mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisien akan berkurang. Sebaliknya pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap
penggunaan faktor produksi semakin baik, sehingga usaha pertanian seperti ini lebih efisien. Meskipun demikian lahan yang terlalu kecil cenderung
menghasilkan usaha yang tidak efisien pula.
7. Produksi
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis efisiensi teknis kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi
maksimum Soekartawi, 2001. Usahatani dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran atau output
yang melebihi masukan atau input. Pengertian efisiensi sangat relatif, efisiensi diartikan sebagai penggunaan input sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi
yang sebesar-besarnya Soekartawi, 2001.
8. Produktivitas
Produktivitas merupakan hasil per satuan luas lahan. Orang luar cenderung mengukur produktivitas usahatani menurut hasil total biomassa, hasil komponen
komponen tertentu gabah, jerami, dan kandungan protein, hasil ekonomis atau keuntungan. Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi
rumahtangga tani, tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan nilai pasar belaka Reijntjes, dkk. 1999.
Menurut Soekartawi 1986 produktivitas petani umumnya masih rendah. Pada umumnya pengetahuan petani kecil itu terbatas, sehingga mengusahakan
Universitas Sumatera Utara
kebunnya secara tradisional, kemampuan permodalannya juga terbatas dan bekerja dengan alat sederhana. Dengan demikian produktivitas dan produksinya
rendah. Tiga alasan partisipasi masyarakat itu bersifat sangat penting yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakatnya tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal,
2. Partisipasi masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan mengetahui seluk-beluk proyek tersebut
dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut, 3.
Mendorong adanya partisipasi umum, di banyak negara timbul anggapan bahwa suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri Mikkelsen, 1999. Menurut Van Den Ban dan Hawkins 1999, yang menyatakan bahwa
partisipasi memungkinkan perubahan perubahan yang lebih besar dalam cara berfikir manusia. Perubahan dalam pemikiran dan tindakan akan sedikit lebih
sedikit terjadi dan perubahan perubahan ini tidak akan bertahan lama jika mereka menuruti saran-saran yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Sejak tahun 2008, program PUAP telah dilaksanakan di perdesaan per Gapoktan sebagai pusat pertumbuhan usaha agribisnis. Dalam hal ini petani
berperan dan berpartisipasi sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pelaksanaan program PUAP. Petani sebagai subjek adalah petani sebagai pelaku
penerima dana PUAP, dalam hal ini petani berpartisipasi dalam program PUAP yakni dalam penggunaan BLM PUAP untuk usaha produktif pertaniannya, yang
meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Peran lain petani adalah sebagai jurutani dan pengelola. Petani sebagai
jurutani yaitu memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang bermanfaat. Petani sebagai pengelola yaitu petani yang berperan untuk mengelola
usahataninya, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan ataupun penetapan pilihan atas usahatani yang mereka lakukan. Sedangkan petani sebagai objek yaitu
petani merupakan sasaran program yang berpartisipasi dalam menerima dan menggunakan BLM PUAP serta bertanggungjawab dalam usahataninya.
Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan manusianya. Keterampilan tersebut dapat diperoleh dari lembaga
pendidikan baik formal maupun informal. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai sejak dini, dengan harapan dapat memberikan suatu harapan agar
nantinya akan memiliki kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing, dan dengan demikian mereka memperoleh pendapatan yang tinggi dan kesejahteraan
tercapai. Dalam penyaluran dana PUAP, diperlukan adanya partisipasi dari
lingkungan setempat terutama masyarakat atau petani yang diberdayakan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan kegiatan program yang akan dilaksanakan. Karakteristik yang mempengaruhi petani dalam berpartisipasi adalah karakteristik sosial ekonomi
yaitu meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas.
