BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Penelitian
Dalam   pembangunan   suatu   negara,   kegiatan   ekonomi   menjadi sangat  penting.  Untuk  mengembangkan  kegiatan  ekonomi,  suatu  negara
membutuhkan    dana.  Namun  dalam  perkembangannya  mengalami hambatan  berupa  kelangkaan  dana.  Panji  dan  Piji  Anoraga  2001  dalam
bukunya  menjelaskan  bahwa  negara  yang sedang  berkembang  usaha  yang mengarah  pada  dana  investasi  yang  bersumber  dari  dalam  negeri  masih
rendah  sehingga  dana  untuk  investasi  menjadi  tidak  mencukupi.  Sehingga muncul  beberapa  alternatif  sumber   lain   yang  mengarah  pada  investasi
dana. Penerbitan saham merupakan salah satu sumber lain dari perusahaan yang   bertujuan   untuk   mendapatkan   dana   dari   masyarakat   yang   dapat
digunakan  untuk  meningkatkan  kinerja  perusahaan.  Hal  ini  menjadikan pasar  modal  sebagai  tempat  yang  tepat  untuk  menghimpun  dana  jangka
panjang   yang   kemudian   disalurkan   ke   dalam   sektor-sektor   produktif. Menurut  Riyanto  2002  pasar  modal   memiliki  2  tujuan,  yaitu
mempercepat    proses   pemerataan    pendapatan  masyarakat  melalui kepemilikan  saham-saham    perusahaan   swasta    dan  meningkatkan
penghimpunan  dana  masyarakat  untuk  digunakan  secara  produktif  dalam pembiayaan pembangunan nasional.
Pasar   modal   saat   ini   dipandang   sebagai   sarana   efektif   untuk mempercepat  pembangunan  suatu  negara.  Melalui  pasar  modal
dimungkinkan  terciptanya  usahawan  yang  dapat  menggalang  penyeraha n dana  jangka  panjang  dari  masyarakat  untuk  disalurkan  ke  sektor-sektor
produktif.   Pasar  modal  sendiri  selain  sebagai  sarana  penyedia  dana  bagi perusahaan  yang  membutuhkan  tambahan  modal,  juga  berfungsi  sebagai
tempat    yang    mempertemukan    antara    investor    sebagai    pihak    yang mengalami   kelebihan   dana   dengan   para   perusahaan   yang   mengalami
kekurangan  dana.  Dari  sudut  pandang  investor,  pasar  modal  merupakan sarana  investasi  bagi  pihak  yang  mempunyai  kelebihan  dana  baik  jangka
pendek  maupun  jangka  menengah.  Dari  sudut  pandang  perusahaan,  pasar modal adalah  salah satu  alternatif  untuk  menambah dana  bagi  perusahaan.
Sedangkan  bagi  masyarakat,   kehadiran pasar  modal merupakan tambahan alternatif  investasi  yang  selama  ini  dirasakan  sangat  terbatas  di  Indonesia.
Pengertian  pasar  modal  menurut  UU  RI  No  18  tahun  1995  merupakan kegiatan  yang  bersangkutan  dengan  penawaran  umum  dan  perdagangan
efek,  perusahaan  publik  yang  berkaitan  dengan  efek  yang  diterbitkannya, serta  lembaga  dan  profesi  yang  berkaitan  dengan  efek  atau  surat-surat
berharga misalnya saham. Perkembangan   pasar   modal   tidak   akan   berjalan   hanya   dengan
adanya  kebijakan  pemerintah  saja  tetapi  juga  dipengaruhi  oleh  partisipasi aktif  baik  dari  perusahaan  yang  akan  menjual  sahamnya  maupun  investor
serta  pihak-pihak  lain  yang  terlibat  dalam  kegiatan  pasar  modal.  Pasar
modal  merupakan  sarana  yang  menjembatani  perusahaan  dalam  mencari dana  dengan  para  investor   yang  akan   menanamkan  modalnya.  Secara
formal  pasar  modal  didefinisikan  sebagai  pasar  untuk  berbagai  instrumen keuangan atau  sekuritas  jangka panjang  yang bisa di perjualbelikan, baik
dalam  bentuk  hutang  ataupun  modal  sendiri,  baik  yang  diterbitkan  oleh pemerintah,  public authorities,  maupun  perusahaan swasta Suad  Husnan,
2003.   Tujuan   pasar    modal   di   Indonesia   adalah   disamping   untuk mengerahkan  dana  dari  masyarakat  agar  dapat  disalurkan  di  sektor-sektor
