BAB III KETENTUAN UMUM MENGENAI JUAL BELI
A. Pengertian Jual Beli
Perjanjian jual beli merupakan perjanjian yang kerap kali diadakan, yang subjeknya terdiri dari pihak penjual dan pembeli. Dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata selanjutnya disingkat KUH Perdata, perjanjian jual beli ini diatur pada Buku Ketiga Bab Kelima. Pengertian jual beli dapat dilihat pada bunyi
Pasal 1457 KUH Perdata yang berbunyi: “Jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan”.
Pada pokoknya jual beli adalah perjanjian dimana pihak yang satu penjual mengikatkan dirinya kepada pihak yang lainnya pembeli untuk
menyerahkan hak milik dari suatu barang dengan menerima sejumlah harga yang telah disepakati bersama.
Dari bunyi pasal di atas, dapat diperhatikan bahwa wujud harga pembayarannya tidak lain adalah alat pembayaran yang sah. Pihak penjual dan
pembeli saling mengikatkan dirinya untuk mewujudkan suatu prestasi dimana kedua belah pihak bersepakat atas barang dan nilai tukarnya berupa harga.
Dari perikatan jual beli ada dua subjek yaitu si penjual dan si pembeli yang masing-masing mempunyai berbagai kewajiban dan hak. Maka mereka masing-
masing dalam beberapa hal merupakan pihak berwajib dan dalam hal-hal lain
Universitas Sumatera Utara
merupakan pihak berhak, hal ini berhubungan dengan sifat bertimbal balik dari persetujuan jual beli.
R.M.Suryodiningrat, memberikan definisi jual beli sebagai berikut : Jual beli adalah perjanjian persetujuan kontrak dimana satu pihak
penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak milik atas suatu bendabarang kepada pihak lainnya pembeli, yang mengikatkan dirinya
untuk membayar harganya berupa uang kepada penjual.
26
Jual beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barangbenda zaak dan pihak lain yang bertindak
sebagai pembeli mengikatkan dirinya berjanji untuk membayar harga barang.
M.Yahya Harahap mengatakan bahwa:
27
a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada
pembeli; Dari beberapa defenisi yang ada yaitu definisi menurut KUH Perdata dan
para sarjana di atas, maka dapat dilihat dalam jual beli ada terdapat hak dan kewajiban yang dibebankan kepada para pihak, yaitu:
b. Hak pihak penjual untuk membatalkan jual beli barang;
c. Kewajiban pihak pembeli, membayar harga barang yang dibeli kepada
penjual;
26
R.M.Suryodiningrat, Op.cit, hlm.14.
27
M.Yahya Harahap,
Universitas Sumatera Utara
d. Hak pihak pembeli, mempertanggungjawabkan pembayaran harga pada si
penjual apabila pemakaian barang tersebut diganggu oleh pihak ketiga Pasal 1516 KUH Perdata.
Berdasarkan kewajiban para pihak di atas, maka yang menjadi unsur pokoknya adalah mengenai barang yang akan dialihkan dan harga dari barang
yang akan dialihkan tersebut. Oleh karena itu, pengertian jual beli pada intinya adalah tindakan mengalihkan hak milik atas suatu barang berdasarkan adanya
suatu harga yang telah disepakati bersama. Dalam perjanjian jual beli, barang-barang yang menjadi objek perjanjian
haruslah cukup tertentu, setidak-tidaknya dapat ditentukan ujud dan jumlahnya pada saat ia akan diserahkan hak milik kepada si pembeli, dengan demikian sah
menurut hukum.
28
Menurut hukum perdata ada tiga macam penyerahan yuridis, yaitu: Hak milik atas barang yang diperjualbelikan, baru beralih setelah diadakan
penyerahan. Yang diserahkan oleh penjual kepada pembeli adalah hak milik barangnya, jadi bukan sekedar kekuasaan atas barang tadi yang harus dilakukan
penyerahan atau levering secara yuridis. Yang dimaksud dengan penyerahan dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1475
KUH Perdata: “Penyerahan adalah suatu pemindahan barang yang telah dijual ke dalam
kekuasaan dan kepunyaan si pembeli”
29
a. Penyerahan barang bergerak
28
R.Subekti, Op.cit, hlm.2.
29
Subekti, Op.cit, hlm.79.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyerahan barang tak bergerak
c. Penyerahan piutang atas nama
Ad.1. Penyerahan barang bergerak dilakukan dengan penyerahan yang nyata atau menyerahkan kekuasaan atas barangnya Pasal 612 KUH Perdata
Ad.2. Penyerahan barang tak bergerak terjadi dengan pengutipan sebuah “akta transport” dalam register tanah di depan Pegawai Balik Nama Ordonansi
Balik Nama LN.1834-27. Sejak berlakunya Undang-undang Pokok Agraria Undang-undang No.5 Tahun 1960 dengan pembuat aktanya jual beli oleh
Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Ad.3. Penyerahan piutang atas nama dilakukan dengan sebuah akta yang
diberitahukan kepada si berutang akta cessie, Pasal 613 KUH Perdata. Jual beli adalah suatu perjanjian konsensuil, artinya ia sudah dilahirkan
sebagai suatu perjanjian yang sah mengikat atau mempunyai kekuatan hukum pada detik tercapainya sepakat antara penjual dan pembeli mengenai unsur-unsur
yang pokok essentialia yaitu barang dan harga, biarpun jual beli itu mengenai barang yang tak bergerak. Sifat konsensuil jual beli ini ditegaskan dalam Pasal
1458 KUH Perdata yang berbunyi, “ jual beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak sewaktu mereka telah mencapai kata sepakat tentang barang dan
harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar”.
B. Macam-macam Jual Beli