Partisipasi tersebut akan mendorong beberapa aspek yang perlu ditingkatkan yaitu tingkat partisipasi melalui program PUAP serta hubungan
karakteristik sosial ekonomi petani dengan pelaksanaan program PUAP. Dalam pelaksanaan program tersebut, terdapat masalah yang dihadapi sehingga
diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut dan dapat ditentukan tingkat partisipasi petani penerima PUAP di daerah penelitian, apakah
partisipasinya tinggi, sedang dan rendah. Dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: = Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Pengaruh
Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Partisipasi Masyarakat Melalui
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP
Masalah Partisipasi Masyarakat
Tingkat Partisipasi Program PUAP
• Tanaman pangan
• Hortikultura
• Peternakan
• Perkebunan
Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP:
1. Umur 2. Pendidikan
3. Lama berusahatani 4. Frekuensi mengikuti
penyuluhan 5. Jumlah tanggungan
6. Luas lahan 7. Produksi
8. Produktivitas
Tinggi Sedang
Rendah Upaya
PETANI
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive
yaitu secara sengaja. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, desa ini
merupakan salah satu desa di kecamatan Pancur Batu yang memperoleh dana PUAP, lokasinya yang dekat berjarak 2 km dari ibukota kecamatan, serta
memiliki kriteria desa penerima PUAP yaitu desa miskin yang terjangkau, mempunyai potensi pertanian, memiliki Gapoktan dan belum memperoleh dana
Bantuan Langsung Mandiri BLM PUAP.
Tabel 1. Desa Penerima BLM PUAP Di Kecamatan Pancur Batu, 2008
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2010 No.
Desa Nama
Gapoktan Jumlah
KK Jumlah
KK Miskin
Jumlah Penduduk
Jarak Desa Ke Ibukota
Kecamatan 1
Pertampilen Maju Bersama
319 150
1146 2 km
2 Tiang Layar
Arih Ersada 379
122 1485
6 km 3
Bintang Meriah Simulih Karaben 355
170 1390
10,5 km 4
Namorih Bunga Ncole
335 119
1661 2 km
5 Durian Jangak
Tani Mandiri 463
185 1871
2 km 6
Sembahe Baru Keriahen Baru
541 92
1802 4 km
7 Salam Tani
Usaha Bersama 319
93 1282
5 km
Universitas Sumatera Utara
Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik berbentuk benda, barang dan manusia secara langsung turut menentukan tingkat kredibilitas
penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi, yang dapat menggantikan karakteristik bagian dari populasi sehingga mampu menggambarkan secara umum
dari populasi tesebut. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah para petani penerima PUAP di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli
Serdang. Dimana jumlah populasi di daerah penelitian terdapat 79 KK yang
terdapat pada 4 kelompok tani yang tersebar di 3 dusun. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yaitu
cluster sampling dimana penarikan sampel yang dilakukan secara proporsional. Dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 KK. Menurut Nazir 2005 bahwa
ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada metode penelitian deskriptif korelasional minimal 30 sampel.
Sampel penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo 1997 yaitu: Spl
Js N
n × =
Dimana: Spl
= Sampel n
= Jumlah anggota kelompok tani di setiap dusun N
= Total populasi Js
= Jumlah sampel 30 orang Spl I
Js N
n × =
1
Spl II
Js N
n × =
2
Spl III
Js N
n × =
3
30 79
38 × =
30 79
34 × =
30 79
7 × =
= 14 = 13
= 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Dusun Populasi Anggota Kelompok Tani KK
Sampel I
II II
38 34
7 14
13 3
Jumlah 79
30
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
dan hasil pengumpulan data secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner serta pengamatan dan diskusi di lapangan. Data sekunder
yaitu data diperoleh dari buku atau yang dijadikan sebagai referensi, literatur,
lembaga atau instansi atau dinas terkait dengan penelitian ini.
Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah, bagaimana tingkat partisipasi masyarakat melalui program PUAP di daerah penelitian, dianalisis secara deskriptif dengan
menjumlahkan dan menskor data yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Parameter Tingkat Partisipasi Petani Penerima PUAP
No. Parameter
Pernyataan Skor
1 Sumbangan Pemikiran
1. Selalu memberi ide atau gagasan dan
tanggapan. 3
2. Kadang-kadang memberi ide atau
gagasan dan tanggapan. 2
3. Tidak pernah memberi ide atau
gagasan dan tanggapan. 1
2 Sumbangan Tenaga
1. Selalu membantu.
3 2.
Kadang-kadang membantu. 2
3. Tidak penah membantu.
1 3
Sumbangan Uang 1.