produktif,  juga  ikut  mewujudkan    pemerataan  pendapatan    melalui kepemilikan   saham-saham   perusahaan.   Tujuan   tersebut   dapat   dicapai
secara  bertahap  dengan  semakin  banyaknya  jenis  dan  jumlah  surat-surat berharga   yang  diperjualbelikan  sejalan  dengan  bertambahnya   lembaga-
lembaga  yang mendukung terselenggaranya pasar modal tersebut. Pasar   modal   dibentuk   untuk   menjalankan   fungsi   ekonomi   dan
keuangan  dalam  sistem  perekonomian  suatu  negara.  Pasar  modal  adalah pelengkap  disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya  yaitu bank dan
lembaga  pembiayaan  yang  memberikan  jasanya  untuk  menghubungkan dana  dari  pihak  yang  memiliki  kelebihan  dana  investor  kepada  pihak
disektor  produktif  yang  membutuhkan  dana.  Investor  akan  mengharapkan keuntungan dari investasi yang telah dilakukan dan mempunyai hak dalam
kepemilikan perusahaan   tanpa   harus   terlibat   langsung   didalamnya,
sebaliknya  pihak  perusahaan  atau  emiten    memperoleh  alternatif  sumber dana tanpa menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.
Menurut Husnan 1998: 47 para pemodal menghadapi kesempatan investasi   yang   beresiko,   pilihan   investasi   tidak   dapat   hanya   dengan
mengandalkan    pada    tingkat  keuntungan    yang    diharapkan.    Apabila pemodal   mengharapkan   untuk   memperoleh   tingkat   keuntungan   yang
tinggi,  maka  ia  harus bersedia  menanggung resiko  yang  tinggi pula. Salah satu   karakteristik   investasi   pada   sekuritas   adalah   kemudahan   untuk
membentuk  portofolio  investasi.  Artinya,  pemodal  dapat  dengan  mudah menyebar    dan    melakukan    diversifikasi    investasinya    pada    berbagai
kesempatan   investasi.   Oleh  karena   itu,  perlu   dipahami  tentang  proses investasi  mulai  dari  ekuitas  apa  yang  akan  dipilih,  berapa  banyak,  dan
kapan investasi tersebut akan dilakukan. Investor   akan   menanamkan   investasinya   pada   perusahaan   yang
dianggap  dapat  memberikan keuntungan. Perusahaan  yang terdaftar di BEJ akan  selalu  dinilai  perkembangannya  oleh  investor  dan  calon  investor.
Disini  para  investor  dan  calon  investor  dapat  menilai  apakah  perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dimasa depan atau tidak.
Investasi  dalam  bentuk  saham  merupakan  investasi  yang  berisiko, karena  itu  untuk  menarik  pemodal  dengan  menawarkan  tingkat
keuntungan  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  tingkat  keuntungan investasi   lainnya   yang   kurang   berisiko.   Dari   hal   tersebut   pemodal
membutuhkan  berbagai   informasi   yang  dijadikan  sebagai  sinyal  untuk menilai prospek perusahaan  yang bersangkutan  yaitu  dengan  menganalisis
laporan  keuangan  dengan  rasio  keuangan.  Karena  pada  dasarnya  motif
pemodal  dalam  membeli  saham  adalah  untuk  menjual  saham  itu  kembali pada  harga  yang  lebih  tinggi  atau  mendapatkan  return dari  investasi  yang
ditanamkan. Laporan  keuangan  perusahaan  korporasi  tidak  seperti  kemitraan
dan  kepemilikan  tunggal  meliputi  modal  saham.  Manajemen  perusahaan korporasi  harus  melaporkan  keadaan  perusahaan  kepada  pemilik,  yaitu
para  pemegang  saham.  Salah  satu  teknik  yang  digunakan  adalah  rasio modal saham. Manajemen juga harus berlatih untuk mengatasi hutang,  dan
penggunaan rasio dapat membantu mereka melakukannya. Dalam proses memulai suatu bisnis, seluruh uang yang berasal dari
penjualan  saham  akan  terlihat  pada”Modal  Pemegang  Saham”  sebagai modal  disetor  atau  saham  biasa,  dan  pada  ”aktiva  lancar”  sebagai  kas.
