a di gunakan u

cenderung rendahnya r ndanaan int ban hutan sahaan de pengaruh ne odal. utang garuhi apkan ampu Kedua, yang untuk antara untuk lebih resiko ernal. ngnya, engan egatif


(29)

2 k li H k p m e n U R d u k m   b p b 2.1.4 Rasio “Rasio keberhasilan ikuiditas, m Houston, 20 Menur kemampuan profitabilitas manajemen fektivitas p Rasio net profit ma Untuk meng Return On E di peroleh la untuk meng keuntungan menghitung   Menu biayai oleh pandang seb berikutnya, d Profitabili o profitab n perusahaan manajemen a 11:146). rut Gibson perusahaan s akan m

perusahaan engelola pe profitabilit argin, retur ghitung pro Equity (ROE

aba bersih b gukur sebe

bagi peme ROE. 

urut teori p sumber day bagai pilihan

dan akhirny

itas (Profita bilitas mer

n di dalam m asset, dan ut

n (2001:3 an untuk m memberikan n, rasio ini erusahaan. tas yang um rn on assets, ofitabilitas d E). Return O bila di ukur erapa besar egang saha

pecking ord ya internal m

n pertama, ya ekuitas ba

ability Rati rupakan r

menunjukk tang pada h

303), “pro meningkatka jawaban i memberi

mum terdiri , return on dalam pene On Equity m r dari moda r modal se

am. Rumus  

er, perusah mereka (mo

maka utang aru akan me

io)

asio yang an kombina hasil operasi

ofitabilitas n laba peru

akhir tent gambaran

atas : gros equity, dan litian ini m menunjukka al pemilik. R

endiri dapa s yang di

aan lebih m odal ekuitas g di anggap enjadi piliha

g menunju asi dari peng

i”. (Brigham

sebagai rusahaan”. R

tang efekt tentang ti

ss profit ma n operating maka di gun

an berapa p ROE di gun at menghas gunakan u

   

 

memilih unt s). Saldo la p sebagai pi an terakhir. ukkan garuh m dan suatu Rasio tivitas ngkat argin, ratio. nakan persen nakan silkan untuk tuk di aba di ilihan


(30)

Berdasarkan konsep tersebut maka profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, sehingga di peroleh hipotesis.

H2 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. 2.1.5 Working Capital

Menurut Weston dan Brigham (1981:226), “modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan”. Modal kerja di gunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, di mana dana yang telah di keluarkan tersebut di harapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan di pergunakan untuk operasi selanjutnya. Manfaat dari modal kerja ini memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Modal kerja di yakini juga berpengaruh terhadap struktur modal dalam hal melunasi segala kewajiban perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja juga para investor

dapat  menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam

melakukan aktivitas operasionalnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan current ratio untuk menghitung working capital. Current ratio menunjukkan relative antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rumus yang di gunakan untuk menghitung working capital.


(31)

Dari hasil penelitian sebelumnya working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal, maka hipotesis yang di peroleh.

H3 = Working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ozkan (2001) “Pengaruh Size, Growth Opportunities, Non-Debt Tax Shieldsan, Profitability, dan Liquidity terhadap Struktur Modal terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Variabel independen: Size, Growth

Opportunities, Non-Debt Tax Shieldsan, Profitability, dan Liquidity Variabel dependen: Struktur Modal Gize, growth Opportunities dan Liquidity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Non-Debt Tax Shieldsan dan Profitability secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. 2 Manatap Situmoran g (2010) Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Variabel independen: Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan. Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur


(32)

Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen: Struktur Modal modal. Sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

3 Thair Al

Shaher (2012)

The Impact of Determinants of Leverage on Capital Structure of Service Companies in Jordan Variabel independen: Profitability, long-term debts, liquidity, working capital, liabilities. Variabel dependen: Leverage Secara parsial long-term debts, total liabilities, dan working capital berpengaruh positif terhadap leverage sedangkan profitability dan liquidity berpengaruh negatif terhadap leverage. Secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap leverage. Sumber: Hasil Olahan Penulis


(33)

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka di peroleh kerangka konseptual.

H1 H1 H2

H3

H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Struktur modal merupakan sumber pendanaan permanen yang di gunakan perusahaan melalui berbagai kombinasi dari modal sendiri dan hutang.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Likuiditas mempengaruhi struktur modal dari beberapa sisi, yaitu ketika hubungan yang di harapkan antara likuiditas dan utang adalah positif berarti perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek karena tingginya likuiditas dan jika hubungan ini negatif berarti perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi yang akan di gunakan untuk membiayai investasi.