Selalu memberi sumbangan. 3
2. Kadang-kadang memberi sumbangan.
2 3.
Tidak pernah memberi sumbangan. 1
4 Tujuan Mengikuti
Kegiatan PUAP 1.
Kebutuhan. 3
2. Mengisi waktu luang.
2 3.
Ikut-ikutan. 1
5 Sumbangan Waktu
1. Selalu hadir dalam periode kegiatan
3 2.
Hadir setengah dari kegiatan 2
3. Sekali-kali kalau ada waktu
1 Jumlah
15 Menurut Irianto 2004, mengukur range dari dua variabel digunakan rumus:
Range kriteria
Jumlah terkecil
Data terbesar
Data −
=
Range
3 5
15 −
=
= 3,33 = 3
Universitas Sumatera Utara
Jumlah skor tingkat partisipasi masyarakat melalui program PUAP adalah antara 5 - 15 dengan range 3, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut:
5 – 8 : Tingkat partisipasi rendah.
9 – 11 : Tingkat partisipasi sedang.
12 – 15 : Tingkat partisipasi tinggi.
Untuk identifikasi masalah, apakah ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi
mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP di
daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman
s
r dengan bantuan Statistical Product and Service Solution SPSS 17. Metode
korelasi Rank Spearman atau korelasi rangking, digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai
distribusi normal dan variansnya tidak sama atau terdapat perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain Supriana dan Riantri, 2010.
Rumus korelasi Rank Spearman
s
r adalah
1 6
1
2 2
1
− ∑
− =
=
n n
d r
i n
i s
Dimana:
s
r = Koefisien korelasi Rank Spearman.
i
d = Perbedaan atau selisih faktor sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan tingkat partisipasinya melalui program PUAP.
n = Jumlah petani sampel.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus:
2
1 2
s s
h
r n
r t
− −
=
Kriteria pengambilan keputusan adalah: •
H diterima apabila -t
α2; n-2
≤ t ≤ t
α2; n-2
; nilai signifikansi ≥
α •
H
1
diterima apabila t t
α2; n-2
atau t t
α2; n-2
; nilai signifikansi α
Maka hipotesis yang diajukan adalah: •
Jika
α
t t
h
≤
α = 5
, berarti H diterima; Tidak ada hubungan karakteristik sosial
ekonomi petani penerima PUAP dengan dengan tingkat partisipasinya dalam pelaksanaan program PUAP.
• Jika
α
t t
h
α = 5
, berarti H
1
diterima; Ada hubungan karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP dengan dengan tingkat partisipasinya dalam
pelaksanaan program PUAP. Supriana dan Lily, 2010.
Untuk identifikasi masalah, apa saja masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di daerah penelitian, dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP di daerah penelitian.
Untuk identifikasi masalah, bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi petani penerima PUAP di daerah
penelitian, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati masalah yang dihadapi oleh petani penerima PUAP yang
berpartisipasi dalam program PUAP, sehingga dapat diketahui upaya penanggulangan atas masalah yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
Definisi dan Batasan Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka digunakan definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Definisi
1. Partisipasi adalah peran serta atau keikutsertaan petani petani penerima
PUAP dalam program PUAP untuk mencapai tujuan. 2.
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam
menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi desa sasaran. 3.
Agribisnis adalah rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri dari 4 subsistem yaitu subsistem hulu yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan
sarana produksi input pertanian, subsistem pertanian primer yaitu kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu,
subsistem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan komoditas pertanian, dan subsistem penunjang yaitu kegiatan yang menyediakan jasa
penunjang antara lain permodalan dan teknologi. 4.
Desa miskin terjangkau adalah desa yang memiliki infrastruktur transportasi dan komunikasi yang memungkinkan untuk dilakukan pembinaan
berkelanjutan. 5.
Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki keunggulan sumber daya alam dan kearifan lokal khususnya pertanian.
6. Akses adalah kemampuan petani secara individu maupun kelompok dalam
mendapatkan fasilitas permodalan serta pelayanan keuangan dari perbankan atau lembaga keuangan.