Selama   perusahaan   sedang   berjalan,   mungkin   sebagian   jumlah   uang tersebut dimasukkan dalam ”Laba ditahan”.
Dalam  bukunya  Gill  mengklasifikasikan rasio-rasio  modal saham sebagai  berikut:  1  laba  atas  ekuitas    return  on  equity  ROE,  yang
mengindikasikan laba atas  invetasi pemegang saham, 2 rasio  harga  laba price earning ratio  PER,  yang digunakan untuk  menentukan jumlah  yang
bersedia   dibayarkan   oleh   para   investor   potensial   sebelum   melakukan investasi,  3  tingkat  kapitalisasi,  yang  merupakan  perbandingan  terbalik
dari rasio  harga  laba,  4 rasio  pendapatan per  lembar saham   earning per share   EPS,   yang   mengukur   pendapatan   untuk   setiap   lembar   saham.
umum.
Badan   Pengawas   Pasar   Modal   Bapepam   telah   mengeluarkan berbagai
ketentuan   antara   lain   di   bidang   peningkatan   kualitas   dan transparansi  pelaporan  keuangan.  BAPEPAM  telah  mengeluarkan
peraturan    nomor    KEP-36PM2003    tentang    kewajiban    penyampaian laporan keuangan emiten  industri  manufaktur bahwa  penyampaian laporan
keuangan  harus  disampaikan  selambat-lambatnya  akhir  bulan  ke 3  setelah tanggal  laporan  keuangan  tahunan.   Menurut  BAPPEPAM  jika   laporan
keuangan  perusahaan  disampaikan  lebih  dari  bulan  ke  3  setelah  tanggal laporan    keuangan    dinyatakan    tidak    efisien    lagi    dan    tidak    wajib
menyampaikan  laporan  keuangan.  Perubahan  harga  saham  terjadi  karena ada   informasi  baru   yang   masuk   ke   pasar,   dan  harga  bereaksi   karena
adanya  informasi  baru  tersebut.  Informasi  laporan  keuangan  adalah  salah satu sumber potensial  yang digunakan investor untuk menilai harga saham
di bursa. Return   saham   merupakan   hasil   yang   diperoleh   dari   investasi.
Harapan  untuk  memperoleh    return    juga  terjadi  dalam    asset  financial. Suatu
asset   finansial   menunjukkan   kesediaan   investor   menyediakan sejumlah  dana  pada  saat  ini  untuk  memperoleh  sebuah  aliran  dana  pada
masa  yang akan datang sebagai kompensasi atas  faktor  waktu selama dana ditanamkan  dan  risiko  yang  ditanggung.  Dengan  demikian  para  investor
sedang  mempertaruhkan  suatu   nilai  sekarang  untuk  sebuah  nilai   yang diharapkan  pada  masa  mendatang.  Para  investor  dalam  asset   financial
juga  mengharapkan    return  yang  maksimal.  Harapan  untuk  memperoleh
return  yang  maksimal  tersebut  diusahakan  agar  dapat  terwujud  dengan mengadakan  analisis  dan  upaya  tindakan-tindakan  yang  berkaitan  dengan
investasi  dalam  sahamnya.  Oleh  karena  itu,  perlu  diketahui  faktor-faktor yang  mempengaruhi   return  saham  sehingga  harapan  untuk  memperoleh
return yang maksimal bisa dicapai. Di   antara   berbagai   instrumen   pasar   modal,   saham   merupakan
instrumen  investasi  yang  memiliki  return  dan  risiko   yang  tinggi.  Nilai transaksi   tingkat    kapitalisasi    yang   tinggi   mengindikasikan   adanya
perolehan laba yang tinggi. Model   penilaian   saham   merupakan   suatu
mekanisme  untuk  mengubah  serangkaian  variabel  perusahaan  misalnya penjualan,   laba,  dan  deviden   yang  diamati  menjadi  perkiraan  tentang
harga  saham.  Halim,  2005.  Laporan  keuangan  perusahaan  korporasi tidak   seperti    firma   dan   CV    meliputi   modal   saham.    Manajemen
perusahaan   korporasi   harus   melaporkan   keadaan   perusahaan   kepada pemilik   perusahaan,   yaitu   pemegang   saham.   Salah   satu   teknik   yang
digunakan   untuk   melaporkan   keadaan   perusahaan   adalah   rasio   modal saham.  Manajemen   juga  harus  berlatih    untuk    mengatasi  hutang.
