mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan,mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu
minyak.Untuk itulah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan dengan bejana hampa pada suhu 90
˚C. Tim Penulis.2000
2.7.2 Kadar Air
Minyak yang masih mengandung air 0,6 – 1,0 perlu dikeringkan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka untuk
menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka ,pemanasan dalam ruangan tertutup dan
dalam ruangan hampa. Air dalam minyak hanya sejumlah kecil. Hal ini dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta
penimbunan.Naibaho.1996
2.8 Keunggulan Dan Manfaat Minyak Sawit
2.8.1. Keunggulan Minyak Sawit.
Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak
sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri nonpangan seperti
Universitas Sumatera Utara
kosmetik dan farmasi.Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.Keunggulan minyak
sawit,dimana tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO menjadi sumber minyak nabati termurah, Terjadinya pergeseran dalam industri yang
menggunakan bahan baku minyak bumi ke bahan yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO.
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung didalamnya.Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol , campesterol,sigmasterol dan kolesterol.
2.8.2 Pemanfaatan Minyak Sawit
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan industri non pangan.
1. Minyak Sawit Untuk industri Pangan
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak industri dan konsumen yang cenderung menyukai dan menggunakan minyak sawit.Dari aspek ekonomis ,harganya relatif murah
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan minyak nabati lain.Selain itu,komponen yang terkandung di dalam minyak sawit lebih banyak dan beragam sehingga pemanfaatannya juga beragam.Dari aspek
kesehatan yaitu kandungan kolesterolnya rendah.Saat ini telah banyak pabrik pengolah yang memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolesterol yang
rendah. Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa.
Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng ,margarine,butter, vanaspati,shortening, dan bahan untuk membuat
kue-kue. Sebagai bahan pangan ,minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan minyak goreng lainnya,antara lain mengandung karoten yang diketahui
berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E.Disamping itu ,kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat
dari buah sawit memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
2. Minyak Sawit Untuk Industri Nonpangan.
Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di industri –industri nonpangan,industri farmasi dan industri oleokimia fatty acid,fatty
alcohol,dan glycerine . Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis splitting untuk menghasilkan asam
lemak dan gliserin. Fauzi.Y.2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE 3.1 Metode
3.1.1 Alat yang digunakan