Universitas Sumatera Utara
7. Kelompok tani Poktan adalah kumpulan petani atau peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usahanya. 8.
Gabungan kelompok tani Gapoktan PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha
pertaniannya. 9.
Penyuluh pendamping adalah penyuluh pertanian yang ditugaskan oleh bupati atau walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk mendampingi petani,
kelompok tani, dan Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP. 10.
Penyelia Mitra Tani PMT adalah individu yang memiliki keahlian di bidang keuangan mikro yang direkrut oleh kementerian pertanian untuk melakukan
supervisi dan kepada penyuluh dan pengelola Gapoktan dalam PUAP. 11.
Bantuan Langsung Masyarakat BLM PUAP adalah dana bantuan sosial untuk petanikelompok tani guna pengembangan usaha agribisnis di perdesaan
yang disalurkan melalui Gapoktan dalam bentuk modal usaha. 12.
Rencana Usaha Bersama RUB adalah rencana usaha untuk pengembangan usaha agribisnis yang disusun oleh Gapoktan berdasarkan kelayakan usaha
dan potensi desa. 13.
Lembaga Keuangan Mikro LKM adalah lembaga keuangan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh masyarakatpetani di perdesaan guna memecahkan
masalahkendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan untuk membiayai usaha agribisnis.
14. Efektif adalah tepat tujuan dan sasaran dalam program PUAP.
Universitas Sumatera Utara
15. Efisien adalah tepat waktu dan tepat biaya dalam program PUAP.
16. Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP meliputi umur,
pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, luas lahan, jumlah tanggungan, produksi dan produktivitas.
17. Umur X
1
adalah usia petani penerima PUAP yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner tahun.
18. Pendidikan X
2
adalah lama pendidikan yang ditempuh petani penerima PUAP di bangku sekolah tahun.
19. Lama berusahatani X
3
adalah lama petani penerima PUAP telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani tahun.
20. Frekuensi mengikuti penyuluhan X
4
adalah banyaknya atau rutinitas petani penerima PUAP dalam mengikuti penyuluhan kali.
21. Jumlah tanggungan X
5
adalah semua orang yang berada dalam keluarga atau
rumah tangga dan ditanggung oleh kepala keluarga jiwa.
22. Luas lahan X
6
adalah keseluruhan lahan yang dimiliki petani penerima PUAP dalam usaha pertanian ha, kategori yang diberikan:
• Luas lahan 1 ha = Luas
• Luas lahan
≤
1 ha = Sempit 23.
Produksi X
7
adalah hasil panen yang diperoleh petani penrima PUAP dari
usahataninya ton.
24. Produktivitas X
8
adalah hasil persatuan luas lahan tonha.
Universitas Sumatera Utara
Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian adalah di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu
kabupaten Deli Serdang. 2.
Sampel penelitian adalah masyarakat atau petani yang memperoleh dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BLM PUAP di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang.
3. Waktu penelitian adalah tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Luas dan Letak Geografis
Penelitian ini dilakukan di desa Pertampilen kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang. Desa ini terdiri atas tiga dusun yaitu dusun I dengan
nama Pertampilen, dusun II dengan nama Pancur Batu Kuta dan dusun III dengan nama Namo Puli. Dan desa ini disebut dengan nama desa Pertampilen. Desa ini
memiliki luas 293,10 ha, dengan batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan
:desa Durin Tonggal Sebelah Barat berbatasan dengan
:desa Salam Tani Sebelah Selatan berbatasan dengan :desa Namoriam dan desa Durin Sebelang
Sebelah Utara berbatasan dengan :desa Namo Bintang, desa Namo Simpur
dan desa Hulu.
