1. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Penelitian

Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri manufaktur. Industri manufaktur memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto {PDB. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI sampai tahun 2008 sebanyak 156 perusahaan dari 397 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta industri manufaktur dalam perekonomian di Indonesia mempunyai posisi yang dominan. Pada umumnya para investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan pendapatan dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya. Hal ini akan terjadi karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan sisi lain juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan. Para investor yang tidak bersedia mengambil resiko mempunyai pandangan bahwa semakin tinggi tingkat resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap resiko tersebut. Selanjutnya dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang Universitas Sumatera Utara lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan demikian investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen dari pada capital gain. Investor dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu investor yang berani mengambil resiko risk taker dan investor yang tidak berani mengambil resiko averse taker. Investor yang tidak berani mengambil resiko biasanya akan lebih menyukai perusahaan yang membayar dividen. Investor yang tergolong risk taker, lebih mengharapkan mendapat capital gain, sehingga pengumuman tentang pembayaran dividen akan bereaksi secara negatif terhadap pengumuman dividen, karena mereka berpikir, bahwa perusahaan tidak akan melakukan investasi, dimasa yang akan datang, sehingga pada masa yang akan datang perusahaan tidak profitable lagi. Modigliani dan Miller 1961 dalam teorinya yang dikenal dengan ketidak relevanan the irrelevance theory dividen, mengatakan bahwa kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan tidak relevan. Menurut pandangan Modigliani dan Miller, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis. Dengan kata lain, mereka mengatakan bahwa berapapun dividen yang dibayarkan oleh perusahaan, hal ini tidak akan mempengaruhi harga saham. Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan, kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, disamping itu juga Universitas Sumatera Utara kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah menentukan posisi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan Levy, 1996. Miller dan Modigliani 1961 telah mengembangkan irrelevant dividend, yang selanjutnya disusul dengan beberapa studi yang membahas tentang pembayaran dividen dengan berbagai variasi dengan memfokuskan pada ketidak sempurnaan pasar. Krisis ekonomi global tahun 2008 yang dimulai di Amerika berimbas pada sektor riil yang menyebabkan banyak perusahaan besar mengalami kebangkrutan. Sebagai salah satu pelaku pasar, Indonesia tentunya tidak luput dari hantaman krisis ini. Salah satu indikasinya dilihat dari menurunnya nilai rupiah terhadap USD. Kondisi ini yang menyebabkan banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia mengalami penurunan laba bahkan ada yang menderita kerugian, sehingga perusahaan tidak memberikan dividen kepada pemengang saham. Perusahaan yang tidak memberikan deviden kepada pemegang saham pada tahun 2008 misalnya PT. Alakasa Industrindo Tbk, PT. Cahaya kalbar Tbk, PT. Centex Tbk. Ini mencerminkan bahwa penentuan kebijakan dividen dalam hal ini dividend payout ratio sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor dapat ditunjukkan oleh kinerja keuangan perusahaan manufaktur melalui rata-rata rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan Universitas Sumatera Utara manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004 hingga 2008. Rasio likuiditas, yaitu cash ratio rata-rata 0,80 kali, artinya rata-rata perusahaan tidak mampu melunasi seluruh hutang lancarnya dari kas yang tersedia, karena setiap melakukan hutang lancar perusahaan hanya mampu melunasi dari kas 0,80 kali. Rasio solvabilitas dilihat dari debt to equity ratio, rata-ratanya 0,89 kali. Tingkat profitabilitas dilihat dari return on investment rata-ratanya 10,7. Angka ini menunjukkan bahwa keefektifan penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih perusahaan selama periode tersebut umumnya cukup baik. Pertumbuhan internal perusahaan dapat digambarkan oleh nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas perusahaan dan kinerja keuangan, serta prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu informasi yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu melalui data keuangan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan. Keputusan yang tepat dalam kebijakan pembayaran dividen dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan nilai pemegang sahamnya. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang. Namun bila dikaitkan dengan pergerakan harga saham ditunjukkan bahwa pembayaran dividen yang semakin besar cenderung akan meningkatkan harga saham. Universitas Sumatera Utara

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Sejauhmana pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Investment, dan Tax Rate terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia?

I. 3. Tujuan Penelitian