Profitabilitas menjelaskan tingkat pengembalian yang di dapat dari investasi yang di tanamkan oleh perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba. Semakin besar tingkat pengembalian yang di dapat dari investasi yang di tanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil.

Struktur Modal (DER)

(Y) Likuiditas (X1)

Profitabilitas (X2)


(34)

Working capital merupakan investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek dan merupakan “dana yang di perlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar utang dan pembayaran lainnya” (Sutrisno 2001:42).

2.4 Pengembangan Hipotesis Berikut hipotesis dalam penelitian ini.

1. Likuiditas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal.

2. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal.

3. Working capital mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap strukur modal.

4. Likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.  

               


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian asosiatif kasual. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kasual adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Metode yang di gunakan adalah metode deskriptif yang menggunakan tabel dan grafik serta bersifat kuantitatif.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 yang berjumlah 33 perusahaan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2006:90). Adapun teknik sampling yang di

gunakan adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Suharyadi & Purwanto, 2009).


(36)

Beberapa pertimbangan yang di temukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel.

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011.

2. Perusahaan yang tidak di delistingdari BEI selama periode pengamatan (tahun 2009-2011).

3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang di perlukan secara

lengkap dari variabel yang diteliti.

Dari pembatasan data (sampel yang di gunakan), di peroleh hasil sebanyak 24 data perusahaan yang di gunakan dalam penelitian ini dengan populasi sebanyak 33 unit analasis (24 x 3 tahun = 72 sampel). Daftar perusahaan yang di jadikan sampel dapat di lihat dalam di bawah ini.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

No Nama Perusahaan

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel 1 2 3

1 Akasha Wira Internasional, Tbk    Sampel 1

2 Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk  

3 Cahaya Kalbar, Tbk  

4 Davomas Abadi, Tbk  

5 Delta Djakarta, Tbk    Sampel 2

6 Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk

   Sampel 3

7 Indofood Sukses Makmur, Tbk    Sampel 4

8 Multi Bintang Indonesia, Tbk    Sampel 5

9 Mayora Indah, Tbk    Sampel 6

10 Prashida Aneka Niaga, Tbk    Sampel 7

11 Nippon Indosari Corporindo, Tbk

   Sampel 8

12 Sekar Laut, Tbk    Sampel 9


(37)

Trading Company, Tbk

15 Gudang Garam, Tbk    Sampel 11

16 Hanjaya Mandala Sampoerna,

Tbk

   Sampel 12

17 Bentoel International Investama,

Tbk

   Sampel 13

18 Darya Varia Laboratoria, Tbk    Sampel 14

19 Indofarma, Tbk  

20 Kimia Farma, Tbk    Sampel 15

21 Kalbe Farma Tbk    Sampel 16

22 Merck, Tbk  

23 Pyridam Farma, Tbk    Sampel 17

24 Schring Plough Indonesia, Tbk  

25 Taisho Pharmaceutical

Indonesia, Tbk

 

26 Tempo Scan Pasific, Tbk    Sampel 18

27 Martina Berto, Tbk    Sampel 19

28 Mustika Ratu, Tbk  

29 Mandom Indonesia, Tbk    Sampel 20

30 Unilever Indonesia, Tbk    Sampel 21

31 Kedawung Setia Industrial, Tbk    Sampel 22

32 Kedaung Indag Can, Tbk    Sampel 23

33 Langgeng Makmur Industry,

Tbk

   Sampel 24

Sumber: Hasil Olahan Penulis 3.3Jenis Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif yaitu berasal dari buku, jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.