Penggunaan rasio
modal   saham dapat
membantu manajemen
melakukannya. Selain  itu,  penelitian  dari David  Wijaya  menunjukkan  hasil  secara
simultan  secara  bersama-sama,  semua  variabel  independen  ROE,  PER, BVPS,  dan  PTBV  secara  signifikan  dan  positif  tidak  memiliki  pengaruh
terhadap  variabel  dependen return.  Hal  ini  berarti bahwa  variabel  return
dipengaruhi   oleh   variabel-variabel   lain   yang   tidak   termasuk   dalam penelitian  ini.  Secara  parsial,  semua  variabel  independen  ROE,  PER,
BVPS,  dan  PTBV  tidak  memiliki  pengaruh  secara  signifikan  dan  positif terhadap variabel dependen Return.
Kemudian penelitian dari Johannes Tesalonika Siregar 2009  yang memperoleh hasil bahwa  EPS dan PER berdasarkan keeratannya memiliki
hubungan  yang  erat  dan  searah  terhadap  harga  saham.  Sedangkan  Rasio Tingkat  Kapitalisasi  berdasarkan  keeratannya  adalah  memiliki  hubungan
yang  erat  dan  tidak  searah  terhadap  harga  saham.  EPS,  PER  dan  Rasio Tingkat  Kapitalisasi  secara  gabungan  memiliki  pengaruh  terhadap  Harga
Saham.  Pengaruh EPS,  PER dan Rasio  Tingkat  Kapitalisasi secara parsial sendiri-sendiri  terhadap harga saham menunjukkan bahwa ada hubungan
linier  antara  EPS  dengan  harga  saham  Sedangkan  antara  PER  terhadap Harga  Saham  tidak  ada  atau  tidak  terjadi  hubungan  linier  antara  kedua
variabel  tersebut.  Begitu  juga  antara  Rasio  Tingkat  Kapitalisasi  terhadap Harga  Saham  tidak  ada  atau  tidak  terjadi  hubungan  linier  antara  kedua
variabel tersebut. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wahid Wachyu  Adi  winanto
2007   yang  meneliti  mengenai  variabel  EPS,  DER,  PER  dan  PTBV berpengaruh    terhadap    return    saham    menggunakan    metode    regresi
berganda  dan  menunjukkan  hasil  bahwa  variabel  EPS,  DER,  PER  dan PTBV berpengaruh secara simultan terhadap return saham.
Selanjutnya  penelitian  dari  Ryo  Bramantyo  2006  yang  meneliti mengenai pengaruh DER debt to equity ratio, PBV price to book value
dan  DPR  dividend  payout  ratio  terhadap  return saham  pada perusahaan manufaktur  yang  menghasilkan  bahwa  tidak  ada  hubungan  yang  positif
dan  signifikan  antara  DER,  DPR  dan  PBV  terhadap  return  saham  pada perusahaan manufaktur.
Kemudian  penelitian   dari   Mohamad   Abdul   Azis   2005   yang meneliti   mengenai   pengaruh   Earning   Per   Share   dan   Pertumbuhan
Penjualan  terhadap  perubahan  harga  saham  pada  perusahaan  makanan dan   minuman   yang   menghasilkan  bahwa  baik  secara  parsial  maupun
simultan EPS berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Selanjutnya  penelitian  dari  Anung  Saptadi  2007  yang  meneliti
mengenai  pengaruh  ROI,   PER   dan  EPS   terhadap   harga  saham   pada perusahaan manufaktur  yang menghasilkan bahwa secara parsial, variabel
ROE  berpengaruh  terhadap   harga  saham.  Sedangkan  secara  simultan, variabel ROI, PER dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kemudian   penelitian   dari   Tika   Maya   Prabawanti   2007   yang meneliti  pengaruh  Quick  Asset  to  Inventory  QAI,  Net  Profit  Margin
NPM, Return on Asset ROA, Debt toTotal Asset DTA, Debt to Equity Ratio
DER,  dan  Earning  per  Share  EPS  terhadap  Total  Return  saham pada   Perusahaan   Industri   Manufaktur   di   Bursa   Efek   Jakarta   yang
menghasilkan   bahwa   secara   parsial   hanya   variabel   QAI   yang   tidak
memiliki   pengaruh   yang   signifikan.   Sedangkan   secara   parsial   kelima variabel berpengaruh terhadap return saham.