Keadaan Penduduk a. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jumlah kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Di Desa Pertampilen, 2010
Nama Wilayah Jumlah Penduduk
jiwa Jumlah
KK Persentase
Dusun I Pertampilen Dusun II Pancur Batu Kuta
Dusun III Namo Puli 445
186 515
120 60
139 37,62
18,81 43,57
Jumlah 1.146
319 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4 dapat dilihat jumlah penduduk di desa Pertampilen adalah 1.146 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jumlah kepala keluarga yang terdapat
di dusun I Pertampilen yaitu 445 jiwa yang terdiri dari 120 kepala keluarga dengan persentase sebesar 37,62 , di dusun II Pancur Batu Kuta yaitu 186 jiwa
yang terdiri dari 60 kepala keluarga dengan persentase sebesar 18,81 , sedangkan di dusun III Namo Puli yaitu 515 jiwa yang terdiri dari 139 kepala
keluarga dengan persentase sebesar 43,57 . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbesar berdasarkan jumlah kepala keluarga terdapat di dusun III
Namo Puli.
b. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa Pertampilen dapat dilihat dalam Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Pertampilen, 2010
Nama Wilayah Jenis Kelamin
Jumlah jiwa
Persentase Laki-laki
Perempuan Dusun I Pertampilen
Dusun II Pancur Batu Kuta Dusun III Namo Puli
202 79
248 243
107 267
445 186
515 38,83
16,23 44,94
Jumlah 529
617 1.146
100,00 Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di desa Pertampilen di dusun I, laki-laki 202 jiwa dan perempuan 243 jiwa dimana jumlahnya adalah 445
jiwa 38,83 . Di dusun II, laki-laki 79 jiwa dan perempuan 107 jiwa dimana jumlahnya adalah 186 jiwa 16,23 . Sedangkan di dusun III, laki-laki 248 jiwa
dan perempuan 267 jiwa dimana jumlahnya 515 jiwa 44,94 . Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa distribusi jumlah penduduk terbesar berdasarkan jenis kelamin di desa Pertampilen terdapat di dusun III.
c. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa Pertampilen, 2010
Kelompok Umur Nama Wilayah
Jumlah jiwa
Persentase Dusun I
Dusun II Dusun III
0-4 5-9
10-14 15-19
20-24 25-29
30-34 35-39
40-44 45-49
50-54 55 keatas
19 24
51 57
18 23
20 22
88 74
12 17
12 19
17 26
19 13
15 14
30 32
8 21
41 54
31 48
19 16
29 31
76 84
40 26
72 97
99 131
56 52
64 67
194 190
60 64
6,28 8,46
8,64 11,43
4,89 4,54
5,58 5,85
16,93 16,58
5,24 5,58
Jumlah 425
226 495
1.146 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok
umur yaitu jumlah usia non produktif yaitu balita, anak-anak dan remaja kelompok umur 0-14 tahun sebesar 268 jiwa 23,38 , jumlah usia produktif
kelompok umur 15-54 tahun sebesar 814 jiwa 71,04 , dan jumlah penduduk manula atau tidak produktif kelompok umur 55 tahun keatas sebesar 64 jiwa
Universitas Sumatera Utara
5,58 . Hal ini menunjukkan bahwa distribusi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di desa Pertampilen adalah tergolong produktif yaitu usia dimana
orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, yang dapat menghasilkan barang dan jasa dengan tersedianya tenaga kerja yang produktif.
d. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Pertampilen, 2010
Tingkat Pendidikan Nama Wilayah
Jumlah jiwa
Persentase Dusun I
Dusun II Dusun III
Tidak tamat sekolah SD
SLTP SMA
Akademi Perguruan Tinggi
23 86
37 39
4 6
17 69
19 38
2 8
22 92
42 39
5 7
62 247
98 116
11 21
11,17 44,50
17,66 20,90
1,98 3,79
Jumlah 195
153 207
555 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa distribusi jumlah penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan di desa Pertampilen yaitu tidak tamat sekolah berjumlah 62 jiwa 11,17 , tingkat pendidikan SD berjumlah 247 jiwa 44,50 , tingkat
pendidikan SLTP berjumlah 98 jiwa 17,66 , tingkat pendidikan SMA berjumlah 116 jiwa 20,90 , tingkat pendidikan akademik berjumlah 11 jiwa
1,98 , dan tingkat pendidikan perguruan tinggi berjumlah 21 jiwa 3,79 . Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan di desa Pertampilen rata-rata masih
tergolong rendah.