(38)

Da peroleh da di gunaka mana data teliti. Pene literatur ya 3.5 Defini Va 1. De

indepe struktu perusa Struktu mengg

2. Ind

atau b penelit a. Lik

ata yang di ari laporan B an adalah d

a yang di p elitian ini d ang berhubu isi Operasio ariabel-varia ependent Va Variabel enden. Vari ur modal, ahaan mela ur modal gunakan deb

dependent V Variabel i berubahnya

tian ini. kuiditas

gunakan d Bursa Efek data sekund peroleh tida data di pero

ungan deng

onal dan P abel penelit ariable (Var

dependen a iabel depen

yaitu sum alui berbag

dihitung d bt to equity

Variable (V independen a variabel

dalam penel Indonesia. der yang di

ak di perole oleh melalu gan masalah

Pengukuran tian yang di

riabel Terik adalah vari nden yang d

mber pend gai kombin dengan ras

ratio (DER

Variabel Beb n adalah va dependen.

itian ini ad Dalam pen peroleh de eh secara la ui website w h yang di tel

n Variabel gunakan da kat)

iabel yang digunakan d danaan perm nasi dari m

sio leverag R).

bas)

ariabel yang Berikut v

dalah data s elitian ini su engan cara angsung dar www.idx.co liti. alam penelit dipengaruh dalam pene manen yan modal send

ge (rasio h

g menjadi s variabel ind

sekunder ya umber data dokumenta ri objek ya .id dan lite

tian ini.

hi oleh var elitian ini a

ng di gun diri dan hu hutang) de

sebab timb dependen d

ang di a yang asi, di ang di ratur-riabel adalah nakan utang. engan ulnya dalam


(39)

kew

b. Pro

me ret

c. Wo

jan 3.6Tekni 3.6.1 M Metod regresi li independe untuk me populasi d yang diket Likuid wajiban jan ofitabilitas Profita eningkatkan turn on equ

orking capi Worki ngka pendek Worki ik Analisis Model Ana de analisis inier berga en dan satu engestimasi dan rata-rat tahui. Mode

ditas merup ngka pendek

abilitas m

n laba. “Gi ity (ROE).

tal

ing capital k seperti kas ing capital =

lisis Data yang digu anda, karen variable de atau mem ta variable el persamaa pakan kem knya. merupakan ibson”. Ras merupakan s, sekuritas, = current a

unakan untu na peneliti ependen. M mprediksi r dependen b an regresi be

mampuan pe

kemamp sio ini di u

n investasi , piutang da assets – curr

uk menguji ian ini m

odel regres rata-rata po berdasarkan erganda unt erusahaan uan peru ukur denga perusahaa agang dan p rent liabiliti

i hipotesis enggunakan i linier berg opulasi atau n nilai varia tuk menguji

untuk mel

usahaan u

an menggun

an dalam a persediaan.

ties

adalah an n tiga var ganda digun u nilai rata able indepe i hipotesis. lunasi untuk nakan aktiva nalisis riable nakan a-rata enden


(40)

3.6 ana pen no ma Ketera Y =

α = e = = = = = 6.2 Pengu Uji as alisis regres nelitian ini rmalitas, m asing-masin 3.6.2.1 yang diperta untuk m a. Ana adalah antara angan: Return sah Konstanta Error Koefisien Likuiditas Profitabili Working c ujian Asum sumsi klasi si linier ber terbebas da multikolinier

ng pengujian 1 Uji Norm

Uji norma dilakukan, anggungjaw mendeteksi alisis Grafik Salah satu h dengan m

data obse ham a

regresi s (current as

itas (ROE) capital

msi Klasik ik di guna rganda yang ari penyimp ritas, hetero

n tersebut d malitas

alitas dilak , sehingga wabkan. Me i apakah res k

u cara termu melihat gra

ervasi deng ssets)

akan untuk g di gunakan pangan asum

skedastisita dapat di jela

kukan untuk a kesimpul enurut Gho sidual berdis udah untuk afik histogr gan data d

mengetahu n untuk men msi klasik y as dan autok skan di baw

k menentuk lan yang ozali (2006)

stribusi norm

melihat nor ram yang m

distribusi y

ui apakah nganalisis d yang melipu korelasi. Ad wah ini.

kan alat sta diambil ), ada dua mal atau tid

rmalitas res membandin yang mend hasil dalam uti uji dapun atistik dapat cara dak. sidual ngkan dekati


(41)

distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Analisis Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atu merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari Sig. atau signifikan. Apabila signifikannya > 0,05, maka data itu terdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.

3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antarnilai Y, apakah sama atau heterogen (Suharyadi & Purwanto, 2009). Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas


(42)

adalah dengan melihat ada atu tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Dasar analisis menurut (Ghozali, 2006) terdiri dari: 1. jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu (Suharyadi & Purwanto, 2009). Uji autokorelasi digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung autokorelasi.

Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi:

1. jika angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif, 2. jika angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,


(43)

Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengalami autokorelasi.