Penelitian dari Sri Artatik 2007  yang  meneliti  mengenai EPS  dan PER terhadap  Return saham  perusahaan Manufaktur  yang terdaftar  di BEJ
yang  memperoleh  hasil  bahwa  secara  parsial  variabel  EPS  berpengaruh terhadap  return saham  dan  variabel PER  tidak  berpengaruh  secara  parsial.
Sedangkan  secara  simultan,  variabel  EPS  dan  PER  berpengaruh  terhadap return saham perusahaan.
Kemudian  penelitian  dari  Missaka  Warusawitharana  2010  yang meneliti  tentang  pengaruh  real  return  terhadap  ekuitas  yang  merupakan
kunci  dalam  membuat  keputusan investasi.  Hasil  penelitiannya
menunjukkan  bahwa  return  di  masa  yang  akan  datang  akan  lebih  rendah dari  return  saat  ini.  Hal  ini  dilihat  dari  hubungan  nilai  sekarang  present
value   terhadap   dividen,   earning   terhadap   nilai   pasar   market   value melalui return saham.
Kemudian penelitian  dari  Semra  Karacaer  dan    Ayhan
Kapusuzoglu  2008   yang  meneliti  mengenai  pengaruh  rasio  keuangan yaitu   rasio   likuiditas,   profitabilitas,   aktivitas   dan   keuangan
terhadap situasi   keuangan   di   perusahaan-perusahaan   Turki.   Hasil   penelitiannya
menunjukkan  bahwa  rasio  likuiditas  dan  profitabilitas  memiliki  pengaruh yang signifikan terhadap keuangan perusahaan.
Berpedoman   pada   uraian   dan   beberapa   penelitian   sebelumnya terdapat  perbedaan  hasil  penelitian  antara  beberapa  penelitian  mengenai
pengaruh  rasio-rasio   modal  saham   terhadap return  saham,   dan  ada
beberapa  faktor  lain  yang  bisa  mempengaruhi tingkat  keuntungan  return saham  yang  belum  dalam  dimasukkan  dalam  variabel  penelitan,  sehingga
peneliti  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  lebih  lanjut  tentang  pengaruh beberapa  rasio  modal  saham  terhadap  return  saham  yang  diterima  oleh
pemegang saham. Dari  uraian  diatas,  maka  penulis  tertarik  untuk  mengambil  judul
”Analisis  Pengaruh  Rasio  Modal  Saham  Terhadap  Return  yang  Diterima Oleh   Pemegang   Saham    Studi   Pada   Perusahaan    Manufaktur    yang
Terdaftar  di  BEI.  Penelitian  ini  mengambil  periode  Januari  2004  sampai Desember 2008.
Periode ini diambil karena beberapa alasan berikut: 1.   Tahun  2004  dijadikan  dasar  periode  dalam  penelitian  ini  karena  pada
tahun  tersebut  pasar  modal  Indonesia  mengalami  pertumbuhan  yang sangat  signifikan.  Hal  ini  didukung  oleh  meningkatnya  stabilitas  di
bidang politik,  keamanan  dan  ekonomi  di tahun  2004.  Hampir  seluruh indikator utama bursa mengalami peningkatan yang sangat berarti.
2.   Periode  Januari  2004  sampai  Desember  2008  dapat  menggambarkan reaksi pasar terkini.
Adapun  perbedaan  penelitian  ini  dibandingkan  dengan  penelitian- penelitian sebelumnya, adalah sebagai berikut:
1.   Penelitian ini dilakukan pada periode yang masih sangat  up date  yaitu pada periode tahun 2004-2008 sehingga  dapat  melukiskan reaksi pasar
terkini. 2.   Penelitian ini menambahkan  variabel tingkat  kapitalisasi  sebagai  salah
satu dari rasio  modal saham. 3.   Penelitian ini menggunakan e-views sebagai alat analisisnya
4.   Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur
B.   Perumusan Masalah