Universitas Sumatera Utara
e. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan penganut agama di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Penganut Agama Di Desa Pertampilen, 2010
Agama Nama Wilayah
Jumlah jiwa
Persentase Dusun I
Dusun II Dusun III
Protestan Katolik
Islam Hindu
Buddha 268
33 123
- -
164 16
45 -
- 378
9 87
6 17
810 58
255 6
17 70,68
5,06 22,25
0,53 1,48
Jumlah 424
225 497
1.146 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa agama yang dianut oleh penduduk di
desa Pertampilen adalah agama Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Buddha. Jumlah penduduk berdasarkan penganut agama yaitu penganut agama Protestan
sebanyak 810 jiwa 70,68 , penganut agama Katolik dengan jumlah 58 jiwa 5,06 , penganut agama Islam dengan jumlah 255 jiwa 22,25 , penganut
agama Hindu dengan jumlah 6 jiwa 0,53 , dan penganut agama Buddha dengan jumlah 17 jiwa 1,48 . Berdasarkan persentase tersebut, hal ini
menunjukkan penduduk desa Pertampilen mayoritas menganut agama Protestan.
f. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Pertampilen, 2010
Mata Pencaharian Nama Wilayah
Jumlah jiwa
Persentase Dusun I
Dusun II Dusun III
PNS TNI
Polri Pegawai Swasta
Wiraswasta Karyawan
Buruh Pensiunan
Pedagang Petani
Supir 10
2 1
8 38
13 26
6 25
101 6
11 1
- 2
24 3
10 5
8 71
- 11
3 -
7 43
14 28
8 16
102 3
32 6
1 17
105 30
64 19
49 274
9 5,28
0,99 0,17
2,80 17,33
4,95 10,56
8,09 3,14
45,21 1,48
Jumlah 236
135 235
606 100,00
Sumber : Kantor Kepala Pertampilen, 2011 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk bermata pencaharian
sebagai PNS sebanyak 32 jiwa 5,28 , sebagai TNI sebanyak 6 jiwa 0,99 , sebagai Polri sebanyak 1 jiwa 5,28 , sebagai Pegawai Swasta 17 jiwa
2,80 , sebagai Wiraswasta 105 jiwa 17,33 , sebagai Karyawan 30 jiwa 4,95 , sebagai Buruh 64 jiwa 10,56 , sebagai Pensiunan 19 jiwa 8,90 ,
sebagai Pedagang 49 jiwa 3,14 , sebagai petani 274 jiwa 45,21 , dan sebagai supir 9 jiwa 1,48 . Berdasarkan persentase tersebut, penduduk di desa
Pertampilen adalah sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
g. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Di Desa Pertampilen, 2010
Suku Nama Wilayah
Jumlah jiwa
Persentase Dusun I
Dusun II Dusun III
Karo Jawa
Toba Mandailing
Nias Aceh
383 22
14 5
21 -
165 16
1 -
- 4
454 14
18 -
14 15
1.002 52
33 5
35 19
87,43 4,54
2,88 0,44
3,05 1,66
Jumlah 445
186 515
1.146 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa suku di desa Pertampilen adalah suku
Karo, Jawa, Toba, Mandailing, Nias dan Aceh. Suku Karo berjumlah 1.002 jiwa 87,43 , suku Jawa berjumlah 52 jiwa 4,54 , suku Toba berjumlah 33 jiwa
2,88 , suku Mandailing berjumlah 5 jiwa 0,44 , suku Nias berjumlah 35 jiwa 3,05 , dan suku Aceh berjumlah 19 jiwa 1,66 . Berdasarkan
persentase tersebut, menunjukkan bahwa penduduk desa Pertampilen adalah mayoritas suku Karo.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu
yang dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang dapat
menunjang pelaksanaan pembangunan. Sarana dan prasarana di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 11, dimana sarana dan prasarana yang terdapat di desa
Pertampilen meliputi sarana dan prasarana komunikasi, kesehatan, peribadatan,
Universitas Sumatera Utara
angkutan, perumahan dan transportasi. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana di desa Pertampilen sangat minim, sementara peranan
sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat dalam melakukan kegiatannya.