Menurut Ghozali (2006), acak atau tidaknya data di dasarkan pada batasan berikut ini:

a. apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05, maka observasi terjadi secara acak,

b. apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05, maka observasi terjadi secara tidak acak.

3.6.2.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression Systems”. Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna (Suharyadi & Purwanto, 2009).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Pengamatan dilakukan dengan melihat nilai VIF


(44)

(Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Ghozali (2006), ketepatan fungsi regresi dalam mengestimasi nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik dapat di ukur dari nilai statistik t, nilai statistik f dan koefisien determinasinya. Suatu perhitungan statistik di sebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang di kehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Ho yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya di sebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho diterima.

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2 < 1). Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung

kelemahan mendasar, dimana adanya bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan dalam model, maka R2 akan meningkat

walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suatu model. Berbeda dengan R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suaru model. Dalam kenyataan nilai adjusted R2 bernilai negatif. Jika hal ini terjadi, maka nilai adjusted R2 dianggap 0 (Ghozali, 2006).


(45)

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu, maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen, dan sebaliknya.

3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Terdapat beberapa langkah dalam penelitian seperti yang terangkum di bawah ini.

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Ha : β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan Signifikan F (Sig-F). 3. Menentukan tingkat signifikan (α), yaitu sebesar 5%.

4. Kriteria pengujian:

- jika nilai sig F > 0,05, maka Ho diterima. Berarti, variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan,


(46)

- jika nilai sig F ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Artinya, variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan. 3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual dalam menerangkan variansi variabel dependen dengan menganggap variabel lain konstan atau tetap. Berikut beberapa langkah dalam pengujian ini. 1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial. 2. Menentukan tingkat signifikansi (α), yaitu sebesar 5%.

3. Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α), maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.

               


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Data Penelitian

Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Pemilihan sampel di lakukan dengan metode purposive sampling. Populasi penelitian ini berjumlah 33 perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 24 perusahaan, penelitian di lakukan mulai dari periode 2009-2011.

Setelah melakukan pengelolaan terhadap data laporan keuangan perusahaan manufaktur pada periode 2009-2011 yang terkumpul dengan menggunakan Microsoft Excel di peroleh data untuk setiap variabel yang dapat di tampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1

Struktur Modal (Rasio Leverage)

NO KODE Leverage

2011 2010 2009 1. ADES 1,51 2,24 1,61 2. DLTA 0,22 0,19 0,27 3 ICBP 0,42 0,43 5,29 4 INDF 0,69 0,90 1,61 5 MLBI 1,30 1,41 8,43 6 MYOR 1,72 1,16 1,00 7 PSDN 1,04 1,15 1,04 8 ROTI 0,39 0,25 1,07 9 SKLT 0,74 0,69 0,73 10 ULTJ 0,55 0,54 0,45 11 GGRM 0,59 0,44 0,48 12 HMSP 0,89 1,01 0,69


(48)

13 RMBA 1,82 1,30 1,56 14 DVLA 0,28 0,33 0,41 15 KAEF 0,43 0,49 0,57 16 KLBF 0,28 0,23 0,39 17 PYFA 0,43 0,30 0,37 18 TSPC 0,39 0,35 0,33 19 MBTO 0,35 1,85 2,05 20 TCID 0,28 0,10 0,13 21 UNVR 0,43 1,15 1,02 22 KDSI 0,39 1,18 1,30 23 KICI 0,35 0,34 0,39 24 LMPI 0,08 0,52 0,36 Sumber: Hasil Olahan Penulis

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar 8,43, sedangkan nilai struktur modal terendah adalah perusahaan Mandom Indonesia, Tbk sebesar 0,13. Untuk tahun 2010 struktur modal tertinggi dimiliki oleh perusahaan Martina Berto, Tbk sebesar 1,85, sedangkan nilai struktur modal terendah adalah perusahaan Mandom Indonesia, Tbk sebesar 0,10. Dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan Bentoel International Investama, Tbk senilai 1,82 dan nilai struktur modal terendah adalah Langgeng Makmur Industri, Tbk senilai 0,08.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk, Perusahaan Martina Berto, dan Bentoel International Investama memiliki struktur modal yang tinggi, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat di katakan lebih banyak menggunakan dana eksternal dari para kreditur untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.


(49)

Tabel 4.2

Likuiditas (current asset)

NO KODE Likuiditas

2011 2010 2009

1. ADES 1,71 1,51 2,48

2. DLTA 6,00 6,33 4,53

3 ICBP 2,87 2,59 0,52

4 INDF 1,91 2,04 1,16

5 MLBI 0,99 0,94 0,65

6 MYOR 2,22 2,58 2,29

7 PSDN 1,55 1,38 1,56

8 ROTI 1,28 2,30 1,44

9 SKLT 1,70 1,92 1,89

10 ULTJ 1,52 2,00 2,12

11 GGRM 2,24 2,70 2,46 12 HMSP 1,75 1,61 1,88 13 RMBA 1,12 2,50 2,08 14 DVLA 4,83 3,72 3,05 15 KAEF 2,75 2,43 2,00 16 KLBF 3,65 4,39 2,99 17 PYFA 2,54 3,00 2,10

18 TSPC 3,08 3,37 3,47

19 MBTO 4,08 1,59 1,76

20 TCID 11,74 10,68 7,26

21 UNVR 0,69 0,85 1,00

22 KDSI 1,36 1,27 1,20

23 KICI 7,26 7,34 5,53

24 LMPI 1,06 1,76 2,78

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 likuiditas tertinggi terdapat pada perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk sebesar 5,53, sedangkan nilai likuiditas terendah adalah perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk sebesar 0,52. Untuk tahun 2010 nilai likuiditas tertinggi dimiliki oleh perusahaan Mandom Indonesia, Tbk senilai 10,68, sedangkan nilai likuiditas terendahnya adalah Unilever Indonesia, Tbk senilai 0,85. Dan jika dilihat dari tahun 2011 nilai likuiditas yang tertinggi terdapat pada perusahaan Mandom


(50)

Indonesia, Tbk senilai 11,74, dan nilai likuiditas terendah adalah Unilever Indonesia, Tbk senilai 0,69.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan Kedaung Indag Can, dan Perusahaan Mandom Indonesia memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin sehat keadaan perusahaan tersebut.

Tabel 4.3 Profitabilitas (ROE)

NO KODE Profitabilitas

2011 2010 2009 1. ADES 0,09 0,14 0,12 2. DLTA 0,89 0,27 0,17 3 ICBP 0,11 0,10 - 4 INDF 0,11 0,10 0,08 5 MLBI 0,27 0,25 0,21 6 MYOR 0,05 0,07 0,08 7 PSDN 0,01 0,01 0,05 8 ROTI 0,14 0,16 0,12 9 SKLT 0,03 0,02 0,006 10 ULTJ 0,05 0,06 0,04

11 GGRM 0,12 0,11 -

12 HMSP 0,15 0,15 0,13 13 RMBA 0,03 0,02 (0,02) 14 DVLA 0,12 0,12 0,08 15 KAEF 0,05 0,04 0,02 16 KLBF 0,14 0,13 0,10 17 PYFA 0,03 0,03 0,03 18 TSPC 0,10 0,10 0,08 19 MBTO 0,07 0,06 0,04 20 TCID 0,08 0,09 0,09 21 UNVR 0,18 0,17 0,17 22 KDSI 0,02 0,02 0,01 23 KICI 0,004 0,04 (0,06) 24 LMPI 0,01 0,006 0,01 Sumber: Hasil Olahan Penulis


(51)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 profitabilitas tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai 0,21, sedangkan profitabilitas terendahnya terdapat pada perusahaan Bentoel International Investama, Tbk senilai -0,02. Untuk tahun 2010 profitabilitas tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,27, sedangkan profitabilitas terendah dimiliki oleh perusahaan Langgeng Makmur Industry, Tbk senilai 0,006. Dan jika dilihat dari tahun 2011 profitabilitas tertinggi terdapat pada perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,89, sedangkan profitabilitas terendahnya dimiliki oleh perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk senilai 0,004.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan Multi Bintang Indonesia dan Perusahaan Delta Djakarta memiliki kemampuan yang lebih baik dalam meningkatkan laba perusahaan di bandingkan perusahaan-perusahaan yang lain.