Tabel 11. Sarana dan Prasarana Di Desa Pertampilen, 2010
Sarana dan Prasarana Nama Wilayah
Jumlah Dusun I
Dusun II Dusun III
1. Komunikasi •
Televisi TV 64
34 82
180 •
Radio 67
39 86
192 •
Koran 4
- 2
6 •
Majalah 1
1 1
3 •
Parabola -
- 1
1 2. Kesehatan
• Posyandu
1 -
1 2
3. Peribadatan •
Mesjid 1
- -
1 •
Gereja 4
- -
4 4. Angkutan
• Mobil
1 1
2 4
• Truk
1 1
- 2
• Mini
2 1
2 5
• Sepeda motor
50 40
46 136
• Betor
11 9
12 32
5. Perumahan •
Permanen tingkat 1
- -
1 •
Permanen tidak tingkat 49
20 40
109 •
Semi permanen 36
25 60
121 •
Tidak layak huni 10
9 21
40 6. Transportasi
• Aspalkm
2,5 1,2
0,8 4,5
• Diperkeraskm
0,5 1,0
2,5 4,0
• Jalan tanahkm
0,4 1,8
0,8 3,0
• Jembatanunit
7 8
3 18
• Gangunit
- -
2 2
Sumber : Kantor Kepala Desa Pertampilen, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Sampel
Karakteristik sampel meliputi karakteristik sosial ekonomi yang meliputi umur, pendidikan, lama berusahatani, frekuensi mengikuti penyuluhan, jumlah
tanggungan, luas lahan, produksi dan produktivitas. Karakteristik sosial ekonomi petani penerima PUAP di desa Pertampilen dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Penerima PUAP Di Desa Pertampilen
No. Karakteristik Sosial Ekonomi
Petani Penerima PUAP Range
Rata-Rata 1
Umur tahun 24-67
43,80 2
Pendidikan tahun 6-12
8,30 3
Lama berusahatani tahun 2-49
20,27 4
Frekuensi mengikuti penyuluhan kali 3-12
6,47 5
Jumlah tanggungan jiwa 1-6
2,40 6
Luas lahan ha 0,1-2
0,63 7
Produksi ton 0,55-12,2
2,45 8
Produktivitas tonha 1,90-7,90
4,63 Sumber: Data primer, data diolah dari lampiran 1 dan 2.
1. Umur
Umur X
1
adalah usia petani penerima PUAP yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat dilakukan kuesioner tahun. Rata-rata umur petani sampel
adalah 43,80 tahun atau 44 tahun dengan range 24-67 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel tergolong produktif dalam berpartisipasi melalui program
PUAP serta dalam mengusahakan usahataninya.
2. Pendidikan
Pendidikan X
2
adalah lama pendidikan yang ditempuh petani penerima PUAP di bangku sekolah tahun. Pendidikan yang ditempuh oleh petani
Universitas Sumatera Utara
penerima PUAP adalah SD sampai SMA atau range 6-12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 8,30 tahun. Hal ini menunjukkan rata-rata pendidikan yang
ditempuh oleh petani penerima PUAP di daerah penelitian adalah SMP. 3. Lama Berusahatani
Lama berusahatani X
3
adalah lama petani penerima PUAP telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani tahun. Lama berusahatani petani
penerima PUAP di daerah penelitian adalah antara 2-49 tahun dengan rata-rata 20,27 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani penerima PUAP memiliki
pengalaman yang cukup lama dalam berusahatani. 4. Frekuensi Mengikuti Penyuluhan
Frekuensi mengikuti penyuluhan X
4
adalah banyaknya atau rutinitas petani penerima PUAP dalam mengikuti penyuluhan kali. Frekuensi mengikuti
penyuluhan yang dilakukan oleh petani penerima PUAP di daerah penelitian antara 3-12 kali dalam satu tahun, dengan rata-rata 6,47 kali dalam satu tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa frekuensi atau keikutsertaan petani penerima PUAP dalam mengikuti penyuluhan adalah hadir setengah dari periode kegiatan.
5. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan X
5
adalah semua orang yang berada dalam keluarga atau rumahtangga dan ditanggung oleh kepala keluarga jiwa. Jumlah tanggungan
petani penerima PUAP adalah rata-rata 2,40 jiwa atau 2 jiwa, dengan range 0-6 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani penerima PUAP
adalah tergolong sedikit.
Universitas Sumatera Utara
6. Luas Lahan