Tabel 4.4 Working Capital

NO KODE Working capital

2011 2010 2009

1. ADES 53441 44626 7634

2. DLTA 481515 476557 477705

3 ICBP 5591771 4316635 (3577832)

4 INDF 11670430 10218876 1818712

5 MLBI (3834) (34785) (290712) 6 MYOR 2249507 1644520 986194 7 PSDN 99288 74294 74253 8 ROTI 42021 120347 42137 9 SKLT 43200 44115 41404 10 ULTJ 316486 477884 429048

11 GGRM 16847435 14426360 11623254


(52)

13 RMBA 458124 1831843 1596946 14 DVLA 552645 475218 376705 15 KAEF 803335 669726 510030 16 KLBF 4325535 3885055 312203

17 PYFA 37523 31428 23821

18 TSPC 2109327 1857713 1675349

19 MBTO 347125 97802 91636

20 TCID 614666 553624 485460

21 UNVR (2028375) (654810) 12523

22 KDSI 100745 74584 58012 23 KICI 48364 46816 44100 24 LMPI 104361 131028 162970 Sumber: Hasil Olahan Penulis

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 working capital tertinggi terdapat pada perusahaan Gudang Garam, Tbk senilai 11.623.254, sedangkan working captal terendahnya dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -290.712. untuk tahun 2010 working capital tertinggi adalah Gudang Garam, Tbk senilai 14.426.360, sedangkan working capital terendah adalah perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -34785. Dan jika melihat pada tahun 2011 working capital tertinggi terdapat pada perusahaan Gudang Garam, Tbk senilai 16.847.435, sedangkan working capital terendahnya dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -3834.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan-perusahaan Gudang Garam selama tiga tahun berturut-turut memiliki tingkat working capital tertinggi sehingga mampu membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

4.1.1 Statistik Deskriptif

Pembahasan tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal harus terlebih dahulu memperhatikan data


(53)

perusahaan. Data perusahaan perlu di analisis terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan masing-masing pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen tersebut. Statistik deskriptif dari data yang di ambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 72 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang di gunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tiga variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, dan working capital. Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang di gunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat dalam Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Descriptive Statistic

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Profitabilitas 72 -,06 ,89 ,0927 ,11670

Likuiditas 72 ,52 11,74 2,7625 2,12081

working

capital 72 -3577832,00 16847435,00 1,6879E6 3,57754E6

struktur

modal 72

,08 8,43 ,9121 1,16723

Valid N

(listwise) 72

Sumber: Hasil Olahan Penulis (2013)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing dapat di peroleh selama periode pengamatan, seperti yang di simpulkan di bawah ini.


(54)

1. Variabel dependen dengan struktur modal yang di ukur melalui (debt to equity ratio) DER rasio total utang dan ekuitas modal perusahaan. DER memiliki nilai terendah 0,08 dan nilai tertinggi 8,43 dengan nilai rata-rata 0,91 dengan standar deviasi 1,16. Indikator ini menggambarkan bahwa struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 relatif rendah, sehingga perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.

2. Variabel independen likuiditas yang di ukur melalui current asset yang di miliki oleh perusahaan. Nilai terendah adalah 0,52 dan nilai tertinggi 11,74 dengan nilai rata-rata 2,76 dengan standar deviasi 2,12. Indikator menggambarkan bahwa likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban atau hutangnya.

3. Variabel independen profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity. Nilai terendah adalah -0,06 dan nilai tertinggi 0,89 dengan nilai rata-rata 0,09 dengan standar deviasi 0,11. Indikator menggambarkan bahwa profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 di dalam mengembalikan ekuitas pemegang saham relatif rendah. 4. Variabel independen working capital yang merupakan kinerja perusahaan.

Nilai terendah -357,00 dan nilai tertinggi 168,00 dengan nilai rata-rata 1,68 dengan standar deviasi 3,57. Indikator menggambarkan bahwa working capital perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun


(55)

2009-2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk membayar kewajiban perusahaan tepat pada waktunya.

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik

Menguji hipotesis akan di gunakan analisis regresi linier berganda. Namun demikian akan terlebih dahulu di uji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yang di perlukan untuk mendapatkan model regresi yang baik.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Normalitas umumnya di deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Gambar 4.1


(56)

Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-P Plot (setelah di transformasi) Analisis grafik dapat di gunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mendekati distibusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data di katakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali (2006), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat di transformasi agar menjadi normal”. Salah satu transformasi data yang dapat di lakukan adalah dengan mentransformasikan data ke logaritma 10 atau LN.

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri atau


(57)

ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar di sepanjang dan tidak menjauhi garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik tidak cukup, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis

diagonal berdistribusi normal, maka di lakukan uji Kolmogorof-Smirnov, (1

sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik ini dapat di lihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Uji Normalitas Data Awal One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,06645204

Most Extreme Differences

Absolute ,205

Positive ,205

Negative -,182

Kolmogorov-Smirnov Z 1,740

Asymp. Sig. (2-tailed) ,005

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(58)

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel di atas menunjukkan nilai profitabilitas 0,005. Dengan demikian data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan tidak dapat di lakukan untuk menguji hipotesis karena 0,005 < 0,05.

Tabel 4.7

Uji Normalitas (setelah transformasi) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,59782673

Most Extreme Differences

Absolute ,137

Positive ,114

Negative -,137

Kolmogorov-Smirnov Z 1,099

Asymp. Sig. (2-tailed) ,178

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dengan melihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.7

menunjukkan nilai profitabilitas = 0,178. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat di gunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0,178 > 0,05.

4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali (2006) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya


(59)

gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang di hasilkan dari pengolahan data menggunakan program software statistic. Berikut ini beberapa dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali.

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di bawah angka 0 dan Y maka tidak heteroskedastisitas.

Uji ini di lakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplott, di mana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3


(60)

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak di pakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

4.1.2.3Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model

regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode 1 dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2008). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat di lakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Di bawah ini terdapat panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi (setelah transformasi) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,679a ,461 ,434 ,61259 2,473

a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal


(61)

Tabel 4.8 meperlihatkan statistik D-W sebesar 2,473. Angka ini terletak di atas +2, dari pengamatan ini dapat di simpulkan bahwa adanya autokorelasi negatif.

4.1.2.4 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina,2008). Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi di lakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi apabila VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.

Tabel 4.9

Uji Multikolinearitas (setelah transformasi) Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

LN Profitabilitas ,818 1,222

LN Likuiditas ,940 1,064

LN Working capital

,823 1,215

a. Dependent Variable: LN Struktur modal

Bedasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolernce


(62)

value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat di simpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat di simpulkan bahwa semua variabel bebas yang di pakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

4.2 Hipotesis

4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai yang di gunakan untuk melihat uji koefisien determinasi

adalah nilai Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam model” (Ghozali, 2006).

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang di gunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.

Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,679a ,461 ,434 ,61259

a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal


(63)

Besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis statistik yang di peroleh sebesar 0,434. Dengan demikian besarnya pengaruh yang di berikan likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal adalah sebesar 43,4%. Sedangkan sisanya sebesar 56,6% adalah di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini.

4.2.2 Uji Simultan

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Apabila profitabilitas (signifikansi) lebih besar dari α (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel struktur modal, tetapi jika probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α (0,05) maka variabel indepnden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel struktur modal.

Pengujian hipotesis uji F ini di gunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan maka di peroleh seperti yang terlihat di tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 19,257 3 6,419 17,105 ,000a

Residual 22,516 60 ,375

Total 41,773 63

a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal


(64)

Pada tabel 4.11 dapat di lihat bahwa nilai p-value uji simultan ini adalah sebesar 0,000 < α = 0,05 dan dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel = 17,105 > 2,74. Berdasarkan hasil tersebut maka di simpulkan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal.

4.2.3 Uji Signifikan Parsial

Uji T di gunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen secara parsial (individu). Kesimpulan yang dapat di ambil dari uji t ini adalah jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil uji parsial ini dapat di lihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Uji Parsial (Uji T) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) ,634 ,702 ,903 ,370

LN Profitabilitas ,077 ,082 ,099 ,942 ,350

LN Likuiditas -,969 ,137 -,690 -7,054 ,000

LN Working capital -,009 ,045 -,021 -,201 ,842

Dependent Variable: LN Struktur modal

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai p value sebesar 0,350 (lebih besar dari 0,05). Nilai tersebut menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan


(65)

terhadap struktur modal (DER). Nilai p value variabel likuiditas adalah sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER). Nilai p value variabel working capital adalah sebesar 0,842 (lebih besar dari 0,05). Hal ini menyimpulkan bahwa working capital tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER).

Dari tabel 4.12 dapat di peroleh model persamaan regresi berganda seperti di bawah ini.

Y = 0,634 - 0,969X1 + 0,077X2 – 0,009X3

a) Koefisien konstan adalah 0,634 menyatakan jika X1, X2, X3 dan X4 adalah 0. Maka struktur modal (DER) adalah 0,634.

b) Likuiditas memiliki koefisien regresi ke arah yang negatif sebesar -0,969. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel likuiditas maka struktur modal perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 0,969 persen.

c) Profitabilitas memiliki koefisien regresi ke arah yang positif sebesar +0,077. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel profitabilitas maka struktur modal perusahaan akan mengalami penaikan sebesar 0,077 persen.

d) Working capital memiliki koefisien regresi ke arah negatif sebesar -0,009. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel working capital akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar 0,009 persen.


(66)

4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan F tabel dapat di lihat signifikansinya, di mana secara simultan variabel yang di gunakan memiliki variabel yang signifikan di lihat dari (0,000 < 0,05) nilai signifikan kurang dari 0,05 seperti yang kita lihat pada tabel 4:11.

Dalam pengujian secara parsial di temukan hanya variabel likuiditas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan

variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh secara

signifikan. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial dapat di simpulkan di bawah ini.

1. Likuiditas

Melalui analisis uji-t, menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dapat di lihat dari nilai variabel likuiditas sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti lebih kecil, koefisien regresi likuiditas bertanda negatif. Hal ini berarti perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi yang akan di gunakan untuk membiayai investasi. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek maka hal tersebut dapat mengindiksikan perusahaan berada dalam keadaan sehat. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh kewajiban jangka panjang


(1)

 

 

 

 

 

 

 


(2)

 

Uji

 

Normalitas

 

Data

 

Awal

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized

Residual

N 72

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,06645204

Most Extreme Differences Absolute ,205

Positive ,205

Negative -,182

Kolmogorov-Smirnov Z 1,740

Asymp. Sig. (2-tailed) ,005

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

 

 

Uji

 

Normalitas

 

(setelah

 

transformasi)

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized

Residual

N 64

Normal Parametersa,,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,59782673


(3)

Negative -,137

Kolmogorov-Smirnov Z 1,099

Asymp. Sig. (2-tailed) ,178

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

 

 

 

 

 

Hasil

 

Uji

 

Autokorelasi

 

(setelah

 

transformasi)

 

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate


(4)

1 ,679a ,461 ,434 ,61259 2,473 a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas

b. Dependent Variable: LN Struktur modal

 

Uji

 

Multikolinearitas

 

(setelah

 

transformasi)

 

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

 

 

LN Profitabilitas ,818 1,222

LN Likuiditas ,940 1,064

LN Working capital ,823 1,215

a. Dependent Variable: LN Struktur modal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(5)

 

 

Hasil

 

Uji

 

Simultan

 

(Uji

 

F)

 

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 19,257 3 6,419 17,105 ,000a

Residual 22,516 60 ,375

 

 

Total 41,773 63

 

 

 

a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal

 

 

Hasil

 

Uji

 

Parsial

 

(Uji

 

T)

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,679a ,461 ,434 ,61259

a. Predictors: (Constant), LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal


(6)

1 (Constant) ,634 ,702 ,903 ,370

LN Profitabilitas ,077 ,082 ,099 ,942 ,350

LN Likuiditas -,969 ,137 -,690 -7,054 ,000

LN Working capital -,009 ,045 -,021 -,201 ,842

Dependent Variable: LN Struktur modal

 


Dokumen yang terkait

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 19 71

Influence Of Liquidity And Leverage On The Profitability Of Coal Mining Companies In Indonesian Stock Exchange

1 59 92

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013

0 20 113

The Influence of Working Capital Management and Liquidity Towards Profitability (Case Study: Automotive and Components Industry Listed in Indonesia Stock Exchange 2008-2012)

0 12 112

THE INFLUENCE OF INTEREST RATE, INFLATION RATE, CAPITAL STRUCTURE, ASSETS STRUCTURE, AND THE LIQUIDITY RATE OF STOCK RISK OF RETAIL INDUSTRY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (BEI)

0 6 17

THE EFFECTS OF WORKING CAPITAL MANAGEMENT ON PROFITABILITY IN SMALL MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

0 2 70

Effect of Liquidity and Capital Structure on Profitability in Manufacturing Company Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2015-2016

0 0 9

The Effect Structure of Assets, Liquidity, Firm Size and Profitability of Capital Structure (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock Exchange)

0 0 11

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 2 11

The Influence Of Enterprise Size, Growth Opportunity, And Liquidity To Debt Ratio Of Consumption Goods Industry Corporations Listing On Indonesian Stock Exchange

0 0 11